Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 2

DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

OLEH :
ARIF HARRY BUDIMAN
1810212073

KELAS : Agro A
DOSEN : Dr. Aprizal Zainal, SP., MSi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
A. Enzim Restriksi

Enzim restriksi endonuklease adalah enzim yang berperan untuk memperoleh


suatu urutan DNA dengan memotong genom DNA menjadi fragmen-fragmen dengan
cara memotong ikatan fosfodiester pada untaian DNA. Enzim restriksi yang
diproduksi oleh bakteri dinamakan endonuklease yang secara tipikal mampu
mengenali 4 – 8 bp urutan nukleotida yang spesifik. Urutan nukleotida yang spesifik
tersebut dinamakan restriction sites yang secara umum merupakan sekuens
palindromic (run back) yang pendek dengan pola urutan sekuens yang sama ketika
dibaca pada arah 5′ → 3′ (Howe, 2007; Lodish et al., 2003; Ream et al., 2003). Enzim
restriksi endonuklease dimanfaatkan untuk proses memotong daerah DNA tertentu.
Pada Gambar 1 ditunjukkan enzim restriksi EcoRI yang mampu mengenali enam
urutan nukleotida spesifik yang kemudian dipotong menjadi dua.
3 Macam golongan, restriksi endonuklease type I, II dan III Type I dan III
melakukan proses metilasi dan restriksi pada DNA yang sama Type II proses metilasi
dan restriksi pada DNA yang berbeda Dalam keperluan rekayasa genetika enzym
restriksi type II banyak digunakan Memotong DNA menurut urutan sisi pengenalan
(recognition site), bedakan dengan cutting site (titik pemotongan) Jenisnya
bermacam-macam: dari mulai 4-8 (tetra nukleotide-oktanukleotide) Contoh:
4: AfaI ; GT AC ; 37°C ; Rhodopseudomonas sphaeroides; 65°C-15 menit
6: Eco RI; G AATTC; 37°C; Escherichia coli H709C; 60°C-15 menit
8; Not I; GC GGCCGC; 37°C; Nocardia otitidis-caviarum; ekstraksi phenol

B. Hibridisasi

Persilangan merupakan upaya meningkatkan keragaman genetik tanaman.


Hibridisasi merupakan upaya manipulasi dengan menggabungkan dua sifat atau
lebih tanaman untuk menghasilkan individu baru (Setiamiharja, 1993).

Tujuan persilangan buatan adalah menggabungkan karakter baik ke dalam


satu genotipe baru, memperluas keragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida
dan menguji potensi tetua (Syukur et al., 2015). Keragaman genetik yang
dihasilkan oleh segregasi gen tetua dapat digunakan sebagai sumber seleksi
tanaman. Pengamatan hasil persilangan diasumsikan baru dapat diekspresikan
pada generasi berikutnya

Hibridisasi dapat menghasilkan spesies baru dengan tingkat ploidi


sama atau berbeda, mentransfer karakter adaptif antarspesies, dan secara umum
melepas kendala genetik pada evolusi fenotipik (Whitney et al. 2010).
Hibridisasi adalah perkawinan antarspesies, suku, ras atau varietas
tanaman yang bertujuan untuk memperoleh organisme yang diinginkan.
Hibridisasi buatan bertujuan untuk menambah keragaman genetik baru dalam
jumlah banyak dan menghasilkan kombinasi genetik dari tetua-tetua yang
digunakan dalam persilangan (Kartika Noerwijati, 2012)
Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua
yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi
merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan
tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan
menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman
menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua
atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.
Selain itu, hibridisasi juga dimaksugkan untuk memperluas keragaman.
Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua
sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3).
Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari
keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan
penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman
dan mendapatkan varietas unggul yang diinginkan. Seleksi akan efektif apabila
populasi yang diseleksi mempunyai keragaman genetik yang luas.
Varietas unggul baru dari tanaman menyerbuk sendiri biasanya
merupakan hasil seleksi pada populasi keturunan hasil persilangan. Sebaliknya,
pembentukan hibrida unggul pada tanaman menyerbuk silang harus diawali
dengan menyerbuk sendiri secara buatan. Keberhasilan penyerbukan buatan
sangat tergantung pada faktor internal (tanaman) dan faktor eksternal (cuaca).
Faktor internal yang terpenting adalah saat masaknya kelamin. Penyerbukan
buatan sebaiknya dilakukan pada saat serbuk sari (pollen) sudah masak tetapi
belum mati dan putik siap untuk dibuahi (reseptif). Cuaca yang cerah dan tidak
ada angin akan mendukung keberhasilan penyerbukan (Akbar Setiawan, 2014).

C.Tranfer Asam Nukleat

senyawa organik yang berperan sebagai monomer penyusun polimer asam


nukleat — asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) —
keduanya adalah biomolekul penting yang menyusun makhluk hidup di bumi.
Nukleotida adalah blok pembangun asam nukleat. Nukleotida tersusun
dari tiga subunit — gugus basa nitrogen heterosiklik (basa nukleotida), gula
pentosa (ribosa atau deoksiribosa) dan setidaknya satu gugus fosfat.
Nukleosida adalah senyawa yang tersusun dari gugus basa
nitrogen heterosiklik dan gula pentosa. Karena itu, nukleotida adalah tersusun dari
nukleosida dan gugus fosfat.
Nukleotida mempunyai peran penting dalam metabolisme di tingkat dasar
dan selular. Nukleotida mengandung energi kimia dalam bentuk nukleotida
trifosfat (adenosin trifosfat — ATP, guanosin trifosfat — GTP, sitosin trifosfat —
CTG dan urasil trifosfat — UTP). Paket energi ini tersebar di sel sel badan
manusia dan menyediakan energi untuk fungsi metabolisme seperti: sintesis asam
amino, protein, membran sel dan organel, menggerakkan sel dan organel
(intraselular dan ekstraselular), pembelahan sel melalui mitosis dan meiosis.
Selain itu, nukleotida juga berpartisipasi dalam transduksi sinyal seluler
(melalui siklik guanosin monofosfat — cGMP dan siklik adenosin monofosfat
—cAMP).
Nukleotida adalah salah satu subunit untuk beberapa kofaktor, seperti
CoA, FAD, FMN, NAD, dan NADP⁺. Dalam sel, kofaktor ini memainkan peran
penting dalam fiksasi energi (misalnya fotosintesis), metabolisme, dan transduksi
sinyal seluler.
Dalam eksperimental biokimia, nukleotida bisa bereaksi dengan radionuklida
untuk membentuk radionukleotida. Proses ini dinamakan radiolabel dan sangat
penting untung mengeksplorasi mekanisme reaksi kimia.

Asam nukleat adalah makromolekul pertama yang berhasil diisolasi dari dalam
inti sel. Asam nukleat berbentuk rantai linier yang merupakan gabungan
monomer nukleotida sebagai unit pembangunnya. Molekul ini menyimpan
informasi pertumbuhan sel dan reproduksi. Asam nukleat merupakan polimer
besar dengan ukuran yang bervariasi antara 25.000 /1.000.000 s/d 1 milyar.
Asam nukleat baik DNA maupun RNA tersusun dari monomer nukleotida .
Nukleotida tersusun dari gugus fosfat, basa nitrogen dan gula pentosa. Basa
nitrogen berasal dari kolompok purin dan pirimidin. Purin utama asam nukleat
adalah adenin dan guanin, sedangkan pirimidinnya adalah sitosin, timin dan
urasil. Monomer nukleotida sebagai struktur primer asam nukleat diperoleh dari
hasil hidrolisis asam nukleat. Proses hidrolisis lebih lanjut dari monomer
nukleotida akan dihasilkan asam fosfat dan nukleosida. Proses hidrolisis ini
dilakukan dalam suasana basa. Jika hidrolisis dilanjutkan kembali terhadap
senyawa nukleosida dalam larutan asam berair akan dihasilkan molekul gula dan
basa nitrogen dengan bentuk heterosiklik. Sehingga komposisi molekul penyusun
asam nukleat diketahui dengan jelas
Asam nukleat dalam sel terdiri dari DNA (DeoxyriboNucleic Acid) dan RNA
(RiboNucleic Acid). Kedua jenis asam nukleat ini memiliki perbedaan basa purin
yang merupakan molekul penyusunnya. Untuk RNA disusun oleh gula D-ribosa
dan basa urasil. Sedangkan untuk DNA disusun oleh gula 2-deoksi-D-ribosa yaitu
gula D-ribosa yang kehilangan gugus OH pada atom C nomor 2 dan basa timin.
DAFTAR PUSTAKA

Aris Tjahjoleksono. 2010. Bahan Kuliah Biologi- Tingkat Persiapan Bersama IPB
.file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/enzimre triksipdf.pdf.
Diakses pada tanggal 11 September 2020.
Setiamihardja, R. 1993. Persilangan antar spesies pada tanaman cabai. J. Zuriat,
4(2): 112-115
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Whitney KD, Ahern JR, Campbell AG, Albert LP, and King MS. 2010. Pattern
of hybridization in plants. Perspectives in Plant Ecology, Evolution, and
Systematics 12 (2010): 175–182.
Kartika Noerwijati, Sholihin, dan Titik Sundari. 2012. Hibridisasi Ubi Kayu.
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi umbian
Malang

Akbar Setiawan. 2014. Hibridisasi Pada Tanaman


http://akbarvansetiawan.blogspot.com/2014/10/hibridisasipadatanaman.hl
Kamis, 09 Oktober 2014. Diakses pada tanggal 11 September 2020.
Novi Silvia Hardiany. 2016. Metode Transfer Asam Nukleat sebagai Dasar Terapi
Gen. Departemen Biokimia & Biologi Molekuler FK Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai