Epi Yulianti FSH
Epi Yulianti FSH
TERHADAP PERCERAIAN
Skripsi
Oleh :
EPI YULIANTI
NIM. 1111044100026
TERHADAP PERCERAIAN
SKRIPSI
Oleh:
Epi Yulianti
NIM. 1111044100026
tu
Di Bawah Bimbingan:
t
It \
i. \.
LEMBARAN PENGESAHAN
sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Senin, 20 Oktober 2015. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Mengesahkan,
Dr.
NIP. 1969
Panitia Sidang:
ilt
.t
t
F
rl
LEMBAR PER}IYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sfrata Satu (S-1) di Universitas
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
J akarta, 20 Oktober 20 1 5
Epi Yulianti
IV
ABSTRAK
Dari hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan, terlihat jelas
bahwa kesadaran hukum masyarakat desa Serdang Jaya terhadap perceraian
dilihat dari perspektif hukum positif yang berlaku di Indonesia, bahwa kesadaran
masyarakat terhadap hukum adalah kurang baik, artinya masyarakat mengetahui
bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan akan tetapi
kesadaran masyarakat untuk melaksanakan aturan tersebutlah yang kurang baik,
sehingga masyarakat masih melakukan perceraian di luar pengadilan. Sedangkan
persepsi atau pemahaman masyarakat sendiri mengenai perlu adanya peraturan
yang mengatur tentang perceraian dan pentingnya UU No. Tahun 1974 tentang
perkawinan adalah baik, pendapat mereka manyatakan peraturan tersebut
sangatlah penting adanya.
v
KATA PENGANTAR
Limpahan puji dan syukur senantiasa takkan terhenti kepada Sang Maha
Pencipta dan Maha pemberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya di alam jagat
cinta dan kasih sayang-Nya dapat menyelesaiakan skripsi ini. Sholawat serta
salam semoga selalu tersampaikan kepada Rasul yang paling berjasa yaitu Nabi
Manusia tidaklah mungkin hidup tanpa bantuan dari orang lain dan
tidaklah mungkin terwujud semua usaha tanpa bantuan orang lain juga. Dengan
yang telah membantu menulis dan menyusun skripsi ini dengan baik, oleh karena
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum
2. Dr. Abdul Halim, M.Ag., dan Arip Purkon, S.HI., MA. Ketua Program Studi
Jakarta.
vi
3. Dr. Umar Al-Haddad, MA. dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
skripsi.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan Program
dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah membantu penulis dalam
6. Drs. H. Mhd. Dongan., Wakil Ketua Pengadilan Agama Kuala Tungkal yang
Serta Ghozi S.Ag., Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kuala Tungkal,
untuk melakukan wawancara dan juga dalam mencari data-data sebagai bahan
rujukan skripsi.
segenap Bapak Rt dan Bapak Ustadz selaku Tokoh Agama desa Serdang Jaya
8. Tidak lupa pula ucapan banyak terimakasih kepada Ibu Bapak dan seluruh
vii
dan membantu saya dalam menyelesaikan penelitian dikampung halaman,
Jakarta.
9. Cinta dan kasih sayang penulis sampaikan untuk sobat tersayang, terheboh
dan terbaikku Lilis Sumiyati dan Safira Maharani yang selalu ada disamping
skripsi.
10. Kepada sobat seperjuangan penulis alumni 45 Ponpes Wali Songo Ngabar
khususnya Nazir, Ardian, Ridho, dan Faisal, serta kepada Bang Rifki, Bang
seatap dan sekosan Nailil Farohah, Yonita Syukra, Aini Yunianingtias, Riska
yang terus memberikan support, hiburan dan semangat kepada penulis selama
penulisan skripsi.
12. Semua teman-teman Peradilan Agama Angkatan 2011 dan KKN LEBAH
2014 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
viii
indah yang kita ukir bersama dan rasakan dalam suka duka, tawa canda
konsulku Baiti, Amel, Vina Haifa, Peyeng, Lastri, Ois Mancung, Anis Chan,
Winda, Ropeh, Ambar, Aqila, Ozi, Jamil, Wahyu, Aan Jamblang, Agus,
Pakde, Ocit, Khudori dan Roma, terimakasih atas segala dukungan, semangat
dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta kenangan indah
14. Serta seluruh Keluarga Besar Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasri gugus
depan 07-081- 07-082 Pramuka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak
Tidak ada yang dapat diberikan atas jasa dan pengorbanannya, hanya
lantunan doa semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balas
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan
ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
E. Kerangka Teori............................................................................... 9
HUKUM ISLAM
x
B. Dasar Hukum Perceraian.............................................................. 24
C. Macam-Macam Perceraian........................................................... 31
A. Sejarah .......................................................................................... 49
68
BAB V PENUTUP
D. Kesimpulan ........................................................................... 93
E. Saran ...................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
3. Surat Permohonan Data/Wawancara Ke Kantor Kepala Desa Serdang Jaya
Serdang Jaya
xii
BAB I
PENDAHULUAN
berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, melainkan lebih dari itu. Hukum
cara-cara baru dalam rangka mencapai suatu keadaan masyarakat yang dicita-
citakan. Begitu pula dalam sebuah keluarga yang merupakan bagian dari
institusi sosial terkecil di tingkat masyarakat yang ramah nilai, manfaat dan
arti bagi kehidupan yang lebih luas. Untuk membentuk sebuah keluarga yang
yang tinggi di antara anggota keluarga terhadap hak dan kewajiban masing-
masing.
sampai matinya salah seorang suami istri. Inilah yang sebenarnya dikehendaki
1
2
putus dan tata caranya telah diatur baik dalam fikih maupun dalam Undang-
hubungan suami istri. Putusnya perkawinan karena kehendak suami atau istri
perkawinan dengan cara perceraian antara lain: karena pergaulan suami dan
istri yang tidak saling menghormati, tidak saling menjaga rahasia masing-
masing, keadaan rumah tangga yang tidak aman dan tenteram, serta terjadi
sengketa dan pertentangan pendapat yang sangat prinsip.2 Dalam hal itu Islam
melanjutkan rumah tangga. Hal ini terdapat dalam hadits dari Ibnu Umar
menurut riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan disahkan oleh Hakim, sabda
1
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Beras Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), h. 124.
2
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
(Jakarta: Sinar Grafik, 2014) Ed. 1, Cet. 2, h. 6.
3
Nabi yang berbunyi: “perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah
talak”.3
dipandang mutlak atau tidak boleh dianggap tidak dapat diputuskan. Para
ulama klasik juga membahas putusnya perkawinan ini dalam lembaran kitab
sebabnya adalah islamnya salah satu dari suami atau istri, murtad, khiyar,
tidak adanya kesetaraan dan suami atau istri hilang dan tidak adanya kabar.
sebab-sebabnya adalah talak, khulu‟, fasakh, khiyar, nusyuz, „ila, zihar dan
aib, islamnya salah satu dari suami atau istri, „ila dan li‟an.4
Nomor 1 Tahun 1974 mengaturnya dalam bab VIII Pasal 38 sampai dengan
Pasal 41. Sedangkan tata cara perceraian diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 Pasal 14 sampai dengan Pasal 36, dan hal-hal teknis
3
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, h. 124.
4
Wahbah Al Zuhaili, Al-Fiqih Al-Islam Wa‟adillatuh, (Damaskus: Darul Fikr, 1989), jilid 7,
h. 349.
4
pengadilan.
tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak (UUPA Pasal 65, jo. Pasal 115
KHI dan Pasal 39 ayat (1) UUP).5 Jadi perceraian yang terjadi diluar sidang
pengadilan dinyatakan tidak sah secara prosedural hukum yang berlaku. Ini
5
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 53.
6
Erfaniah zuhriah, Peradilan Agama Di Indonesia dalam Rentang Sejarah dan Pasang Surut,
(Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 193.
5
merupaka solusi terakhir yang dapat ditempuh oleh suami istri dalam
istri.9
menetapkan peraturan yang beragam, karena sejak awal hukum Islam yang
kontemporer. Salah satu hal yang cukup signifikan adalah hak suami secara
Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat Jambi yaitu masih ada kasus
7
Ahmad Tholabi Kharlie dan Asep Syarifuddin Hidayat, Hukum Keluarga Di Dunia Islam
Kontemporer, (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 277.
8
Arskal Salim dkk, DEMI KEADILAN DAN KESETARAAN: Dokumentasi Program
Sensitivitas Jender Hakim Agama di Indonesia, (Ciputat: PUSKUMHAM UIN Jakarta dan The Asia
Foundation, 2009), h. 59.
9
Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 172.
10
Ahmad Tholabi Kharlie dan Asep Syarifuddin Hidayat, Hukum Keluarga Di Dunia Islam
Kontemporer, h. 277.
6
tangan, sehingga tidak memikirkan akibat yang akan terjadi di kemudian hari.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara teori dan praktek, serta
berlaku di Indonesia. Dan belum diketahui apa yang menjadi faktor penyebab
di desa Serdang Jaya dan meneliti apakah ada kolerasi antara yang terjadi
Jambi).
1. Pembatasan Masalah
masalah dalam judul skripsi lebih fokus dan spesifik, diantaranya adalah:
c. Data perceraian yang diteliti dibatasi dari tahun 2013 sampai 2015.
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Manfaat Penelitian
8
perceraian.
selanjutnya.
Serdang Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat Jambi, maka penulis
Islam positif yang berlaku di Indonesia yang terjadi di Desa Serdang Jaya
E. Kerangka Teori
kehidupan yang semakin kompleks dan kontemporer pada saat ini. Hal
untuk siapa hukum itu dibuat, merasakan dan menerima hukum tersebut.
Seperti halnya kesadaran hukum yang harus dipupuk di dalam diri setiap
dalam masyarakat.
Adapun arti hukum menurut Prof. Mr.J. Van Kan, seorang dekan
mengenai hukum yang ada atau pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu
tidak cocok dengan kesadaran atau perasaan masyarakat, maka akan timbul
13
Muhammad Utsman Nataji, Psikolog Dalam Al-Qur‟an, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2005), h. 195.
14
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1982),
h. 145.
15
Peter Salim, Yenny Salam, Kamus Besar Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 2002), h. 1301.
16
Ahmad Tholabi Kharlie, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Perkawinan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 128.
12
Sehingga sebenarnya ada suatu kecenderungan yang sangat kuat, agar terjadi
peran serta dan adil manusia sebagai subyek hukum sangat menentukan
apakah hukum tersebut berjalan secara efektif atau tidak.18 Dalam hal ini,
untuk melihat apakah hukum tersebut berlaku dan berjalan sesuai dengan
yang pada saat ini perkara tersebut mendominasi ruang sidang di Pengadilan
Agama.
perceraian jika kehidupan diantara pasangan suami istri tidak harmonis, dan
17
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, h. 147.
18
Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafik, 2013), h. 287.
13
ditempuh.19
sekarang atau pada waktu yang akan datang. Sedangkan perceraian dalam
hukum positif ialah suatu keadaan di mana antara seorang suami dan seorang
istri telah terjadi ketidak cocokan batin yang berakibat pada putusnya
kedua belah pihak dan untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan
bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami istri, Pasal
dua macam, yaitu cerai talak (permohonan) dan cerai gugat. Pasal 66 Undang-
bahwa: “Seorang suami yang beragama islam yang akan menceraikan istrinya
menyaksikan ikrar talak. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa cerai talak
adalah permohonan cerai yang diajukan oleh pihak suami. Adapun pada Bab 1
gugat.22
F. Metode Penelitian
serta didukung oleh permasalahan yang diteliti. Dalam skripsi ini penulis
hukum. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Pendekatan Penelitian
22
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 233.
15
yang terjadi atas berbagai fakta yang diperoleh dari hasil penelitian dan
observasi.24
2. Jenis Penelitian
adalah kualitatif dan terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
skunder:
a. Data Primer
yang terkait.
23
Soerjono Sukanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
Grafindo, 2001), h. 26.
24
Yayan Sopyan, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Buku Ajar, 2010), h.19.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press,1986), h. 43.
16
b. Data Sekunder
diteliti.29 Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang diteliti adalah
pengadilan.
26
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) h. 35.
27
Johny Ibrahim, Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, Edisi Revisi, Cet 4,
(Malang : Bayumedia Publishing, 2008), h. 302.
28
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004),
h. 49.
29
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, h. 49.
30
Sangaribun dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 162.
17
sebagainya.31
a. Observasi
b. Wawancara (Interview)
ini.33
31
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2000), h. 44.
32
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial, h. 57.
33
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian-Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
PT Rhineka Cipta, 1996), h. 144.
18
d. Studi Dokumenter
6. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
lima bab, tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bagian agar pembahasan
teratur dan terarah pada pokok permasalahan yang sedang dibahas. Adapun
BAB III Penulis menyajikan tentang Sejarah Desa Serdang Jaya, letak
Jaya.
BAB V Pada bab akhir ini penulis akan memberikan kesimpulan yang
dan bermanfaat.
BAB II
A. Pengertian Perceraian
Indonesia kata cerai berarti pisah atau putus hubungan sebagai suami istri;
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fikih Munakahat
Dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Prenada Media, 2006), Cet. Ke-1, h. 189.
2
Wahbah Al Zuhaili, Al-Fiqih Al-Islam Wa‟adillatuh, (Damaskus: Darul Fikr, 1989),
jilid 7, h. 356.
3
Marbun, Kamus Hukum Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006), Cet. 1, h.
40.
20
21
talak.4 Kata perceraian berasal dari kata “cerai”, yang mendapat awalan
“per” dan “an”, yang secara bahasa berarti melepas ikatan. 5 Dalam istilah
perkawinan.6
mendifinisikan talak sebagai pelepasan akad nikah dengan lafad talak atau
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 163.
5
Ahmad Warsono Munawir, Al Munawir Kamus Besar Arab-Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), Cet. Ke-14, h. 861.
6
Wahbah Al Zuhaili, Fiqih dan Perundangan Islam, Terjemah Ahmad Syeid Husain,
Dewan Pustaka Dan Bahasa, jilid VII (Selanggor, 2001), h. 579.
7
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam Indonesia, “Talak” Ensiklopedia Islam, (Jakarta:
PT. Ichar Baru an Hoeve, 1994), Cet. Ke-3, jilid 5, h. 53.
22
mengucapkan cerai bila ada pertikaian antara dia dengan istrinya, atau
sunnah adalah bila terpaksa maka yang dijatuhkan awalnya talak satu,
diinginkan selama si istri masih dalam masa „iddah atau dengan akad
nikah yang baru bila masa „iddah telah berakhir. Tidak boleh seorang
suami menceraikan istrinya yang sedang haid, nifas, atau dimasa sucinya
menjatuhkan talak tiga pada istri dengan kalimat atau dalam satu
kesempatan.8
8
Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, h. 348.
23
1 Tahun 1974, penjatuhan talak atau cerai itu tidak lagi sewenang-wenang
dari suami yang menggunakan kesempatan tersebut pada setiap saat, tetapi
khazanah Islam juga dikenal istilah khulu‟ yang memberikan hak bagi
9
Mahmud Syalthut dan Ali As-Sayis, Fiqih Tujuh Madzhab, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2000), h. 148.
10
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014), Cet. Ke-2, h. 15.
11
Ahmad Mukri Aji, Maslahat Mursalah: Dalam Dialektika Pemikiran Hukum Islam,
(Bogor: Pustaka Pena Ilahi, 2011) h. 205.
24
sebagai berikut, yaitu firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarh [2]
Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk
lagi dengan cara yang ma´ruf atau menceraikan dengan cara yang
baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir
tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang
bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah
hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim”. (Qs. Al-Baqarah: 229)
Firman Allah SWT surat al-Baqarah [2] ayat 231
25
Allah ialah talak yang dijatuhkan oleh suami satu demi satu, tidak
setelah talak pertama dengan cara yang baik, demikian pula setelah
talak kedua.12
berbunyi:
12
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 197.
26
dalam pengucapan talak dan juga ayat tersebut secara jelas menyuruh
13
Ali Yusuf As-Subki, Fiqih Keluarga, (Jakarta: AMZAH, 2010), h. 335.
27
hanyalah sunnat.14
14
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 129.
15
Ahmad Mudjab Mahalli dan Ahmad Rodli Hasbullah, Hadis-Hadis Muttafaq‟alaih
Bagian Munakahat dan Mu‟amalat, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1, h. 62.
28
Hal ini diketahui dari hadis diatas, terlihat sekali bahwasanya Nabi
kebolehannya”.17
2. Hukum Positif
16
Abu Daud Sulaiman al-Asy‟ats al-Sijistani, Sunah Abu Daud, Bab Karahiyah
al=Thalaq, (Riyadh: Maktabah al-Ma‟arif, t.h.,), h. 379.
17
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, penerjemah, Khairul
Amru Harahap dan Faisal Saleh, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), Cet. Ke-2, h. 363.
29
Pasal 14 sampai dengan Pasal 36, dan hal-hal teknis lainnya dalam
dan (c) atas putusan Pengadilan. Dan pada Pasal 114 menyebutkan:
antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai
suami
18
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian, h.
86.
19
Undang-Undang Peradilan Agama: UU Ri Nomor 50 Tahun 2009 Dan Kompilasi
Hukum Islam (KHI), (Graha Pustaka Yogyakarta), h. 171.
20
Ahmad Tholabi Kharlie dan Asep Syarifuddin Hidayat, Hukum Keluarga Di Dunia
Islam Kontemporer, h. 277.
30
ekonomi syariah.22
hukum, baik terhadap kedudukan, hak dan kewajiban suami dan istri,
dihindari lagi, maka harus dapat melindungi hak dan kewajiban suami
21
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 218.
22
Erfaniah zuhriah, Peradilan Agama Di Indonesia dalam Rentang Sejarah dan Pasang
Surut, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 193.
31
perkawinan.23
C. Macam-macam Perceraian
1. Talak
dengan kata talak dalam arti kata putusnya perkawinan, karena antara
a. Talak raj‟i adalah talak yang dijatuhkan satu kali oleh suami, dan
mantan suami. 26
23
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian, h.
62.
24
Muhammad Syaifuddin, Sri Trutmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Peceraian, h.
117.
25
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, penerjemah, Khairul
Amru Harahap dan Faisal Saleh, h. 413.
26
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2007), h.
220.
32
dengan bekas istri, kecuali setelah bekas istri itu kawin dengan
ketiga.
2. Syiqaq
perselisishan suami istri yang diselesaikan oleh dua orang hakam yaitu,
seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri.28
27
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, penerjemah, h. 431.
28
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1987), Cet. Ke-1, h. 188.
33
artinya antara bekas suami istri hanya dapat kembali sebagai suami
3. Khulu’
sebagai pakaian bagi istrinya dan istri itu merupakan pakaian bagi
29
Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, h. 243.
30
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
h. 130.
31
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawianan Islam Di Indonesia, h. 231.
34
disertai i‟wadh berupa uang atau barang kepada suami dari pihak istri
sebagai imbalan penjatuhan talak cerai gugat dan pemberian hak yang
sama bagi wanita untuk melepaskan diri dari ikatan perkawinan dan
perkawinan.32
maupun sewaktu haid, karena biasanya talak tebus ini terjadi dari
permohonan tersebut.34
32
Arskal Salim dkk, DEMI KEADILAN DAN KESETARAAN: Dokumentasi Program
Sensitivitas Jender Hakim Agama di Indonesia, (Ciputat: PUSKUMHAM UIN Jakarta dan The
Asia Foundation, 2009), h. 59
33
Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2010), h. 189.
34
Mardani, Hukum Perkawinan Islam Di Dunia Islam Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 78.
35
dapat diajukan oleh suami atau istri secara seimbang. Sebab, pada
dasarnya suami dan istri ini memiliki kesempatan yang sama untuk
mengajukan perceraian.35
4. Fasakh
Fasakh berasal dari bahasa Arab dari akar kata fa-sa-kha yang
berlaku diantara suami dan istri disebabkan timbul sesuatu yang boleh
35
Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, (Jakarta: El-Kahfi,
2008), h. 234.
36
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawianan Islam Di Indonesia, h. 242.
37
Kasmuri Selamet, Pedoman Mengayuh Bahtera Rumah Tangga Panduan Perkawinan,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1998), Cet. Ke-1, h. 28.
36
tidak disuruh dan tidak pula dilarang, namun bila melihat kepada
pelaksana bagi UU No. 1 Tahun 1974 dan juga dijelaskan dalam KHI
Pasal 70. 38
5. Ila’
kata ala, ya‟li, ila‟an yang berarti sumpah. Sedangkan menurut istilah,
ila‟ berarti suami bersumpah untuk tidak lagi mencampuri istri baik
38
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawianan Islam Di Indonesia, h. 244.
37
memikirkan dua pilihan alternatif bagi suami untuk rujuk dengan istri
6. Zhihar
39
Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, h. 358.
40
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
h.149.
41
Abdul Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, h. 228.
42
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995), Cet. Ke-
1, h. 143.
38
sumpah oleh suami kepada istrinya atau istri kepada suaminya bahwa
orang yang dikuasakan olehnya. Sebab apabila salah satu dari pihak
43
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawianan Islam Di Indonesia, h.261.
44
Muhammad Zain dan Mukhtar Alshodiq, Membangun Keluarga Humanis, (Jakarta:
Graha Cipta, 2005), h. 58.
39
Artinya harus ada alasan yang dibenarkan oleh hukum untuk melakukan
mendasarinya.46
45
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
h.159.
46
Muhammad Syaifuddin, Sri Turatmiyah, dan Annalisa Yahanan, Hukum Perceraian,
h. 175.
40
3. Terjadinya syiqaq
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
41
islam, yaitu:
sebelumnya tidak ada. Taklik talak adalah janji atau pernyataan yang
“janji” yang telah diucapkan dan istrinya tidak rela lantas mengadu ke
Pengadilan, maka pengadilan atas nama istri akan menjatuhkan talak satu
1. Prosedur
47
Alyasa Abubakar, Ihwal Perceraian Di Indonesia: Perkembangan Pemikiran dari
Undang-Undang Perkawinan sampai Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Al-Hikmah dan
DITBINBAPERA Islam, 1999), h. 72.
48
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 233.
42
dibolehkan oleh ajaran Islam. Apabila sudah ditempuh berbagai cara untuk
dalam tujuan perkawinan tidak akan terwujud atau tercapai sehingga yang
7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan pasal 115 Kompilasi Hukum
Islam (KHI). 49
kediaman pemohon.
49
Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafik, 2006), Cet,
Ke-1, h. 80.
43
5. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta
tertutup.50
b. Cerai Gugat
50
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 233
44
Tahun 1975.51
2. Akibat
(perjanjian pokok). Oleh katena itu, apabila perkawinan putus atau terjadi
perceraian tidak begitu saja selesai urusannya, akan tetapi ada akibat-
51
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 237.
45
perkawinan dapat putus karena: (a) kematian, (b) perceraian, dan (c) atas
UUP:
bahwa:
b. Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang istri
matinya yang hakikinya atau mati secara hukum atas dasar putusan
Pengadilan Agama. 52
52
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 229.
46
bekas istrinya.
dan kompilasi merincinya dalam empat kategori yaitu, akibat cerai talak,
1. Akibat talak
suami wajib:
53
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 223.
47
pakaian) kepada bekas istri selam dalam „iddah, kecuali bekas istri
telah dijatuhi talak ba‟in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak
hamil.
tahun.
Kompilasi, yaitu:54
54
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h. 149.
48
3. Akibat Li‟an
terjalin dengan ibu dan keluarga ibunya saja. Riwayat Abu Dawud:
55
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 229.
BAB III
A. Sejarah Desa
Pematang Lumut adalah gagasan dari Dandin 0419 Kab Tanjung Jabung
yang pada waktu itu di jabat oleh Bapak Mayor Syahrofi (Alm) yang
dan rencana pembangunan desa baru yaitu Desa Serdang Jaya pada hari
rekomendasi dari Bapak Sudirman, yang pada saat itu menjabat sebagai
Desa Bapak A. Bakar Marsita. Pada tanggal 5 Juni 1984 kepala desa
menyerahkan sketsa (peta) dan izin pemukiman baru, yang masih dalam
1
Data diambil dari Laporan Data Monografi Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara
Kabupaten Tanjab Barat Jambi Tahun 2015.
49
50
wilayah Desa Pematang Lumut yaitu Desa Pematanng Lumut I, dan Bapak
jawab sementara adalah Bapak Khairudin, Sos., yang pada saat itu
Pilkades pada Tanggal 25 April 2007 yang diketahui oleh saudara Zakaria,
S.Hi., dan terpilihlah Bapak Ismail Hanafi sebagai Kepala Desa Depinitif
dan dilantik Oleh Bapak Bupati Tanjung Jabung Barat, pada tanggal 30
Mei 2007, dan bapak Sofwana sebagai ketua BPD Desa Serdang Jaya
Kecamatan Betara.
pertama kali di Serdang Jaya adalah Bapak Ismail Hanafi yang menjabat
dari tahun 2007 sampai tahun sekarang. Desa Serdang Jaya adalah desa
B. Letak Demografi
2
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
3
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
51
adalah 27,65 km2. Adapun batas-batas wilayah desa Serdang dapat dilihat
Tabel 1.1
Batas-Batas Wilayah Desa Serdang Jaya4
Desa Serdang Jaya dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu
beberapa staf desa, kemudian desa Serdang Jaya terdiri dari 12 RT.
Sedangkan jumlah penduduk desa Serdang Jaya 2. 623 Jiwa dan 688
Tabel 1.3
4
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
5
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
52
a. Bidang Keagamaan
waktu, tempat ibadah tersebut juga digunakan oleh warga desa Serdang
besar Islam, seperti Isra’Miraj, Maulid Nabi dan lainnya. Hal ini terbukti
b. Bidang Pendidikan
desa yang memiliki fasilitas pendidikan yang belum lengkap, hal ini dapat
6
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
53
Kanak (TK), 2 Madrasatul Ibtidaiyah (MI) dan 2 Sekolah Dasar (SD) saja,
terbelakang. Hal ini terbukti dengan sudah adanya warga desa Serdang
atau bisa dikatakan sudah ada warga yang menyelesaikan Sarjana Strata
Satu (S1) dan ada juga yang menyelesaikan sampai tingkat D3.
c. Bidang Kesehatan
Posyandu.7
d. Bidang Ekonomi
7
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
54
Tabel 1.6
1. Petani 443 KK
2. Buruh 81 KK
3. Dagang 83 KK
4. PNS/TNI/POLRI 31 KK
a. Tingkat Perceraian
pada masyarakat saat ini, kasus perceraian terus meningkat pada setiap
Adapun dari kantor desa Serdang Jaya sendiri memang belum ada
terjadi pada warga desa, sehingga penulis tidak mendapatkan data jumlah
warga desa Serdang Jaya yang sudah bercerai. Akan tetapi menurut
informasi yang penulis dapat dari ketua RT. 01-12, jumlah kasus
perceraian yang terjadi di desa Serdang Jaya berkisar 21 orang yang sudah
8
Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.
55
Tabel 1.7
1. 01 4 Orang 1 Orang
2. 02 3 Orang 2 Orang
3. 03 1 Orang -
4. 04 1 Orang -
5. 05 5 Orang 2 Orang
6. 06 2 Orang 2 Orang
7. 07 2 Orang 1 Orang
8. 08 - -
9. 09 - 1 Orang
10. 10 - 1 Orang
11. 11 - -
9
Wawancara pribadi dengan Ketua RT. 01-12 Desa Serdang Jaya Kecamatan. Betara
Kabupaten. Tanjab Barat, Jambi.
56
Tabel 1.8 10
No Tahun Jumlah
1. 2013 343
2. 2014 344
Jumlah 953
jawab dan tidak ada keharmonisan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.9
10
Data perkara perceraian tahun 2013-2014, Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
11
Data perkara perceraian tahun 2013-2014, Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
57
1. Cemburu 1 - 1
6. Dihukum 2 3 2
7. Kawin Paksa - - 1
Artinya, harus ada yang dibenarkan oleh hukum untuk melakukan suatu
39 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 yang telah dijabarkan dalam Pasal 19
1. Salah satu berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal
1
Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 218.
58
59
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga.
dalam akta nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu
keadaan tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Bagi
turut.2
dari segi siapa yang berkehendak untuk putusnya perkawianan itu, antara
lain:
talak.
2
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 249.
61
disebut khulu’.
setelah melihat adanya sesuatu pada suami dan/atau atau istri yang
Sehingga berdampak pada tidak terpenuhinya hak-hak istri dan anak. Hal
hukum pada masyarakat terhadap aturan yang ada, sehingga ini berakibat
3
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqih Munakahat dan
Undang-Undang Perkawinan, h. 197.
62
karena sudah tidak ada kecocokan antara kami berdua.4 Perceraian yang
terjadi pada bapak Sugiyanto dilakukan atas dasar kerena sudah tidak ada
ada harapan lagi untuk dapat hidup rukun dalam rumah tangga.
kehendak suami oleh alasan tertentu dan dinyatakan kehendak itu dengan
ucapan. Ini berdasarkan dalam Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 angka (6).
karena sering bertengkar dengan suami, selain itu juga karena suami
Dan juga tidak diberikan nafkah lahir maupun batin kepada saya.5
penyebabnya karena suami saya itu sering memukuli saya terus menerus
atau KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Dan keluarga saya tidak
4
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Sugiyanto, di kediamannya, 3 Juni
2015.
5
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Fatonah, di kediamannya 11 Juni
2015.
63
kantor polisi, sehingga dia pergi dari rumah saya dan tidak berani lagi
Perceraian yang terjadi pada ibu Nuryani dan ibu Fatonah disebut
dengan cerai gugat (khulu’) yaitu perceraian yang terjadi atas permintaan
istri dengan memberikan tebusan atau iwadl kepada dan atas persetujuan
Nuryani dan ibu Fatonah adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
yang dilakukan oleh suaminya, maka alasan perceraian ibu Fatonah dan
ibu Nuryani ini dibenarkan dalam Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 jo.
Pasal 116 Kompilasi tentang alasan yang dapat digunakan menjadi dasar
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”.
6
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Nuryani, di kediamannya, 30 Juli
2015.
64
sudah tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga dan juga karena
sudah tidak sepaham antara kami berdua dalam hal urusan rumah
tangga.7 Perceraian yang terjadi pada ibu janatun dengan alasan karena
sudah tidak ada keharmonisan dalam rumah tangga dan tidak sepaham
pertengkaran, sehingga sudah tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam
Tahun 1975 pada Pasal 19 angka (6), dan perceraian ini dinamakan
sudah tidak cocok lagi dan juga sering terjadi pertengkaran antara kami
berdua dan sudah 2 tahun tidak tahu keberadaannya dan tidak ada
kabar dari mantan suami saya.8 Perceraian yang dialami oleh ibu Paula
antara suami istri, sehingga tidak ada harapan lagi untuk rukun dalam
yang terdapat dalam PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 angka (6). Dan juga
7
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Janatun, di kediamannya, 11 Juni
2015.
8
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Paula Agustina, di kediamannya, 27
Juli 2015.
65
karena sudah 2 tahun tidak ada kabar berita tentang suami dan tidak tahu
19 angka (2) yaitu “Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2
tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
Karena sudah sangat cinta dengan orang tersebut dan tidak bisa terima
dengan kesalah pahaman orang tersebut, maka yang terjadi pada istri
sudah saya akhiri saja atau lebih baik berpisah dari pada dia
9
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Jemikan, di kediamannya, 30 Juli
2015.
66
Pasal 19 angka (5), yaitu “Salah satu pihak mendapat cacat badan atau
suami istri”, dan angka (1), yaitu “Salah satu berbuat zina atau menjadi
disembuhkan”.
karena saya bekerja di kantor desa. Dan pada waktu itu saya diusir oleh
suami dari rumah kami. Karena tidak ada niat baik dari suami dan
berpisah saja.10
10
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Sedang Jaya Yulis Indrawani, di kediamannya, 30
Juli 2015.
67
gugat (khulu’), adapun alasan yang dikemukakan oleh ibu Yulis ini
adalah karena suami kurang tanggung jawab, tidak ada keterbukaan dan
alasan ini dibenarkan berdasarkan sighat taklik talak sebagai salah satu
perjanjian yang diucapkan suami setelah akad nikah, karena suami telah
melanggar salah satu dari sighat taklik talak tersebut, yaitu tidak
terus meningkat pada setiap tahunnya, hal ini terbukti dengan adanya
data jumlah keseluruhan perkara yang diterima pada tahun 2013-2015 sd.
yaitu pada tahun 2013 dan 2014 menyebutkan bahwa faktor pertama
perceraian adalah tidak adanya tanggung jawab dari suami pada tahun
„mengetahui apa saja hukumnya‟, akan tetapi juga ditunjuk untuk para
hari dari pada pejabat hukum, seperti hukum dan ketertiban hukum, kedua
11
Data perkara perceraian tahun 2013-2015, Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
12
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Dalam Masyarakat, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),
Ed. Kedua, Cet. 1, h. 103.
69
yang tidak cocok dengan kesadaran atau perasaan masyarakat, maka akan
13
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 167.
14
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, h. 147.
70
rumit itu saja. Fatonah: pernah mendengar, namun secara rinci tentang
mediasi.15
prosesnya karena saya belum pernah ke sana. Nuryani: saya tidak pernah
di pengadilan, itu saya tahu karena saya sudah pernah mengalaminya atau
15
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Sugiyanto dan Fatonah, di
kediamannya, 3 dan 11 Juni 2015.
16
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Janatun dan Nuryani, di
kediamannya, 11 Juni dan 27 Juli 2015.
71
orang, sedangkan adapula warga yang hanya sekedar tahu saja, akan
orang.
sidang pengadilan telah diatur dalam Pasal 66 dan 68 UUPA jo. Pasal 131
17
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Jemikan dan Yulis Indrawani, di
kediamannya, 30 Juli 2015.
72
sebagai berikut:
a. Faktor Ekonomi
Peradilan Agama No. 7 Tahun 1989 dan lebih rincinya dijelaskan dalam
perkebunan.
700-750 ribu baka juga ada yang sampai 4 juta”.18 Hal inilah yang
karena tidak ada biaya, Nuryani mengatakan bahwa “karena saya tidak
ada biaya, jadi saya belum bisa mengurus perceraian ini ke pengadilan”.19
aturan yang ada, maka dapat dikatakan bahwa dalam masyarakat tersebut
kurang sadar terhadap peraturan hukum yang ada. Hal ini diungkapkan
18
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT.12, 02 dan Lukman, 27-28 Juli 2015.
19
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Nuryani.
74
yang berlaku.20
berbatasan dengan Riau dan juga karena luasnya daerah Tanjab Barat,
Akan tetapi jarak tempuh pengadilan dengan desa Serdang Jaya tidak
20
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Serdang Jaya Darmayulis, di Kantor Desa, 1 Juli
2015.
75
Agama.
Hal ini disampaikan oleh Ghozi, salah satu Panitera Muda Hukum
21
Wawancara Pribadi dengan Wakil Ketua Pengadilan Agama Kuala Tungkal H. Dongan, di
Pengadilan Agama Kuala Tungkal, 16 Juni 2015.
76
waktu lama menjadi inilah salah satu hambatan bagi warga, sehingga
22
Wawancara Pribadi dengan Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kuala Tungkal
Ghozi, di Pengadilan Agama Kuala Tungkal, 8 Juni 2015.
23
Wawancara Pribadi dengan warga Desa Serdang Jaya Sugiyanto.
77
hukum yang berarti keinsyafan yang menjadi dasar dari suatu tekad terdapat
dalam diri manusia tentang hukum yang berlaku dan ada. Dari keterangan
tentang hukum yang berlaku sebagai pengatur dalam setiap tindakan sangat
kondisi masyarakat sangat jauh, bukan tidak mungkin yang terjadi adalah
sendiri.
saja, mungkin menurut agama sah, akan tetapi tidak diakui oleh Negara”.
saya sudah pernah mengurus perceraian saya disana dengan suami saya
cerai disitu dan mungkin ada solusi yang didapat di pengadilan, siapa tahu
saja kami bisa kembali lagi dengan adanya mediasi, jika tidak ada jalan
tahu”, Fatonah: “iya, saya tahu bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di
dilakukan di pengadilan”, Paula Agustina: “iya, saya tahu hal itu”, Nuryani:
“iya saya tahu”, Jemikan: “kalau itu saya kurang paham”, Yulis Indrawani:
79
“iya saya tahu itu”. Dari semua jawaban di atas, menunjukkan bahwa
perkawinan Pasal 39 ayat (1) jo. Pasal 115 KHI yang menyatakan bahwa
kedua belah pihak”. Setelah peraturan ini disahkan oleh Negara, maka
bagi umat beragama Islam dan apabila tidak mengikutinya sama artinya
telah ada.
di Kabupaten Tanjab Barat termasuk desa Serdang Jaya, hal ini disampaikan
pengadilan. Hal ini dapat dilihat dari data perkecamatan, untuk daerah
hanya ada 3 orang, kemudian di daerah Batang Asam hanya ada 2 orang saja
yang bercerai. Hal ini tidaklah mungkin jika tidak ada perceraian disana,
pribadi. Dengan adanya masa transisi yang terjadi pada masyarakat Indonesia
pada saat ini adalah suatu pergaulan hidup yang sedang mengalami
sikap dan pola prilaku masyarakat. Sehingga pembinaan dalam bidang hukum
hukum.25
24
Wawancara Pribadi dengan Wakil Ketua Pengadilan Agama Kuala Tungkal H. Dongan, di
Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
25
Soejono Soekanto, Kegunaan Sosiologi Hukum Bagi Kalangan Hukum, (Bandung: Penerbit
Alumni, 1979), h. 37.
81
pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut adalah baik, akan tetapi disisi
surut).
kehidupan.
hukum tersebut.
masyarakat terhadap hukum itu sendiri sangatlah kurang. Seperti pada poin b
diatas yang menyebutkan bahwa “Hukum harus diketahui dan jelas bagi
manfaat dan akibat yang akan terjadi padanya dengan adanya aturan tersebut.
yang ada dan memilih bercerai di luar pengadilan. Hal ini berdasarkan
26
Soejono Soekanto, Kegunaan Sosiologi Hukum Bagi Kalangan Hukum, h. 27.
83
pengadilan”.27
agar masyarakat patuh dan taat terhadap hukum yang berlaku, maka hal yang
pembinaan dan penyuluhan yang baik agar masyarakat paham dan mengerti
walaupun pernah dilakukan upaya tersebut namun tidak maksimal dan hanya
sesekali saja.
Kuala Tungkal, yaitu “Pada tahun 2008 memang pernah ada dilakukan upaya
penyuluhan hukum, namun untuk saat ini sudah tidak ada lagi. Adapun hal
tidak ada kegiatan eksekutif seperti itu, karena Pengadilan Agama mempunyai
perkara tertentu bagi orang yang beragama Islam. Adapun upaya yang
dilakukan saat ini adalah upaya secara pribadi saja yaitu dengan bersosialisasi
27
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Serdang Jaya Darmayulis, di Kator Desa.
84
tersebut”, yang berarti bahwa segala hal yang berkaitan dengan hukum harus
Hal ini berkaitan dengan fungsi hukum yang berkaitan dengan faktor
masyarakat yang kurang sehingga masyarakat tidak banyak tahu hal tersebut.
Permaslahan biaya inilah yang banyak dan sering menjadi kendala bagi
28
Wawancara Pribadi dengan Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Kuala Tungkal
Ghozi, di Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
29
Wawancara Pribadi dengan Ketua RT.12 Sudarsono, di Desa Serdang Jaya.
85
mengupayakannya.
ini dapat dilihat dari tanggapan masyarakat atas pertanyaan: Pada ketentuan
30
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2004), Cet. Ke-3, h. 110.
86
Alasannya!
saya itu perlu, karena untuk memperjelas tentang kewajiban dan hak-hak
yang harus dipenuhi terutama untuk masalah anak. Fatonah “Perlu, agar
bercerai. Janatun “Kalau menurut saya, mungkin dari peraturan tersebut ada
beberapa pasal yang diperlukan dan ada juga yang tidak diperlukan, namun
saya tidak tahu juga seperti apa. Mungkin untuk pembelajaran dan nasihat
diperlukan, supaya ada kejelasan status kami sebagai istri yang sudah pisah
dengan suami dan tidak digantung, dan juga jika ingin menikah lagi mudah
jika sudah ada akta cerai. Tetapi karena saya tidak ada biaya, jadi saya
ketertiban dan juga supaya ada kejelasan saat hubungan suami istri yang
sudah bercerai. Yulis Indrawani “Ya peraturan itu diperlukan, karena jika
salah satu suami istri ingin menikah lagi, maka harus ada bukti akta
perceraiannya. Dan juga untuk ketertiban, agar tidak asal bercerai dan
meninggalkan perempuan begitu saja. Karena akibat yang timbul jika tidak
87
saya tidak paham juga mengenai hal itu. Paula Agustina” Iya, saya
sependapat sajalah. Nurani “Karena saya tidak tahu, jadi saya setuju sajalah.
Jemikan “Ya saya ikut sajalah dengan peraturan yang dibuat oleh
manusia hidup itu mempunyai aturan dan begitu juga dengan perkawianan
tangga seperti perkawinan, perceraian, harta bersama dan hal lainnya. Hal ini
permaslahan yang terjadi dalam rumah tangga dan juga demi terpenuhinya
hak-hak yang harusnya diberikan dan diterima dari kedua belah pihak suami
istri agar memudahkan urusan dimasa yang akan datang. Walaupun warga
yang di dapat dari pertanyaa tersebut dapat dipahami bahwa pengetahuan dan
C. Analisis
atau KDRT, tidak adanya tanggung jawab dan adanya gangguan dari pihak
didominasi oleh faktor ekonomi, tidak ada keharmonisan dan tidak tanggung
jawab. Dari beberapa faktor di atas, terdapat satu faktor tertinggi alasan
perceraian yaitu karena faktor ekonomi yang jumlah perkaranya sebanyak 367
89
pada 2013-2105.31 Karena faktor ekonomi menjadi faktor utama yang sangat
perceraian.
mengenai pemahaman perceraian, tidak hanya itu juga mereka sedikit banyak
masih beranggapan bahwa suatu perceraian dikatakan sah hanya dilihat dari
masyarakat.
hukum Islam adalah sistem yang mereka gunakan dalam mengatur dan
Hal ini wajar karena dalam Islam memang terdapat aturan yang mengatur
tentang perceraian yang dapat diikuti oleh umat Islam. Akan tetapi jika saat
31
Data perkara perceraian tahun 2013-2015, Pengadilan Agama Kuala Tungkal.
90
Hal ini dapat diamati dari pengetahuan masyarakat tentang hukum perceraian
Tahun 1974 tentang Perkawinan khususnya pada Pasal 39 ayat (1) mengenai
pengetahuan masyarakat tentang hak dan kewajiban suami istri yang harus
dipenuhi setelah bercerai, bahwa mereka paham dan sadar atas hak dan
adalah tidak ada kejelasan status (tergantung) dan tidak ada pemberian nafkah
secara perseptif, masyarakat mengakui nilai manfaat dan maksud tujuan dari
suatu gagasan yang positif bagi masyarakat guna untuk mencapai ketertiban
undang-undang perkawinan.
desa Serdang Jaya. Karena suatu peraturan hukum harus diketahui dengan
jelas bagi warga masyarakat yang kepentingannya diatur oleh hukum dan
hukum juga harus dapat dimengerti oleh umum serta pembentukan sebuah
hukum tersebut. Poin tersebut sangat berkaitan erat satu dengan yang lainnya
dan apabila poin tersebut berjalan dengan baik maka pada akhirnya akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
jawab suami terhadap istri terdiri dari 2 orang dan adanya gangguan
93
94
B. Saran
Agama, Kementerian Agama, KUA, BP4 dan lainnya yang dapat saling
bekerja sama antara satu lembaga dengan lembaga lainnya untuk dapat
masyarakat.
95
PEMDA dan PPN, ini berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2015 tentang
Buku Nikah, dan Akta Kelahiran. Karena program sidang keliling ini
Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafik, 2006.
Ibrahim, Johny. Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif. Edisi Revisi,
Cet-4, Malang : Bayu Media Publishing, 2008.
Iraqi, Butsainah as-Sayyid al, Menyingkap Tabir Perceraian, Jakarta: Pustaka al-
Sofwa, 2005.
96
97
Kamal, Abu Malik bin As-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, penerjemah,
Khairul Amru Harahap dan Faisal Saleh, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
Kharlie, Ahmad Tholabi. Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta: Sinar Grafik, 2013.
Khuzari, Ahmad. Nikah Sebagai Perikatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1995.
Marbun, Kamus Hukum Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, Cet. 1, 2006.
Rofiq, Ahmad. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
98
Salim, Peter dan Yenny Salam. Kamus Besar Indonesia Kontemporer, Jakarta:
Modern English Press.
Sangaribun dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989.
Sijistani, Abu Daud Sulaiman al-Asy’ats al. Sunah Abu Daud, Bab Karahiyah
al=Thalaq, Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, t.h.
Zuhaili, Wahbah, Fiqih dan Perundangan Islam, Terjemah Ahmad Syeid Husain,
Dewan Pustaka Dan Bahasa, jilid VII, Selanggor, 2001.
Perundang-Undangan
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Hasil Penelitian
101
Wawancara pribadi dengan Ketua RT.02 dan RT.12 Desa Serdang Jaya Bapak
Ahmad Shoib dan Bapak Sudarsono, di kediamannya, 27-28 Juli 2015.
Wawancara pribadi dengan Tokoh Agama Desa Serdang Jaya Ustad Lukman dan
Ustad Lani di kediamannya, 28 Juli 2015.
Nama : Epiyulianti
NIM :1111044100026
Prodi/Konsentrasi : Peradilan Agama
JudulSkripsi : Penilaian Perilaku Perceratan Masyarakat di Kecamatan
Betara Kabupaten Tanjab Barat, Jambi
1. Topik bahasan dan outline bila dianggap perlu dapat dilakukan perubahan dan
penyempurnaan.
2. T_ehnik p_enulisan agar merujuk kepada buku "pedoman Karya llmiah di UIN syarif
Hidayatullah Jakarta"
Wassalamu'alaikum W, W.
rodi
241998031003
Tembusa n :
Kepada
Yth. Ketua
Pengadilan Agama Kuala Tungkal
di
Tempat
Assalammu'alaikum, Wr. Wb.
Fakurtas syariah dan Hukum UrN syarif
Hidayatuuah Jakarta menerangkan
orn??nl^
Nama : Ept yULIANT1
Tempat/Tanggal : Serdang Jaya t25 Desemb er 19gZ
NIM :1111044100026
Semester :8
Program Studi .Akhwat Syakhsiyyah (Hukum Keluarga
tslam)
Alamat Serdang Jaya, Kec..Betara Kab. TanJung
Jabung Barat
Kuala Tungkal, Jambi
Telp/Hp 085714679029
t99.l.uh benar yang bersangkutan mahasiswa Fakuttas syariah dan Hukum UtN
syarif Hidayatuilah Jakarta yarig seoang menyusun
skripsi dengan judur:
Akademik
M.AG
\
32002
I
I
Tembusan :
E]i-:EI
I 9"9" Fakultas Syariah dan Hukum UtN Syarif Hidayatuilah Jaka(a
2 Ka/Sekprodi Akhwar syakhsiyyah (Hukum Keruarga
lslam) peradiran
/ Agama
Eirffi I
d,
l'
.-
I
KEME,NTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
r IIL, SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TIII T FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
Telp. (62-21 ) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21) 7491921
Jln. lr. H . Juanda No. 95 Ciputat Jakafta 15412lndonesia Website : www.uinjkt.ac.id E-mail : syalhukuin@yahoo.cor
Adalah benar yang bersangkutan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi dengan judul:
Kesadaran Hukum Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Perceraian (Sfudi Kasus Perceraian Di
Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat Jambi)
Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/lbu dapat menerima
yang bersangkutan untuk wawancara serta memperoleh data guna penulisan skripsi
dimaksud.
Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalam
Akademik
M.AG q
199803 2002
Tembusan :
'1
. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. KalSekprodi Akhwal Syakhsiyyah (Hukum Keluarga lslam) / Peradilan Agama
**
,.
i
PIINGAT}II,AN AGAilA f, UAI,A I'IINGtrAI,
JArrr PBO]. Dn. SBI SOBDBm il8, 8.tr TII./IAX. tt4;r2lm2
ruiu.a TuilGril. - JtrilBI - 8065r
E-mail: pa-kualatungM@yahoo.co.id Home Page: htto://www.pa-kualatungkal.net
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (Unf)
Syarif Hidayatullah Jakartra
Di
Tempat
ffi
';''/A
ikum Wr. Wb.
ooog* y'
9640606 199403 I 006
Tembusan:
l. Yth. Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jrirmbi;
a2. Saudari EPI YULIANTI.
-..1
T:
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Desa SerdangJaya Kecamatan Betara
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Profinsi Jambi. Dengan ini menerangkan bahwa
Pekerjaan Mawasiswi
Alamat :Rt. Dusun Pasar Serdang Desa Serdang Jaya Kec. Betara
Benar nama tersebut diatas telah melakukan wawancara dengan kepala Desa Serdang
Jaya Kecamatan Betara Kab. Tar$ung Jabung Barat Jambi Pada Hari Rabu Tanggal0l Juli
2015 di Kantor Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara.
Demikiantah Surat keterangan ini di buat dengan yang sebenarnya untuk dapat di
pergunakan sebagaimana mestinya. Atas kerjasamanya di ucapkan terima kasih.
-*
t
lJ1
Fl
()
(\
qElunf o'
-o
E
(l,
*t
CL
o
a
o
(r1
(!
.y
f!
L \t E
bo oi
c
,J)
F=
z t(! 4'r}------
o {r0y)Noa
L
o
C'
o
Ess o-
EZi
!i3:
E:i<(\
Q4.ad
<5(?rd
r?MOPq
F
ESEE
3E3A
F??}
nnfrl
2*a*
iaHx
{aO
lz,^a
d<il
oAp
ti/
tv
g
6F
gE
(l,
9-o.!i
s.E
_o:o
3go
3e
e'E
.c,
6u
E.g
Gta
qE
J
tr$
..9O fltC
=
3 c cI,
.? s+E
E
0,^0
id
6+
}Z
I"-.!
r,,ft
Fl
C)
GI
or o 0 o G' a C'
.?
= 6 (la
{qt
(r' G) o, al) a?
GT rO
$ (p
JI
E
vo
,fI 6
rti { 60 ci, a tt (Y) ro
!o
o.
(u
j 0
o
c,
@
I
co @ @ o
o) (\l rct (o r()
(\t o
(Y,
(,,
c,
fr
(Yt
J
(o r\t*
(t EO
c
(., a-,1 g,
ll .F @ (o F $
c,
N f{ tt
6
ra:
F
o
(, u E
t z -J 3
(9 p
z F z 0 J J
a E J
= E = o o
F
a I! l- t- 3
4
u,
J (L
&
6 v fi
2
z
l-
l lJ za 5 },*--.--
IU o
o
2 s = z z o vo o
UJ
to ul o.
UJ
$ F
- z .? {(rvomaa
F
0l
to 5 = s fr = lr! Z 2
r trul o oUJ 3F 23 o =
2
(J :)
tu 6 t f 2 o F F
x UI lrl E t v,
o 11 (r, !+ rat {o N o o, o (\t fi' rf
2
rO
5
o @
.D rF EF 6
6t o o$
2 -
Y
E
o
2
c o
UJ
.A
oI
TL
F F o N
j
o o o
tr
J (n u,
o o .?
=
2
ri'
:
FAKTOR PENVEBAB TERIADI PERCERAIAN
KEADMN JANUARI S/D DESEMBER 2014
Y M E ra
.9 BO 6'
x o o
o
!t
E q,
(, c Y gc'
o. ?
156 8{ I 80 3 329
(Jumlah Faktor Penyebab sesuai dengan Akta ceral yang diterbitkan)
n
20
37
JUiILAH w
5 Mei I 24 t2
Juni I 26 34
7 Juli 2 10 l2 TINGKAT USIA
I Agustus 6 n 33
15-20 25
I September 11 31 12
21-30 141
10 Okiober 3 26 n 31{0 120
11 Nopember 5 28 33
41-50 45
12 Deeember 3 10 t3 51{0 11
Jumhh 75 269 w 61-70 2
71.DST
JUiILA}I w
It3 gCI o
a L - =6 B ql
(.,
fi o
ta
an o a el
6)
qt €c' Cl
I Jumlah
d E .lt .4
o c, e{ 6t qt cl E'
E
6 !2 o c
X'
frl Fr a0
q,
c, G)' tD' CI
ID Y #qt EO q, .a(
q,
o E qt ,L C) g 6
u'
o. Ll (, E M
&€
6! cl
h
o cl EO a0
EI
TINGKAT PENDIDIKAN
tr t0 Jbl 6
o B{'LAII c! 2,
L
z € ID
e 6) Non€D 16
Q)
a (J Fi
v
SD 137
1 2 I I 31 32 SLTP 74
1 Jauari 7 n 2t SLTA 88
2 Pebruari 6 N 35 Diol. 10
3 Maret I 21 N S1 18
4 AErl 4 16 N S2
5 Mei I 28 30
JirlL. 34il
6 Juni 3 18 21
TINGKAT USIA
7 Juli 7 g t8
8 Agustus 3 n 25 15-20 24
I Septanber 4 30 u 2{40 125
10 Oktober 4 28 t2 3t{o 144
11 Nooember 9 31 {0
'tl€0 36
12 Desember 5 n 28 5,1s0 10
Jumlah 68 275 343
I 6t-70 4
71-x}ST
JUTf,LAH 34:!
08 Juni 2015
Hukum,
M.A.
WAWANCARA
Kuala Tungkal yaitu Bapak Wakil Ketua Drs. H. Mhd. Dongan., pada hari
termasuk wilayah terluas dari kota Jambi dan juga terbanyak untuk
berjumlah lebih dari 300 perkara yang diputus. Dapat dikatakan bahwa
Selama di sini sudah banyak perkara yang saya tangani, untuk berapa
jumlahnya saya sudah tidak ingat. Jika dilihat dari data statistik, untuk
tahun 2015 sampai dengan bulan Juni, perkara yang saya tangani dan
luar pengadilan. Hal ini dapat dilihat dari data perkecamatan, untuk
Asam hanya ada 2 orang saja yang bercerai. Hal ini tidaklah mungkin
sama sekali tidak ada perceraian, ini tidaklah mungkin. Jadi saya kira
biayanya.
pengadilan?
Mengenai akibat hukum dari perceraian di bawah tangan ini, belum ada
aturan hukum yang mengaturnya. Adapun kerugian yang terjadi yaitu oleh
pertama untuk meminta harta atau hak warisan dan tidak ada bukti
materi. Dan juga masalah anak, ketika hendak menikah ataupun membuat
pasangan suami istri yang akan melaksanakan ibadah haji karena harus
laporan perkara saja, jika tidak ada tidak boleh menjemput perkara
pertengkaran. Jika diteliti ini karena tidak adanya tanggung jawab suami,
tahun dan untuk laki-laki kurang dari 18 tahun. Jika hal ini terjadi, maka
perceraian?
pada masyarakat mengenai hal tersebut. Lebih dari itu, kami tidak
bahwa salah satu alasan bercerai berkaitan dengan hukuman pidana, itu
wilayah Aceh.
10. Menurut bapak apa manfaat dan tujuan diharuskannya pasal 39 UUP
dengan mudahnya suami menceraiakan istrinya. Jika hal ini masih terjadi
pada masyarakat tidaklah kami benarkan, karena hak dan kewajiban istri
yang sudah bercerai di bawah tangan ini tidak dapat dilindungi nantinya.
pada keyakinan dan agama masing-masing. Dan satu hal dapat dikatakan
12. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
ini kami bekerjasama dengan Majelis Ulama dan para da’i untuk
mediasi semaksimal mungkin, jika perlu hal ini kita kembalikan pada KUA
atau Departemen Agama untuk dinasehati oleh BP4. Adapun upaya yang
kami tidak melakukan penyuluhan hukum lagi, karena hal tersebut sudah
Pengadilan Agama Kuala Tungkal yaitu Bapak Ghozi S.Ag., MA., pada hari
Sampai dengan hari ini, yaitu tanggal 8 Juni 2015 yang sudah
signifikan, karena dalam satu tahun pada tahun 2014 perkara yang
Saya tidak pernah melihat secara langsung, akan tetapi menurut informasi
yang saya dapatkan dari KUA, masih terdapat cerai liar (cerai di luar
dan ditanda tangani oleh suami istri kemudian diketahui oleh Kepala
yaitu:
mau bercerai ya cerai saja itu lebih cepat. Padahal ini sangat
pokok kehidupan sehari-hari. Dan juga rasa cinta dan kasih sayang
jawab.
tersebut. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan lagi kesadaran hukum pada
tidak asal bercerai dan menikah. Dengan nikahnya yang sah di KUA dan
adanya buku nikah, kemudian cerainya yang sah di Pengadilan Agama itu
Untuk mengatakan sah atau tidaknya secara agama itu kajiannya kembali
kepada fiqih, adapun secara negara dapat dinyatakan tidak sah, ini
berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 59 yang berbunyi:
Dan alasannya karena suami istri hidup berdua dan ketika hendak
perceraian semudah itu kan enak. Akan tetapi tidak sembarangan seperti
10. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meminimalisir terjadinya
hukum, namun untuk saat ini sudah tidak ada lagi. Adapun hal tersebut
upaya yang dilakukan saat ini adalah upaya secara pribadi saja yaitu
Hasil wawancara penulis dengan Ibu Kepala Desa Serdang Jaya yaitu
Ibu Darmayulis SH., pada hari Rabu, tanggal 1 Juli 2015 adalah sebagai
berikut:
Untuk perceraian di desa ini tidaklah banyak, akan tetapi memang ada
pada masyarakat di sini tentang perceraian sudah lebih baik untuk saat
ini.
pengadilan. Seperti hal yang terjadi pada salah satu masyarakat desa ini
laki-laki lain dan mempunyai anak satu dari pernikahan tersebut, namun
tersebut ingin dibuatkan akta dan dimasukan dalam kartu keluarga (KK),
Selain itu juga terdapat kasus dimana suami istri menikah dan sudah
bahwa pasangan suami istri tersebut benar sudah bercerai. Hal ini
Ada pula kasus dimana sepasang suami istri menikah sirri dan telah
hari si suami ingin menikah lagi dengan perempuan lain, namun hal itu
pula. Barulah suami tersebut dapat menikah lagi, namun orang tersebut
tidak mau melakukan apa yang telah kami sarankan. Inilah beberapa
sangatlah rumit.
perkaranya di pengadilan.
utusan dari setiap desa yang berada di Kecamatan Betara. Untuk tahun
2015 belum ada lagi sosialisasi yang serupa dengan tahun lalu yang
pada masyarakat ketika akan mengurus KTP, KK, Akta Kelahiran dan hal
Kami hanya bisa memberikan himbauan dan saran pada masyarakat agar
penyelesainya. Lebih rumit lagi apabila dia sudah menikah lagi dengan
dengan aturan dan prosedur yang telah diatur dan ditetapkan oleh
Negara, sehingga akan memudahkan mereka pada masa mendatang
Iya, memang ada beberapa warga Rt. 02 ini yang bercerai, hanya ada 3
Tidak ada data dan laporan warga yang bercerai, namun saya pernah
diminta untuk menjadi saksi perceraian dari salah satu warga di Rt. 02
pengadilan itu prosesnya lama dan rumit, sehingga membuat warga lain
yang sampai 4 juta itu katanya, namun secara jelasnya saya kurang
Setahu saya belum ada sosialisasi dari pemerintah, namun jika ada warga
menyelesaikannya di pengadilan.
diperlukan?
pernikahan yang kedua kalinya atau bukti akta perceraian itu jika tidak
ada, akan mempersulit dan merepotkan orang tersebut. Karena akta cerai
akan menikah lagi, membuat KK, akta anak dan KTP seperti itu.
7. Bagaimana tanggapan bapak ketika melihat atau mendengar ada
Ketua RT. 02
Ahmad Shoib
WAWANCARA
Iya ada, untuk jumlah warga yang bercerai ada 3 orang saja.
Kebetulan ketika ada warga di sini cerai, saya belum menjadi ketua Rt di
sini, karena mereka sudah bercerai lebih dari 3 tahun yang lalu,
tidak tahu dan malu untuk mengurus ke Pengadilan. Mungkin jika suami
salah satu suami istri tidak ada yang berinisiatif untuk mengajukan
diperlukan?
Adapun dilihat dari sudut pandang agama, memang tidak ada peraturan
apabila orang bercerai dan mau menikah lagi, maka harus ada akta cerai
sebagai bukti bahwa dia sudah bercerai, jika tidak ada akta cerai maka
tidak bisa diangsungkannya nikah, kecuali jika dia menikah secara sirri.
jelas akta nikahnya, mungkin ada yang hilang ataupun nikah secara sirri.
Apabila warga ada yang melapor pada saya, yang pertama saya lakukan
sudah tidak bisa dinasehati dan sudah tekad bulat untuk bercerai, maka
Agama.
Ketua RT. 12
Darso
WAWANCARA
1. Apakah pengertian cerai (talak) dilihat dari sudut pandang Agama Islam?
Talak adalah menghilangkan ikatan perkawinan suami istri dengan
menggunakan kata-kata tertentu yang berkaitan dengan kata talak.
2. Apa hukum menjatuhkan talak dalam Agama Islam?
Hukum menjatuhkan talak itu sendiri adalah suatu perkara halal yang
paling dibenci Allah, artinya dalam kehidupan berumah tangga kalau bisa
jangan sampai talak ini terjadi. Apalagi jika cerai itu digantung,
maksudnya ketika terjadi pertengkaran dan suami sudah menjatuhkan
talak, namun belum di selesaikan di Pengadilan Agama. Ini membuat
status seorang perempuan menjadi tergantung, dan hal ini akan
mempersulit keduanya apabila ingin menikah lagi, maka sebaikanya
suami istri jika sudah tidak cocok lagi segeralah menyelasaikan
permasalahan ini di Pengadilan. Ini bagi yang mau, yang tidak mau
melakukan hal tersebut ya kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena ini
hak mereka masing-masing. Untuk penyampaian berkaitan dengan
masalah perceraian yang terjadi dalam masyarakat, ini dengan
penyampaian secara umum namun bisa dimengerti oleh berbagai
kalangan dalam masyarakat. Karena dimasyarakat sendiri permasalahan
perceraian ini tidak sedikit tapi banyak. Terkadang sudah bercerai
bertahun-tahun lamanya, tidak diberikan nafkah, tidak digauli dan
lainnya, maka yang berdosa adalah suaminya.
3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari perceraian (talak)?
Adapun akibatnya adalah suami wajib memberikan biaya pemeliharaan
anaknya, memberikan nafkah tempat tinggal dan pakaiana selama bekas
istri dalam masa iddah dan memberikan mut’ah kepada istri baik berupa
uang atau benda.
4. Menurut pendapat ustad, apakah masih ada masyarakat di sini yang
melakukan perceraian di luar pengadilan?
Menurut sepengetahuan saya, masih banyak masyarakat di desa ini yang
bercerai dan belum mengurusnya di Pengadilan Agama.
5. Apa faktor yang melatarbelakangi masyarakat di desa Serdang jaya ini
masih melakukan perceraian diluar pengadilan?
Faktor yang mendominasi rata-rata karena masalah ekonomi atau biaya.
6. Adakah kejadian yang pernah ustad alami berkaitan dengan perceraian
yang terjadi dimasyarakat, misalnya diminta untuk menjadi saksi dalam
perceraian?
Untuk masalah perceraian yang terjadi pada masyarakat, saya sendiri
belum pernah diminta untuk menjadi saksi dan hal yang lainnya, namun
memang ada beberapa masyarakat yang datang kepada saya untuk
berkonsultasi atau meminta solusi dengan saya berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapinya dalam berumah tangga. Dan yang saya
bisa lakukan adalah sebatas memberikan nasihat dan masukan saja,
selebihnya warga tersebut mau mengikuti nasihat saya atau tidak itu
terserah pada mereka. Karena efek dari perceraian yang terjadi adalah
menyebabkan silaturahmi kedua belah pihak keluarga terputus.
7. Pada ketentuan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
khususnya pada Pasal 39 ayat (1) yang menyatakan bahwa “perceraian
hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang
bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah
pihak”, apakah menurut ustadz peraturan perundang-undangan ini
diperlukan?
Sangat diperlukan, supaya ketetapan hukum itu tidak terombang ambing
atau digantungkannya status. Dan petuturan perundang-undangan ini
dibuat juga untuk ketertiban dan kabaikan pada masyarakat dalam
menyelesaikan permaslahan perkawinan. Peraturan ini dibuat juga bukan
sembarangan dan asal, maksudnya peraturan ini di kaji dari kitab-kitab
hukum islam oleh para petinggi dan ulama Indonesia.
8. Perceraian di luar sidang pengadilan merupakan pelanggaran Undang-
undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan? Bagaimana pendapat
ustadz tentang pernyataan tersebut?
Ya saya setuju dengan pernyataan tersebut, supaya masalah perceraian
ini dapat di tangani dengan benar, tertib dan masyarakat tidak semen-
mena dalam perihal pernikahan dan perceraian.
9. Bagaimana tanggapan ustadz ketika melihat atau mendengar ada
masyarakat yang melakukan perceraian di luar pengadilan?
Yang saya lakukan adalah sebatas menasehati, memberi saran dan
masukan agar dipikirkan matang-matang permasalahan yang terjadi,
namun jika memang sudah tidak dapat disatukan lagi, maka segeralah
diselesaikan maslah percerainnya di Pengadilan Agama.
10. Apakah upaya yang dilakukan para ustad atau tokoh agama di sini
berkaitan dengan permasalahan perceraian dalam bentuk tausiah atau
sosialisasi kepada masyarakat di desa ini?
Untuk penyampaian permasalahan perkawinan ataupun perceraian,
memang hingga saat ini belum ada upaya yang dilakukan, karena perihal
ini sangat tabuh bagi masyarakat di sini. Tetapi memang hal ini perlu
disampaikan pada masyarakat, insyallah nanti apabila ada kesempatan
saya bisa menyampaikan dan memberi himbauan kepada masyarakat
yang berkaitan dengan perceraian.
Tokoh Agama
Ustad Lukman
WAWANCARA
1. Apakah pengertian cerai (talak) dilihat dari sudut pandang Agama Islam?
Talak itu sendiri berarti melepas tali perkawinan dan mengakhiri
hubungan suami istri.
2. Apa hukum menjatuhkan talak dalam Agama Islam?
Adapun hukum talak itu sendiri adalah suatu perbuatan yang halal atau
dibolehkan, akan tetapi dibenci oleh Allah. Seperti sabda Rasulullah SAW
yang berbunyi:
Inilah hadis yang dijadikan dalil dalam hukum menjatuhkan talak, maka
menjatuhkan talak itu bukanlah sebagai perbuatan ibadah, bahkan sama
sekali tidak ada pahalanya.
Tokoh Agama
Ustad Lani
WAWANCARA
Narasumber
Sugiyanto
WAWANCARA
kerumah.
5. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian bapak/ibu dan berapa lama
proses perceraiannya?
Orang tua kedua belah pihak, yaitu orang tua istri dan suami. Dan proses
diluar pengadilan?
Alasannya!
kurang mengetahuinya.
sembarangan bercerai.
12. Perceraian di luar sidang pengadilan merupakan pelanggaran Undang-
pengadilan?
pengadilan?
15. Apakah bapak/ibu tahu hak dan kewajiban bapak/ibu setelah perceraian?
16. Apakah ibu mendapat hak-hak yang seharusnya ibu terima dari mantan
Tidak, saya tidak mendapatkan hak-hak yang seharusnya saya terima dari
Narasumber
Fatonah
WAWANCARA
Narasumber
Janatun
WAWANCARA
Di rumah, penyebabnya adalah karena sudah tidak cocok lagi dan sering
5. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian bapak/ibu dan berapa lama
proses perceraiannya?
diluar pengadilan?
Adapun kesulitannya adalah tidak adanya nafkah untuk anak, sehingga
saya harus mencari uang untuk membiayai anak saya sendiri. Karena
Alasannya!
pengadilan?
Akibatnya akan susah nantinya jika ingin menikah lagi dan saya harus
pengadilan?
Wah saya belum tahu tentang hal itu, karena belum pernah ke sana.
15. Apakah bapak/ibu tahu hak dan kewajiban bapak/ibu setelah perceraian?
Yang saya tahu mengurus dan menafkahi anak saya, karena anak tinggal
bersama saya.
16. Apakah ibu mendapat hak-hak yang seharusnya ibu terima dari mantan
saya tidak tahu keberadaannya dan tidak ada kabar dari mantan suami
saya, sehingga tidak ada nafkah yang diberiakan untuk anak saya.
Narasumber
Paula Agustina
WAWANCARA
Karena anak saya dibawa dengan manta suami dan saya tidak tahu
bagaimana kabar mantan suami, jadi ya kewajiban saya membiayai diri
saya dan anak saya dari pernikahan saya yang pertama.
16. Apakah ibu mendapat hak-hak yang seharusnya ibu terima dari mantan
suami ibu setelah bercerai?
Karena kabar pun sudah tidak ada dari suami, jadi saya tidak
mendapatkan apa-apa.
Narasumber
Nuryani
WAWANCARA
Yang saya tahu memelihara anak dan menafkahi anak, karena anak
tinggal bersama dengan saya.
Narasumber
Jemikan
WAWANCARA
Cerai itu berarti pisah, memang cerai itu merupakan hal yang tidak baik,
namun jika dengan bercerai itu bisa menjadi lebih baikkan tidak apa-apa,
Dirumah kami, karena pada saat itu saya diusir oleh suami dari rumah.
suami sering menuduh saya yang macam-macam, karena saya ini bekerja
disalah satu kantor desa. Proses percerainnya itu dengan sindiran yaitu
5. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian bapak/ibu dan berapa lama
proses perceraiannya?
Yang menyaksikan perceraian hanya kami (suami dan istri) saja, terjadi
hanya 1 hari.
Kami dari pihak istri memang menunggu kedatangan keluarga dari pihak
terbaik untuk rumah tangga kami, namun dari pihak suami sudah tidak
ada niat baik lagi untuk datang kerumah kami, dan memperbaiki
diluar pengadilan?
Iya ada, kesulitannya adalah tidak ada kejelasan status atau digantungnya
status saya, kemudian juga suami kekeh untuk tidak mau bercerai, namun
Alasannya!
masalah cerai disitu dan mungkin ada solusi yang didapat di pengadilan,
siapa tahu saja kami bisa kembali lagi dengan adanya mediasi, jika tidak
ada jalan keluar jalan terakhir yang ditempuh adalah dengan perceraian.
Ya peraturan itu diperlukan, karena jika salah satu suami istri ingin
menikah lagi, maka harus ada bukti akta perceraiannya. Dan juga untuk
aturan dan begitu juga dengan perkawianan sudah ada aturan yang
pengadilan?
Tidak mendapatkan nafkah dari suami, sedangkan untuk anak saya itu
pengadilan?
Saya belum tahu jelasnya seperti apa prosesnya, yang saya tahu ada
mediasi.
15. Apakah bapak/ibu tahu hak dan kewajiban bapak/ibu setelah perceraian?
Yang saya tahu memlihara anak, membiayain anak dan juga mencari
16. Apakah ibu mendapat hak-hak yang seharusnya ibu terima dari mantan
Narasumber
Yulis Indrawani
Foto ketika melakukan wawancara dengan Drs. H. Mhd. Dongan., selaku Hakim Pengadilan
Agama Kuala Tungkal, tanggal 16 Juni 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Ghozi S.Ag., MA., selaku Panitera Muda Hukum
Pengadilan Agama Kuala Tungkal, tanggal 8 Juni 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Darmayulis SH., selaku Kepala Desa Serdang
Jaya, tanggal 1 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Ahmad Shoib, selaku Ketua RT. 02 Desa Serdang
Jaya, tanggal 27 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Sudarsono, selaku Ketua RT.12 Desa Serdang
Jaya, tanggal 28 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Lukman, selaku tokoh agama Desa Serdang Jaya,
tanggal 28 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Lani, selaku tokoh agama Desa Serdang Jaya,
tanggal 28 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Sugiyanto dan Janatun, salah satu warga Desa
Serdang Jaya yang sudah berpisah dengan pasangannya, tanggal 3 Juni & 11 Juni 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Fatonah, salah satu warga Desa Serdang Jaya
yang sudah berpisah dengan pasangannya, tanggal 11 Juni 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Paula Agustina dan Jemikan, salah satu warga
Desa Serdang Jaya yang sudah berpisah dengan pasangannya, tanggal 27 & 30 Juli 2015.
Foto ketika melakukan wawancara dengan Nuryani dan Yulis Indrawani, salah satu warga
Desa Serdang Jaya yang sudah berpisah dengan pasangannya, tanggal 30 Juli 2015.