Laporan PKL Ugr
Laporan PKL Ugr
oleh :
Mengetahui,
Universitas Gunung Rinjani
Fakultas Teknik
Dekan,
ii
KATA PENGANTAR
iii
8. Nyoman Tika Harinata, selaku Pelaksana Lapangan PT. Sanur Jaya Utama
9. Gede Sentana dan Ketut Catur, selaku surveyor PT. Sanur Jaya Utama, dan
10. Semua pihak yang berkaitan
Keluarga dekat dan teman-teman tercinta, yang tidak dapat disebut satu-
persatu, selalu bertukar pikiran, mendukung dan membantu terselesaikannya
laporan ini
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena penulis mengharapkan kritik, saran maupun masukan yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan isi dari laporan ini.
Suralaga, 4 juni 2023
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ...................................................................... 27
3.2.1 Pekerjaan kolom .............................................................................. 27
3.2.2 Pekerjaan balok dan plat lantai ....................................................... 31
3.2.3 Pekerjaan Tangga ............................................................................ 37
3.2.4 Pekerjaan dinding pasangan ½ bata ................................................ 41
3.2.5 Pekerjaan finishing .......................................................................... 43
BAB IV ................................................................................................................. 46
EVALUASI PEKERJAAN ................................................................................. 46
4.1 Masalah dan Solusi Penanganan dalam Proyek ..................................... 46
4.2 Evaluasi Pekerjaan.................................................................................. 47
BAB V ................................................................................................................... 49
PENUTUP ............................................................................................................ 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2 Saran ....................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Peta Lokasi Proyek .............................................................................. 3
Gambar 1 2 Layout Pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara ......................... 4
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan ...................................... 52
Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 53
Lampiran 3 Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan .............................................. 55
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rinjani dituntut mempersiapkan diri dengan menimba pengalaman melalui
kegiatan PKL, agar tidak hanya matang dari segi teori, akan tetapi juga siap
dalam Praktiknya.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan
akademik yang berfokus pada kemampuan untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama menjalani perkuliahan dalam
Praktiknya. Kegiatan ini dapat menambah pengalaman mahasiswa
khususnya di Prodi S1 Teknik Sipil Universitas Gunung Rinjani dan
memberikan wawasan mendalam terkait dunia kerja sebelum lulus dari
bangku perkuliahan kelak.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan pembangunan proyek
Tujuan dari Pembangunan rumah sakit Mabagik Utara yaitu :
a. Menyediakan layanan kesehatan yang cepat dan mudah dijangkau bagi
warga
b. Meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan
c. Meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan
d. Bagian dari upaya pengembangan infrastruktur kesehatan daerah
e. Memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat setempat terhadap
pelayanan kesehatan yang lebih baik
2
d. Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan antara pembelajaran di
kelas, pelaksanaan, serta pengawasan proyek pada kondisi lapangan.
3
Gambar 1 2 Layout Pembangunan Rumah Sakit Masbagik
Utara
(Sumber: PT.Sanur Jaya Utama,2023)
4
1.4 Data Teknis Proyek
Adapun data-data teknis yang didapatkan selama pelaksanaan praktek
kerja lapangan pada proyek pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara
Ruang lingkup pekerjaan proyek pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara
Pekerjaan Persiapan
a. Bangunan IGD dan Poliklinik
❖ Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Pondasi Foot Plat
• Pekerjaan Sloof
• Pekerjaan Balok
• Pekerjaan Kolom
• Pekerjaan Plat Lantai
• Pekerjaan Tangga
❖ Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan Pasangan
• Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding
• Pekerjaan Plafond
• Pekerjaan Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Sanitasi
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Facade
• Pekerjaan Railing dan Hand Railing
b. Bangunan Rawat Inap
❖ Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Tanah
• Pekerjaan Beton
• Pekerjaan Penutup Atap
❖ Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan Pendahuluan
5
• Pekerjaan Pasangan dan Pelapis Dinding
• Pekerjaan Pelapis Lantai
• Pekerjaan Plafond
• Pekerjaan Pintu dan Jendela
• Pekerjaan Sanitasi
• Pekerjaan Facade
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Railing dan Hand Railing
• Pekerjaan Interior Melekat
c. Mekanikal Elektrikal dan Plumbing
d. Laboratorium Radiologi
e. Landscape
6
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11/KPTS/2000 tentang
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
k. Keputusan Direktur Jenderall Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja).
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja).
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI) dan Algemenee Voorwarden
(AV).
o. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non gedung SNI2 1726 : 2013.
p. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan
SNI 2847 : 2013.
q. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729 : 2012.
r. Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk Bangunan Gedung
dan Struktur lain SNI 1727 : 2013.
s. PersyaratanPerancangan Geoteknik,SNI8460 :2017.
7
2. Tanggal Kontrak : 12 Januari2023
3. Nama Proyek : Pembangunan Rumah Sakit Masbagik
Utara
4. Lokasi Proyek : Masbagik Utara, Kec. Masbagik, Kab.
Lombok Timur, NTB.
5. Satuan Kerja/Instansi : Dinas Kesehatan Lombok Timur
6. PPK : Dinas PUPR Lombok Timur
7. Nama PPK : Akhmad Khaerul Munady, ST.
8. Sumber Anggaran : APBD Lombok Timur Tahun 2023
9. Kontraktor : PT. Sanur Jaya Utama
10. Konsultan Pengawas : Adi Cipta Konsultan
11. Nilai Kontrak : Rp. 40,620,450,000.-
12. Masa Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
13. Masa Pemeliharaan : 30 Hari
8
BAB II
ORGANISASI
9
pekerjaan proyek.
d. Meminta pertanggungjawaban kepada Konsultan Pengawas atau
Manajemen Konstruksi (MK).
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
2. Wewenang Owner
a. Membuat Surat Perintah Kerja(SPK).
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
c. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak. Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan
bentuk dan materi yang tidak sesuai dengan RKS.
Pada proyek pembangunan Rumah Sakit ini, yang bertindak sebagai
pemberi tugas adalah kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Lombok Timur. Sedangkan pejabat yang menyetujui pembangunan
proyek ini adalah Akhmad Khaerul Munady, ST. selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara Lombok
Timur.
10
1) Menyusun uraian, maksud dan tujuan perencanaan.
2) Mengumpulkan data-data lapangan, penyelidikan tanah dan
lingkungan.
3) Membuat perencanaan dan pengurusan untuk mendapatkan izin
pendirian bangunan serta hasil penelitian dan pengujian anggaran
untuk pelaksanaan konstruksi fisik.
4) Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan konstruksi, listrik,
tata udara serta plumbing.
5) Membuat gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS),
perhitungan struktur, rencana volume dan biaya, jadwal pelaksanaan
dan pelelangan.
6) Memberi penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan melakukan
pengawasan secara berkala dari segi arsitektur. (Wicaksono, 1992)
b. Hak konsultan perencana adalah:
1) Berhak mendapatkan imbalan jasa atas kerja yang telah dilakukan.
2) Berhak mendapatkan peninjauan dan dokumentasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
3) Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan (Wicaksono,1992).
Pada proyek pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara yang
ditunjuk sebagai konsultan perencana adalah PT. Medisain Dadi Sempurna
11
1) Memahami dan menaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat kontrak kerja.
2) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar serta
persyaratan yang telah ditentukan.
3) Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh
pengawas.
4) Mengadakan pengujian untuk contoh-contoh bahan konstruksi yang
akan dipakai.
5) Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
b. Hak kontraktor
1) Mengikuti proses pelelangan setelah mendapatkan undangan dari
pimpinan proyek melalui pengumuman atau edaran.
2) Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan
bobot atau prestasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.
3) Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas
gambar kerja dengan pelaksanaan yang dilakukan atas perintah
pemberi tugas.
4) Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah
disepakati apabila terjadi penambahan pekerjaan atas perintah
pemberi tugas.
c. Tanggung jawab kontraktor
1) Bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2) Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi karena kelalaian
pelaksana.
3) Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4) Bertanggung jawab atas keselamatan bangunan selama masa
pemeliharaan.
12
PROJECT
MANAGER
DRAFTER
KADEK AGUS
DERMAWAN
MADE DERMAWAN
QUANTITY/SURVEY
OR
HAMZAN MERIJAE,
ST
A.A GDE NGR CAKRA
13
a. Project manager, mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar
tetap solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat
diagram bar dan critical path serta mempunyai kemampuan analisis
kemampuan resiko yang baik.
b. Kepala pelaksana, mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan
menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan
oleh pihak pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review design.
c. Pelaksana, bertugas untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai
dengan gambar bestek yang ada.
d. Quality control, memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap
bahan material yang digunakan.
e. Drafter, membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing,
menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan,
menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor, serta membuat
gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
f. MEP, mengawasi jalannya konstruksi sesuai dengan standar
keselamatan dan kesehatan, mencatat dan melaporkan bila ada masalah
dengan konstruksi MEP, serta menghentikan proyek bila desain
konstruksi MEP bermasalah dan tidak sesuai dengan standar atau
membahayakan keselamatan dan kesehatan.
g. K3, menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi. mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
pelaksanaan konstruksi, merencanakan dan menyusun program K3,
serta membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan
K3.
h. Kepala gudang, membuat perencanaan pengadaan barang dan
pemakaiannya, mengawasi dan mengontrol operasional gudang,
menjadi pemimpin bagi semua staf gudang, mengawasi dan mengontrol
semua barang yang masuk dan keluar (dipakai di proyek) sesuai dengan
SOP, serta melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai
SOP.
14
2.1.4 Pengawas (direksi)
Pengawas adalah salah satu unsur badan hukum yang ditunjuk dan
diberi kuasa penuh oleh pemimpin proyek untuk membentuk direksi teknik
dalam pengawasan di lapangan agar tidak menyimpang dari gambar rencana
(Dipohusodo, 1996). Pada proyek pembangunan Rumah Sakit Masbagik
Utara ini, sebagai pengawas dipercayakan kepada CV. Adi Cipta
Konsultanyang dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada
pimpinan proyek.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari pengawas adalah :
a. Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
b. Menyetujui perubahan-perubahan serta penyesuaian di lapangan
selama pelaksanaan atas dasar persetujuan bersama.
c. Membuat laporan harian dan bulanan atas dasar kemajuan pekerjaan.
d. Mengawasi kecepatan waktu penyelesaian.
Struktur organisasi CV. Adi Cipta Konsultan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Khaeruddin, ST
Team Leader
Ahmad Fathi
Muslim
Admin Keuangan Operator
Komputer
Nikmal Lutfi, ST Widya Pranof, ST., M. Eng Muliadi, ST., M. Eng Abdurrahman, ST
Ahli Arsitektur Ahli Struktur Ahli ME Ahli K3
Ahsan Riadi, ST R.
Yulianto, ST
Pengawas
Lapangan
15
(Sumber: CV. Adi Cipta Konsultan, 2023)
Adapun tugas dalam struktur organisasi di atas adalah :
a. Team Leader, mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar tetap
solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat
diagram bar dan critical path serta mempunyai kemampuan analisis
kemampuan risiko yang baik.
b. Pengawas Lapangan, bertugas untuk mengawasi jalannya pekerjaan di
lapangan dan juga mengontrol mutu pekerjaan.
c. ME (Mekanikal Elektrikal), bertugas untuk membantu tugas team
leader khususnya yang berkaitan dengan desain mekanikal dan
elektrikal pada blok/gedung, memeriksa dan menganalisa data
lapangan, serta melakukan koordinasi berkala atau mensinkronisasikan
gambar desain mekanikal dan elektrikal, agar tidak melebihi dari waktu
yang direncanakan.
d. Ahli arsitektur, memberikan bantuan pengawasan kepada para KPA
dan PPK, melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
penyelenggaraan program pembangunan proyek pekerjaan
pengawasan, bersama-sama kontraktor membantu proyek menyiapkan
shop drawing dan as-build drawing, memantau penyampaian pelaporan
pembangunan kepada team leader, serta melakukan konsolidasi laporan
penanggung jawab kegiatan dan pengawas bangunan dalam setiap
bulannya.
e. Ahli struktur, melakukan koordinasi dengan konsultan supervisi dalam
monitoring pelaksanaan konstruksi spam, mengadakan kunjungan
berkala ke lokasi proyek wilayah konsultan bintek, bertanggung jawab
dalam memeriksa kemajuan dan standar dari konstruksi serta
memberikan bantuan teknis bagi pengawasan konstruksi,
16
terhadap pelaksanaan dan wewenang untuk menjamin kelancaran jalannya
proyek, Sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya (Ervianto, 2002).
Hubungan kerja unsur-unsur proyek dalam proyek digambarkan dalam suatu
skema sebagai berikut:
: Garis perintah
: Garis koordinasi
Pengerjaan suatu pembangunan diharuskan untuk berpedoman pada
suatu ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang telah dibuat
berasaskan peraturan pemerintah. Hubungan kerja dalam proyek konstruksi
merupakan pengaitan antara siklus atau tahapan proyek dengan orang-orang
atau instansi yang terlibat dalam proyek konstruksi.
Hubungan antara konsultan perencana dengan pemilik proyek (owner)
jika dilihat berdasarkan Ikatan kontrak, konsultan memberikan layanan
konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek (owner) memberikan
biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
Hubungan kontraktor dengan pemilik proyek (owner) jika dilihat
berdasarkan Ikatan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
17
proyek (owner) yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan peraturan
serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek (owner)
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
Hubungan konsultan pengawas dengan pemilik proyek (owner) dilihat
berdasarkan ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas
menyampaikan perubahan-perubahan yang terjadi berkaitan dengan
pelaksanaan di lapangan. Pemilik proyek (owner) membayar atau mengurangi
biaya perubahan.
Hubungan konsultan perencana dengan kontraktor pelaksana. Ikatan
berdasarkan peraturan pelaksana. Konsultan memberikan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat, kemudian kontraktor harus merealisasikan
menjadi sebuah bangunan.
Hubungan konsultan pengawas dengan kontraktor pelaksana. Terikat
hubungan fungsional, pengawas melakukan pengawasan selama pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati. Kontraktor
melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan kendala-kendala
secara teknis kepada pengawas.
Hubungan konsultan pengawas dengan konsultan perencana. Terikat
berdasarkan hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain dan
peraturan-peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas melaporkan hasil
pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang timbul di lapangan guna dicari
perubahan.
a. Pemberi tugas : Dinas Kesehatan Lombok Timur
b. Konsultan perencana : PT. Medisain Dadi Sempurna
c. Konsultan pengawas : CV. Adi Cipta Konsultan
d. Kontraktor pelaksana : PT. Sanur Jaya Utama
2.3 Tata Cara Pelelangan
Menurut Wulfram (2005), pelelangan dapat didefinisikan sebagai
kegiatan yang menyediakan barang atau jasa untuk menciptakan persaingan
yang sehat serta memenuhi syarat.
18
Pelaksanaan pelelangan dilakukan oleh pemilik proyek (owner)
dengan mengundang beberapa perusahaan pelaksana (kontraktor) untuk
mengajukan besarnya dana rencana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
suatu proyek. Sistem pelelangan memiliki beberapa metode, yaitu :
a. Pelelangan umum, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara umum atau terbuka, sehingga
masyarakat umum bisa mengikutinya.
b. Pelelangan terbatas, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia
barang/jasa dimana jumlah penyedia barang/jasa diyakini terbatas yaitu
untuk pekerjaan yang kompleks.
c. Pemilihan langsung, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia
barang/jasa dengan melakukan perbandingan antara beberapa penyedia
barang/jasa yang nantinya akan dipilih satu sebagai pemenang.
d. Penunjukan langsung, adalah sebuah metode pemilihan penyedia
barang/jasa dengan melakukan penunjukan langsung terhadap 1 (satu)
penyedia barang/jasa sebagai pemenang.
19
dikeluarkan termasuk biaya overhead dan keuntungan. Biasanya
kontrak ini digunakan jika kuantitas aktual dan masing-masing item
pekerjaan sulit untuk diestimasi secara akurat sebelum proyek dimulai.
Pemilik dan kontraktor akan melakukan opname atau pengukuran
bersama terhadap jumlah bahan yang terpasang untuk menentukan
kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya (Ervianto, 2002). Kelemahan
dari jenis kontrak ini yaitu pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti
biaya aktual proyek hingga proyek tersebut selesai.
2. Kontrak biaya plus jasa (cost plus fee contract)
Dalam kontrak ini kontraktor akan menerima pembayaran atas
pengeluarannya, ditambah dengan biaya untuk overhead dan
keuntungan. Besarnya biaya overhead dan keuntungan biasanya
dihitung berdasarkan persentase biaya yang akan dikeluarkan
kontraktor. Yang menjadi kelemahan jenis kontrak ini hampir sama
dengan jenis kontrak harga satuan dimana pemilik tidak dapat
mengetahui biaya aktual proyek yang akan dilaksanakan. Biasanya
kontrak jenis ini dipakai jika proyek tersebut harus diselesaikan dalam
waktu yang singkat, sementara rencana dan spesifikasinya belum dapat
diselesaikan (Ervianto, 2002).
3. Kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract)
Dalam kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan
melaksanakan proyek sesuai dengan rancangan biaya tertentu. Apabila
terjadi perubahan dalam kontrak, perlu dilakukan negosiasi antara
pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran (baik
tambah maupun kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor
terhadap perubahan tersebut. Kontrak jenis ini hanya bisa diterapkan
apabila ada perencanaan yang telah benar-benar selesai, dimana
kontraktor sudah dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat.
Biasanya pemilik proyek dengan jumlah anggaran yang terbatas akan
memilih jenis kontrak ini, karena merupakan satu-satunya jenis kontrak
yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Jenis
20
kontrak biaya menyeluruh (lump sum contract) dan kontrak biaya satuan
(unit price contract) (Ervianto, 2002).
21
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
22
c. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
d. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem
silang.
e. Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi
yang akan dipasang (Zulkarnain, 2020).
4. Pekerjaan bekisting
a. Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah,
dipasang dengan multiplek 12mm sebagai bahan
bekisting+tulangan kayu kaso 4/6.
b. Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil
yang sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat
yang sudah ditentukan. 24
c. Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat
tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar
30cm dengan skoor lainnya.
d. Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya,
kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu(Zulkarnain,
2020).
5. Pekerjaan pengecoran
a. Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak
bekisting kemudian letakkan pembesian balok pada posisinya tepat
didalam bekisting.
b. Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya
didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton di bawah dan
digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan maksud
mendapatkan selimut beton.
23
c. Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton sesuai
dengan spesifikasi teknis.
d. Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai
pengantar adukan ke areal pekerjaan.
e. Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang
adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan
secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
kepadatan maksimal (Zulkarnain, 2020).
6. Pekerjaan pembongkaran bekisting balok
a. Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara
bekisting samping (tidak menahan momen) dapat dibuka>24 jam
dimana bentuk beton sudah stabil.
b. Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu
agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
c. Kendurkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push
pull.
d. Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting,
sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas (Zulkarnain, 2020).
7. Pekerjaan perawatan beton balok. Setelah dilaksanakan pengecoran,
maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan
beton. Perawatan 25 beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu (Zulkarnain,
2020).
24
3.1.2 Pekerjaan pasangan dan finishing dinding
Pasangan batu adalah bahan batuan yang disusun dengan
menggunakan adukan sebagai perekat sehingga membentuk konstruksi
bangunan tertentu. Pasangan batu bata/bata merah adalah batu bata yang
disusun sedemikian rupa dengan menggunakan adukan sehingga
membentuk konstruksi pada bagian bangunan tertentu. Adapun fungsi
dinding/ tembok pada bangunan gedung sebagai berikut:
Pada bangunan gedung sederhana (rumah tinggal), dinding
berfungsi sebagai struktur (penyangga beban-beban bangunan) dan sebagai
partisi (pembatas/penyekat antar ruangan).
Pada bangunan gedung bertingkat: pada umumnya struktur
utamanya dari beton bertulang atau baja, maka temboknya hanya berfungsi
sebagai penyekat/partisi.
25
5. Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan
tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan
membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya
apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.
6. Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nut
pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal
ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui nut
yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa
membersihkan nut yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
7. Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2-3 hari. Keramik akan ambles karena adukan
di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
8. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 meter biasanya
terdapat 3- 5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan
ulangi pemasangannya (Lamudi, 2014).
26
3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan selama kegiatan praktek
kerja lapangan yang berlangsung selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal
27februari 2023 sampai 26 juni 2023, pada proyek pembangunan Rumah
Sakit Masbagik Utara, Lombok Timur adalah:
1. Pekerjaan kolom.
2. Pekerjaan balok dan plat lantai.
3. Pekerjaan tangga.
4. Pekerjaan dinding pasangan ½ bata.
5. Pekerjaan finishing.
27
Gambar 3 1 Pembesian Kolom
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
2. Pekerjaan bekisting
Papan bekisting untuk kolom dibuat sesuai bentuk dan ukuran
kolom yang di rencanakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan bekisting adalah triplek, baut, paku, dan lain-lain.
Pada saat pemasangan bekisting harus dilakukan marking posisi
kolom praktis sebagai tempat dimana bekisting akan diletakkan. Jarak
marking posisi kolom ini adalah setebal selimut beton. Kemudian
dilakukan pemasangan sepatu kolom praktis dengan marking yang ada.
Sepatu kolom ini berfungsi sebagai penahan posisi tulangan kolom agar
tidak berubah posisi pada saat pengecoran, dan juga berfungsi sebagai
penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak berubah
dan ukuran kolom menjadi benar. Selanjutnya juga harus dilakukan
pemasangan beton decking pada tulangan utama atau tulangan
sengkang yang fungsinya untuk memastikan bahwa jarak antara
pembesian dengan selimut beton sudah sesuai dengan perencanaan.
Dan terakhir adalah pengecekan vertikalitas bekisting dengan
menggunakan unting-unting atau baji yang tujuannya untuk
mengetahui rata tidaknya bekisting. Berikut ini proses pemasangan
bekisting dapat dilihat pada gambar dibawah:
28
Gambar 3 2 Pemasangan Bekisting Kolom
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
3. Pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor
harus di lakukan pengecekan. Pengecekan yang dilakukan adalah
tulangan dan kondisi bekisting agar tidak membahayakan konstruksi
dan menghindari kerusakan beton. Harus dipastikan juga kondisi kolom
yang akan dicor sudah bersih. Sebab kotoran-kotoran ini dapat
menyebabkan hasil pengecoran tidak sempurna sehingga
membahayakan konstruksi bangunan.
Untuk penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan
agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton juga
perlu dilakukan memakai vibratorconcrete untuk menghilangkan
rongga-rongga udara sehingga tercapai pemadatan yang maksimal.
Beton yang digunakan dalam pengecoran kolom ini merupakan
beton readymix dengan mutu beton K-300 atau mutu beton f’c 25 Mpa.
Proses pengecoran dapat dilihat pada gambar berikut:
29
Gambar 3 3 Pengecoran Kolom
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
30
3.2.2 Pekerjaan balok dan plat lantai
a. Balok
Balok menahan gaya-gaya yang bekerja dalam arah transversal
terhadap sumbunya yang mengakibatkan terjadinya lenturan. Balok
merupakan elemen struktur yang menyalurkan beban dari plat balok
adalah komponen struktur yang bertugas meneruskan beban yang disangga
sendiri maupun dari plat kepada kolom penyangga. lantai ke kolom
sebagai penyangga yang vertikal Akibat dari gaya lentur dan gaya lateral
ini ada dua hal utama yang dialami balok yaitu kondisi tekan dan tarik.
Beban-beban luar yang bekerja pada struktur akan menyebabkan
lentur dan deformasi pada elemen struktur. Lentur yang terjadi pada balok
merupakan akibat adanya regangan yang timbul karena adanya beban dari
luar. Apabila beban luar yang bekerja terus bertambah, maka balok akan
mengalami deformasi dan regangan tambahan yang mengakibatkan retak
lentur disepanjang bentang balok.
Bila bebannya terus bertambah sampai batas kapasitas baloknya,
maka balok akan runtuh. Taraf pembebanan seperti ini disebut dengan
keadaan limit dari keruntuhan pada lentur. Oleh karena itu, pada saat
perencanaan, balok harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
retak berlebihan pada saat beban bekerja dan mempunyai keamanan cukup
dan kekuatan cadangan untuk menahan beban dan tegangan tanpa
mengalami runtuh.
b. Plat lantai
Plat beton bertulang adalah struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, beban yang bekerja
tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang plat ini relatif
sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar
bidangnya. Plat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal,
sehingga pada bangunan gedung, plat ini berfungsi sebagai
31
diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung ketegaran balok portal.
Dalam pekerjaan balok terdapat beberapa tahapan yang harus
dikerjakan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1. Pembesian pada balok
Pembesian balok terlebih dahulu dilakukan, pemasangan tulangan balok
dengan besi tulangan mutu 400 Mpa yang sesuai dengan gambar bestek
baik jumlahnya, diameternya maupun jaraknya. Pada pekerjaan ini, besi
yang telah dipotong lalu dibentuk (bending) kemudian dirangkai dan
dipasang langsung di mana posisi balok-plat lantai yang telah ditentukan
sesuai dengan ukuran dan dimensinya. Perakitan besi dilakukan di
lokasi pemasangan balok tersebut, hal ini dilakukan untuk memudahkan
pekerjaan dan untuk menghemat waktu. Pekerjaan pembesian balok-plat
lantai diawali dengan pemotongan dan pembengkokan besi yang
dilakukan di lokasi proyek di lapangan terbuka. Tulangan dan sengkang
akan dipakai terlebih dahulu diukur lalu dipotong dan dibentuk dan
panjang yang diinginkan. Tulangan dan sengkang yang telah dibentuk
dibawa ke lokasi pekerjaan untuk dipasang ataupun dirangkai. Adapun
alat yang digunakan pada pembesian balok-plat lantai yaitu meja
pembengkokan, alat pembengkok besi, alat pemotong besi, meteran,
kawat, tang kakak tua dengan bahan yaitu besi polos dan ada besi ulir.
Tenaga kerja dalam pelaksanaan pembesian balok plat lantai berkisar
antara 5–6 orang pekerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemasangan tulangan balok-plat lantai adalah:
1) Pasang tulangan pokok secara bersamaan pada sambungan balok.
2) Setelah tulangan pada balok dilakukan selanjutnya dilakukan
pemasangan penulangan pada plat lantai.
3) Tidak menggunakan tulangan yang telah dibengkokkan atau
diluruskan kembali dengan cara merusak bahannya.
4) Setelah itu pasang tulangan sengkang di sekeliling tulangan pokok
yang belum terpasang dengan spesi sesuai gambar rencana.
32
5) Besi tulangan balok lantai sebelum dipasang bersih dari serpihan-
serpihan, karat, gemuk dan pelapisan yang akan mengurangi atau
merusak daya lekatnya.
6) Besi tulangan balok lantai dibengkokkan/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera dalam spesifikasi
teknis.
Adapun dokumentasi dapat dilihat pada gambar berikut:
33
digunakan unting-unting yang telah diikatkan dengan benang yang
kemudian digantung pada papan bekisting. Bila jarak antara benang
dengan papan bekisting di bagian bawah dan atas telah sama, berarti
papan ini telah tegak lurus, maka bekisting disokong pada setiap sisi-
sisinya dengan kayu usuk, sehingga aman terhadap pergeseran pada saat
pengecoran. Dalam pekerjaan pemasangan bekisting ini diperlukan 3-4
orang tenaga kerja untuk 5 buah cetakan. Untuk dokumentasi dapat
dilihat pada gambar berikut:
34
ukuran plat lantai. Cetakan yang digunakan dipasang langsung di lokasi
plat lantai tersebut. Selanjutnya triplek yang digunakan untuk bekisting
plat lantai dipasang sesuai dengan ukuran tebal plat lantai. Dalam
pekerjaan pemasangan bekisting ini diperlukan 3-4 orang tenaga kerja
untuk 2 buah cetakan pasangan bekisting plat lantai. Untuk gambar
dokumentasi dapat dilihat pada gambar berikut:
35
Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas
serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan
pembesian plat lantai selesai. Untuk gambar dokumentasi dapat dilihat
pada gambar berikut:
36
4) Pekerjaan pengecoran dihentikan setelah pengecoran mencapai
ukuran balok-plat lantai.
5) Pengecoran balok dan plat lantai dilakukan dengan pompa
readymix.
Sebagai perlindungan agar beton dapat mengeras dengan baik maka
balok-plat lantai yang sudah dicor disiram sampai bekistingnya dibongkar.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton balok mencapai umur 7
hari atau lebih, setelah bekisting dibongkar pada beton yang keropos atau
berlubang harus di tambal dengan beton yang mutunya sama. Proses
pengecoran kolom dengan menggunakan beton dengan mutu K-300
readymix atau mutu beton f’c 25 MPa. Proses dokumentasi pengecoran dan
curing dapat dilihat pada gambar berikut:
37
Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi
tangga sebelum pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi
sebagai wadah atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting tangga
menggunakan sistem semi konvensional. Sistem konvensional ini
terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan scaffolding. Tenaga
kerja yang dibutuhkan adalah 4-5 orang pekerja. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan pekerjaan bekisting tangga adalah sebagai berikut:
38
Gambar 3 9 Pemasangan Bekisting Tangga
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
39
Penulangan plat tangga dapat di lihat pada gambar berikut:
40
5) Beton yang dituang secara bertahap dari atas tangga ke bawah
hingga pondasi tangga.
41
dipasang dinding bata merah, menghitung volume pekerjaan dan
kebutuhan material yang dibutuhkan.
2) Buat marking jalur-jalur dinding dua sisi setelah dinding dan dibuat
tanda posisi kolom praktis, ring balok, dan lubang kusen.
4) Memasang bata merah pada jalur marking serta jalur benang acuan yang
telah dipasang pada profil kayu pada ujung jalur dinding lapis demi lapis
sampai setinggi 1 m dengan menggunakan adukan 1 pc:5 ps untuk
pasangan dinding biasa dan 1pc:3ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan).
42
Gambar 3 12 Pekerjaan Pasangan Bata
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
43
bahan lain yang bisa dipasang secara langsung tanpa melalui proses
finishing basah. Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan di dalam ruang,
kecuali lampu yang digunakan untuk penerangan luar. Dimana item-item
pekerjaan finishing sebagai berikut:
a. Pekerjaan plesteran
4) Buat kepalan vertical 1,5 dari atas ke bawah dan biarkan ±24 jam.
44
Gambar 3 13 Pekerjaan Pelesteran
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2023)
b. Pekerjaan lantai
45
BAB IV
EVALUASI PEKERJAAN
46
4.2 Evaluasi Pekerjaan
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama melaksanakan PKL dan
mengamati secara langsung dalam proyek pembangunan Rumah Sakit
Masbagik Utara, maka kami melakukan beberapa evaluasi antara lain sebagai
berikut:
1. Slumptest
Slumptest adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kental adukan beton yang akan diproduksi. Dibalik dari kualitas
sebuah mixdesign beton, ternyata perlu dilakukan pengujian dari kadar
kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan beton rencana.
Adapun slumptest yang dilakukan di lapangan pada waktu
sebelum pengecoran mendapatkan hasil yang sesuai standar yaitu 8 cm –
12 cm, jadi bisa dipastikan beton yang digunakan pada proyek
Pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara ini aman sesuai standar.
47
2. Evaluasi cara pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara
pekerjaan pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready
mixconcrete sebagai penyuplai beton cor dan concretepump sebagai
penyalur beton ke area cor, termasuk dengan pengecoran kolom, balok
dan plat lantai dilokasi proyek.
Saat pengecoran dilakukan, kemudian ditusuk-tusuk /digetarkan
dengan menggunakan bambu atau vibrator hal ini dilakukan untuk
menghindari keropos pada kolom, balok, setelah itu pengecoran
dilanjutkan
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan Praktek kerja lapangan pada proyek pembangunan
Rumah Sakit Masbagik Utara, kami mampu dapat memahami dan mengerti
mekanisme pelaksanaan proyek di lapangan. Juga dapat memahami
perbedaan antara perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan proyek pada
kondisi lapangan
5.2 Saran
Dari hasil pelaksanaan Praktek kerja lapangan pada proyek
pembangunan Rumah Sakit Masbagik Utara, Kabupaten Lombok Timur,
Nusa Tenggara Barat selama 4 bulan. Adapun beberapa saran yang dapat
penulis utarakan sebagai berikut:
1. Pihak K3 agar lebih tegas kepada pekerja yang tidak mematuhi
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan maka pihak pelaksana harus
melakukan crash program untuk mengejar keterlambatan.
3. Sebaiknya pihak pengawas lebih tegas lagi dalam hal pengawasan,
monitoring, penilaian dan evaluasi pekerjaan agar hasil dari pekerjaan
nantinya sesuai dengan rencana.
4. Sebaiknya pihak pengawas dan pihak pelaksana (kontraktor) lebih
komunikatif dalam hal pekerjaan agar tiap pekerjaan dapat terlaksana
sesuai harapan dan rencana.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Wulfram, I., 2005, Tata cara pelelangan, (e-joural.uajy.ac.id, diakses tanggal 2
Januari 2023).
Zulkarnain, 2020, Tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang,
(kemdikbud.go.id, diakses tanggal 2 Januari 2023).
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya
53
Pekerjaan Gas Medis -
Pekerjaan Tata Suara --
Pekerjaan Nurse Call -
Pekerjaan Instalasi Telepon -
Pekerjaan Instalasi Data -
Pekerjaan Cctv -
Pekerjaan Matv --
Pekerjaan Fire Alarm -
Pekerjaan Lift -
Pekerjaan Penangkal Petir --
Pekerjaan Fire Hydrant, Sprinkler, -
Dan Fire Extinguisher -
Pekerjaan Plumbing
E Pekerjaan Ground Water Tank -
F Pekerjaan Fasade Bangunan -
Lama
G Pekerjaan Penataan Dan -
Saluran Lingkungan
Jumlah 35,835,922,522,522,5
PPN 11% 3,941,951,477,477,48
Biaya Kontruksi 39,777,874,000
Dibulatkan 39,777,874,000
54
Lampiran 3 Dokumentasi Praktek Kerja Lapangan
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67