Anda di halaman 1dari 15

E DOWN TIME DAN

PENGURANGAN
PEMBOROSAN

Waste (Pemborosan)

Dalam buku Lean Six Sigma for Manufacturing


and Service Industries karangan Vincent
Gasperzs, waste dapat didefinisikan sebagai
aktifitas kerja yang tidak memberikan nilai
tambah dalam proses transformasi input
menjadi output sepanjang value stream.

Value stream adalah proses-proses untuk


membuat, memproduksi, dan menyerahkan
produk (barang dan / atau jasa) ke pasar.

Pekerjaan yang dilakukan secara tidak


teratur dari sisi beban kerja dan proses
kerja, merupakan suatu aktivitas yang perlu
dikurangi bahkan dieliminasi /dihilangkan
karena sangat berpotensi menambah
ongkos / biaya kerja.

Beban atau loading pekerjaan (manual dan mesin)


yang sering berubah dan tidak merata sangat
berpotensi untuk terjadinya pemborosan bahan
baku (material), perlengkapan, manpower, serta
sumber daya lainnya.

Pencapaian hasil kerja yang sangat bervariasi


dapat menjadi penghambat terciptanya kondisi
Just in Time - JIT.

Output yang tidak stabil; terkadang melampaui


standar kapasitas, pada kesempatan lain di bawah
kapasitas yang telah ditetapkan, merupakan
masalah yang perlu dibenahi

Tipe-tipe dari Waste

TYPE ONE WASTE

TYPE TWO WASTE

Type One Waste

Yaitu aktivitas kerja yang tidak menciptakan nilai tambah dalam


proses transformasi input menjadi output sepanjang value stream,
namun aktivitas itu pada saat sekarang tidak dapat dihindarkan
karena berbagai alasan.

Misalnya :
Pengawasan terhadap orang, namun pada kenyataannya kita masih harus
melakukannya karena misalnya orang tersebut baru saja direkrut oleh
perusahaan sehingga belum berpengalaman.
Aktifitas inspeksi dan penyortiran merupakan Waste, namun pada saat
sekarang kita masih membutuhkan inspeksi dan penyortiran karena mesin
dan peralatan yang digunakan sudah tua sehingga tingkat keandalannya
berkurang.
Dalam jangka panjang Type One Waste harus dapat dihilangkan atau dikurangi.
Type One Waste ini sering disebut sebagai Incidental Activity atau Incidental
Work.

Type Two Waste

Yaitu aktivitas kerja yang tidak menciptakan


nilai tambah dan dapat dihilangkan dengan
segera.
Misalnya :
Menghasilkan produk cacat (defect)
Melakukan kesalahan (error)

Un-Lean (Traditional) Work


Activity

Kategori utama
Kaufman Consulting Group (1999) telah
merumuskan 10 jenis pemborosan dalam
industri manufaktur, dimana ke-10 jenis
pemborosan itu dikelompokkan ke dalam
empat kategori utama:
Orang
Kuantitas
Kualitas
Informasi E-DOWNTIME

Lean Manufacturings Areas of Waste

Jenis waste
Waste of overproduction
Waste of motion
Transportation waste
Processing waste
Waste time
Defective product
Excess inventory

Jenis-Jenis Pemborosan
E =

Environmental, Health jenis pemborosan yang terjadi karena kelalaian dalam


and Safety (EHS)

memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-

Defects

prinsip EHS
jenis pemborosan yang terjadi karena kecacatan atau

O =

Overproduction

kegagalan produk (barang dan/ atau jasa)


jenis pemborosan yang terjadi karena produksi berlebih dari

W =
N =

kuantitas yang dipesan oleh pelanggan


Waiting
Jenis pemborosan yang terjadi karena menunggu
Not utilizing employee jenis pemborosan sumber daya manusia (SDM) yang terjadi

D =

knowledge, skills and karena tidak menggunakan pengetahuan, keterampilan,


T =
I

M =

abilities
Transportation

dan kemampuan dari karyawan secara optimal


jenis pemborosan yang terjadi karena transportasi yang

Inventories

berlebihan sepanjang proses value stream


jenis pemborosan yang terjadi karena inventories yang

Motion

berlebihan
jenis pemborosan yang terjadi karena pergerakan yang
banyak dari yang seharusnya sepanjang proses value

E =

Excess processing

stream
jenis pemborosan yang terjadi karena langkah-langkah
proses yang panjang dari yang seharusnya sepanjang
proses

Penyebab Pemborosan

Tata letak pabrik yang tidak efisien.


Tool pendukung yang tidak berfungsi dengan baik.
Waktu setup peralatan dan mesin yang panjang (lama).
Pelatihan yang tidak tepat dan/atau tidak cukup kepada
pekerja.
Metode kerja yang tidak standar.
Tidak mengikuti prosedur-prosedur dan instruksiinstruksi kerja.
Kapabilitas proses yang rendah secara statistik.
Perencanaan proses yang kurang matang.
Masalah kualitas material.
Peralatan pengukuran yang tidak akurat.
Lingkungan kerja yang buruk (penerangan, kebersihan,
kenyamanan, dll.)

Kasus Pemborosan yang sering


dijumpai di Lapangan

Pemborosan pada Proses.


Scrap dan pekerjaan yang berulang.
Proses produksi yang tidak efisien

Pemborosan dalam Rekayasa Desain (Design


Engineering).

Dokumentasi yang tidak tersusun dengan baik.


Desain yang tidak ergonomis untuk pekerja.
Terlalu banyak parts dalam desain.
Desain terlalu kompleks sehingga memerlukan proses
manufaktur yang rumit.
Keterlambatan penyerahan desain produk.

Kasus Pemborosan yang sering


dijumpai di Lapangan

Pemborosan dalam Lini Produksi

Pekerjaan berulang (rework).


Terlalu banyak material sisa yang terbuang (Scrap).
Kualitas produk tidak sesuai dengan standar.
Area inventori untuk pengaman stok (buffer
inventories).
Lini produksi terhenti karena kegagalan mesin
dan/atau peralatan.
Kerusakan mesin dalam waktu lama.
Tambahan penggunaan input (tenaga kerja,
material, tool, dll.).
Waktu setup mesin panjang atau lama.

Anda mungkin juga menyukai