Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : SHEREN SIBURIAN


PRODI : PGSD
FAK : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Universitas Terbuka Medan

LAPORAN WAWANCARA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan wawancara ini adalah salah satu tugas mata kuliah pengembangan
kurikulum dan pembelajaran di SD PDGK4502 dalam semester ini yaitu dengan
melakukan wawancara dengan guru yang sudah menerapkan kurikulum merdeka di
sekolah.
Tujuan dari kegiatan wawancara tersebut adalah agar mahasiswa mengetahui hasil
implementasi kurikulum merdeka dan hambatan serta solusinya.
Sehingga nantinya saya dapat mengikuti ujian akhir semester untuk mata kuliah
tersebut, atau bisa di bilang ini adalah persyaratan untuk bisa mengikuti ujian akhir
semester tersebut.

B. Tujuan
1. Memenuhi tugas tutorial 2, Sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian
2. Mencari informasi yang berkaitan dengan implementasi kurikulum merdeka,
hambtana serta solusinya
3. Memahami informasi yang sudah di berikan narasumber

C. Topik Wawancara
1. Implementasi Kurikulum Merdeka
2. Hambatan dalam kurikulum Merdeka
3. Solusi dalam menghadapi hambatan kurikulum Merdeka

D. Kegiatan Wawancara dilakukan pada


- Hari : Kamis dan Jumat
- Tanggal : 9 November 2023
UNIVERSITAS TERBUKA

- Waktu : 10.00 WIB


- Tempat : UPTD SD Negeri 48 Bukit Tujuh
E. Identitas Pewawancara
- Pewawancara : Sheren Siburian, S.Pd
- Juru rekam : Rasyid Hasyim
- Juru tulis : Zefanya

F. Identitas Narasumber
- Nama guru : Meldina Saragih, S.Pd
- Jabatan : Guru Kelas 1
- Tempat Kerja : SD Negeri 48 Bukit Tujuh, Kec.Torgamba, Kab. labusel
- Nama siswa : Zaki Azmi
- Jenis kelamin : Laki-laki

BAB II

HASIL WAWANCARA

A. Wawancara dengan Guru

Pewawancara: Bagaimana proses penerapan kurikulum merdeka belajar di kelas ibu?

Narasumber: Dalam penerapannya saya Kurikulum Merdeka Belajar ini lebih mengutamakan
keaktifan siswa dalam belajar, siswalah yang menjadi pusat utamanya (student
center). Kurikulum merdeka ini juga membebaskan saya sebagai guru termasuk
juga siswa untuk menentukan topik atau tema yang diminati dan ingin dipelajari.
Saya juga diberi kebebesan untuk menentukan metode belajar yang sesuai dengan
kebutuhan begitupun dengan siswa saya beri kebebasan tersebut. Dalam
kurikulum merdeka ini siswa bisa belajar sambil bermain melalui metode-metode
pembelajaran yang menarik dan menggunakan media dan alat pembelajaran
seperti gambar-gambar, slide, dan lainnya.

Pewawancara: Hambatan apa yang ibu alami dalam penerapan kurikulum merdeka?

Narasumber: karena masih minim pengalaman mengajar dengan program merdeka belajar,
maka hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bagi saya. Setidaknya ada
dua kendala yang saya rasakan yaitu mengubah cara mengajar saya cenderung
lebih banyak menjelaskan materi begitupun siswa masih belum begitu terbiasa
dengan kerikulum merdeka ini. Selain itu kurangnya fasilitas dan referensi
UNIVERSITAS TERBUKA

dalam mendukung kurikulum merdeka belajar ini. Seperti laptop, infocus,


jaringan, buku-buku merdeka belajar. Karena keterbatasan referensi inilah yang
membuat saya sulit memperoleh rujukan penyampaian materi serta
memfasilitasi pembelajaran pada siswa dengan efektif. Baik buku yang dimiliki
siswa maupun guru dinilai masih rendah kualitasnya.

Pewawancara: Solusi dalam menghadapi hambatan dalam penerapan kurikulum


merdeka?

Narasumber: sebaiknya diperlengkapi fasilitas yang mendukung kurikulum Merdeka seperti


penyediaan berbagai macam fasilitas. Seperti penyediaan perangkat ajar: buku
teks dan bahan ajar pendukung. Kemudian Pelatihan dan penyediaan sumber
belajar guru, kepala sekolah, dan lain-lain. Misalnya, guru membentuk komunitas
belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam menerapkan Kurikulum Merdeka,
baik di sekolah maupun di komunitasnya. Ada pula jaminan jam mengajar dan
tunjangan profesi guru. Dan juga melalui platform merdeka Mengajar, saya bisa
mendapatkan pelatihan mandiri dan berkualitas, serta dapat mengaksesnya secara
mandiri, kapan dan di manapun.

B. Wawancara dengan Siswa:

Pewawancara : Nak bagaimana menurut kamu belajar dengan kurikulum merdeka?

Narasumber : Iya bu, saya belajar lebih semangat karena lebih banyak melihat gambar-gambar,
video dan sering bernyanyi juga Bu.

Pewawancara : Apakah ada Nak kesulitan yang kamu hadapi saat belajar di kelas?

Narasumber : Ada bu, kalau guru memberi saya tugas membuat video. Saya kesulitan karena
jaringan susah bu untuk mengirimkan video itu.

Pewawancara : (solusi) Lalu bagaimana caranya kamu nak mengerjakan tugas membuat
video tersebut?
UNIVERSITAS TERBUKA

Narasumber : Biar ada jaringan saya pergi ke cakrok cakrok karena disana yang ada
jaringannya bu jadi saya bisa mengirimkan videonya Bu.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kurikulum Merdeka Belajar diimplementasikan dengan memberikan kebebasan
bagi instansi pendidikan, termasuk kepala sekolah, guru, serta siswa untuk menentukan
topik atau tema yang diminati dan ingin dipelajari. Mereka juga bebas untuk menentukan
metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan.
Karena Guru minim pengalaman mengajar dengan program merdeka belajar, maka hal
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Setidaknya terdapat dua kendala
yang dirasakan oleh guru untuk mengubah cara mengajar mereka, yang pertama yaitu
tidak memiliki pengalaman merdeka belajar, dan yang kedua siswa terbiasa
mendengarkan penjelasan dari guru pada saat sekolah atau kuliah. Minimnya
pengalaman personal guru dapat mempengaruhi cara mengajar mereka di kelas.

Hambatan yang harus dihadapi guru selanjutnya yaitu keterbatasan referensi


inilah yang membuat guru sulit memperoleh rujukan penyampaian materi serta
memfasilitasi pembelajaran pada siswa dengan efektif. Baik buku yang dimiliki siswa
maupun guru dinilai masih rendah kualitasnya.

Solusinya adalah dengan disediakannya berbagai macam fasilitas. Seperti


penyediaan perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung. Pelatihan dan penyediaan
sumber belajar guru, kepala sekolah, dan lain-lain, maka kurikulum merdeka dapat berjalan
dengan lebih baik lagi. Misalnya, guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi
praktik baik dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, baik di sekolah maupun di
komunitasnya. Ada pula jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru. Melalui
platform Merdeka Mengajar, guru bisa mendapatkan pelatihan mandiri dan berkualitas,
serta dapat mengaksesnya secara mandiri, kapan dan di manapun.
UNIVERSITAS TERBUKA

DOKUMENTASI

Link video wawancara

https://youtu.be/gz6PC_3Xa6o?si=nxdnWgPcTt-Mnf6C
UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai