Anda di halaman 1dari 14

ASURANSI SYARIAH

Ditulis Guna Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan


Pada Mata Kuliah Ank Dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu : Muhammad Soleh,S,H,I,M,E,I

DISUSUN OLEH :
Anggun Mutiara
NIM: 2021.01.10.001

Aji Sukmono
NIM: 2021.01.10.002

Bayu Adi Prayoga


NIM :

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS BISNIS EKONOMI ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL AZHAAR
LUBUKLINGGAU SUMATERA SELATAN
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehaditat ALLAH SWT yang mana atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASURANSI
SYARIAH”. Ucapan terimakasih kami kepada Dosen, serta teman-teman dan semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah “ASURANSI SYARIAH”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh sebab
itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Atas kritik dan saran yang diberikan kami
ucapkan terimakasih.
Berikut yang dapat kami tuliskan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin..

Lubuklinggau, Juni 2023


Penulis

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi..................................................................................... 2
B. Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah........................................................... 4
C. Prinsip Prinsip Asuransi Syariah.................................................................. 5
D. Jenis Jenis Asuransi Syariah........................................................................ 6
E. Keunggulan Asuransi Syariah...................................................................... 6
F. Masa Depan Ekonomi Syri’ah..................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 8
B. Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok
orang yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak
dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang anggota dari perkumpulan
tersebut, maka kerugian itu akan ditanggung bersama. Dalam setiap kehidupan
manusia senantiasa menghadapi kemungkinan terjadinya suatu malapetaka, musibah
dan bencana yang dapat melenyapkan dirinya atau berkurangnya nilai ekonomi
seseorang baik terhadap diri sendiri, keluarga, atau perusahaannya yang diakibatkan
oleh meninggal dunia, kecelakaan, sakit, ataupun lanjut usia. Kehilangn fungsi dari
pada suatu benda, seperti kecelakaan, kehilangan akan barang dan juga kebakaran.
Masyarakat muslim sekarang sangat memerlukan asuransi untuk
melindungi harta dan keluarga mereka dari akibat musibah. Usaha yang sudah maju
dan menguntungkan mungkin bisa bangkrut dalam seketika ketika kebakaran melanda
tempat usahanya. Keluarga yang terlantar ditinggal pemberi nafkah, dan usaha yang
bangkrut karena kebakaran sebenarnya tidak perlu terjadi kalau saja ada perlindungan
dari asuransi. Asuransi memang tidak bisa mencegah musibah, tapi setidaknya bisa
menanggulangi akibat keuangan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi syariah ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya asuransi syariah ?
3. Apa saja prinsip-prinsip asuransi syariah ?
4. Apa saja jenis jenis asuransi syariah?
5. Bagaimana perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional?
6. Apa keunggulan asuransi syariah?
7. Bagaimanakah mekanisme kerja asuransi syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian asuransi syariah
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya asuransi syariah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asuransi syariah

1
4. Untuk mengetahui jenis jenis asuransi syariah
5. Untuk mengetahui perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional
6. Untuk mengetahui keunggulan asuransi syariah
7. Untuk mengetahui mekanisme kerja asuransi syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Syariah


Dalam Undang-Undang Hukum Dagang pasal 246 disebutkan:”Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan nama seorang penanggung mengikat
diri kepada seorang tertanggung dengan menerima premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena satu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.
Sedangkan menurut UU No.2 tahun 1992 tentang uasaha perasuransian,
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dari beberapa diatas, dapat diketahui setidaknya ada tiga unsur yang ada di
asuransi. Pertama, bahaya yang dipertanggungkan; kedua, premi pertanggungan;
ketiga sejumlah uang ganti rugi pertanggungan.
Mayoritas ulama mengatakan bahwa praktik asuransi yang demikian hukumnya
haram menurut Islam, karena:
1. Adanya unsur gharar, yaitu unsur ketidakpastian tentang hak pemegang polis
dan sumber daya yang dipakai menutup klaim.
2. Adanya unsur maysir, yaitu unsur judi karena dimungkinkan ada pihak yang
diuntungkan diatas kerugian orang lain.
3. Adanya unsur riba, yaitu diperolehnya pendapatan dari membungakan.
Asuransi dalam Islam dikenal dengan istilah takaful yang berarti saling
memikul resiko diantara sesama orang , sehingga antara satu dengan yang lainnya
menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas
dasar tolong menolong dalam kebaikan dimana masing-masing mengeluarkan
dana/sumbangan/derma (tabarru’) yang ditunjuk untuk menanggung resiko tersebut.
Takaful dalam pengertian tersebut sesuai dengan surah Al Maidah(5):2 “ Dan tolong

3
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”1
Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Menurut Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi syariah, yaitu usaha
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang /pihak melaui
investasi dalam bentuk asset/dan tabarru’/ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Jadi dasar didirikannya asuransi syariah adalah penghayatan terhadap semangat
saling bertanggung jawab, kerjasama dan perlindungan dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat , demi terciptanya kesejahteraan umat dan masyarakat umumnya. Sebagai
seorang muslim, kita wajib percaya bahwa segala hal yang terjadi diatas tidak terlepas
dari qadha dan qadhar Allah Swt. terhadap hamba-hambanya. Hal ini telah dijelaskan
oleh Allah Swt. dalam firman-Nya yang berbunyi “ Dan tiada seorangpun dapat
mengetahui dengan pasti apa yang diusahakannya esok, dan tiada seorangpun yang
mengetahui dibumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”(QS Luqman[31]:3

B. Sejarah berdirinya asuransi syariah


Secara historis, asuransi tidak pernah ada pada zaman Nabi Muhammad Saw,
sahabat dan tabi’in. ia pertama kali terjadi pada tahun 1182 m. ketika orang-orang
yahudi diusir dari Prancis, untuk menjamin resiko barang-barang mereka yang
diangkut lewat laut. Pada tahun 1680 , di London didirikan lembaga asuransi
kebakaran karena kebakaran yang terjadi pada tahun 1666 yang menghanguskan
sekitar 13 ribu rumah dan 100 buah gereja.
Dalam Al Qur’an dan hadits terdapat tuntutan bermuamalah yang benar dan
baik , yaitu terhindar dari kesamaran (al gharar) , untung-untungan (maysir), dan riba.
Oleh karena itu, hukum asuransi adalah boleh selama terhindar dri samar, untung-
untungan, dan riba. Dengan kata lain, hukum asuransi itu boleh selama mengandung
unsur:
1. saling bertanggung jawab,
2. saling membantu/ kerjasama, dan
3. saling melindungi penderitaan satu sama lain.

1
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta : Sinar Grafika.

4
Kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang berdasarkan syariah diawali
dengan mulai beroperasinya bank-bank syariah. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankkan dan ketentuan pelaksanaan bank syariah. Untuk itulah
pada tanggal 27 Juli 1993, ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui
Yayasan Abdi Bangsa Tugu Mandiri sepakat pendirian Asuransi Takaful, dengan
menyusun Tim Pembentukan asuransi Takaful Indonesia(TEPATI).

C. prinsip-prinsip asuransi syariah


Beberapa prinsip yang terkandung dalam asuransi Syariah yaitu :2
1. Saling bekerja sama atau Bantu-membantu. Seorang muslim bagian dari sistem
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, seorang muslim dituntut mampu
merasakan dan memikirkan saudaranya yang akan menimbulkan sikap saling
membutuhkan dalam menyelesaikan masalah. “Dan tolong menolonglah kamu
(dalam mengerjakan)kebaikan dan taqwa. Dan jangan tolong,menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.”(QS.Al Maidah[5];2)
2. Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama lain.
Hubungan sesame muslim ibarat suatu badan yabg apabila satu anggota badan
terganggu atau kesakitan maka seluruh badan akan ikut merasakan. Maka saling
membantu dan tolong-menolong menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
sistem kehidupan masyarakat “Adapun terhadap anak yatim maka janganlah
kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta
maka, janganlah kamu menghardiknya”’.(Adh.Duiha [93]9-10)
3. Sesama muslim saling bertanggungjawab. Kesulitan seorang muslim dalam
kehidupan menjadi tanggung jawab sesama muslim. Sebagaimana dalam firman
Allah swt surat Ali Imran93) ayat 103. “Dan peganglah kamu kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepamu ketika dahulu (masa Jahilliyah) bermusuh-musuhan, maka, Allah
merpersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang
bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”
4. Menghindari unsur gharar, maysir, dan riba.

2
Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah : Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah
Asuransi Konvensional. Jakarta : IKAPI.

5
D. Jenis-jenis asuransi syariah
Secara garis besar asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:3
1. Asuransi Kerugian, Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property,
kendaraan), kepentingan keungan (pecuniary), tanggung jawab hokum
(liability), dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan)
2. Asuransi Jiwa, Pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara
orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang
diakibatkan oleh resiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan
terjadinya), resiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan
terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak
pasti terjadi, tetpi tidak mustahil terjadi).
3. Asuransi Sosial, Asuransi Sosial adalah program asuransi wajib yang
diselenggarakan pemerintah berdasarkan undang-undang. Maksud dan tujuan
asuransi social adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak
bertujuan untuk mendapat keuntungan komersial

D. Keunggulan asuransi syari’ah


Asuransi Syariah memilihi tujuan utama untuk mencari keridhoan Alloh
sehingga memiliki filosofi ganda berupa tujuan dunia dan akhirat. Dasar hukum
Asuransi Syariah adalah al-Qur’an, hadits serta fatwa para ulama terkemuka, sehingga
kehati-hatian dalam muamalah serta kinerjanya lebih besar karena dipertanggung
jawabkan langsung kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala Dalam Asuransi Syariah
keterbukaan laporan menjadi keharusan termasuk dalam hal sumber dana,
penggunaan, serta zakat yang ada. Sedangkan dalam asuransi konvensional tidak ada
keharusan keterbukaan dalam sistem pembukuannya dimana hal ini jelas lebih
membuka peluang besar untuk melakukan tindakan yang tidak di benarkan.4
Produk yang di tawarkan terjaga dari unsur yang tidak jelas (gharar), spekulatif
(maisir) dan riba (bunga). Dalam Asyuransi Syariah resiko di tanggung bersama oleh
peserta asuransi syariah. Dalam asuransi Syariah investasi berbasis syariah Dalam
Asuransi Syariah pembayaran klaim resiko bersumber dari dana Tabbaru’ yang sudah
diniatkan dan di ikhlaskan oleh peserta asuransi di awal untuk kepentingan sosial atau

3
Anshori, Abdul Ghofur. 2008. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta : UII Press.
4
Arjono, Budi. 2008. Menghadirkan Komisi Penjamin Polis. Media Asuransi, No.215, Tahun
XXIX.

6
tolong-menolong diantara peserta asuransi Asuransi Syariah dana yang kita
investasikan di jamin keberkahannya.

F. Bagaimanakah mekanisme kerja asuransi syariah


Didalam operasional syariah yang sebenarnya terjadi adalah saling bertanggung
jawab, membantu dan melindungi diantara para peserta itu sendiri. Perusahaan diberi
kepercayaan oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan
yang halal, memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta
perjanjian tersebut.
Adapun proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat
diuraikan:
1. Underwriting
Adalah proses penafsiran jangka hidup seseorang calon peserta yang dikaitkan
dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi.
2. Polis Asuransi
Adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan
perusahaan asuransi.
3. Premi (Kontribusi)
Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi beberapa baagian, yaitu:
a. Premi tabungan
b. Premi tabbaru’
c. Premi biaya
d. Pengelolaan Dana Asuransi (Premi)
4. Pengelolaan dana asuransi dapat dilakukan dengan akad mudharobah, mudharobah
musyarakah atau wakalah bil ujrah. Pada akad mudharobah, keuntungan
perusahaan asuransi syariah dari bagian keuntungan dana daari investasi (sistem
bagi hasil). Mekanisme dana peserta dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu ditinjau
dari ada atau tidaknya unsur tabungan dan ditinjau dari aliran dana dalam asuransi
syariah.
5. Jenis Investasi Usaha Asuransi Syariah
Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang , baik melalui
sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui kerja sama yang lebih
berorientasi risiko yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal.
6. Klaim

7
Klim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi
sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Ketentuan klaim dalam asuransi syariah
adalah:
a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian
b. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan
c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan
kewajiban perusahaan untuk memenuhinya
d. Klaim atas akad tabarru’ merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban
perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad
7. Penutupan Asuransi
Adalah berakhirnya perjanjian asuransi. Penyebab berakhirnya perjanjian asuransi
bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu:
a. Perjanjian secara wajar karena masa berlakunya sudah berakhir sebagaimana
perjanjian semula
b. Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalkan oleh salah satu pihak
walau masa berlaku perjanjian belum berakhir

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. Asuransi merupakan sebuah lembaga keuangan Non-bank yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.
2. Asuransi Syariah, merupakan sebuah sistem dimana para peserta menginfaqkan
atau menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta.
Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan
investasi dari dana-dana atau kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada
perusahaan.
3. Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh asuransi syariah dalam mengoprasikan
kegiatannya antara lain Saling bekerja sama atau bantu-membantu, Saling
melindungi dari berbagai kesusahan dan penderitaan satu sama lain, saling
bertanggung jawab, dan menghindari unsur-unsur yang mengandung gharar,
maysir dan riba.
4. Secara umum kelebihan asuransi syariah memiliki kelebihan antara lain
perusahaan asuransi syariah memegang amanah dalam menginvestasikan dana
nasabah sesuai prinsip syariah. Dimana prinsip-prinsip syariah akan
menguntungkan kedua belah pihak. Sedangkan kelemahan yang utamanya
terletak pada amunisi masyarakat yang masih awam dengan asuransi syariah,
dan masih lebih memilih asuransi konvensional.
5. Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi
kovensional adalah pada keberadaan Pengawasan Dewan Syariah (PDS), akad,
Investasi dana, kepemilikan dana, pembayaran klaim dan keuntungan

B. Saran
Asuransi syariah perlu diperhatikan eksistensinya agar lebih berkembang oleh
pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Pemerintah lebih memfokuskan
perkembagan asuransi syariah, dengan lebih mendukung dan membantu segala
program yang di buat oleh lembaga asuransi syariah Produk asuransi syariah perlu
disosialisasikan lagi sehingga masyarakat mengenal dan mengetahui segala hal yang

9
berkaitan dengan asuransi syariah. Masyarakat perlu diberikan penyuluhan tentang
hukum dan tata cara bermuamalah yang sesuai syariah, mengingat mayoritas
penduduk Indonesia adalah muslim dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang
hal ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta : Sinar Grafika.

Al-Quran Al-Karim dan Terjemahan Artinya, terj. Zaini Dahlan, 1999. Yogyakarta:
UII press.

Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah : Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah


Asuransi Konvensional. Jakarta : IKAPI.

Anshori, Abdul Ghofur. 2008. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta : UII Press.

Arjono, Budi. 2008. Menghadirkan Komisi Penjamin Polis. Media Asuransi, No.215,
Tahun XXIX.

11

Anda mungkin juga menyukai