Agama Islam I
Agama Islam I
Andy Aprawy
Prodi : S1. Akuntansi
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS.
Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).
a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!
d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?
Pengertian iman menurut QS. Al-A’raf ayat 179 bahwa iman adalah meyakini dengan hati
dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh indera yang ada.
Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun sayangnya hati tersebut tidak
digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak mengimani Allah. Manusia dan jin
lebih mendahulukan hawa nafsunya sehingga tidak menggunakan segala pemberiannya
untuk semain menguatkan keimanan dan ketakwaannya. Seharusnya dengan hati, akal, dan
seluruh anggota tubuh yang di anugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin
yakin akan keberadaan Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Manusia dan jin akan
semakin taat dan mau beribadah hanya kepada Allah.
f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?
Iman kepada Allah menurut QS. Al-Baqarah ayat 165, adalah orang yang beriman kepada
Allah itu ialah orang yang sangat besar cintanya kepada Allah.
Sedangkan menurut QS. Al-A’raf ayat 179 orang yang beriman kepada Allah ialah orang
yang memiliki hati ia gunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, orang yang memiliki
mata ia gunakan untuk melihat tanda-tanda kekuatan Allah, dan orang yang memiliki
telinga ia gunakan untuk mendengarkan ayat-ayat Allah.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik
dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya
diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf
(50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut kedua ayat tersebut!
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Yakni orang-orang yang dapat menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar
untuk mengenal lebih dalam siapakah Allah, mengetahui keagungan-Nya, kebijaksanaan-
Nya, keadilan-Nya, dan kekuasaan-Nya melalui tanda-tanda dalam ciptaan maupun hukum
syari’ah yang ditetapkan-Nya, atau dapat disebut jga dengan ( Ulul Albab ).
b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut
ayat tersebut!
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
Dalam ayat ini hakikat manusia yang dimaksud adalah secara keseluruhan baik itu orang
beriman maupun orang kafir. Dan semuanya ada malaikat pencatat di setiap sisinya.
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS.
Az-Zukhruf: 32
Melalui surat ini Allah SWT memberitahukan bahwa tujuan penciptaan Adam dan
Hawa untuk mewariskan keturunan yang tersebar di muka bumi ini.Kemudian Allah SWT
menyebarkan laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak serta menjadikan
mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan mereka membentuk suku bangsa atau
kelompok tertentu agar saling mengenal. Dengan mengenal satu sama lain, mereka bisa
saling tolong-menolong, bantu-membantu, dan saling memenuhi hak-hak kerabat sekitar
mereka.
Dapat disimpulkan melalui Surat Al Hujurat ayat 13, Allah SWT secara tegas
melarang segala bentuk tindakan kebencian kepada sesama manusia dengan
mengatasnamakan suku, ras, agama, dan lain sebagainya.Pentingnya kesadaran dan
meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama perlu diwujudkan agar manusia tidak
semena-mena melakukan tindakan diskriminasi, rasisme, atau tindakan sejenis lainnya.
Selain Islam melarangnya, tindakan ini justru akan memecah belah bangsa dan
menimbulkan kekacauan.
c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!
Kriterianya sebagai berikut :
1. Menjunjung tinggi nilai
Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang dengan iman, ilmu, dan
tekhnologi. Itu artinya masyarakat madani hidup berdasarkan aturan-aturan yang berlaku,
seperti nilai, norma, dan hukum. Ketaatan tersebut dilandaskan pada ilmu dan tekhnologi
yang telah dipelajari dan dikembangkannya beserta kekuatan iman atau keyakinannya
kepada Sang Maha Pencipta.
2. Memiliki perabadan yang tinggi
Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada Sang Maha Pencipta,
masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka merupakan manusia yang memiliki
peradaban, yaitu beradab atau bertata krama. Selain bertata krama terhadap Tuhan, tentunya
juga bertata krama pada sesama manusia.
6. Keadilan sosial
Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu keseimbangan dan pembagian yang
proporsional atau sesuai antara hak dan kewajiban antar warga dan negara yang meliputi
seluruh aspek kehidupan. Artinya seorang warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Begitupula pula sebuah negara juga memiliki hak dan kewajiban atas
warganya. Yang mana hak dan kewajiban tersebut memiliki porsi atau ukuran yang sama
sehingga berimbang. Plural atau keberagaman pasti akan terjadi dalam kalangan masyarakat
terlebih dalam suatu negara yang merupakan kesatuan atau kumpulan dari berbagai
kelompok masyarakat, terlepas dari masyarakat asli maupun pendatang yang menutuskan
untuk tinggal di dalamnya.
Sedemikian sehingga yang dimaksud dengan pluralisme adalah sebuah sikap menerima dan
mengakui fakta serta tulus bahwa masyarakat itu bersifat majemuk atau beragam dan dapat
menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural. Mulai dari kebiasaan,
nilai norma, dan kebudayaannya, seperti contohnya Negara kita sendiri, yaitu Indonesia.
Banyak sekali keragaman masyarakat, mulai dari bahasa, suku, agama, etnis, dan
budayanya. Sebagai masyarakat madani, tentunya sikap tersebut, yaitu pluralisme harus
dimiliki dan dijaga serta berkeyakinan bahwa keberagaman itu bernilai positif yang
dirahmatkan oleh Sang Maha Pencipta.
7. Partisipasi sosial
Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan
dan kerjasama antar individu maupun kelompok untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Partisipasi sosial yang bersih tanpa rekayasa merupakan awal yang baik untuk menciptakan
masyarakat madani. Hal ini bisa saja terjadi apabila terdapat nuansa yang memungkinkan
otonomi (hak dan kewajiban) individu terjaga dengan baik. Artinya dalam masyarakat
madani harus seimbang antara hak dan kewajibannya sesama individu. Sedemikian sehingga
tercipta keadilan sosial atau social justice sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada
poin kedelapan.
- Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala
penindasan.
- Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll.