Kelompok 4
Kelompok 4
DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Dilfera Hermiati S.Kep M.Kep
DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2024
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan berbagai kenikmatan yang
tiada terhingga banyaknya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan pada
baginda Nabi besar Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umat yang
mendapat syafaat darinya, Amiin.
Makalah ini tak lain sebagai salah satu tugas kuliah .Saya sebagai penulis
mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga keberadaan makalah ini dapat berguna bagi semua
orang ,Aamiin
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsiatau suspense atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakandengan
cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan kedalamtubuh dengan menggunakan alat suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang
diinjeksikan atau di suntikkanmelalui kulit atau membrane mukosa
kedalam kompartemen tubuh yang paling dalam. Sediaan parenteral
memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan
membrane mukosa sehinggasediaan parenteral harus bebas dari
kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harusmemiliki
kemurnian yang dapat diterima.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa itu Intra Cutan (IC) ?
2. Apa tujuan injeksi Intra Cutan (IC) ?
3. Apa indikasi Intra Cutan (IC) ?
4. Bagaimana persiapan alat dan mekanisme kerja Intra Cutan (IC) ?
5. Apa itu Sub Cutan (SC) ?
6. Apa tujuan injeksi Sub Cutan (SC)?
7. Apa indikasi Sub Cutan (SC)?
8. Bagaimana persiapan alat dan mekanisme kerja Sub Cutan (SC)?
C. Tujuan
Tujuannya yaitu :
1. Mengetahui apa itu Intra Cutan (IC)
2. Mengetahui apa tujuan injeksi Intra Cutan (IC)
4
3. Mengetahui apa indikasi Intra Cutan (IC)
4. Mengetahui bagaimana persiapan alat dan mekanisme kerja Intra
Cutan (IC)
5. Mengetahui apa itu Sub Cutan (SC)
6. Mengetahui apa tujuan injeksi Sub Cutan (SC)
7. Mengetahui apa indikasi Sub Cutan (SC)
8. Mengetahui bagaimana persiapan alat dan mekanisme kerja Sub Cutan
(SC)
5
BAB II
PEMBAHASAN
Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obatsecara
oral. Apabila klien tidak sadar atau bingung, sehingga klien tidak mampu
menelan atau mempertahankan obat dibawah lidah. Olehkarena itu, untuk
6
memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan dengan pemberian obat secara
injeksi.
1. Persiapan Alat
2. Mekanisme Kerja
7
dilakukan
2 Perawat mencuci tangan - Agar tidak terjadi infeksi
- Atur posisi pasien nosokomial
- Siapkan obat injeksi(spuit - Agar pasien merasa
telah terisi dengan obat) nyaman
- Memakai sarung tangan - Supaya spuit diisi oleh
(handschoen). obat sesuai dosisnya.
- Tentukan bagian yang - Agar pada saat menyuntik
akan diberikan obat. tangan tidak kontak
Membebaskan area yang langsung dengan area yang
akan disuntik dari pakaian akan disuntik
- Pilih area penyuntikan - Lengan bawah bagian
yang tepat. Letakan dalam, dada bagian atas,
pengalas bila perlu. punggung dibawah
- Membersihkan area scapula), bebas dari edema,
penyuntikan dengan massa, nyeri tekan,
menggunakan kapas jaringan parut,
alkohol dari tengah keluar kemerahinflamasi, gatal.
secara melingkar sekitar 5 - Daerah penyuntikan steril,
cm, menggunakan tangan dan tidak ada kuman,dll.
yang tidak untuk - Agar tidak ada gelombang
menginjeksi. udara pada saat menyuntik
- Gunakan spuit, lepaskan - Merupakan cara menyuntik
kap penutup secara tegak yang tepat dan benar.
lurus sambil menunggu Supaya tangan klient tidak
antiseptik kering dan bergerak-gerak
keluarkan udara dari spuit - Memberikan obat tersebut
- Pegang spuit dengan salah secara perlahan-lahan
satu tangan yang dominan sampai berbentuk
antara ibu jari dan jari gelembung kecil.
telunjuk dengan telapak - Kalau bernilai negatif
tangan menghadap lakukanlah injeksi obat
8
kebawah. Pegang erat antibiotik tersebut sesuai
lengan klien dengan takarannya untuk pasien
tangan kiri, tegangkan - Dan biasanya takaran obat
area penyuntikan tsb sesuai anjuran
- Secara hati – hati tusuk / dokter.Kalau bernilai
suntikan jarum dengan positif obat tsb tidak
lubang jarum menghadap digunakan dan diganti
keatas, sudut 15’ sampai dengan obat antibiotik
30 derajat. yang lain
- Raih pangkal jarum - Menjaga agar alat-alat
dengan ibu jari, lalu yang digunakan tadi tetap
dorong cairan obat bersih. Bila tak diperlukan
perlahan-lahan. buang ditempat yang
- Beri tanda pada area disediakan.
suntikan menggunakan - Kembalikan posisi pasien
spidol atau polpen. seperti semula.
Tuliskan jam pada saat - Agar tidak terjadi infeksi
melakukan skintest. nosokomial.
- Setelah 10-15 menit
check kembali reaksi obat
yang telah disuntikan
apakah bernilai positif
atau negative.
- Membereskan alat – alat.
- Buang spuit tanpa harus
menutup jarum dengan
kap nya (guna mencegah
cidera pada perawat) pada
tempat pembuangan
secara benar.
- Melepas sarung tangan
dan merapihkan pasien
9
- Mencuci tangan
3 Dokumentasi, Catat Agar perawat mengetahui
pemberian obat yang telah pemberian obat melalui intra
dilaksanakan (dosis, waktu, cutan.
cara) pada lembar obat.atau
catatan perawat
4 Evaluasi respon klient setelah Mengetahui keadaan pasien.
pemberian tindakan
pemberian obat melalui intra
cutan.
10
4. Perhatikan tekhnik septik dan aseptik
1. Persiapan Alat
2. Mekanisme Kerja
11
akan disuntik dari pakaian - Lengan atas, paha bagian
- Pilih area penyuntikan anterior, abdomen, area
yang tepat. Letakan scapula, upper ventrogluteal
pengalas bila perlu. dan dorsogluteal
- Membersihkan area - Daerah penyuntikan steril,
penyuntikan dengan dan tidak ada kuman,dll.
menggunakan kapas - Agar tidak ada gelombang
alkohol dari tengah keluar udara pada saat menyuntik
secara melingkar sekitar 5 - Merupakan cara menyuntik
cm, menggunakan tangan yang tepat dan benar (sub
yang tidak untuk cutan)
menginjeksi. - Masukan obat tersebut
- Gunakan spuit, lepaskan secara perlahan-lahan dan
kap penutup secara tegak merupakan teknik
lurus sambil menunggu menyuntik.
antiseptik kering dan - Supaya tidak mengeluarkan
keluarkan udara dari spuit darah. guna mencegah
- Pegang spuit dengan salah cidera pada perawat
satu tangan yang dominan - Menjaga agar alat-alat yang
antara ibu jari dan jari digunakan tadi tetap bersih.
telunjukdengan telapak Bila tak diperlukan buang
tangan menghadap ke arah ditempat yang disediakan.
samping, atas atau ke - Kembalikan posisi pasien
bawah.Gunakan tangan seperti semula.
yang tidak memegang spuit - Agar tidak terjadi infeksi
untuk mengangkat / nosokomial.
meregangkan kulit
- Secara hati - hati tusuk /
suntikan jarum dengan 45
derajat.Raih ujung bawah
barrel spuit dengan tangan
non dominan dan
pindahkan tangan dominan
ke plunger. Lakukan
aspirasi dengan cara
menarik plunger, jika
terdapat darah dalam spuit
maka segera cabut spuit
untuk dibuang dan diganti
dengan spuit dan obat yang
baru. bila tidak terdapat
darah, suntikkan obat
secara perlahan kedalam
jaringan
- Cabut spuit / jarum dengan
cepat sambil meletakkan
kapas alkohol pada tempat
penyuntikan lalu usap pada
area injeksi. bila tempat
penusukan mengeluarkan
12
darah, tekan tempat
penusukan dengan kassa
steril kering sampai
perdarahan berhenti. buang
spuit tanpa harus menutup
jarum dengan kapnya. pada
tempat pembuangan secara
benar.
- Membereskan alat – alat,
- Melepas sarung tangan dan
merapihkan pasien
- Mengatur posisi pasien
- Mencuci tangan
3 Dokumentasi, Catat pemberian Agar perawat mengetahui
obat yang telah dilaksanakan pemberian obat melalui Sub
(dosis, waktu, cara) pada cutan.
lembar obat.atau catatan
perawat.
4 Evaluasi respon klient setelah Mengetahui keadaan pasien.
pemberian tindakan pemberian
obat melalui intra cutan.
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal
adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke
dalam jaringan kulit atau intra dermis. Indikasi untuk injeksi ic, yaitu:
Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes), pasien yang akan
melakukan vaksinasi, menegakkan diagnosa penyakit, dan dilakukan
sebelum memasukkan obat. Prinsipnya, sebelum memberikan obat,
perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi pemberian
obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar, setelah dilakukan
injeksi, juga tidak boleh dilakukan pemijatan pada area yang telah
diinjeksi karena akan mempengaruhi hasil tes. Sebelum dilakukan
prosedur injeksi, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat, persiapan
pasien, dan persiapan lingkungan. Setelah tindakan perawat juga harus
melakukan dokumentasi, mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/ respon klien terhadap obat, perawat
yang melakukan ) pada catatan keperawatan.
B. Saran
Pada saat melakukan injeksi Intra cutan atau sub cutan, hendaknya
terjalin hubungan terapeutik antara perawat dan pasien, karena biasanya
pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan injeksi. Karja sama
antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan agar
tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.
Semoga makalah ini berguna kedepannya dan dapat diterapkan di
kehiduan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
14
Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan . Yogyakarta: Salemba
Medika.
http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html
http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html
http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2010/05/19/memberikan-obat-
melalui-suntikan-intracutan-atau-intradermal/
15