Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOKINETIK KLINIK "INDIVIDUALIZED DOSE OF

AMINOGLIKOSIDES ANTIBIOTIC
Titing

Kasih
Vika Septideyani
Vinallia Variantiana
Widya Astuti D.
Yopi Andarista

Kelompok 9
11 01 01 096
11 01 01 097
11 01 01 098
11 01 01 099
11 01 01 100

CITRA MARGARETA

S1 Reguler B

STIFI BHAKTI PERTIWI


PALEMBANG

Antibiotik aminoglikosida adalah


antibiotik bakterisida yang digunakan
untuk mengobati infeksi Gram-negatif
yang serius. Absorpsi dari saluran
gastrointesinal buruk, aminoglikosida
harus diberikan secara parenteral
untuk memperoleh konsentrasi
terapeutik di dalam sirkulasi sistemik
melalui infusi intravena (IV).

Winter, 2013:136

Gantamisi
n

Amikasin

Tobramisi
n

Winter, 2013:136

Aktivitas bakterisida
aminoglikosida telah
dibuktikan bergantung pada
konsentrasi yaitu konsentrasi
plasma sepuluh kali lebih
tinggi dari konsentrasi
hambatan minimum (KHM)
atau minimum inhibitory
concentration (MIC) untuk
bakteri tertentu lebih efektif
daripada konsentrasi sedikit
diatas KHM.

Aminoglokosida juga
memiliki efek pascapenggunaan antibiotik
yang menyebabakan
pertumbuhan bakteri
ditekan setelah
konsentrasi plasma
berada di bawah KHM.

Winter, 2013:136

Selain itu mekanisme ambilan


yang dapat menjadi jenuh di dalam
korteks ginjal dan telinga bagian
dalam mengindikasikan bahwa
pendosisan dengan interval yang
diperpanjang dapat pula
meminimalkan kecenderungan
terjadi nefrotoksisitas dan
ototoksisitas.

Sifat farmakodinamika
aminoglikosida menunjukkan
bahwa pemberian obat besar
dengan frekuensi lebih kecil
dapat memaksimalkan aktivitas
bakterisida amonoglikosida.

Pemberian aminoglikosida sekali sehari


menghasilkan efikasi yang sama dan mungkin
risiko toksisitas yang lebih kecil dibandingkan
dengan metode pendosisan konvensional.
Winter,2013:137

Konsentrasi plasma puncak untuk gentamisin dan


tobramisin yang dihasilkan dari pendosisan dengan
interval yang diperpanjang : (yaitu 5-7 mg/kg setiap 24
jam) berada dalam kisaran 20-30 mg/L.
Tujuan farmakodinamik
yaitu mencapai rasio puncak terhadap KHM yang
bernilai lebih besar dari 10 dan nilai ambang
kerentangan 2 mg/L

Konsentrasi terendah diatur di bawah batas deteksi


dengan tujuan menyediakan interval bebas obat,
yang dapat mengurangi risiko nefrotoksisitas.

Kebanyakan data yang tersedia


menunjukan bahwa hubungan konsentrasi
aminoglikosida dengan ototoksisitas dan
nefrotoksisitas berkaitan dengan konsentrasi
plasma palung, walaupun beberapa data
menunjukkan adanya korelasi antara
konsentrasi puncak dan toksisitas.

Ototoksisitas dinyatakan dapat terjadi bila


konsentrasi gentamisin dalam plasma melebihi 4
mg/L selama lebih dari 10 hari. Apabila
konsentrasi palung dikalikan dengan jumlah hari
terapi, risiko ototoksisitas meningkat bila hasil
perkalian itu lebih besar dari 40 mg/Hari/L.

Ototoksisitas aminoglikosida juga nampak


paling sering dijumpai pada pasien yang
telah mengalami gangguan fungsi ginjal
atau telah mendapatkan dosis tinggi selama
berjalannya pengobatan.

Winter,2013:137

Kisaran AUC
target untuk
gentamisin dan
tobramisin adlah
70-100 mgx
jam/L

Winter,2013:138

Volume distribusi aminoglikosida = 0,25


L/kg. kisaran yang relatif luas, yaitu 0,1-0,5
L/kg. karena aminoglikosida terdistribusi
sangat buruk kedalam jaringan adiposa,
penggunaan berat badan tanpa lemak akan
menghasilkan niulai perkiraan V yang lebih
akurat pada pasien obes dibandingkan berat
badan total (BBT), disesuaikan berdasarakn
berat badan ideal (BBI) pasien ditambah kan
10% dari berat badan pasien itu.

Antibiotik aminoglikosida tampak


terdistribusi dalam ruang ekstraselular, dan
volume cairan ekstraseluler pada jaringan
adiposa sekitar 10% berat adiposa vesus 25%
yang merupakan rata-rata untuk semua
jaringan lain.

Persaaan
untuk
memperkiraka
n volume
distribusi
pasien obes :

Volume distribusi aminoglikosida meningkat


pada pasien asites, edema, atau yang
mengalami pembesaran volume ruang
ketiga lainnya. Menambah V sebesar 1L
untuk setiap 1 kg penambahan berat badan
didasarkan pada asumsi bahwa volume
distribusi antibiotik aminoglikosida kurang
lebih sama dengan volume cairan
ekstraseluler.

Winter,2013:139

Metode pendosisan didasarkan


pada asumsi bahwa sasaran yang ingin
dicapai adalah memberikan tingkat
pemajanan obat yang sama dengan yang
dihasilkan dengan metode pendosisan harian
yang lama (yaitu AUC) untuk meminimalkan
risiko toksisitas, tetapi menghasilkan
konsentrasi puncak yang lebih tinggi untuk
memaksimalkan aktivitas.

Waktu paruh eliminasi antibiotik aminoglikosida dari


tubuh ditentukan oleh volume distribusi dan klirens.
Sebgai contoh kasus :
Seorang pria berusia 25 tahun dengan bb 70 kg
dengan kreatinin 0,8 mg/dl dapat memiliki klirens
aminoglikosida 100 mL/menit. Jika volume distribusi
pria ini 0,25 L/kg waktu paruh eliminasi kira-kira 2
jam. Sebaliknya seorang pria berusia 75 tahun
dengan nilai v yang mirip dengan pria pertama dan
memiliki kreatinin serum 1,4 mg/dL mungkin
memiliki klirens aminoglikosida = 35 mL/menit dan
waktu paru 6 jam. Karena itu dosis aminoglikosida
awal dan interval dosisnya harus dipilih dengan hatihati.
Winter,2013: 144

Pada persamaan 1.10 menunjukan waktu dari konsentrasi plasma yang


diukur (c0 ) persamaan ini digunakan untuk mengestrapolasi balik
suatu konsentrasi plasma ke puncak klinis yaitu 1 jam setelah infus di
mulai. Konsentrasi puncak klinis telah lama digunakan sebagai penun
tun efikasi aminoglikosida.

Winter, 2013:147

Antibiotik aminoglikosida dieliminasi hampir


semuanya melalui rute renal. Klirens
aminoglikosida dapat diestimasi dengan
persamaan yang digunakan untuk
mengestimasi klirens kreatinin.

Winter, 2013:144

Winter, michael E.FARMAKOKINETIKA KLINIS


DASAR edisi 5, Penerbit : EGC.

Thank you

Anda mungkin juga menyukai