Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEGAGALAN BAHAN

DOSEN PEMBIMBING: SRI SUWASTI S.T, M.T

DI SUSUN OLEH:

AMANDA (44223037) ANDI BADDARRE (44223041)


KAMARUDDIN (44223040) REIHAN PUTRA (44223038)
HIKMAL AKBAR (44223039) MUH RUHUL (44223036)

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2023/2024
2.1. PENGERTIAN KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di
lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki.
Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan
kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami
korosi adalah besi.

Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi
berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi
(karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu
mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk
lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan
mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium
lebih awet.

Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk mereduksi
oksigen.

O2(g) + 2 H2O(l) + 4e–  4 OH–(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian
membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen
di udara.
Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan karat. Besi
yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe 2O3.XH2O. Pada proses
pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O 2) yang terlarut dalam air
bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :

Anode : Fe2++ + 2e- → Fe


Katode : 2H2O → O2- + 4H+ + 4e-
Redoks : Fe2+ + 2 H2O → 2 Fe + O2 + 4 H+

Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat
proses pengaratan berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan.

Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya
berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini
adalah Eosel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H + sebagian dapat
diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H 2CO3. Ion Fe2+ yang
terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi(III)
oksida:

4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l) 2 Fe2O3.x H2O + 8 H+ (aq)

Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh
migrasi elektron dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses
korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah:

O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq)

Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa
besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air.
Tetapi, aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses
korosi lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al 2O3, yang melapisinya tidak
bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.

2.2 FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KOROSI


1) Uap air
Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk
berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembab) akan
mempercepat berlangsungnya proses korosi.
2) Oksigen
Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi
besi terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan
mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut.
Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon
(C), atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anoda dan atom C sebagai katoda.
Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi
sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak
jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
3) Larutan Garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer
muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka
air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama.
4) Permukaan logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang
akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih
akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak
sebagai anode dan katode.
5) Keberadaan zat pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu
karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi
reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin
dipercepat.
6) Kontak dengan elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
7) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan
demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh
pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung
(seperti mesin kendaraan bermotor).
8) ingkat keasaman (pH)
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang
teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar.

9) Permukaan logam.
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi anode yang terkorosi.Permukaan logam yang kasar cenderung
mengalami korosi.
10) Efek galvanic coupling
Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang
terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni
timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom
unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah.
Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada
daerah anode.
11) Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada
logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang
mampu menyebabkan korosi, antara lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri
reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida.

2.3 PENYEBAB KOROSI

Korosi dapat diartikan sebagai perusakan logam oleh keadaan sekitar. Keadaan sekitar ini
antara lain adalah udara lembab, bahan kimia, air laut, gas dan sebagainya. Oleh karena
korosi, logam berubah ke dalam garamnya, oksida atau hidrooksida.

Penyebab korosi ada dua macam, yaitu korosi kimia dan korosi elektrolit.

1.Korosi Kimia

Logam akan berkarat karena suatu proses yang dapat dikatakan sebagai suatu proses kimia
yang sederhana. Oksigen yang terdapat pada atmosfir dapat bergabung dengan logam-logam
membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Apabila lapisan ini lepas, proses oksidasi
dapat dilanjutkan dan logam secara perlahan-lahan berkarat. Berkaratnya besi dan baja tidak
dalam oksidasi yang sederhana, diperlukan adanya udara dan air ( udara lembab). Besi tidak
akan berkarat pada udara yang kering dan juga pada air murni. Akan tetapi, apabila udara dan
air ada bersama-sama besi dan khususnya baja akan berkarat dengan cepat.

Kecepatan berkarat tidak akan berkurang. Sebab, lapisan dari hasil korosi yang terbentuk
akan lepas sehingga lapisan karat yang baru terbentuk di bawahnya dan melepaskan lapisan
di atasnya.

2.Korosi Elektrolit

Korosi elektrolit pada dasarnya adalah korosi kimia juga, walaupun sedikit lebih kompleks.
Kita lihat prinsip suatu sel listrik yang sederhana , terdiri dari pelat tembaga dan pelat seng.
Keduanya tercelup dalam larutan asam sulfat.

Apabila pelat-pelat tersebut tidak bersentuhan di dalam larutan ataupun tidak ada hubungan
di luar larutan, tidak akan ada aksi yang ambil bagian. Tetapi begitu mereka dihubungan
suatu arus listrik yang mampu menyalakan lampu kecil, mengalir membuat suatu rangkaian.

Kita mengerti bahwa suatu arus listrik terdiri dari arus partikel bermuattan negative (electron)
mengalir dari seng ke tembaga (atau dari anoda ke katoda). Bagian yang harus paling diingat
yaitu bahwa seng adalah “anodic” terhadap tembaga. Sehingga apabila logam-logam itu
dihubungkan dan dicelupkan ke dalam suatu elektrolit, seng akan mengurai atau berkorosi
lebih cepat daripada dicelupkan sendiri dalam elektrolit.

Misalnya, saluran pipa yang terdiri dari pipa besi ringan yang disambung dengan pipa
tembaga dan dialiri air. Karena besi ringan anodic pada tembaga, baja ringan tersebut akan
berkarat lebih cepat dibanding apabila keseluruhannya baja ringan, yang akan berkarat
dengan cepat adalah bagian yang berhubungan langsung dengan pipa tembaga.
Beberapa logam murni mempunyai daya tahan karat yang baik dari korosi atmosfir. Akan
tetapi logam itu biasanya mahal dan beberapa di antaranya sifat mekaniknya lemah. Sehingga
pelapisan tipis dari satu diantara logam-logam itu sering digunakan untuk melindungi baja
ringan. Timah murni mempunyai daya tahan korosi yang baik sekali, tidak hanya dalam
atmosfir dan air, akan tetapi juga dalam beberapa cairan dan larutan.

Apa yang terjadi apabila lapisan timah pada baja ringan tergores? Baja ringan menjadi anodic
pada timah sehingga akan terkorosi lebih cepat pada daerah tergores dibanding apabila tanpa
timah sama sekali. Dengan demikian, dalam memberi pelapisan baja ringan harus betul-betul
menyeluruh dan tanpa pecah.

Pengaruh lapisan senga dalam hal yang serupa, disini seng adalah anodic pada baja ringan
dan dalam hal ini seng yang berkarat lebih daripada bajanya. Baja ringan tidak akan berkarat
sejauh seng masih terdapat didekat goresan.
Demikianlah dengan penguraiannya seng akan melindungi baja ringan dari korosi. Pelapisan
dengan seng untuk baja ringan dikenal dengan istilah “pelindung berkorban”. Pada dasarnya
seng akan berkarat sangat cepat, dalam keadaan ini akhirnya perlindungan akan terbatas.

2.4 BENTUK KOROSI

Bentuk korosi ada tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1) Korosi menyeluruh

Pada korosi menyeluruh logam dicerna pada seluruh permukaannya.

2) Korosi setempat atau korosi bopeng

Bentuk korosi ini mencerna logam setempat sehingga pada umumnya muncul bopeng-bopeng
kecil dalam bahan.

3) Korosi antar garis Kristal

Korosi dalam garis Kristal terjadi sepanjang batas hablur, sebagai akibatnya Kristal-kristal
terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini adalah sangat berbahaya oleh karen dari luar tidak
nyata.

2.5 PENCEGAHAN KOROSI PADA LOGAM

Pencegahan korosi pada logam dapat dilakukan dengan dua proses yaitu proses paduan dan
proses pelapisan permukaan.

1. Proses Paduan
Baja tanpa campuran dapat dilumerkan bersama dengan krom, nikel, atau gabungan dari
logam tersebut. Dengan penambahan itu Kristal-kristal memperoleh sifat tertentu yang
membuat lebih yahan korosi. “Baja tahan karat” menjadi tahan karat antara lain karena
lapisan kromium oksida yang lekat dan melindungi permukaannya. Seperti halnya lapisan
oksida pada permukaan aluminium. Hal lain yang menyebabkan tahan korosi yaitu terdapat
struktur yang seragam pada logam. Apabila struktur terdiri dari Kristal-kristal dalam
komposisi yang sama maka tidak akan terdapat aksi elektrolit di antaranya. Seperti antara
ferit dan simentit pada struktur baja karbon biasa. Logam murni biasanya tahan korosi dengan
alasan seperti tersebut di atas. Walaupun partikel kotoran yang terdapat pada batas Kristal
menyebabkan korosi antarkristal. Karena alasan itulah maka logam yang sangat murni
mempunyai daya tahan korosi yang tinggi. Dalam hal ini khususnya pada besi dan aluminium
dapat dicapai kemurnian hingga 99,9999% murni. Akan tetapi karena sangat mahal,
penggunaan logam murni dalam kebutuhan sehari-hari tidak memungkinkan.

2. Pelapisan Permukaan

Pemunculan korosi dapat juga dicegah dengan menerapkan suatu lapisan penutup, lapisan
penutup ini dapat terdiri dari berbagai bahan dan dapat dilapis dengan berbagai cara.

a. Lapisan Penutup Bukan Logam

1) Cat

Cat dipakai sebagai pelapis yang sangat umum untuk baja ringan. Cat tidak hanya melindungi
melawan korosi oleh atmosfir, tetapi juga untuk mendapatkan warna yang menarik. Hasil
maksimum akan didapat apabila pertama-tama baja dicelup fospor. Pencelupan pada obat
asam fosfat, yang tidak hanya melepaskan karat akan tetapi juga melapisi permukaan baja
dengan permukaan yang sedikit kasar dan padat akan besi fosfat. Hal ini menghasilkan
pelindung melawan korosi dan juga sebagai cara pengecatan yang terbaik di samping sebagai
pelapis dasar untuk cat.

2) Minyak dan gemuk

Melapis dengan lapisan minyak atau lapisan gemuk dapat dilaksanakan dengan menggunakan
kuas atau dengan cara pencelupan. Akan tetapi, kekuatan mekaniknya sangat kurang.
Penggunaannya terdapat pada bagian-bagian mesin dan perkakas tertentu.
3) Bitumen

Bitumen adalah produk minyak bumi. Bitumen dapat digunakan dengan kuas, dengan cara
dicelupkan atau dengan dituangkan. Lapisan bitumen tidak kuat dan oleh karena itum sering
diperkuat dengan lapisan tali groni. Bitumen digunakan pada tangki minyak, saluran gas dan
saluran air, dan kabel saluran listrik di dalam tanah.

4) Lapisan plastik

Penerapan lapisan plastic dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, hanya jenis plastic
termoplastis dan polyester dengan pertimbangan praktis yang dapat digunakan. Plastic
termoplastis dapat dilumerkan, lalu produk yang harus dilindungi dicelupkan atau
dituangkan.

Polyester dapat diterapkan dengan kuas dengan cara disiram atau dengan menggunkan
penyemprot. Lapisan plastic yang diterapkan tidak kuat dan digunakan untuk melindungi
perkakas, umpama pahat frais, bor, dan sebagainya.

Bentuk istimewa dari penerpan lapisan plastic adalah dengan cara sinter pusaran. Di sini
serbuk plastic termoplastis yang sangat halus dimasukkan suatu produk logam yang
dipanaskan terlebih dahulu maka serbuk plastic menempel pada permukaannya. Oleh karena
itu, logam ditutup dengan lapisan homogeny.

Sinar pusar digunakan pada produk logam yang berhubungan dengan cairan agresif, misalnya
keran, mesin cuci, sengkang dan jepitan untuk akumulator dan sebagainya.

5) Email

Email terdiri dari campuran kuarsa, boraks dan zat-zat lain. Produk dilapisi dengan email dan
selanjutnya dipanaskan dalam oven. Lapisan email mudah rusak, email digunakan untuk alat
rumah tangga.

6) Fosfat

Produk digantungkan dalam cairan persenyawaan fosfat yang dilumerkan. Oleh karena itu,
permukaan produk dari baja diubah menjadi fosfat besi dan di atasnya dapat melekat fosfat
lainnya dari cairan. Cara yang demikian, disebut difosfatkan, diparkerisasikan,
diatramentasikan atau dibonderisasikan. Menfosfatkan tidak memberi daya tahan korosi tetap
dan oleh karena itu, pada umumnya digunakan sebagai lapisan dasar untuk lapisan cat.
7) Oksida

Melalui jallan elektrolisis di atas aluminium dapat diterapkan satu lapisan oksida. Untuk
keperluan itu, produk aluminium digantung dalam cairan elektrolisis. Cairan itu pada
umumnya adalah suatu larutan asam belerang dalam air.

Jika setelah itu, kita hubungkan kutub positif dari sumber tegangan dengan produk dan kutub
negative dari sumber tegangan dengan pelat titian yang digantungkan dalam cairan maka air
memisahkan diri menjadi zat asam dan zat air. Zat asam yang dibebaskan bersenyawa dengan
aluminium dan membentuk aluminium oksida menurut :

4Al + 3O2
→ 2Al2O3
Tebal lapisan oksida yang terjadi adalah kira-kira 0,02 mm dan berpori. Dalam keadaan
berpori ini oksida aluminium dapat menerima bahan warna. Lapisan pori dapat ditutup
dengan cara memasak produk dalam air murni selama seperempat jam.

Jika dalam air tidak kita campurkan bahan warna maka lapisan oksida menjadi bening seperti
kaca. Cara itu disebut menganodisasikan atau mengeloksasikan yang dilakukan untuk
konstruksi dan alat rumah tangga.

b.Lapisan Penutup dari Logam

Ada beberapa cara untuk menerapkan lapisan logam pada logam lain.

1) Elektroplating (Penyepuhan)

Penyepuhan adalah melapiskan logam pada permukaan logam. Emas, perak, nikel, kromium,
tembaga, cadmium, timah, seng dan beberapa paduan yang lain dapat dilapisi dengan cara
penyepuhan. Electroplating sesungguhnya adalah proses yang mahal akan tetapi, memberikan
lapisan permukaan yang sangat merata dengan kualitas yang tinggi, karena control yang teliti
dapat dilakukan pada semua tingkat. Tambahan pula tidak terjadi pemanasan pada komponen
yang akan dilapisi sehingga tidak ada resiko kerusakan sifat mekanik yang mungkin akan
terjadi pada perlakuan pemanasan yang lain.

2) Pekerjaan skoper

Pekerjaan skoper adalah pengerjaan logam dengan cara logam yang akan diterapkan
dilumerkan dengan pembakar khusus dan selanjutnya disemprotkan oleh tekanan nyala api
pada produk. Produk yang akan diolah harus agak kasar. Logam yang disemprotkan
menempel pada hamper tiap permukaan juga pada kayu, batu, dan kertas. Pekerjaan skoper
dilaksanakan dengan seng, timah, timbel, tembaga dan aluminium. Oleh karena bentuknya
tetesan, lapisan yang disemprotkan tidak tertutup sama sekali. Logam yang dilapiskan adalah
bentuk bolanya cukup keras, pekerjaan skoper antara lain digunakan pada konstruksi.

Dalam teknik listrik, kertas yang diskoperkan digunakan sebagai pelindung pada kabel dan
sebagai pengantar dalam kondensator.

3) Galvanisasi

Apabila garam logam dilarutkan dalam air maka garam mengionisasi.

4) Serardisasi

Mengserardisasi adalah satu cara penempelan serbuk seng yang sangat halus pada permukaan
baja pada suhu tinggi. Dengan besi dari baja dibentuk paduan seng – besi yang sangat tahan
terhadap korosi. Sebelum kita dapat mengserardisasi, semua kotoran dari benda harus
dihilangkan. Setelah itu, benda bersamaan dengan serbuk seng dimasukkan ke dalam tromol.

Dengan memanaskan isi tromol hingg 400oC dan memutarnya dengan perlahan-lahan
terbentuk suatu paduan seng – besi setebal 15 – 25 mikrimili dalam waktu lebih kurang 1
jam. Kita mengserardisasikan dengan cara yang sama juga dengan aluminium dan krom.

Oleh karena lapisan penutup terjadi di mana-mana yaitu juga pada tempat yang sukar dicapai
maka cara ini adalah cocok untuk pengolahan. Misalnya, ulir sekrup dalam mur atau pada
baut. Kerugian dari cara ini adalah benda kerja dapat berubah bentuk atau memuda karena
panas. Lapisan serardisasi itu keras dan mempunyai ketahanan aus yang baik. Sambungan las
dan patri dapat diserardisasikan dan oleh karena itu, memperoleh warna yang sama dengan
sisa produk. Kita mengserardisasikan pada umumnya untuk bagian-bagian kecil dari baja
seperti baut, mur, gelang dan sebagainya.

5) Perlindungan katodis
Menurut cara ini logam dikempa atau dicanai pada suhu tinggi, kita membuat stempel dengan
tembaga, nikel, aluminium dan perak.

Tangki dalam tanah, tiang jembatan dan sebagainya dapat dilindungi secara sederhana
terhadap korosi. Disini anode pembantu dihubungkan secara listrik oleh tanah yang lembab
atau dihubungkan dengan kawat tembaga pada konstruksi yang harus dilindungi. Oleh karena
magnesium lebih baik dari baja maka korosi seakan-akan diambil alih oleh magnesium. Kita
memang harus mencoba menanam anode pembantu magnesium di tempat yang paling
bermanfaat.

Oleh karena korosi merupakan gejala listrik akibat tegangan maka memberantas korosi juga
mungkin dengan menghilangkan perbedaan tegangan itu. Dengan demikian dibutuhkan untuk
menghubungkan tegangan listrik berlawanan dengan tegangan konstruksi yang berada di
dalam tanah dan tanah sekitarnya.

Tegangan berlawanan itu dengan bantuan elektroda baja atau elektroda zat arang
ditambahkan pada tanah dan konstruksi. Jika tegangan saling menghapuskan satu dengan lain
maka korosi tidak mungkin lagi terjadi. Pada cara demikian harus didahulukan pengukuran
yang sangat teliti terhadap tegangan yang ada.

1. Tehnik pencegahan korosi besi

Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang atau bangunan yang
menggunakan besi menjadi tidak awet. Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal,
sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi

Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pengecatan

Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang
mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus
sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat
akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan
pengecatan.

b. Dibalut plastik

Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut
plastik untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)

Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap.
Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan
perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan
pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )

Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi dengan
timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan
melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru
mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)

Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena potensial
elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga seng akan mengalami
oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)

Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal
biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara
menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat.
Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan
logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
2.6 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPERCEPAT KOROSI
Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut.

1. Air dan kelembapan udara

Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi.
Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi. Jika
logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun, proses terjadinya
korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, simpanlah besi-besi di rumahmu di tempat
yang kering dan tidak lembap agar besi tidak mudah berkarat.

2. Elektrolit

Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer
muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya
air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat
korosi. Tak heran jika besi-besi yang ada di lingkungan pabrik lebih cepat mengalami korosi
karena terkena paparan senyawa asam.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang
permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh
terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada yang
berperan sebagai anoda dan katoda. Jika kamu memiliki logam di rumah, jangan lupa untuk
selalu membersihkannya dan sesekali kondisikan agar logam bisa tetap licin. Dengan begitu,
logam tidak akan mudah mengalami korosi.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang
saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan
potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia,
logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi
oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab utama korosi.

Anda mungkin juga menyukai