OLEH ANJEKIKA CLAUDIA BANASE (2101160017) ASNAT SABAH (2101160019)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2024 LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas konseli Nama : Y.S Umur : 18 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Katolik B. Dekripsi Masalah sosial yang dikeluhkan Konseli adalah salah satu anak yang tinggal di Panti Asuhan. Saat ini YS sudah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMA. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dan juga informasi dari Kepala Suster Panti Asuhan, tim penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sosial yang dialami oleh YS adalah YS ini tidak mampu memutuskan hubungan pacarannya dengan pasangannya walaupun berpacaran sangat tidak diperbolehkan dalam aturan Panti Asuhan. Hal ini membuat YS ini kurang disenangi oleh beberapa teman panti dan juga di tentang oleh Kepala Suster. C. Diagnosis Konseli kurang disenangi oleh beberapa teman panti dan juga di tentang oleh Kepala Suster karena berpacaran dalam lingkungan Panti Asuhan. D. Prognosis Membantu konseli agar menyadari bahwa berpacaran dalam lingkungan panti melanggar aturan panti asuhan. E. Tujuan Membantu konseli agar memahami konsekuensi dari melanggar aturan panti asuhan, membimbing konseli untuk mengembangkan pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di panti, dan membantu konseli menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi perasaan dan hubungan berpacarannya. F. Hasil Layanan yang Dicapai Konseli dapat membuat keputusan tentang bagaimana menjalin hubungan pertemanan yang saling mendukung dalam belajar dan pengembangan diri, serta menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pengurus panti asuhan. G. Layanan Konseling 1. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kognitif .yang dimana berfokus pada pemahaman dan perubahan pola pikir konseli. Dalam konteks pelanggaran aturan panti tentang pacaran, pendekatan ini membantu konseli memahami bagaimana pemikiran mereka tentang pacaran mungkin mengarah pada perilaku yang melanggar aturan. Konselor dapat membantu konseli mengidentifikasi dan menantang keyakinan atau pemikiran yang tidak rasional atau maladaptif yang mendorong mereka untuk melanggar aturan. 2. Teknik yang digunakan yaitu Cognitive Behavioral Therapy (CBT dengan membantu konseli mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang mendasari perilaku mereka, serta menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif dan sesuai aturan. 3. Langka-langka konseling yang ditempuh Mengawali Konseling. Bentuknya berupa attending agar konseli merasa diterima Dan nyaman dengan konselor. Konselor juga menciptakan rapport, yaitu Hubungan baik dengan konseli agar timbul rasa percaya konseli bahwa segala Usaha konselor disadari benar oleh konseli untuk kepentingannya. Inti Konseling. Konseli didorong untuk mengatakan perasaan- perasaannya saat Menjalani konseling, bukan berkutat dan menceritakan masa lalu. Memotivasi konseli untuk menyadari apa yang menjadi tanggung jawabnya saat ini. Mengakhiri Konseling. Setelah konseli memperoleh pemahaman tentang dirinya Dan menyadari tanggung jawab yang dimiliki, konseling akan memasuki tahap Akhir. Konseli memiliki kepercayaan terhadap dirinya bahwa dia mampu Menghadapi segala konsekuensi atas pilihannya. 4. Pelaksanaan konseling Selama konseling, konselor berperan sebagai motivator, yang mendorong Konseli untuk : (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan Maupun harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang konseli untuk mampu Mengambil keputusan sendiri, sehingga tidak menjadi individu yang hidup selalu Dalam ketergantungan yang dapat menyulitkan dirinya sendiri. Konselor juga Berperan sebagai moralis yang memegang peranan untuk menentukan kedudukan nilai Dari tingkah laku konseli. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung Jawab atas perilakunya, dan sebaliknya. Teknik humor dipakai dalam keadaan tertentu Yang memungkinkan konseli merasa rileks atau konseling menjadi proses yang tidak Menegangkan seperti diadili. 5. Rencana tindak lanjut Bersama-sama konseli, menyusun rencana tindakan yang spesifik dan dapat diukur untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan.Menentukan langkah- langkah konkret yang bisa diambil konseli untuk menghindari pelanggaran di masa depan
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu