Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam proses pembelajaran matematika penting diciptakan suasana yang membuat siswa aktif dan terlibat penuh. Dave Meier (2003:119) menuliskan bahwa Penting sekali pembelajar diajak terlibat penuh. Belajar bukanlah aktivitas yang hanya bisa ditonton, melainkan sangat membutuhkan peran serta semua pihak. Itu bertujuan untuk membangun pengalaman belajar dalam diri siswa karena melalui pengalaman siswa dapat menyerap banyak informasi. Kenyataannya, itu sering tidak terjadi sehingga siswa tidak melibatkan seluruh indera dan tubuh sehingga tidak banyak informasi yang diserap. Oleh karena itu, dalam belajar matematika siswa perlu memanfaatkan seluruh inderanya. Dave Meier (2003:91) menuliskan bahwa Anak kecil merupakan pembelajar yang hebat karena mereka menggunakan seluruh tubuh dan seluruh indera untuk belajar. Itu sebabnya guru sebagai pengelola kelas perlu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya. Dalam hal ini pendekatan SAVI yang merupakan akronim dari Somatis (bersifat raga), Auditori (bersifat suara), Visual (bersifat gambar dan penglihatan), dan Intelektual (bersifat merenungkan) dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar yang membuat siswa aktif. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membahas Penerapan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah Bagaimana penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika?. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam makalah ini adalah penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan mengenal unsur-unsur lingkaran. D. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan peserta seminar tentang penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Matematika Menurut Hudojo (1988:3) Matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Konsep-konsep yang ada dalam matematika tidak dapat dipindahkan langsung kepada siswa, dan untuk memindahkan konsep tersebut diperlukan proses belajar mengajar. Syaiful (2003:61) berpendapat bahwa Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha-usaha pihak lain yang dapat menghidupkan, merangsang, mengarahkan, dan mempercepat proses perubahan tingkah laku. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan usaha-usaha yang dilakukan guru dan siswa dimana guru membimbing dan mengarahkan siswa secara sengaja dan berkelanjutan agar siswa dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan pemahaman, ide-ide atau konsep-konsep yang terbentuk dalam diri siswa. B. Pendekatan SAVI 1. Pengertian Pendekatan SAVI Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2F item) mengemukakan tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditorial, dan modalitas kinestetik (somatic). Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar berdasarkan apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing orang belajar dengan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada satu di antara ketiganya. Beberapa ciri-ciri yang menggambarkan gaya belajar tersebut adalah: a. Pembelajar visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik. Mereka juga suka membaca poster berslogan, bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas. b. Pembelajar auditori belajar dengan mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar, dan kaset. c. Pembelajar somatis senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggarisbawahi, mencoret-coret, menggambarkan. Menurut Dave Meier tidak hanya gaya belajar visual, auitorial, dan somatis tapi juga gaya balajar intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan
2

pemikir. Pembelajar intelektual menggunakan kecerdasannya untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan suatu hubungan, dan makna. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Dave Meier (2003:90) menuliskan Belajar dengan pendekatan SAVI dapat dikatakan dengan Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) atau dapat juga dikatakan belajar dengan seluruh kepribadian. Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif dari pada yang didasarkan presentasi, materi, dan media. Dan alasannya sederhana: Cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

Jika gerak fisik, aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera digabungkan, maka dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar tersebut dinamakan dengan pendekatan SAVI. 2. Karakteristik Pendekatan SAVI Karakteristik pendekatan SAVI menurut Dave Meier adalah: 1. Somatis Somatis diartikan dengan gerak tubuh. Jika dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan memanfaatkan tubuh (indera peraba, kinetis, praktis melibatkan fisik dan menggunakan serta menggunakan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Auditori Belajar auditori berarti belajar dengan melibatkan kemampuan auditori artinya belajar dengan berbicara dan mendengar. Telinga terus menerus

menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan tanpa disadari. Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak menjadi aktif. 3. Visual Belajar visual adalah belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan) yaitu belajar dengan mengamati dan mengambarkan, dengan alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat memproses informasi visual daripada indera lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Dalam pembelajaran sebaiknya guru lebih banyak menitikberatkan pada peragaan atau media dan mengajak siswa melihat objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. Contoh: guru memperlihatkan benda konkrit atau benda dalam bentuk gambar yang menyerupai bentuk tabung. Contohnya gambar di bawah ini.

Kaleng susu pada gambar, berbentuk tabung. Dengan demikian siswa lebih mudah mengingat bentuk tabung dan siswa dapat mengenali tabung dalam lingkungannya. 4. Intelektual Belajar intelektual adalah belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Belajar intelektual berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Siswa dapat belajar sedikit ketika menyaksikan sebuah penjelasan ceramah (V), tapi siswa dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan sesuatu (S), membicarakan apa yang mereka pelajari (A), dan memikirkan cara menerapkan informasi yang mereka dapat (I).

C. Aplikasi Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika 1. Somatis Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh dalam pembelajaran matematika, maka perlu diciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik. Contoh 1: Guru meminta siswa untuk menggambar bentuk sebuah tabung di papan tulis yang sudah diketahui jari-jari (r) atau diameternya alasnya dan tinggi tabung. Diberikan diameter lingkarannya adalah 30 cm dan tinggi 40 cm.

Contoh 2: Guru meminta siswa untuk menggambar jaring-jaring tabung ke papan tulis sebagai langkah awal menemukan rumus luas permukaan tabung.

Kegiatan somatis juga dapat dilakukan dengan meminta siswa sesering mungkin untuk bangkit dari bangku dan maju ke depan kelas, misalnya untuk mengerjakan soal-soal latihan. Dapat juga secara bergantian siswa dimintai pendapat atau ditanyai mengenai materi pelajaran dan siswa menjawabnya dengan berdiri. 2. Auditori Dengan merancang pembelajaran matematika yang menarik saluran auditori, guru dapat meminta siswa untuk membaca penjelasan pelajaran yang ada di buku dengan suara yang jelas. Atau guru bisa melakukan tindakan seperti mengajak siswa membicarakan materi apa yang sedang dipelajari. Siswa diminta
5

mengungkapkan pendapat atas informasi yang telah didengarkan dari penjelasan guru. Dalam hal ini siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang telah diajarkan. Contoh : Guru Siswa : Apakah yang dimaksud dengan tabung? : Tabung adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang lingkaran yang sejajar dan kongruen dan sisi lengkung sebagai sisi tegak di sekeliling lingkaran tersebut. : Sisi tabung terdiri dari? : Sisi tabung terdiri dari alas dan tutup berbentuk lingkaran, selimutnya berbentuk persegi panjang.

Guru Siswa

3. Visual Dalam merancang pembelajaran matematika yang menarik kemampuan visual, guru dapat melakukan tindakan seperti meminta siswa menjelaskan kembali materi tabung yang telah diajarkan dengan menggunakan alat peraga, dengan maksud agar siswa yang lain dapat memperhatikan dan melihat alat peraga yang dipakai, sehingga mereka lebih memahami yang mana yang disebut alas dan tutup tabung, selimut tabung, jari-jari alas tabung (r),dan tinggi tabung(t). Contoh : Guru meminta siswa untuk menggambarkan tabung di kertas karton dan menunjukkan pada siswa yang lain dan menjelaskannya.

4. Intelektual Dalam proses belajar Intelektual, siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan dari materi lingkaran yang telah dijelaskan oleh guru. Misalnya diberikan soal: Contoh : 1. Luas selimut suatu tabung 528 cm2. Jika tinggi tabung 12 cm dan = 22/7 , hitunglah panjang jari-jari alasnya. Penyelaian : Diketahui : Luas selimut = 528 cm2 Tinggi tabung = 12 cm Lsl = 2rt 528 = 2.22/7.r .12 3696 = 528r r = 3696 : 528 r = 7 cm
6

2. Volum suatu tabung 4.312 cm3. Jika tinggi tabung 14 cm, hitung-lah luas sisi tabung tersebut! Penyelesaian : Volume tabung = 4.312 cm3 Jari-jari tabung = 14 cm tinggi = Volume : luas alas = 4.312 : 22/7 x 14 x 14 = 4.312 : 616 = 7 cm Jari-jari tabung = 14 cm Tinggi tabung = 7 cm L. selimut = 2rt = 2 x 22/7 x 14 x 7 = 2 x 22 x 14 = 616 cm2

3. Sebuah kaleng berbentuk prisma tegak berisi minyak tanah 27 liter, bila luas alas kaleng 450 cm2. Hitunglah tinggi kaleng minyak tanah ! Penyelesaian: Diketahui : Volum = 27 liter = 27.000 cm3 Luas alas = 450 cm2 Tinggi = Volum : Luas alas = 27.000 cm3 : 450 cm2 = 60 cm Jadi, tinggi tabung adalah 60 cm.

BAB III KESIMPULAN


Guru dapat menciptakan suasana belajar yang membuat siswa terlibat penuh dengan empat karekteristik pendekatan SAVI, yaitu: 1. Somatis : belajar dengan bergerak dan berbuat 2. Auditori : belajar dengan medengar dan berbicara 3. Visual : belajar dengan melihat dan menggambarkan 4. Intelektual : belajar dengan merenung dan memecahkan masalah Ketika keempat aktivitas belajar tesebut dilakukan dalam pembelajaran, siswa akan dibantu untuk bisa aktif dan terlibat penuh. Aktivitas tubuh, indera, dan intelektual siswa dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memperoleh informasi. Aktivitas intelektual setiap siswa selalu bekerja bersamaan dengan aktivitas lainnya. Misalnya ketika siswa mendengarkan (A) atau melihat (V), kemampuan intelektual siswa (I) memungkinkan untuk mengerti. Dan dengan kemampuan intelektual (I), siswa dimampukan untuk mengerjakan sesuatu (S).

DAFTAR PUSTAKA

Meier, Dave. 2003. The Accelerated Learning Hand Book, Terjemahan. Penerbit Kaifa: Bandung De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning, Terjemahan. Kaifa: Bandung Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Silberman, Mel.2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran

Aktif.Yogyakarta : Insan Madani Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta Karso.1994. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Depdikbud: Jakarta Soedjadi. 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Pendidikan Jenderal Tinggi http://hafismuaddab.wordpress.com/2010/01/13/pengertian-belajar-matematika rttp://roebyarto.multiply.com/journal/item/21

Anda mungkin juga menyukai