(Pertemuan Kedua)
Kuliah Pembukaan
2.
Pengertian, Ruang Lingkup, Sejarah Hukum Agraria sebelum Undangundang Nomor 5 Tahun 1950 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan
perkembangannya di Indonesia
3.
Hak- Hak atas Tanah dan kewenangan serta kewajiban pemegang hak atas
tanah
4.
5.
6.
7.
UTS
8.
9.
Hak Tanggungan
10.
11.
12.
13.
Landreform
14.
15.
16.
UAS
Hukum
Hukum yang tertulis merupakan aturan atau kaidah yang bersumber dari
hukum agraria barat yang tersebar dalam perundang-undangan
pemerintah kolonial belanda, sedangkan sebagaian hukum yang tidak
tertulis bersumber pada hukum adat Indonesia sehingga dikatakan
memiliki sifat Dualistis dan pluralistis (beraneka ragam)
1.
Hak-hak atas tanah menurut hukum agraria barat, berlaku bagi golongan
Eropa dan yang dipersamakan, diatur dalam BW (Burgerlijk Wekboek)
atau disebut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, antara lain sebagai
berikut:
a. Eigendomrechts (hak Milik Mutlak)
b. Opstal (Sejenis Hak Guna Bangunan)
c. Erfpacht (sejenis Hak Guna Usaha)
d. Vruchtgebruik (Hak Pakai)
2.
Selain itu ada juga hak milik bagi orang Indonesia asli yang disebut
Agrarisch Eigendomrecht (hak Milik agraria), Hak milik ini diatur
dalam stbl.1872 no 117.
Hak-Hak atas tanah Menurut Hukum Adat
Beberapa hak perseorangan atas tanah memuat hukum adat
adalah:
1. Hak membuka hutan (Ontginningsrecht)
2. Hak milik (Inlands Bezitrecht)
3. Hak Pungut Hasil (Genotrecht)
4. Hak wenang pilih (Voorkeurrecht)
5. Hak Wenang Beli (Naastingsrecht)
6. Hak Pakai (Gebruikrecht)
7. Hak sewa (Hurrecht)
a.
b.
Zaman Daendels: awal dari perubahan struktur penguasaan dan pemilikan atas
tanah
c.
d.
Dikeluarkannya Agrarisch Wet pada tahun 1870 yang merupakan pokok penting
dalam hukum agraria
Kerusakan fisik tanah akibat politik bumi hangus dan penggunaan tanah yang
melampaui batas kemampuan.
1.
2.
3.
4.
E. Penyusunan UUPA
3.Panitia
Soewahjo
2. Panitia
Jakarta
4.
Rancangan
Soenarjo
5.
Rancangan
Sadjarwo
Dasar-Dasar
Hukum
Agraria
Nasional
Kedua:
Dasar
Kesatuan
Kesederhanaan Hukum
dan