Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROTEKSI TANAMAN

MUHAMMAD SYAUQI
2210514310004
KELOMPOK 14

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2023
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

Latar Belakang .................................................................................. 1


Tujuan .............................................................................................. 3

BAHAN DAN METODE .......................................................................... 4

Alat dan Bahan ................................................................................. 4


Alat .......................................................................................... 4
Bahan ....................................................................................... 4
Waktu dan Tempat ............................................................................ 10
Prosedur Kerja .................................................................................. 10

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 5

KESIMPULAN ......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21

LAMPIRAN .............................................................................................. 23
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Terong..................................... 5


2. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Cabai ....................................... 7
3. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Bayam ..................................... 9
4. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Timun ..................................... 11
5. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Bawang ................................... 13
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kerugian pada budidaya tanaman sering kali diakibatkan oleh Organisme


pengganggu tanaman (OPT) sehingga perlu diadakannya perlidungan tanaman
dengan tujuan meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh OPT. gangguan yang
disebabkan oleh OPT merupakan resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan
dalam setiap usaha dibidang budidaya tanaman. Resiko ini merupakan konsekuensi
logis dari setiap perubahan ekosistem yang terjadi akibat budidaya tanaman. Hama
dari jenis serangga merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang
selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.
Hama tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga dapat menurunkan
produkttifitas tanaman dan menurunkan nilai ekonomis dari hasil produksi tanaman
dan dapat menyebabkan tanaman akan layu dan bahkan mati (Rahmawati, 2012).
Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat
menyebabkan dan menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia,
atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Penanggulangan dan pengendalian
terhadap OPT harus dilakukan secara cepat dan tepat agar tidak menimbulkan
permasalahan lain yang bersifat ekologi, sosial maupun ekonomi (Pakpahan, 2019).
Umumnya petani tidak dapat membedakan antara tanaman yang terserang
hama dan tanaman yang terserang penyakit. Secara biologi Penyakit tumbuhan
adalah proses fisiologi yang tidak normal dalam badan tumbuhan, yang dapat
menyebabkan kerugian langsung pada petani, karena dapat mengurangi kualitas
dan kuantitas hasil. Penyakit yang menyerang tanaman biasanya menimbulkan
gejala-gejala atau ciri khas sehingga dapat memudahkan untuk mengetahui
penyakit yang menyerang tanaman. Penyakit tumbuhan salah satunya dapat
disebabkan oleh jamur. Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi, sebab memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang
biak dengan spora namun tidak memiliki klorofil, tumbuhnya berupa thallus (belum
ada defferensiasi menjadi akar, batang dan daun) serta tidak mempunyai sistem
pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Agar terhindarnya tanaman dari
2

penyakit yang disebabkan oleh jamur, maka pengetahuan lebih lanjut tentang jamur
harus dikembangkan untuk mendapatkan pengendalian peyakit yang efektif dan
ramah lingkungan dengan eksploitasi agens hayati (Tjahjadi, 2008).
Hama merupakan binatang yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan merugikan secara ekonomi bagi petani. Selain dapat merusak tanaman,
hama juga dapat berperan sebagai vektor penyakit. Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) merupakan konsep yang tepat dalam mengendalikan hama. Pemantauan
lahan secara rutin merupakan hal penting untuk memperhatikan perkembangan
populasi hama, musuh alami, penyakit, dan lingkungan suatu lahan. Dengan
mengetahui jenis dan bioekologi hama, serta keadaan pertanaman dari setiap
musim, maka pengambilan keputusan dalam mengendalikan hama dapat
terlaksana secara tepat dan cepat (Octaviani, 2022).
Penurunan produksi tanaman dapat disebabkan oleh beberapa hal yang salah
satunya adalah serangan OPT, baik berupa patogen penyebab penyakit maupun
hama pada tanaman tersebut. Penyakit tumbuhan dapat didefinisikan sebagai
malfungsi dari sel dan jaringan tanaman inang sebagai hasil dari gangguan oleh
patogen atau faktor lingkungan secara terus menerus yang mengakibatkan
perkembangan suatu gejala. Berbagai jenis patogen dari golongan jamur, bakteri
dan virus menyerang tanaman di lapangan dan beberapa diantaranya merupakan
patogen yang dapat menurunkan produktivitas tanaman-tanaman tersebut (Yulia et
al., 2018).
Identifikasi jenis dan penentuan ciri-ciri penyakit merupakan langkah awal
yang menentukan keberhasilan usaha pengelolaan penyakit yang efektif, aman, dan
efisien. Penyuluh pertanian pada saat ini masih kesulitan mengidentifikasi penyakit
yang menyerang tanaman padi walaupun terlihat adanya perubahan pada tanaman
padi tersebut serta menentukan solusi atau cara penanganan untuk memberantas
penyakit tersebut. Penyuluh juga masih kesulitan dalam memberikan penjelasan
kepada petani tentang gejala-gejala yang dialami tanaman yang terkena penyakit
(Maria et al., 2020).
Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman
budidaya atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk
3

mengendalikannya. Keberadaan gulma pada tanaman budidaya mengakibatkan


adanya kompetisi dalam hal pengambilan air, unsur hara, ruang tumbuh serta
cahaya matahari yang dapat merugikan tanaman budidaya. Di samping itu gulma
dapat mengeluarkan senyawa allelopathy serta dapat menjadi inang bagi hama dan
patogen tanaman budidaya. Kerugian yang diakibatkan oleh gulma ini akan
menurunkan hasil panen pada tanaman budidaya (Imaniasita, 2020).
Keragaman gulma penting dipelajari untuk mengetahui komposisi dan
struktur gulma pada lahan pertanian dan dapat menentukan pengendalian yang
tepat. Keragaman gulmadipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keragaman gulma pada tiap lokasi pengamatan, seperti cahaya,
unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya tanaman, serta jarak tanam atau
kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta umur tanaman tersebut. Spesies
gulma juga dipengaruhi oleh kerapatan tanaman, kesuburan tanah, pola budidaya
dan pengolahan tanah. Sebaran gulma antara satu daerah dengan daerah lainnya
berbeda sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi gulma serta
pengenalan jenis-jenis gulma dominan merupakan langkah awal dalam menentukan
keberhasilan pengendalian gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keragaman dan dominansi gulma di lahan pertanian (Tustiyani et al., 2019).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui macam-macam


organisme pengganggu tanaman (OPT) pada pertanian yang ada di lapangan.
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman bawang,
tanaman timun, tanaman bayam, tanaman cabai, tanaman terong sebagai bagian
yang diamati dan alkohol 20% untuk mengawetkan hama yang ditemukan di
lapangan.

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah toples, jaring
serangga, sasak, alat tulis, kertas koran dan handphone.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Juni 2023 pukul 08.00-11.00
WITA. Bertempat di Jalan Kurnia Landasan Ulin.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adaah sebagai berikut:


1. Persiapkan alat tulis.
2. Praktikum mencatat dan memperhatikan setiap kegiatan yang di dapat di
lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Adapun hasil dari praktikum yang dapat diperoleh beberapa data pengamatan:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Terong
No Gambar Keterangan
1
Nama Hama : Kutu Aphid
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera

2
Nama Hama : Lalat Buah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera

3
Nama Hama : Kutu Kebul
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera

4
Nama Gulma : Teki-tekian
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
6

5
Nama Gulma : Rumput
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

6
Nama Gulma : Daun Lebar
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteraceae

7 Nama Penyakit : Bercak daun


Penyebab : Jamur Cercospora
nicotianae
Gejala :
• Bercak muncul sat tanaman
berumur sekitar 4-6 minggu
• Pada kondisi lembab, daun
yang terinfeksi menjadi warna
kuning.
8 Nama Penyakit : Menguning
Penyebab : Virus Gemini
Gejala :
• Daun muda mengkerut dengan
warna mozaik kekuningan
• Daun mengkerut hingga ukuran
mengecil dan menjadi tebal
7

9 Nama Penyakit : Busuk Buah


Penyebab : Jamur
• Phytophthora sp.
• Phomopsis vexans
• Phytium sp.
Gejala :
• Adanya bercak-bercak coklat
kebasahan pada buah
• Buah busuk
• Buah mengkerut

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Cabai


No Gambar Keterangan
1
Nama Hama : Kutu Kebul
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera

2
Nama Hama : Siput
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda

3
Nama Gulma : Teki-tekian
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
8

4
Nama Gulma : Daun Lebar
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteraceae

5
Nama Gulma : Rumput
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

6 Nama Penyakit : Antraknosa


Penyebab : Jamur Colletotrichum sp.
Gejala :
• Bercak coklat kehitaman pada
permukaan buah cabai
• Buah menjadi busuk lunak
• Bagian tengah bercak terdapat
kumpulan titik-titik yang
merupakan koloni cendawan
7 Nama Penyakit : Mosaik
Penyebab : Virus
Gejala :
• Daun berwarna kuning
• Klorosis setempat-setempat
• Daun berubah bentuk
(malformasi)
9

8 Nama Penyakit : Kerdil


Penyebab : Virus Gemini
Gejala :
• Daun muda mengkerut dengan
warna mozaik kekuningan
• Daun mengkerut hingga ukuran
mengecil dan menjadi tebal
• Tanaman berukuran kecil dari
normal

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Bayam


No Gambar Keterangan
1
Nama Hama : Ulat grayak
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas :Insecta
Ordo : Lepidoptera

2
Nama Hama : Belalang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Caelifera

3
Nama Hama : Kutu Kebul
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
10

4
Nama Gulma : Rumput Mutiara
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

5
Nama Gulma : Teki-tekian
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales

6
Nama Gulma : Daun Lebar
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteraceae

7
Nama Gulma : Paku-pakuan
Kingdom : Planteae
Filum : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Selagi nellales

8 Nama Penyakit : Kekurangan


Mangan
Penyebab : Kekurangan unsur hara
mangan (Mn)
Gejala :
• Pada daun muda di antara
tulang daun dan secara
setempat-setempat terjadi
11

klorosis dari warna hijau


menjadi kuning
• Warna kuning selanjutnya
menjadi warna putih
• Tulang daun tetap berwarna
hijau
9 Nama Penyakit : Karat Putih
Penyebab : Cendawan Albogo
candida
Gejala :
• Terbentuknya bercak-bercak
putih
• Bercak putih melepuh
Berada pada sisi bawah tanaman
bayam

Tabel 4. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Timun


No Gambar Keterangan
1
Nama Hama : Kutu Kebul
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera

2
Nama Hama : Ulat grayak
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas :Insecta
Ordo : Lepidoptera
12

3
Nama Hama : Belalang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Caelifera

4 Nama Gulma : Fimbristylis miliacea


(Teki tekian)
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
5
Nama Gulma : Rumput
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

6
Nama Gulma : Daun Lebar
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteraceae

7 Nama Penyakit : Busuk Buah


Penyebab : Jamur
• Phytophthora sp.
• Phomopsis vexans
• Phytium sp.
Gejala :
13

• Adanya bercak-bercak coklat


kebasahan pada buah
• Buah busuk
• Buah mengkerut

8 Nama Penyakit : Cucumber Mozaik


Virus (CMV)
Penyebab : Kutu aphid
Gejala :
• Bercak kuning pada daun
• Lembaran daun menyempit
• Bentuk buah abnormal
9 Nama Penyakit : Nekrosis
Penyebab : Pseudomonas syringae
pv. tabaci
Gejala :
• Bercak daun
• Hawar
• Sel-sel tanaman mati

Tabel 5. Hasil Pengamatan Pada Tanaman Bawang


No Gambar Keterangan
1
Nama Hama : Ulat bawang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas :Insecta
Ordo : Lepidoptera
14

2
Nama Hama : Semut
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera

3
Nama Hama : Siput
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda

4
Nama Gulma : Daun Lebar
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asteraceae

5
Nama Gulma : Teki-tekian
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales

6
Nama Gulma : Rumput
Kingdom : Planteae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
15

7 Nama Penyakit : Busuk Pangkal Batang


Penyebab : Jamur :
• Phythopthora capsica
• Phytopthora infestans
Gejala :
• Bercak coklat pada batang
• Lama kelamaan muncul bulu-
bulu halus hitam putih pada
bercak
• Tanaman layu
8 Nama Penyakit : Moler
Penyebab : Fusarium oxysporum f. sp.
cepae
Gejala :
• Tanaman layu secara mendadak
• Warna daun menguning dan
melengkung
• Akar tanaman membusuk dan
mudah tercabut
16

Pembahasan

Pada tanaman pertama yaitu tanaman terong pengamatannya adalah sebagai


berikut. Ulat, yang menimbulkan gejala berlubang-lubang pada daun dan buah
tanaman ini. Berikutnya lalat buah yang menimbulkan gejala bercak coklat pada
buah kemudian menjadi busuk, kerdil dan bila dibelah akan terlihat adanya larva
lalat dalam daging buah terong. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan buah yang terserang yang kemudian dimusnahkan dengan cara
dibakar, penggunaan perangkap, penggunaan musuh alami yakni predator lalat
antara lain semut , laba-laba dan kumbang serta secara kimiawi dengan insecta lalat.
Penyakit yang menyerang tanaman terong adalah penyakit kuning yang disebabkan
oleh virus Gemini, dapat ditulari oleh kutu kebul yang menimbulkan gejala bercak
kering dan kemudian menjadi berwarna kuning serta daun berwarna mosaik
klorosis. Dampak dari serangan virus ini dapat menurunkan produksi buah karena
terganggunya proses metabolisme pada tanaman.
Pada tanaman kedua yaitu tanaman cabai, organisme pengganggu tanaman
pada tanaman cabai adalah hama kutu kebul, yang menimbulkan gejala seperti
muncul bercak kuning pada tulang daun yang masih muda. Pada akhirnya urat daun
akan menjadi kekuningan, cekung, dan mengkerut menjadi lebih kecil dan tebal,
kerusakan yang disebabkan kutu kebul antara lain mengakibatkan daun mengalami
klorosis karena kutu kebul ini memperhambat proses fotosintesis pada daun, layu,
gugur daun dan mati, bahkan kutu kebul ini bisa membawa virus penyakit yang
dapat menyerang tanaman. Pencegahan kutu kebul sebagai berikit menggunakan
varietas unggul dan sanitasi lahan. Lalu dapat dilakukan pengendalian
menggunakan perangkap kuning, menggunakan musuh alami seperti kumbang
koksi dan secara kimiawi mengaplikasikan pestisida. Lalu yang kedua yaitu siput
yang menyebabkan merusak seluruh bagian tanaman dengan memakan daun dan
aktif mencari makan pada malam hari. Gulma yang menyerang pada tanaman yaitu
gulma golongan rumput-rumputan, teki-tekian dan daun lebar, pengendaliannya
dapat dilakukan dengan cara manual/mekanik/fisik yakni mencabut gulma yang
tumbuh disekitaran tanaman cabai dan memusnahkannya. Penyakit yang
17

menyerang tanaman cabai yaitu cacar buah (antraknosa) yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit ini menyerang pada batang, ranting, daun dan buah cabai, tindakan
yang bisa dilakukan antara lain menggunakan benih atau biji yang steril,
menggunakan mulsa, melakukan penyemprotan fungisida dan pemetikan buah
yang terserang lalu dimusnahkan agar spora jamur tidak menular pada cabai
lainnya. Lalu penyakit kedua pada tanaman cabai yaitu mosaik, yang disebabkan
oleh virus. Gejalanya yaitu daun berwarna kuning, daun berubah bentuk
(malformasi). Lalu penyakit ketiga pada tanaman cabai adalah kerdil, yang
disebabkan oleh virus Gemini. Gejalanya yaitu daun muda mengkerut dengan
warna mozaik kekuningan, daun mengkerut hingga ukuran mengecil dan menjadi
tebal, tanaman berukuran kecil dari normal.
Pada tanaman ketiga yaitu tanaman bayam, organisme pengganggu tanaman
pada tanaman bayam adalah ulat grayak kerusakan yang disebabkan oleh hama ulat
grayak ini mengakibatkan daun pada tanaman bayam berlubang-lubang pada bagian
tengah dan tepi daun, untuk pengendaliannya bisa menggunakan herbisida apabila
sudah terserang sangat berat. Berikutnya adalah belalang gejala serangannya pada
daun yang masih muda terlihat bekas gigitan dibagian tepi daun dan serangannya
hampir menyerupai serangan ulat daun, pengendaliannya sangat mudah yakni
dengan cara mekanik/fisik yakni memungutnya secara langsung atau menggunakan
alat pengusir belalang yang menggoyangkan daun bayam secara perklahan ke kiri
dan ke kanan dengan alat agar belalang beterbangan. Selanjutnya adalah kutu daun,
serangan kutu daun ini menyebabkan daun-daun tanaman rontok dan dapat
membuat pertumbuhan tanaman melambat. Biasanya hama ini menyerang tanaman
pada musim kemarau, pengendalian hama kutu daun dapat dilakukan dengan cara
mekanik/fisik yakni mencabut atau membakar tanaman yang sudah terserang.
Gulma yang terdapat disekitar tanaman bayam yakni berupa gulma jenis paku-
pakuan, gulma jenis ini biasanya tumbuh di darat dengan ketinggian 350 m di atas
permukaan laut dengan kondisi yang lembab. Gulma selanjutnya berjenis meniran
hijau, gulma ini tumbuh dengan sendirinya di daerah tropis. Gulma ini dapat
dikendalikan dengan cara mencabut, menghancurkan gulma dan pemakaian mulsa
dengan tujuan mengurangi jumlah gulma.
18

Pada tanaman keempat yaitu tanaman timun, organisme penggangu tanaman


yang terdapat pada tanaman timun adalah kutu kebul, hama berwujud kutu putih
sekecil butiran pasir yang dapat menyerang tanaman timun, hama kutu kebul ini
berkembang biak dengan cepat baik secara kawin maupun tidak kawin. Karenanya,
perlu segera dibasmi sebelum semakin parah. Kutu kebul dapat di atasi dengan
menggunakan insektisida klortrin. Berikutnya ulat grayak, hama ini menyerang
pada daun dan buah timun, ulat grayak ini seringnya menyerang timun yang masih
muda sebelum sempat dipanen. Selanjutnya kepik, hama kepik biasa menyerang
daun dengan cara memakan daun muda pada tanaman timun hingga batangnya, hal
ini dapat menyebabkan tanaman layu dan mati, cara mencegah perkembangbiakan
kepik yakni pengolahan lahan secara cepat dan pergiliran dengan tanaman lain yang
tidak sejenis. Lalu berikutnya adalah belalang gejala serangannya pada daun yang
masih muda terlihat bekas gigitan dibagian tepi daun dan serangannya hampir
menyerupai serangan ulat daun, pengendaliannya sangat mudah yakni dengan cara
mekanik/fisik yakni memungutnya secara langsung atau menggunakan alat
pengusir belalang yang menggoyangkan daun bayam secara perklahan ke kiri dan
ke kanan dengan alat agar belalang beterbangan. Gulma yang terdapat pada
tanaman timun yakni gulma berdaun lebar jenis bayam duri, sebenarnya gulma ini
sering menempel pada tanaman cabai ciri dari gulma ini sendiri adalah batang
bercabang dan memiliki duri pada batangnya. Cara mengendalikannya dengan cara
penyiangan, menggunakan herbisida dan pengendalian biologis. Ada juga gulma
golongan rumput-rumputan dan teki-tekian pengendaliannya dapat dilakukan
secara fisik/mekanik yakni mencabut gulma tersebut. Penyakit yang terdapat pada
tanaman timun yaitu busuk buah, yang disebabkan oleh jamur Phytophthora sp.,
Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejalanya yaitu adanya bercak-bercak coklat
kebasahan pada buah, buah busuk, buah mengkerut.
Pada tanaman kelima yaitu tanaman bawang, hama yang terdapat pada
tanaman bawang adalah hama ulat bawang Spodoptera exigua merupakan hama
utama yang umum merusak tanaman bawang. Serangan hama ini dapat
menyebabkan penurunan produksi bawang atau kehilangan hasil yang tidak sedikit
jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian. Berikutnya siput yang
19

menyebabkan tanaman bawang akan habis dimakan hama ini, pengendalian hama
ini dapat dilakukan dengan fisik yaitu di pindahkan ketempat lain atau dengan
insektisida. Selain itu, ada hama ulat bawang daun atau ulat grayak yang ada di
tanaman bawang menyebabkan daun pada tanaman bawang ini layu terkulai dan
berwarna kuning dari ujung menuju pangkal daun, hama ini sendiri aktif
menyerang tanaman pada malam hari, untuk pengendalian hama ulat daun ini.
KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikkum kali ini adalah sebagai berikut:

1. OPT pada tanaman terong yang berupa hama antara lain ulat dan lalat buah.
Selanjutnya penyakit yang menyerang antara lain busuk buah, bercak daun dan
dan menguning penyebabnya adalah jamur dan virus. Berikutnya gulma yang
terdapat disekitar tanaman terong yakni daun lebar, rumput-rumputan dan teki-
tekian.
2. OPT pada tanaman cabai yang berupa hama antara lain kutu kebul dan siput.
Selanjutnya penyakit yang menyerang pada tanaman cabai antara lain cacar
buah (antraknosa) gejalanya busuk buah virus ini dibawa oleh kutu kebul.
Berikutnya gulma yang terdapat pada tanaman cabai antara lain, daun lebar,
rumput-rumputan dan teki-tekian.
3. OPT pada tanaman bayam yang berupa hama antara lain kutu kebul, belalang
dan ulat gerayak. Selanjutnya penyakit yang ada pada tanaman bayam yakni
kekurangan mangan dan karat putih. Berikutnya gulma yang terdapat pada
tanaman bayam yaitu gulma jenis paku-pakuan, rumput-rumputan, paku-
pakuan dan daun lebar.
4. OPT pada tanaman timun berupa hama antara lain kutu kebul, ulat daun dan
ulat gerayak. Selanjutnya penyakit yang menyerang tanaman timun antara lain
daun menguning dan berlubang yang disebabkan oleh jamur. Berikutnya gulma
yang terdapat pada tanaman timun antara lain daun lebar, rumput-rumputan
dan teki-tekian.
5. OPT yang terdapat pada tanaman bawang berupa hama antara lain keong mas,
ulat daun dan ulat gerayak. Selanjutnya penyakit yang menyerang tanaman
bawang antara lain layu pada daun, menguning dan busuk daun yang
disebabkan oleh cendawan. Kemudian gulma yang terdapat pada tanaman
bawang antara lain rumput-rumputan, teki-tekian dan daun lebar.
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho. (2013). Konsep Timbulnya Penyakit Tanaman. Institut Pertanian


Bogor.

Ahmad. (2014). Hama Ulat Crop (Crocidolomia binotalis Zell.) pada Kubis
(Brassica oleracea L.). Institut Pertanian Bogor.

Atik., & Kurniawan. (2022). Identifikasi organisme pengganggu tanaman pada


buah kakao menggunakan algoritma forward chaining berbasis web. Jurnal
Ilmiah Teknik dan Ilmu Komputer, 1(2), 23-33.

Bambang. (2015). Kedudukan dan Sejarah Ilmu Penyakit Hutan. Universitas Bale
Bandung.

Dahiwale., Himawan & Sutrisno, H. (2015). Integrated management of


carbendazim resistant Altenaria alternata using homoeopatchic medicine.
Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(1), 65-78.

Imaniasita. (2020). Identifikassi keragaman dan dominasi gulma pada lahan


pertanaman kedelai. Jurnal Riset Agroteknologi, 4(1), 11-16.

Maria., Puspitarini, R. D., & Rahardjo, B. T. (2020). Diagnosis penyakit tanaman


padi menggunakan metode promethee. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 15(1),
27-31.

Oktaviani. (2022). Inventarisasi hama dan musuh alami pada tanaman padi di
kecamatan pulau lau timur. Jurnal Pertanian Terpadu, 10(1), 24-36.

Pakpahan. (2019). Implementasi metode forward chaining untuk mendiagnosis


organisme pengganggu tanaman (OPT) kopi. Jurnal Simetris, 10(1), 117-
125.
Pracaya. (2013). Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rosmanah., & Bibas, E. (2016). Identifikasi dan dominasi gulma pada lahan kering
daratan tinggi Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar
Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Bengkulu.

Sari, & Kurniawan. (2013). Jenis-jenis gulma yang ditemukan di perkebunan karet
(Hevea brasiliensis Roxb) desa Rimbo Datar Kabupaten 50 Kota Sumatera
Barat. Jurnal Ilmiah Biologi, 1(1), 28-32.

Sastrahidayat. (2012). Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya.


22

Solahudin. (2013). Pendeteksian kerapatan dan jenis gulma dengan metode bayes
dan analisis dimensi fractal untuk pengendalian gulma secara selektif.
Jurnal Keteknikan Pertanian, 24(2), 129-135.

Supangka. (2012). Sistem Usaha Tani Terpadu, Keunggulan Dan


Pengembangannya. Workshop Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu.
Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tustiyani., Puspitarini, R. D., & Rachmawati, R.. (2019). Identifikasi


keanekaragaman dan dominasi gulma pada lahan pertanaman jeruk (Citrus
sp.). jurnal Kultivasi, 18(1), 779-783.

Wati. (2017). Identifikasi hama tanaman padi (Oriza sativa L.) dengan perangkap
cahaya di kampung desay distrik prafi provinsi papua barat. Jurnal Triton,
8(2), 81-87.

Yulia. (2018). Pengendalian penyakit tanaman padi dan sayur dengan ekstrak
binahong di desa pasirbiru, kecamatan rancakalong, kabupaten sumedang.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(7), 1-8.
LAMPIRAN

Foto Kemasan Pestisida di Lapangan


No Gambar Keterangan

1. Marshal 200 EC merupakan


insektisida sistematik racun kontak
dan lambung bentuk pekatan yang
diemulsikan berwarna coklat untuk
mengendalikan hama-hama serangga
pada tanaman bawang merah, cabai
merah, jeruk, kapas, kakao, kedelai,
kelapa, kelapa sawit, kentang, timun,
semangka dan tomat.

2.

SIGPLUS 276 SL adalah herbisida


kontak pra tumbuh berbentuk larutan
dalam air, berwarna hijau tua yang
aktif mengendalikan gulma berdaun
lebar pada kelapa sawit (TBM).

3. TANDEM 325 SC adalah fungsida


sistematik yang bekerja sebagai
protektan dan kuratif memiliki
spectrum pengendalian yang luas dan
tuntas dan cepat pulih kembali,
fungisida ini bisa mengendalikan
jenis penyakit moler, trotol, hawar
pelepah dan antraknosa.
24

4.
SIDAMETHRIN 50 EC adalah
insektisida racun kontak dan lambung
berbentuk pekatan yang dapat
diemulsikan berwarna kuning untuk
mengendalikan hama penting pada
pertanaman jagung, kakao, kapas,
kedelai, kubis, sawi dan tembakau.

5.

BASIS 150 SL adalah herbisida non-


selektif kontak dan sistematik
berbentuk larutan dalam air untuk
mengendalikan gulma berdaun lebar
dan gulma golongan rumput pada
pertanaman kelapa sait (TBM).

6. Amistar Top 325 SC merupakan


fungisida yang bersifat protektif,
kuratif dan preventif berbentuk
pekatan suspense berwarna kuning
muda untuk mengendalikan penyakit
pada tanaman bawang merah, buah
naga, cabai, jagung, jeruk, kacang
tanah, melon, padi dan tomat.
25

7.

FASCINATE 150 SL adalah


herbisida kontak dan sistematik untuk
mengendalikan gulma berdaun lebar,
gulma berdaun sempit dan rumput
belulang/lulangan (Eleusine indica)
pada tanaman kelapa sawit (TBM).

8.
Insektisida DuPont Lannate 40SP
merupakan insektisida sistematik
racun kontak dan lambung berbentuk
tepung berwarna biru yang dapat larut
dalam air. Berbahan aktif Metomil,
efektif mengendalikan ulat grayak
pada bawang merah Spodoptera
exigua.
26

Foto Herbarium/ Gulma yang di dapat di Lapangan


No Gambar Keterangan
1. Nama Gulma : Teki
Kingdom : Plantae
Divisi : Peridophyta
Kelas : preridopyda
Ordo : polypodiales
Genus : Tectaria
Spesies : Tectaria crenata Cav.
Habitat : lahan tanah yanh tidak
terlalu kering ataupun basah
Tanggal : 10 juni 2023
Lokasi : Jalan Kurnia, Landasan
Ulin
Penemu : Kelompok 14.

2. Nama Gulma : Rumput Teki


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Genus : Cyperus L
Spesies : Cyperus rotundus
Habitat : lahan tanah yanh tidak
terlalu kering ataupun basah
Tanggal : 10 juni 2023
Lokasi : Jalan Kurnia, Landasan
Ulin
Penemu : Kelompok 14.
27

3. Nama Gulma : Rumput


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Genus : pennisetum
Spesies : pennisetum purpuream
Habitat : lahan tanah yanh tidak
terlalu kering ataupun basah
Tanggal : 10 juni 2023
Lokasi : Jl. Kurnia, Landasan Ulin
Penemu : Kelompok 14

4. Nama Gulma : Rumput Daun Lebar


Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Brassicales
Genus : Hyptis
Spesies : Hyptis rhomboidea Mark
& Gal.
Habitat : lahan tanah yanh tidak
terlalu kering ataupun basah
Tanggal : 10 juni 2023
Lokasi : Jalan Kurnia, Landasan
Ulin
Penemu : Kelompok 14.
28

Foto-foto kegiatan praktikum lapangan

Anda mungkin juga menyukai