Anda di halaman 1dari 21

Komunikasi

terapeutik pada anak


Disajikan dalam ujian keperawatan
anak
Oleh NIRWANTO K. RAHIM


Pendahuluan

Apa itu komunikasi ???????







Definisi
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau
penyampaian berita atau penerimaan berita yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau
berita itu biasa diterima atau dipahami.

Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi
disampaikan kepada orang lain melalui symbol, tanda, atau
tingkah laku ( Haber, 1987 ).
Komunikasi Terapeutik
Komponen-komponen komunikasi
1. Sender ; pengirim pesan/komunikator
2. Message
3. Receiver ;penerima pesan/komunikan
4. Channel ; media
5. Feed back ; umpan balik


Komunikasi Terapeutik
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
1. Situasi dan suasana
2. Waktu yang tepat
3. Kejelasan pasien


Seorang ahli komunikasi ( Laswell ) menganalisa komunikasi dengan
Who say to whom & how.
Who : Siapa yang mengatakan ( pengirim )
What : Apa yang dikatakan ( pesan )
To Whom : Kepada siapa ( penerima )
How : Bagaimana ( media yang digunakan )
Komunikasi Terapeutik
Apa itu komunikasi terapeutik ????????????
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik pada anak adalahkomunikasi yang dilakukan
antara perawat dan klien (anak), yang direncanakan
secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan anak.
Komunikasi Terapeutik
Tujuan komunikas terapeutik

1. Membantu pasien untuk menjelaskan dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada
bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif
dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

Komunikasi Terapeutik
Hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi
terapeutik pada anak meliputi (Mahmud Mahfoedz,
2009):
1. Nada suara
2. Mengalihkan perhatian
3. Jarak interaksi
4. Marah
5. Kesadaran diri
6. sendiri


Komunikasi Terapeutik
TEKNIK BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
1. Tekhnik Verbal
Tekhnik orang ketiga
Bercerita
Neuro Linguistic programming
Bibliotherapy
Fantasi
Pertanyaan Bagaimana Jika

2. Tekhnik non Verbal
Menulis
Menggambar
Gerakan gambar keluarga
Menggambar bersama dalam keluarga
Bermain
Komunikasi Terapeutik
Tekhnik komunikasi pada anak
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2008), teknik berkomunikasi pada
anak sangat bervariasi, tergantung pada umur dari anak
tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada umumnya dapat dilakukan
dengan melalui gerakan-gerakan bayi yang merupakan
alat komunikasi yang efektif. Perkembangan komunikasi
pada bayi dimulai dengan kemampuan bayi melihat
benda-benda yang menarik, biasanya pada minggu ke
delapan.



Komunikasi Terapeutik

2. Toddler (1-2,5 tahun) dan anak-anak pra sekolah (2,5-5
tahun)
Pada usia ini, cara berkomunikasi yang dilakukan adalah
dengan memberitahu apa yang terjadi pada dirinya,
memberi kesempatan untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang digunakan, menggunakan nada suara, bicara
lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas
dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak







Komunikasi Terapeutik
3. Anak usia sekolah (5-11 tahun)
Dimulai dengan kemampuan anak mencetak,
menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
dan apa yang dilaksanakan anak mencerminkan fikiran
anak dan kemampuan anak untuk membaca di sini
sudah dapat dimulai. Pada usia delapan tahun anak
sudah dapat membaca dan sudah mulai berfikir
terhadap kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan
pada usia ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat
kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana
yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat
ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui.

Komunikasi Terapeutik
4. Anak usia remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini
ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
berdebat dan sudah mulai berfikir secara
konseptual, sudah mulai menunjukkan rasa malu,
pada usia ini anak sering kali merenung kehidupan
masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
Pada usia ini pola fikir mulai menunjukkan kea rah
yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat
masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
dewasa.







Komunikasi Terapeutik
Hambatan komunikasi pada anak

Gangguan-gangguan itu hampir meliputi seluruh aspek kehidupannya,antara lain :

komunikasi interaksi sosial
Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.
Anak tampak seperti tuli, sulit bicara, atau pernah bicara, tetapi kemudian sirna.
Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Komunikasi Terapeutik
Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
Senang meniru atau membeo (echolalia)
Bila senang meniru, dapat hapal betul kata-kata atau nyanyian tapi tidak
mengerti artinya.
Sebagian dari anak autis tidak bicara (non verbal) atau sedikit berbicara sampai
usia dewasa.
Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia
inginkan.

Komunikasi Terapeutik
Gangguan dalam sensoris
Sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.
Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
Tidak sensitif terhadap rasa sakit atau rasa takut

Komunikasi Terapeutik

Pola bermain
Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.
Tidak kreatif dan tidak imajinatif.
Tidak bermain sesuai fungsinya, misalnya mobil-mobilan
,dielus-elus kemudian diciumi dan diputar-putar rodanya.
Senang pada benda-benda yang berputar, seperti kipas
angin, roda,& lain-lain.
Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu kemudian
dipegang terus dan dibawa kemana-mana.

Komunikasi Terapeutik
Perilaku khas
Dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif).
Memperlihatkan stimulasi diri, seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
seperti burung, berputar-putar, mendekatkan pada pada layar TV, lari/berjalan
bolak-balik, melakukan gerakan yang berulang-ulang.
Tidak suka pada perubahan.
Dapat duduk bingung dengan tatapan kosong

Komunikasi Terapeutik
Emosi
Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa
alasan.
Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau dipenuhi
keinginannya.
Kadang-kandang suka menyerang dan merusak.
Kadang-kadang anak autis berperilaku menyakiti dirinya sendiri.
Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain.

Komunikasi Terapeutik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai