Anda di halaman 1dari 14

NU DAN KEARIFAN LOKAL

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ke-NU-an

Dosen Pengampu : Nur Rois, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

1. Nia Wijayanti (23106012128)


2. Musalamah (23106012129)
3. Azizah Amini (23106012182)
4. Riska Damaeka (23106012179)
5. M. Jawahirun Nuri (23106011121)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas karunia Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan
apapun, serta dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “NU dan Kearifan Lokal”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan berbagai
bentuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca unuk memberikan saran dan kritik yang
dapat membangun kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Semarang, 22 Mei 2024

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara Memahami NU dan Kearifan Lokal...................................................... 2


B. Peran NU Dalam Menjaga Kearifan Lokal ................................................... 3
C. Tantangan Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Era Modern .......................... 5
D. Strategi Pemberdayaan Kearifan Lokal Oleh NU ......................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
B. Kritik dan Saran ............................................................................................ 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nahdlatul Ulama (NU) telah memainkan peran penting dalam menjaga
dan melestarikan kearifan lokal di Indonesia. Melalui berbagai upaya, baik
dalam tradisi keagamaan, seni budaya, maupun praktik kehidupan sehari-hari,
NU telah berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan warisan budaya
Nusantara.
Komitmen NU dalam menjaga warisan budaya bangsa ini tidak hanya
penting untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia, tetapi juga
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat. Melalui komitmen NU diharapkan dapat menjadi teladan dan
inspirasi bagi organisasi keagamaan lainnya dalam menjaga dan
mengembangkan keragaman budaya Indonesia.
Warisan budaya Nusantara yang kaya dan beragam merupakan aset
berharga bagi identitas dan kebanggan bangsa Indonesia. Melalui upaya yang
komprehensif dan berkelanjutan, NU terus berkomitmen untuk melindungi,
memelihara, dan mengembangkan warisan budaya Nusantara agar tetap lestari di
tengah arus globalisasi dan modernisasi. Dalam makalah ini akan dijelaskan
tentang bagaimana NU berperan untuk melestarikan kearifan lokal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Memahami NU dan Kearifan Lokal?
2. Bagaimana Peran NU Dalam Menjaga Kearifan Lokal?
3. Apa Saja Tantangan Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Era Modern?
4. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Kearifan Lokal Oleh NU?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami NU dan Kearifan Lokal.
2. Untuk mengetahui dan mengetahui peran NU dalam menjaga kearifan lokal.
3. Untuk mengetahui dan memahami tantangan dalam menjaga kearifan lokal di
era modern.
4. Untuk mengetahui dan memahami strategi pemberdayaan kearifan lokal oleh
NU.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Memahami NU dan Kearifan Lokal


Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di
Indonesia yang telah lama menjadi pilar penting dalam menjaga dan
melestarikan kearifan lokal di Nusantara. NU, yang didirikan pada tahun 1926,
tidak hanya berfokus pada ajaran dan praktik keagamaan, tetapi juga berperan
aktif dalam menjaga tradisi dan budaya lokal yang beragam di seluruh
Indonesia. Sebagai organisasi dengan jaringan yang luas dan pengikut yang
banyak, NU memiliki pengaruh signifikan dalam memperkenalkan dan
mempromosikan nilai-nilai kearifan lokal kepada masyarakat.
Kearifan lokal adalah kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam suatu masyarakat, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bentuk
respons terhadap lingkungan dan implementasi ajaran agama. Melalui NU,
kearifan lokal ini terus dijaga, dilestarikan, dan diintegrasikan ke dalam praktik
kehidupan sehari-hari umat Muslim di Indonesia. Pemahaman yang mendalam
tentang hubungan antara NU dan kearifan lokal menjadi penting untuk
memahami identitas budaya bangsa Indonesia yang kaya dan beragam.
Para pendiri NU menyadari pentingnya memperkuat identitas dan tradisi
Islam Nusantara yang telah berakar kuat dalam masyarakat, dan menolak upaya
westernisasi serta reformasi radikal yang dapat menggerus nilai-nilai budaya
lokal.
Dalam perjalanannya, NU terus berkembang menjadi organisasi
kemasyarakatan yang berpengaruh di Indonesia. Jaringan organisasi yang
tersebar di seluruh wilayah Nusantara, serta keterlibatan aktif dalam berbagai
aspek kehidupan, menjadikan NU sebagai salah satu pilar penting dalam
menjaga dan melestarikan kearifan lokal di Indonesia. Kiprah NU dalam bidang
pendidikan, sosial, budaya, dan politik turut andil dalam mempertahankan
identitas budaya Nusantara yang beragam.1
Keterbukaan NU terhadap kearifan lokal, tradisi dan kebudayaan, serta
budaya lokal merupakan salah satu indikator moderasi beragama. Bagi NU,

1
Muzadi dan Abdul Muchith, Mengenal Nahdlatul Ulama, (Semarang: Pesona Ilmu, 2008), hlm.
59-60.

2
menjaga tradisi bagian penting untuk mempertahankan identitas dan asal usul
bangsa. Orientasi pengembangan Islam yang dilakukan NU adalah
pengembangan masyarakat berbasis kultural, sehingga NU memberikan
apresiasi yang tinggi kepada keberlangsungan budaya lokal dan memberikan
sentuhan nilai-nilai Islam terhadap kebudayaan dan tradisi yang ada. Oleh sebab
itu, kearifan lokal sangat dikedepankan oleh ulama NU dalam mengembangkan
nilai-nilai Islam.
Dalam hal ini, ulama NU lebih melihat kepada sisi positifnya dari tradisi
lokal dan tetap mempertahankannya selama itu tidak menyimpang dari prinsip-
prinsip Islam yang fundamental, daripada serta merta menolak atau
melarangnya.2

B. Peran NU Dalam Menjaga Kearifan Lokal


Nahdlatul Ulama (NU) memiliki tradisi yang kaya akan kearifan lokal,
yang tercermin dalam berbagai ritual, praktik, dan ajarannya. Sebagai organisasi
keagamaan terbesar di Indonesia, NU telah lama menjadi wadah bagi pelestarian
dan pengembangan nilai-nilai budaya Nusantara yang beragam. Tradisi NU yang
berlandaskan pada pemahaman Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja)
menjembatani antara ajaran Islam dan budaya lokal, sehingga tercipta sinergi
yang harmonis.
Salah satu contoh nyata dari kearifan lokal dalam tradisi NU adalah
tradisi haul, sebuah peringatan untuk menghormati dan mendoakan arwah para
ulama, tokoh, dan pendiri NU yang telah wafat. Tradisi Haul tidak hanya
menjadi momentum untuk mengenang jasa-jasa mereka, tetapi juga sebagai
sarana untuk memperkuat ikatan komunal dan saling menghormati dalam
masyarakat. Selain itu, NU juga melestarikan tradisi Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul
Adha, dan berbagai tradisi keagamaan lainnya yang kaya akan nuansa lokal.
Salah satu contoh nyata adalah tradisi Maulid Nabi yang dirayakan oleh
NU dengan mengintegrasikan praktik-praktik budaya lokal, seperti pembacaan
puji-pujian, shalawat, dan zikir. Tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas

2
Moh. Ashif Fuadi, “Tradisi Pemikiran Moderasi Beragama Nahdlatul Ulama (NU)”, Al-Fikra:
Jurnal Ilmiah Keislaman, (Vol. 21, No. 1, 2022), hlm. 56.

3
keislaman NU, tetapi juga menjembatani antara ajaran Islam dan budaya
setempat.3
Selain itu, NU juga telah berperan aktif dalam melestarikan kesenian
tradisional, seperti wayang, gamelan, dan tari-tarian daerah. Kegiatan-kegiatan
kebudayaan ini sering diselenggarakan di lingkungan pesantren dan masyarakat
NU, sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan warga Nahdliyin.4
Bentuk-bentuk kearifan lokal yang dijaga oleh NU mencakup berbagai
aspek, mulai dari tradisi keagamaan, adat-istiadat, hingga seni budaya. Beberapa
contoh bentuk kearifan lokal yang dilestarikan oleh NU antara lain:
1. Tradisi ritual keagamaan, seperti tahlilan, yasinan, dan selamatan.
2. Kesenian tradisional, seperti wayang, gamelan, dan tari-tarian daerah.
3. Adat-istiadat dan tradisi lokal, seperti sedekah bumi, nyadran, dan ruwatan.
4. Arsitektur tradisional, seperti masjid dan pesantren dengan ciri khas lokal.
5. Kuliner tradisional, seperti masakan khas daerah dan makanan berbahan dasar
lokal.5
Dibawah ini beberapa peran NU dalam menjaga kearifan lokal sebagai
berikut :

1. Memperkuat Identitas Budaya Nusantara


Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul
Ulama (NU) memainkan peran vital dalam memperkuat dan melestarikan
identitas budaya Nusantara yang beragam. NU tidak hanya berfokus pada
ajaran agama, tetapi juga secara aktif terlibat dalam melindungi dan
mengembangkan tradisi-tradisi lokal yang telah lama menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui berbagai kegiatan dan program,
NU berupaya menginspirasi generasi muda untuk bangga akan warisan
budaya mereka dan turut menjaga kearifan lokal sebagai aset berharga
bangsa.
2. Menjembatani Tradisi dan Modernitas
Dalam menghadapi arus globalisasi dan modernisasi, NU memainkan
peran penting dalam menjembatani antara tradisi dan perkembangan zaman.

3
Martin Van, NU: Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa dan Pencarian Wahana Baru, (Yogyakarta:
LkiS Pelangi Aksara, 2010), hlm. 83.
4
Ahmad Arifi, “Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Mengenal Strategi Kebudayaan
Nahdlatul Ulama” Jurnal el-Harakah, (Vol. 10, No. 2, 2008), hlm. 140.
5
Nurhidayat Muhammad, Lebih dalam Tentang NU, (Surabaya: Bina Aswaja, 2012), hlm. 16-17.

4
Organisasi ini berupaya untuk mempertahankan nilai-nilai luhur budaya
lokal, sambil tetap terbuka dan responsif terhadap perubahan sosial. Melalui
pendekatan moderat dan seimbang, NU berhasil mempertemukan ajaran
agama dengan praktik budaya, sehingga terjadi sinergi yang harmonis dan
tidak saling meniadakan.
3. Penguatan Identitas Keislaman Nusantara
Integrasi kearifan lokal dalam ajaran NU berperan penting dalam
penguatan identitas keislaman Nusantara. Dengan memadukan ajaran Islam
dengan tradisi dan budaya lokal, NU menciptakan corak keberagamaan yang
khas dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya masyarakat
Indonesia. Hal ini tidak hanya memperkaya khazanah spiritual, tetapi juga
menjadi sarana untuk memperkokoh kebhinekaan dan jati diri bangsa.6

C. Tantangan Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Era Modern


Meskipun NU telah berkomitmen untuk melestarikan kearifan lokal,
organisasi ini tidak lepas dari berbagai tantangan di era globalisasi dan
modernisasi saat ini. Salah satu tantangan utama adalah pengaruh budaya
populer dan gaya hidup modern yang cenderung menggeser atau menggantikan
praktik-praktik budaya lokal.
Tantangan yang harus kita hadapi dalam menjaga kearifan lokal di era
modern saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Akulturasi Budaya Yang Cepat
Perkembangan teknologi dan globalisasi telah mempercepat akulturasi
budaya di Indonesia. Masuknya pengaruh budaya asing, terutama yang
berasal dari Barat, telah menggerus beberapa tradisi dan kearifan lokal yang
telah lama mengakar dalam masyarakat. Hal ini memicu kekhawatiran akan
hilangnya identitas budaya Nusantara yang unik dan beragam.
2. Pergeseran Pola Pikir Generasi Muda
Gaya hidup modern dan pengaruh media sosial telah menyebabkan
pergeseran pola pikir di kalangan generasi muda. Mereka cenderung lebih
menggemari budaya pop dan tren global, sehingga kurang memiliki apresiasi
terhadap kearifan lokal. Ini menjadi tantangan bagi NU untuk menanamkan

Abdul Rahman dkk, “Peran Strategis Nahdlatul Ulama dalam Penguatan Nasionalisme
6

Kemanusiaan untuk Menangkal Radikalisme”, Jurnal Artefak, (Vol. 8, No.2, 2021), hlm. 106-107.

5
rasa cinta dan kebanggan terhadap warisan budaya bangsa pada generasi
penerus.
3. Kurangnya Dukungan Pemerintah
Meskipun beberapa pemerintah daerah telah berupaya mendukung pelestarian
kearifan lokal, namun dukungan secara menyeluruh masih belum optimal.
Minimnya anggaran, kebijakan, dan program yang berpihak pada pelestarian
budaya lokal menjadi kendala tersendiri. NU perlu bersinergi dengan
pemerintah untuk memperkuat upaya menjaga warisan budaya Nusantara.
4. Kendala Regenerasi dan Komunikasi
Tantangan lain yang dihadapi NU dalam menjaga kearifan lokal adalah
kendala regenerasi dan komunikasi. Kurangnya minat generasi muda untuk
mempelajari dan melestarikan tradisi budaya, serta kendala dalam
menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal kepada masyarakat luas, dapat
mempersulit upaya pelestarian warisan budaya di era modern.7

D. Strategi Pemberdayaan Kearifan Lokal oleh NU


Dalam pemberdayaan kearifan lokal yang dilakukan oleh NU, tentunya
ada strategi-strategi yang harus dilaksanakan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Penguatan Kapasitas Masyarakat
Nahdlatul Ulama (NU) menyadari bahwa pemberdayaan kearifan lokal
membutuhkan peran aktif masyarakat. Oleh karena itu, NU gencar
melaksanakan program-program peningkatan kapasitas masyarakat, seperti
pelatihan keterampilan, lokakarya, dan pendampingan komunitas. Tujuannya
adalah agar masyarakat, terutama generasi muda, memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan rasa memiliki yang kuat terhadap warisan budaya mereka.
2. Revitalisasi Lembaga Adat dan Budaya
NU juga berperan aktif dalam merevitalisasi lembaga adat dan budaya lokal
yang selama ini menjadi penjaga dan pengembang kearifan tradisional.
Melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat, NU
membantu menguatkan kapasitas dan menghidupkan kembali lembaga-
lembaga ini agar dapat memainkan peran yang lebih optimal dalam

7
M. Esha dkk, NU Di Tengah Globalisasi: Kritik, Saran, dan Aksi, (Malang: UIN Maliki Press,
2015), hlm. 37-38.

6
pelestarian budaya. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan dan
transmisi kearifan lokal dari generasi ke generasi.
3. Dokumentasi dan Publikasi Kearifan Lokal
NU juga menginisiasi upaya dokumentasi dan publikasi beragam bentuk
kearifan lokal yang tersebar di seluruh Nusantara. Melalui kegiatan
penelitian, penerbitan buku, film dokumenter, dan media digital, NU
berupaya mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi
tentang praktik, tradisi, dan pengetahuan lokal yang kaya akan nilai-nilai
luhur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi
masyarakat, terutama generasi muda, terhadap warisan budaya bangsa.8
5. Advokasi dan Kebijakan Pemerintah
Selain upaya internal, NU juga terlibat aktif dalam advokasi dan dialog
dengan pemerintah untuk mendorong kebijakan yang mendukung pelestarian
kearifan lokal. NU menjalin kolaborasi dengan pemerintah pusat maupun
daerah untuk mengembangkan regulasi, program, dan anggaran yang
berpihak pada pelindungan dan pengembangan budaya lokal. Melalui peran
ini, NU berupaya memastikan adanya dukungan kebijakan yang kuat bagi
upaya pemberdayaan kearifan tradisional di Indonesia.
6. Penyelenggaraan Festival dan Kegiatan Budaya
NU secara rutin menyelenggarakan berbagai festival dan kegiatan budaya
untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Nusantara. Acara-
acara seperti festival seni tradisional, pameran kerajinan, dan pertunjukan
budaya yang disponsori NU menjadi wadah bagi masyarakat untuk
mengekspresikan, mewarisi, dan menghargai kekayaan budaya lokal. Melalui
kegiatan ini, NU berupaya memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai
kearifan lokal kepada generasi muda.
7. Melalui Pendidikan dan Pengembangan Budaya
Selain melestarikan tradisi budaya, NU juga berperan aktif dalam upaya
pengembangan dan transmisi pengetahuan budaya kepada generasi penerus.
Melalui lembaga pendidikan yang dikelola, NU menyediakan kurikulum dan
program pembelajaran yang menekankan pada pengenalan, pemahaman, dan
apresiasi terhadap ragam budaya Nusantara. Dengan demikian, NU berhasil

8
Ahmad Arifi, “Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Mengenal Strategi Kebudayaan
Nahdlatul Ulama” Jurnal el-Harakah, (Vol. 10, No. 2, 2008), hlm. 146-147.

7
menanamkan rasa bangga dan identitas budaya pada anak-anak dan pemuda,
sehingga dapat menjadi agen perubahan dalam pelestarian warisan budaya
bangsa.9

9
Said Aqil Siradj, Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat Mutamaddin,
(Jakarta Pusat: LTN NU, 2015), hlm. 78.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kearifan lokal adalah kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
suatu masyarakat, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bentuk respons
terhadap lingkungan dan implementasi ajaran agama. Melalui NU, kearifan lokal
ini terus dijaga, dilestarikan, dan diintegrasikan ke dalam praktik kehidupan sehari-
hari umat Muslim di Indonesia. Pemahaman yang mendalam tentang hubungan
antara NU dan kearifan lokal menjadi penting untuk memahami identitas budaya
bangsa Indonesia yang kaya dan beragam. Beberapa contoh bentuk kearifan lokal
yang dilestarikan oleh NU antara lain:

1. Tradisi ritual keagamaan, seperti tahlilan, yasinan, dan selamatan


2. Kesenian tradisional, seperti wayang, gamelan, dan tari-tarian daerah
3. Adat-istiadat dan tradisi lokal, seperti sedekah bumi, nyadran, dan ruwatan
4. Arsitektur tradisional, seperti masjid dan pesantren dengan ciri khas lokal
5. Kuliner tradisional, seperti masakan khas daerah dan makanan berbahan dasar
lokal
Peran NU dalam menjaga kearifan lokal adalah memperkuat identitas budaya
nusantara, menjembatani tradisi dan modernitas dan penguatan identitas keislaman
nusantara.
Tantangan yang harus kita hadapi dalam menjaga kearifan lokal di era modern
saat ini, diantaranya adalah akulturasi budaya yang cepat, pergeseran pola pikir
generasi muda, kurangnya dukungan pemerintah, kendala regenerasi dan
komunikasi
Strategi pemberdayaan kearifan lokal oleh NU diantaranya penguatan kapasitas
masyarakat, revitalisasi lembaga adat dan budaya, dokumentasi dan publikasi
kearifan lokal, advokasi dan kebijakan pemerintah, penyelenggaraan festival dan
kegiatan budaya, melalui pendidikan dan pengembangan budaya.

9
B. Kritik dan Saran
Pada saat penyusunan makalah ini, kami menyadari banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki
penulisan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifi, Ahmad. 2008. “Mengembangkan Islam dengan Local Wisdom: Mengenal Strategi
Kebudayaan Nahdlatul Ulama”. Jurnal el-Harakah.
Esha, M. Dkk. 2015. NU Di Tengah Globalisasi: Kritik, Saran, dan Aksi. Malang: UIN
Maliki Press.
Fuadi, Moh. Ashif. 2022. “Tradisi Pemikiran Moderasi Beragama Nahdlatul Ulama
(NU)”, Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman.

Muhammad, Nurhidayat. 2012. Lebih dalam Tentang NU. Surabaya: Bina Aswaja.
Muzadi dan Abdul Muchith. 2008. Mengenal Nahdlatul Ulama. Semarang: Pesona
Ilmu.
Rahman, Abdul dkk. 2021. “Peran Strategis Nahdlatul Ulama dalam Penguatan
Nasionalisme Kemanusiaan untuk Menangkal Radikalisme”. Jurnal Artefak.
Siradj, Said Aqil. 2015. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat
Mutamaddin. Jakarta Pusat: LTN NU.
Van, Martin. 2010. NU: Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa dan Pencarian Wahana Baru.
.Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai