BIOMEKANIKA
Sistem muskuloskeletal mengikuti hukum dasar mekanika Biomekanika : energi + gaya terhadap sistem biologis Efek energi = motion dan deformation Fungsi biomekanika - struktur dan fungsi normal - kondisi patologis seperti : joint instability, patologi gait, proses dan penyembuhan fraktur, metode imobilisasi fraktur
Vektor dan Gaya Vektor adalah satuan -> gaya dan arah -> akselerasi, gaya dan moment
Resultan vektor yang mengenai patela berasal dari Quadricep dan Tendo Patella dan cenderung mengadakan kompresi patella terhadap femur
Parameter Biomekanik
V = Volume
Suseptibilitas fraktur -> struktur internal dan orientasi kolagen (Wolfs Law) Kolagen melawan Tensile force (gaya regang) Gaya yang terjadi dapat berupa Compressive (tekanan), Tensile (regangan), Torsi (puntiran), Bending ( tekukan), Shear Mechanisme : Direct vs Indirect
Bending + Tensile stress pada low mechanism injury -> single butterfly fragmen Gaya yang sama dengan high mechanism menghasilkan beberapa fragmen butterfly (kominutif) Energi yang diserap selama loading -> dilepaskan ketika tulang mengalami fraktur -> degree of soft tissue injury
PENYEMBUHAN TULANG
Primary bone healing ( kondisi stabil )
Soft Tissue healing -> scar formation Bone healing -> regenerasi Osteoblast, Osteocyt, Osteoclast
Penanganan mempengaruhi penyembuhan Prinsip manajemen fraktur (AO Principles) 1. Reduksi dan fiksasi anatomis 2. Stabilitas dengan fiksasi atau splintage 3. Preservasi suplai darah tulang dan soft tissue 4. Mobilisasi awal dan aman
2. Inflamasi akut dan proliferasi sel (8 jam) Sitokin dan IL-1, IL-6 ->Infiltrasi sel-sel radang >periosteum dan cavitas medularis melalui enzim peradangan. Hematoma diserap secara perlahan -> angiogenesis 3. Formasi Kalus Proliferasi Mesenkim (osteogenik dan chondrogenik) Callus pada Periosteum dan Cavitas Medularis Woven bone Proses proliferasi sel mesenkim diatur oleh protein induktif seperti FGF, PDGF, TGF, BMP, IDGF
4. Konsolidasi woven bone ->mineraliasasi-> lamellar bone Beberapa bulan 5. Remodelling Material solid menjembatani fragmen Resorpsi dan Deposisi mengikuti hukum Wolf ( resorpsi pada area low stress dan deposisi pada area high stress)
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan tulang Faktor Sistemik A. Usia B. Aktivitas C. Status Nutrisi D. Hormonal : GH, Steroid, Estrogen, Androgen, Kalsitonin, PTH, Prostaglandin E. Penyakit Sistemik : Diabetes, Anemia, neuropati F. Vitamin Deficiencies : A C D K G. Obat : NSAID, Antikoagulan, Faktor XIII, Ca Blocker, Cytokin, Diphosphonate, Phenytoin, Tetracycline H. Zat aditif : Nicotine dan Alkohol I. Hyperoxia J. Temperatur lingkungan K. CNS Trauma
Faktor Lokal A. Faktor tak tergantung cidera 1. Tipe tulang 2. Abnormalitas tulang 3. Denervasi B. Faktor tergantung cedera 1. Derajat kerusakan lokal - fracture line - Mekanisme injury Fraktur obliq dan spiral cenderung lebih cepat penyembuhannya Soft tissue destruction less Greater surface area of fracture ends 2. Derajat kerusakan pembuluh darah 3. Tipe dan lokasi fraktur 4. Bone loss 5. Interposisi soft tissue 6. Growth Factor Lokal
Faktor Tergantung Penanganan 1. Luasnya trauma bedah 2. Perubahan aliran darah karena implant 3. Derajat dan jenis rigiditas dari fiksasi 4. Derajat, durasi dan arah beban terhadap tulang dan soft tissue 5. Luas kontak fragmen Faktor yang berhubungan dengan Komplikasi 1. Infeksi 2. Stasis Vena 3. Alergi metal
Sekuensi penanganan airway Chin lift Jaw thrust Finger sweep Suction Oropharyngeal tube orotracheal tube Surgical cricothyroidectomy / tracheostomy Secara in line immobilization
Komplikasi
Komplikasi awal (early) vs komplikasi lanjut (late) Komplikasi lokal vs komplikasi sistemik (inflamasi -> perubahan fisiologis)
COMPLICATIONS OF FRACTURES
Early
General
Bone Soft-tissues
Other injuries PE FES/ARDS Infection
Late
Chest infection UTI Bed sores Non-union Malunion AVN Tendon rupture Nerve compression Volkmann contracture
Compartement Syndrome Kumpulan gejala yang terjadi akibat peningkatan tekanan intrakompartement pada daerah kompartemen spesifik Viscious cycle
Fasciotomy = Tek. intra compartemen > 30 mmHg atau perbedaan antara ICP dan Diastolic pressure < 30 mmHg INFEKSI Osteomyelitis pada open fraktur (golden period) Implant-related Infection Gas Gangrene pada jaringan kotor, mati dan PO2 rendah. Penyebab yaitu Clostridium welchii Luka kotor yang ditutup tanpa debrideman yang adequat Toxin merusak dinding sel dan menyebabkan perluasan infeksi dan sepsis
Komplikasi Lanjut
Delayed Union dan Non Union Faktor : Suplai darah, kerusakan soft tissue, periosteal stripping, splintage yang tak sempurna, over-rigid fixation, infeksi Malunion -> kehilangan fungsi Union yang terjadi dalam kondisi yang unacceptable (angulasi, rotasi dan shortening) Avascular Necrosis Nekrosis akibat rusaknya suplai darah : Collum femur, Scaphoid, Lunate, Talus
Gangguan pertumbuhan fraktur epiphyseal plate, t.u Salter-Harris tipe V. Diagnosis biasanya retrospektif
Lesi Tendo Nerve Entrapment Syndrome Carpal tunnel, Cubital tunnel, Tarsal tunnel
Joint Instability : torn ligamen Kontraktur otot : terjadi akibat sindrom compartemen Joint Stiffnes : immobilisasi pada sendi yang lama (immobilization disease) imobilisasi pada ligamen yang dalam kondisi terpendek Osteoarthritis pasca trauma : terjadi akibat frakturfraktur intra artikuler , avaskular nekrosis, malunion dan fraktur pada metaphysis
TERIMAKASIH