Anda di halaman 1dari 15

Kromatografi

Cair Misel dan


Fluida super kritis
Kelompok 7:
1. Revalina Oktavia (2210208001)
2. Rina Dewi Saputri (2210208015)
3. Bella Renata Dini Pratiwi (2220208018)
Dosen Pembimbing : Resti Tri Astuti M. Pd
Micellar Liquid Chromatography (MLC) atau
kromatografi cair misel adalah suatu teknik pemisahan
model kromatografi cair kinerja tinggi fase-terbalik

Kromatografi (RPLC) dimana fasa gerak yang digunakan merupakan


surfaktan yang mengandung gugus fungsi ionik maupun
Cair misel non-ionik pada konsentrasi yang melebihi konsentrasi
misel kritis (cmc). Sedangkan fase diamnya dapat
berupa C18 yang dilapisi dengan monomer adsorpsi
surfaktan, membentuk permukaan mirip dengan bagian
luar misel. Keberadaan misel dalam fase gerak dan
modifikasi permukaan fase diam mempengaruhi
retensi, selektivitas dan efisiensi.
SEMINAR PROPOSAL
pompa, injector, tubing, detektor, dll. Karakteristik paling menarik
yang ditawarkan oleh MLC sehubungan dengan RPLC klasik
adalah fleksibilitas yang besar yang dihasilkan oleh berbagai
jenis zat terlarut, misel dan interaksi solut dimodifikasi fase diam,
perubahan selektivitas, dan overlaping tailing. Surfaktan yang
cocok untuk MLC harus memiliki cmc rendah karena cmc yang
tinggi akan mengakibatkan surfaktan beroperasi pada
Komponen MLC konsentrasi yang tinggi, sehingga menghasilkan solusi kental,
memberikan tekanan sistem yang tinggi yang tidak diinginkan,
dan kebisingan pada latar detektor UV. Selain itu,MLC juga
dapat diinjeksi langsung cairan fisiologisnya. Misalnya: urine,
plasma, serum dan susu.
Surfaktan yang sering digunakan: anionik sodium dodecyl sulfat
(SDS), bromida cetyltrimethylammonium kationik (CTAB), Triton X-
100 dan non ionik Brij-35.
SEMINAR PROPOSAL
Dasar Micellar Liquid Chromatography (MLC)
Penggunaan micells (molekul-molekul surfaktan yang beraosiasi) dalam HPLC pertama kali
dilakukan oleh Amstrong dan Henry (1980). Karena merupakan HPLC fasa terbalik (RP-HPLC) maka
fasa diam non polar, dimana biasanya rantai hidrokarbon dan fase gerak polar. Fase gerak
umumnya terdiri dari air dan penambahan pelarut organik seperti metanol atau acetonitril. Pada
fase gerak / fase ketiga ke dalam solut yang akan dipisahkan dialkukan penambahan micel.
Mekanisme MLC:
1. Masing-masing komponen berinteraksi dengan fase diam dengan cara yang berbeda
tergantung polaritas dan hidrofobisitas.
2. Ketika larutan analit diinjeksikan ke dalam sistem, mula-mula komponen terpisah dari
fase gerak dan berinteraksi dengan fase diam
3. Analit yang nonpolar akan masuk ke fasa diam C-18 yang juga nonpolar. Interaksi antara
analit yang nonpolar akan semakin kuat dengan kolom C-18 yang nonpolar jika
konsentrasi misel rendah. Karena dengan rendahnya knsentrasi misel mengakibatkan
celah sehingga analit yang nonpolar akan masuk kedalam. Analit yang polar berada di
tengah antara misel dan kolom C-18 sehingga lebih mudah ditarik oleh misel dan lebih
dahulu keluar kolom. Dimana urutan keluar analit berdasarkan kepolaran yakni: polar-
kurang polar-nonpolar.
Dasar Micellar Liquid
Chromatography (MLC)
Penggunaan micells (molekul-molekul
surfaktan yang beraosiasi) dalam HPLC
pertama kali dilakukan oleh Amstrong Kelebihan MLC
dan Henry (1980). Karena merupakan · Meningkatkan retensi dan
HPLC fasa terbalik (RP-HPLC) maka selektifitas berbagai solut yang sulit
fasa diam non polar, dimana biasanya dipisahkan
rantai hidrokarbon dan fase gerak · Ramah lingkungan
polar. Fase gerak umumnya terdiri dari · Murah
air dan penambahan pelarut organik · Penggunaannya lebih fleksible
seperti metanol atau acetonitril. Pada untuk beragamanalit
fase gerak / fase ketiga ke dalam solut
yang akan dipisahkan dialkukan
penambahan micel
Kromatografi Fluida Super Kritis
merupakan pengembangan dari teknik kromatografi kolom,
dimana dalam cara kerjanya menggunakan fasa gerak fluida
superkritik. pada dasarnya merupakan perpaduan teknik GC dan
KCKT dengan mengambil berbagai kelebihan pada kedua teknik
kromatografi tersebut. Fluida superkritis ialah suatu zat yang
memiliki sifat pertengahan antara cair dan gas. terjadi bila suatu zat
berada di atas titik kritis. Fluida superkritis ialah suatu zat yang
memiliki sifat pertengahan antara cair dan gas. terjadi bila suatu zat
berada di atas titik kritis.
Halaman 5

Fungsi Kromatografi fluida superkritis


Kromatografi fluida superkritis digunakan untuk memisahkan
campuran-campuran kompleks yang tidak mungkin dila kukan GC dan
HPLC. Karena SFC mampu memisahkan campuran senyawa-senyawa
yang memunyai massa molekul tinggi yang tidak mungkin dilakukan
oleh GC. Selain itu SFC dapat langsung menganalisis ampuran-
campuran komplek tanpa harus dibuat derivatnya terlebih dahulu.
Prinsip Dasar:
Perbedaan distribusi komponen-komponen diantara dua fasa dengan
menggunakan fluida superkritis sebagai fasa gerak.

Murad Naser | Universitas Fauget | Ekonomi | 2025


Keadaan suatu zat bersifat fluida superkritis

Sifat Fisika:
Fasa Gerak Kelarutan tinggi
Difusivitas tinggi
Viskositas rendah
Densitas tinggi

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Instrumen SFC

Kajian Teori

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


POMPA
Reciprocating pump
1.Kecepatan tinggi
2.Kolom terkemas
Syringe pump
1.Kecepatan rendah
2.Kolom kapiler

Pemilihan jenis pompa disesuaikan


dengan kolom yang digunakan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Pemasukan Cuplikan
Cuplikan disuntikkan ke dalam aliran fasa gerak.
Selanjutnya fasa gerak membawa cuplikan ke dalam
kolom.
Persiapan :
Cuplikan dilarutkan dalam pelarut yang cocok

KOLOM
terdiri dari dua macam:
Kolom Terkemas
Kolom Kapiler
Kelebihan Kolom Kapiler
Resolusi yang sangat tinggi dalam waktu singkat

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Penerapan Kromatografi fluida
super kritis
1. Analisis Oligomer
Kromatografi fluida superkritis telah digunakan untuk memisahkan berbagai campuran komplek
oligomer polipropilena glikol.
2. Analisis Lipida
Pemisahan campuran komplek mono-,di-,dan trigliserildehida dengan SFC kapiler
memungkinkan dilakukan pada suhu operasi sedang, 90° C. Pemisahan SFC mono-, di-, dan
trigliserldehida dilakukan pada kolom 19 x 100 µm yang dilapisi DB-5 (tebal 0,25 µm) tekanan
diprogram dari 150 atm hingga 300.
3. Analisis Hidrokarbon
SFC telah diterapkan untuk menganalisis berbagai campuran komplek hidrokarbon. Cuplikan
diperoleh dari tumbuhan komersial . Untuk pemisahan SFC digunakan kolom kapiler 19,5 m x 100
µm yang dilapisi DB-5 0,25 µm. Fasa gerak yang digunakan adalah karbon dioksida pada 150° C
dan tekanan diprogram dari 125 atm hingga 300 atm pada 2 atm/menit setelah periode isobar
selama 20 menit.
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Kelebihan SFC dibanding GC
Dapat menganalisis solut yang tidak menguap, polar, atau mudah teradsorpsi.
Dapat menganalisis solut dengan berat molekul yang lebih tinggi dari pada yang dapat
dianalisis oleh GC.
Dapat menganalisis molekul-molekul termolabil.
Dapat menganalisis cuplikan tanpa derivatisasi.

Kelebihan SFC dibanding KCKT


Teknik SFC dapat menghasilkan pemisahan yang cepat tanpa menggunakan pelarut
organik. Tanpa pelarut organik, berarti SFC merupakan teknologi ramah lingkungan.
Pada umumnya pada teknik SFC digunakan fluida superkritik CO2 yang merupakan hasil
samping reaksi kimia yang aman, sementara gas CO2 sendiri telah terakumulasi di udara.
Oleh karena itu, teknik SFC tidak menghasilkan limbah bahan kimia baru ke alam.

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Kelemahan
Kromatografi SFC Penambahan Modifier Fluids
Dimaksudkan untuk meningkatkan
SFC merupakan instrument baru sehingga
kelarutan analit dalam fasa gerak sehingga
belum banyak diterapkan (Mahal)
dengan demikian dapat meningkatkan
Tidak mampu dalam mengeluasi senyawa
selektivitas pemisahan
ionik moderat atau senyawa yang sangat
polar. (Dapat diatasi dengan menambahkan
fluida lain sebagai modifier)

Bahan organik yang seringkali digunakan sebagai


modifier adalah:
- alkohol rantai pendek (metanol, etanol, propanol),
glikol, eter siklik,

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai