Riset Gubes 2024
Riset Gubes 2024
STRUKTURAL 2024
Judul:
PENGEMBANGAN MODEL DIFERENSIASI PEMBELAJARAN PENJAS
Diusulkan Oleh
Prof. Dr. Samsul Hadi, M.Pd., M.T. Prof. Dr. Sri Winarni, M.Pd.
19600529 198403 1 003 NIP 19700205 199403 2 001
PROPOSAL PENELITIAN
1. JUDUL PENELITIAN
Pengembangan Model Diferensiasi Pembelajaran Penjas
Bidang Fokus RIRN / Bidang Unggulan Tema Topik (jika ada) Rumpun Bidang Ilmu
Perguruan Tinggi
Pendidikan Sumber Daya
Sosial humaniora: Pendidikan 761 Pendidikan
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
(Pendidik dan Rekreasi
Tenaga
Kependidikan)
2. IDENTITAS PENGUSUL
Nama, Peran Perguruan Tinggi/ Program Studi/ Bidang Tugas ID Sinta H-Index
Institusi Bagian
SMK Negeri 1 Bantul, Kab. Bantul, DI. Mujari, M.Pd. (Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bantul)
Yogyakarta
Luaran Tambahan
Tahun Jenis Luaran Status target capaian (accepted, published, Keterangan (url dan nama jurnal,
Luaran terdaftar atau granted, atau status lainnya) penerbit, url paten, keterangan sejenis
lainnya)
2024
Buku referensi: 2024: drafting
Mendesain 2025: ISBN registered
Diferensiasi
Pembelajaran
Penjas
5. ANGGARAN
Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum
sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi 12.
Total RAB 1 Tahun Rp. 45.000.000,00
Tahun 1 Total Rp. 45.000.000,000
Jenis Biaya
Komponen Item Satuan Vol. Total
Pembelanjaan Satuan
Barang habis Publikasi jurnal terindeks artikel berbahasa Inggris Paket 1 20.000.000 20.000.000
pakai scopus sebagai luaran
wajib
buku referensi
Barang habis Publikasi berupa buku Paket 1 10.000.000 10.000.000
pakai referensi sebagai luaran
tambahan
artikel
Barang habis Publikasi pada Paket 1 2.500.000 2.500.000
pakai seminar/konferensi sebagai
luaran tambahan
data
Barang habis Uji coba produk skala kecil Paket 1 2.000.000 2.000.000
pakai
data
Barang habis Uji coba produk skala Paket 1 2.000.000 4.000.000
pakai besar
data
Barang habis Olah data kuantitatif Paket 2 500.000 1.000.000
pakai
RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan
dantahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
[Pembelajaran berdiferensiasi merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan jasmani. Horison
yang tertanam selama ini masih berkutat pada rutinitas mengajarkan ranah fisik belaka. Menjadi
jawaban atas keterkungkungan tersebut, maka diperlukan suatu pendekatan dalam kerangka model
pembelajaran berdiferensiasi pendidikan jasmani yang menyasar pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Model ini akan diwujudkan dengan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan
4-D (Four D) yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel
(1974: 5). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi melalui proses penyederhanaan.
Penyederhanaan model dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan
(design), dan pengembangan (develop). Selanjutnya, ujicoba skala kecil dan besar akan dilakukan
pada latar sekolah menengah di daerah Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta dengan sampel yakni guru-
guru PJOK di Kabupaten Bantul. Terkait dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), riset bidang
humaniora mempelajari manusia dari perspektif kegiatan sosial dan budayanya, dan terfokus pada
nilai-nilai manusia dan masyarakat (human and social values) yang hidup di tengah masyarakat (living
value) dunia pendidikan dan nilai-nilai baru yang sedang mengalami kontestasi (contestative value)
dalam hal ini pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani di jenjang sekolah.
Level TKT riset ini diproyeksikan pada level 3 yaitu pembuktian konsep dan atau karakteristik penting
secara analitis dan eksperimental terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi pada pendidikan jasmani
dengan luaran berupa publikasi artikel di jurnal terindeks Scopus quartil 2 atau 3 serta di
diseminasikan pada forum ilmah internasional dan buku referensi sebagai luaran tambahan.]
KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
LATAR BELAKANG
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus dan studi kelayakannya. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi keterkaitan skema dengan bidang fokus atau renstra penelitian PT.
[Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui kegiatan
pendidikan jasmani yang bertujuan mengengembangkan individu secara organik, neuro muscular,
intelektual, dan emosional (Guntur, 2009: 15). Pendidikan jasmani dapat merangsang pertumbuhan
dan perkembangan jasmani siswa secara keseluruhan. Pendidikan jasmani berbeda dengan olahraga,
karena dalam pendidikan berisikan aktifitas yang bertujuan untuk melatih otot, mempertinggi
koordinasi, dan menjaga kesehatan tubuh, selain itu juga bertujuan untuk membentuk karakter siswa.
Seorang guru pendidikan jasmani bukan sekedar menyampaikan ilmu, namun juga mendidik karakter
dan memotivasi siswanya. Dalam menghadapi peserta didiknya yaitu siswa seorang guru juga harus
paham dengan tingkat perkembangan siswanya. Untuk itu diperlukan beragam pendekatan yang dapat
membantu guru untuk mendesain dan mengembangkan ekosistem pembelajarannya. Satu cara yang
dapat ditempuh adalah dengan mengarahkan pada upgrading dengan pengembangan teaching
instruksional yang sesuai dengan karakteristik pendidikan jasmani. Differentiated Instruction adalah
jawaban untuk pertanyaan, “bagaimana kurikulum yang fleksibel dapat diterapkan di sekolah yang
dapat memberikan layanan pembelajaran yang bervariasi kepada peserta didik (teaching at the right
level). Penelitian ini akan membangun model pengajaran pendidikan jasmani yang kompatibel dengan
Kurikulum Merdeka yang saat ini menjadi acuan. Seperti diketahui bahwa di dalam sebuah sekolah
atau bahkan sebuah kelas, terdapat berbagai macam karakteristik peserta didik yang memiliki tingkat
kesiapan belajar, minat, bakat, dan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu,
mereka memerlukan pelayanan pengajaran yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Carol A. Tomlinson (2005), seorang pendidik sejak tahun 1995 telah menuliskan
idenya dalam buku yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms
mengenai suatu pengajaran yang memperhatikan perbedaan individu peserta didik. Kemudian idenya
dikenal dengan nama differentiated instruction atau pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam
pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajarkan materi dengan memperhatikan tingkat kesiapan,
minat, dan gaya belajar peserta didik yang tentunya segaris dengan esensi pendidikan jasmani yakni
meliputi organic education, psychomotor education, character education, dan intellectual education.]
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidangyang diteliti/teknologi yang dikembangkan. Bagan dapat dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
[Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari
materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing
sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee,
2010; Fox & Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017).
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak ada hanya
satu cara, metode, strategi yang dilakukan dalam mempelajari suatu bahan pelajaran. Guru perlu
menyusun bahan pelajaran, kegiatan-kegiatan, tugas-tugas harian baik yang dikerjakan di kelas
maupun yang di rumah, dan asesmen akhir sesuai dengan kesiapan peserta didik dalam mempelajari
bahan pelajaran tersebut, minat atau hal apa yang disukai peserta didiknya dalam belajar, dan
bagaimana cara menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil belajar peserta didiknya. Jadi
dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 3 aspek yang bisa dibedakan oleh guru agar peserta didiknya
dapat mengerti bahan pelajaran yang mereka pelajari, yaitu aspek konten yang mau diajarkan, aspek
proses atau kegiatan-kegiatan bermakna yang akan dilakukan oleh peserta didik di kelas, dan aspek
ketiga adalah asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagian akhir yang dapat mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran
individual seperti yang dipakai untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam pembelajaran
berdiferensiasi guru tidak menghadapi peserta didik secara khusus satu persatu agar ia mengerti apa
yang diajarkan. Peserta didik dapat berada di kelompok besar, kecil atau secara mandiri dalam
belajar.
Pembelajaran Berdiferensiasi harus dibentuk melalui cara berpikir guru yang menganggap setiap anak
dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Tomlinson and Moon (2013) sebagai tokoh dari pembelajaran berdiferensiasi menyatakan bahwa ada
lima prinsip dasar yang membantu guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini. Pertama,
lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi lingkungan fisik sekolah dan kelas
dimana peserta didik menghabiskan waktunya dalam belajar di sekolah. Iklim belajar merujuk pada
situasi dan kondisi yang dirasakan peserta didik saat belajar, relasi, dan berinteraksi dengan peserta
didik lain maupun gurunya. Di dalam pembelajaran guru harus memberikan respon kepada peserta
didik sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar mereka supaya kebutuhan mereka dalam
belajar terpenuhi. Guru perlu memiliki koneksi dengan peserta didiknya sehingga ia dapat mengenali
profil peserta didik yang diajarnya baik dalam hal kesiapan mereka dalam menerima pelajaran, minat
apa yang dimiliki peserta didiknya untuk dapat dengan mudah menerima pelajaran, dan bagaimana
cara yang tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik sesuai dengan gaya belajar
mereka masing-masing. Kedua, kurikulum. Di dalam kurikulum yang berkualitas tentu saja harus
memiliki tujuan yang jelas sehingga guru dapat tahu apa yang akan dituju di akhir pembelajaran. Di
samping itu fokus guru dalam mengajar adalah pada pengertian peserta didik, bukan pada apa materi
yang dihafalkan mereka. Yang terpenting adalah pemahaman terhadap materi pelajaran yang ada di
benak peserta didik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupannya. Hal lain yang perlu diperhatikan
oleh guru adalah bagaimana kurikulum yang ada dapat menantang semua peserta didiknya baik yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata, yang sedang, maupun di bawah rata-rata. Bagi peserta didik
yang berada di atas rata-rata, guru perlu menantang mereka dengan pemikiran-pemikiran lain yang
lebih mendalam tentang materi yang dibahas sehingga mereka tidak akan jenuh dan bosan dalam
mempelajarinya. Sementara untuk peserta didik yang berada di bawah rata-rata, guru perlu
memikirkan langkah-langkah konkrit yang perlu dilakukan untuk dapat menolong mereka selangkah
demi selangkah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dan mencapai tujuan
pembelajaran. Ketiga, asessment berkelanjutan. Yang dimaksud dengan asesmen yang berkelanjutan
adalah guru secara terus menerus melakukan formatif asesmen dalam pembelajaran agar dapat
memperbaiki pengajarannya dan juga mengetahui apakah peserta didik sudah mengerti tentang materi
pelajaran yang dibahas. Jadi asesmen formatif ini tidak diberikan nilai (angka), melainkan hanya
sebagai diagnostik tes atau mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi peserta didik sehingga
sulit mengerti, apa yang belum dimengerti, dan apa yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu
peserta didik meningkatkan pengertiannya. Keempat, pengajaran yang responsif. Melalui asesmen
akhir di setiap pelajaran, guru dapat mengetahui apa kekurangan-kekurangannya dalam membimbing
peserta didiknya untuk memahami isi pelajaran. Oleh karena itu, guru dapat memodifikasi rencana
pembelajaran yang sudah dibuat dengan kondisi dan situasi lapangan saat itu sesuai dengan hasil dari
asesmen akhir yang dilakukan sebelumnya.
Karena pengajaran lebih penting dari kurikulum sekolah sendiri, maka guru harus memberikan
responnya terhadap hasil pembelajaran yang sudah dilakukan. Respon dari guru adalah menyesuaikan
pelajaran berikutnya sesuai dengan kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik yang guru
dapatkan melalui asesmen di akhir pelajaran. Kelima, yaitu kepemimpinan dan rutinitas di kelas. Guru
yang baik adalah guru yang dapat mengatur kelasnya dengan baik. Kepemimpinan di sini diartikan
bagaimana guru dapat memimpin peserta didiknya agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
dan mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Sedangkan rutinitas di kelas mengacu pada
keterampilan guru dalam mengelola atau mengatur kelasnya dengan baik melalui prosedur dan
rutinitas di kelas yang dijalankan peserta didik-siswi setiap hari sehingga pembelajaran dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.]
METODA
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 2000
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format
diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan
penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator
capaian yang ditargetkan. Uraikandengan jelas rencana untuk mencapai luaran yaitu tahun
pertama berupa laporan Feasibility Study produk yang dikembangkan dan substabsi produk
iptek-sosbud ber-kekayaan intelektual dalam bentuk paten, paten sederhana, hak cipta,
perlindungan varietas tanaman, atau desain tata letak sirkuit terpadu dan tahun kedua
dan/atau ketiga berupa prototipe produk beserta dokumentasi hasil uji coba kinerja produk.
Bagian ini harus juga menjelaskan tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
[Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D).
Model yang digunakan dimodifikasi dari model pembelajaran berdiferensiasi secara umum
sebagaimana diterapkan pada mata ajar non pendidikan jasmani. Metode dan model ini dipilih karena
bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran berdiferensiasi pendidikan jasmani.
Produk yang dikembangkan kemudian diuji kelayakannya dengan validitas dan uji coba produk untuk
mengetahui sejauh mana validitas, keefektifan dan efisiensi model pembelajaran berdiferensiasi
pendidikan jasmani bagi guru pendidikan jasmani. Tempat penelitian akan dilakukan dilingkup
sekolah menengah baik atas maupun kejuruan di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sampel penelitian yang dipakai sebanyak 30 guru pendidikan jasmani yang mengajar
mata pelajaran pendidikan jasmani di jenjang SMA dan SMK. Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2014: 102). Dalam
penelitian ini Instrumen yang digunakan adalah dengan angket dan lembar evaluasi. Adapun
instrumen studi pendahuluan yang dilakukan dalam memperoleh informasi dilakukan beberapa
metode yang meliputi:
1. Wawancara: wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai
hambatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran daring penjas
2. Observasi: observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan.
Kelebihan dalam menggunakan metode observasi adalah banyak informasi yang hanya dapat diselidiki
dengan melakukan pengamatan.
3. Angket: merupakan alat pengumpul data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
harus dijawab oleh subjek penelitian.
Sedangkan instrumen pengembangan model dikelompokkan menjadi dua yaitu yang pertama adalah
validasi produk yang kedua uji coba lapangan dengan menggunakan metode kuisioner. Pada validasi
produk diberikan kepada ahli materi dan media untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi.
Lembar validasi digunakan untuk mendapatkan penilaian kelayakan Instrumen pemanduan bakat
cabang panahan. Pada lembar kuesioner validasi ahli materi dan media menggunakan skala likert yaitu
skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner. Teknik analisis data merupakan langkah
untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Analisis data mencakup seluruh kegiatan
mengklasifikasi menganalisa, memakai dan menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul
dalam tindakan. Setelah data terkumpul, maka data tersebut akan diolah. Pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian menggunakan dua teknik yaitu instrumen studi pendahuluan dan instrumen
pengembangan model dan uji coba lapangan. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah teknik analisa kuantitatif yang bersifat penilaian menggunakan angka. Persentase dimaksudkan
untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasikan dan disajikan tetap berupa persentase.
]
Gambar 1. Diagram fishbone penelitian
JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan
memperbolehkanpenambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kegiatan Administratif
2 Penyusunan bentuk model terkait
isi dan instrumen
3 FGD pakar terkait konten dan
instrumen
4 Ujicoba skala kecil dan besar
5 Finalisasi model
6 Penyusunan dan submitting artikel
luaran wajib
7 Diseminasi pada konferensi ilmiah
8 Penyusunan buku referensi sebagai
luaran tambahan
9 Pelaporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan.Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam
Daftar Pustaka.
dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerjasama dengan pelaksana kegiatan penelitian
dari:
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
guna membantu proses penelitian dan sudah pula disepakati bersama sebelumnya.
Ketua pelaksana kegiatan penelitian kerja sama yang dimaksud adalah :
Nama : Prof. Dr. Sri Winarni, M.Pd.
NIP : 19700205 199403 2 001
Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Madya/IV d
Program Studi/ Jurusan : PJKR/ POR
Fakultas :
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA (UNY)
bersama ini pula kami menyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara khalayak sasaran dan
Pelaksana Kegiatan penelitian tidak terdapat ikatan kekeluargaan dalam wujud apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa
ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
NIDN/NIDK 197002051994032001
E-mail sri_winarni@uny.ac.id
ID Sinta 6673435
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
Perolehan KI
No Judul KI Tahun Jenis KI Nomor Status KI URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
NIDN/NIDK 0001018201
E-mail Herka_mayajatmika@uny.ac.id
ID Sinta 6025350
h-Index 8
Perolehan KI
No Judul KI Tahun Jenis KI Nomor Status KI URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
Buku
No Judul Buku Tahun ISBN Penerbit URL (jika ada)
Penerbitan
Perolehan KI
No Judul KI Tahun Jenis KI Nomor Status KI URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
Buku, Aktivitas- 2018 terdaftar
1 Aktivitas Jasmani Surat 000131989
Berbasis Psikososial Pencatatan
Ciptaan
Buku terdaftar
2 panduan/petunjuk, 2018 Surat 000121695
“FIVE Futsal Injury Pencatatan
Prevention and Ciptaan
Enhance
Performance”
NIDN/NIDK 196004101989031002/0010046000
Pangkat/Jabatan Pembina Tk I/ IV b
E-mail bandi_utama@uny.ac.id
ID Sinta 6102379
h-Index 1
Buku
No Judul Buku Tahun Penerbitan ISBN Penerbit URL (jika ada)
978-602-
1 Bentuk Aktivitas Bermain 2020 4912-09-3 Pohon Cahaya
978-602-
2 Teori Bermain 2020 491-183-6 Pohon Cahaya
Perolehan KI
No Judul KI Tahun Jenis KI Nomor Status KI URL (jika ada)
Perolehan (terdaftar/granted)
- -
- - - - -
-
- - -