Anda di halaman 1dari 10

TEORI FUNGSIONAL ANTROPOLGI

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember 2007

Oleh Kelompok :

Syahrien Nuzuliya Citra Dewi Arrinta Sulistyo P Amiroh Firdaus Wahyu Devita Vika Ermita Novyani Nur R Praditya Luciana Harum Kurniawati Zolana Tista Nanda Nevitasari Niki Puji Gita Tri

0721-001 0721-002 0721-004 0721-005 0721-017 0721-019 0721-021 0721-025 0721-026 0721-029 0721-031 0721-032 0721-041

Diah Puspitasari Dian Pratiwi Ifa Rizki Amalia Dista Ayuningtyas Nur Istianah Agni Hadi P Linda Ningrum Dinda Trie Puspa Isha Dini Ellia Mayasari Fitriana Ayu Yasmin Alissa Rizna Abdillah

0721-045 0721-049 0721-054 0721-056 0721-059 0721-078 0721-086 0721-088 0721-093 0721-096 0721-097 0721-099 0721-100

Sejarah
Beberapa ahli antropologi berusaha mencapai pengertian mengenai integrasi kebudayaan dan jaringan berkait antara unsur-unsurnya dengan meneliti fungsi unsur-unsur tersebut. Istilah Fungsi dapat dipergunakan dalam bahasa sehari-hari maupun dengan bahasa ilmiah dengan arti yang berbeda-beda

Pemakaian istilah itu dalam tulisantulisan ilmiah menurut ahli Antropologi, M.E. Spiro adalah: 1. Untuk menerangkan fungsi sebagai hubungan antara sesuatu hal dengan suatu tujuan tertentu 2. Menjelaskan kaitan antara suatu hal 3. Sehingga apabila S berubah, maka nilai Y yang ditentukan oleh X juga berubah 4. Menerangkan hubungan yang terjadi antara suatu hal dengan hal-hal lain dalam suatu system yang terintegrasi

Konsep Umum

Pendekatan fungsional muncul didasari oleh pemikiran bahwa manusia sepanjang hayatnya dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan orang lain di sekitarnya, sehingga manusia tidak pernah seratus persen menentukan pilihan tindakan, sikap, atau perilaku tanpa mempertimbangkan orang lain.

Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski, yang banyak mendapat pengaruh dari ilmu psikologi. Melalui kajiannnya mengenai sistem kula pada masyarakat Trobiand

Disimpulkan

bahwa setiap unsur kebudayaan mempunyai fungsi sosial terhadap unsurunsur kebudayaan lainnya

Etnografi berintegrasi secara fungsional

Teori Fungsional tentang Kebudayaan

Menurut sarjana psikologi dari Yale,J.Dollard

proses belajar adalah tidak lain daripada ulangan dari reaksi-reaksi sesuatu organisme terhadap gejalagejala dari luar dirinya,yang terjadi sedemikian rupa sehingga salah satu kebutuhan naluri dari organisme tadi dapat dipuaskan
inti dari teori itu adalah pendirian bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya

Bronislaw Malinowski

Contoh Teori Fungsional Kebudayaan

Upacara Metatah di Bali (budaya Pangur Gigi)


Tujuannya

yaitu sebagai tanda kedewasaan dan mendapat pengakuan dalam masyarakat

Tradisi Minum Teh di Jepang (Sado) Tujuannya yaitu sebagai syarat tata krama seorang bangsawan dan diwariskan secara turun temurun

Upacara Ebe-ako (pesta babi) Tujuannya yaitu sbg simbolis upacara perkawinan suku Dani dan dipercaya akan memberikan

kesejahteraan bagi suku Dani

Anda mungkin juga menyukai