Anda di halaman 1dari 19

AKALASIA

OLEH:
KELOMPOK 7

ANATOMI ESOFAGUS

Proses Menelan

Fase oral

Makanan dalam bentuk bolus akibat proses


mekanik bergerak pada dorsum lidah
menuju orofaring, palatum mole dan bagian
atas dinding posterior faring terangkat.

Fase faringeal

Terjadi refleks menelan (involuntary), faring


dan taring bergerak ke atas oleh karena
kontraksi m. Stilofaringeus, m.Salfingofaring,
m. Thyroid dan m. Palatofaring, aditus laring
tertutup oleh epiglotis dan sfingter laring.

Fase menelan (involuntary) perpindahan


bolus makanan ke distal oleh karena
relaksasi m.Krikofaring, di akhir fase sfingter
esofagus bawah terbuka dan tertutup
kembali saat makanan sudah lewat.

Fase esophageal

AKALASIA

Akalasia

adalah

tidak

adanya

atau

tidak

efektifnya

peristaltik

esophagus distal disertai


dengan kegagalan sfingter
esophagus untuk relaksasi
dalam respon menelan.

Epidemiologi

Insiden terjadinya akalasia :

1 dari 100.000 jiwa pertahun.


Pria dan wanita sama.
Sering pada dewasa berusia 20 - 60 tahun.
Jarang terjadi pada anak-anak, sekitar 5% dari total akalasia.

Etiologi
Idiopatik
tentang :
1.Teori
2.Teori
3.Teori
4.Teori

namun

Genetik
Infeksi
Autoimun
Degeneratif

ada

beberapa

teori

Patofisiologi

Obstruksi pada sambungan esofagus dan


lambung
akibat
peningkatan
tekanan
sfingter esofagus bawah (SEB) istirahat jauh
di atas normal dan gagalnya SEB untuk
relaksasi sempurna.

Peristaltik esofagus yang tidak normal


disebabkan karena aperistaltik dan dilatasi
bagian bawah korpus esofagus.

Kriteria manometrik esophagus normal dan


akalasia

Normal

Tekanan SEB 10-26mmHg, dengan relaksasi normal.

Amplitudo peristalsis esophagus distal 50- 60 mmHg.

Tidak dijumpai
simultan.

Gelombang tunggal (< 2 puncak).

5 waktu gelombang peristaltik esophagus distal rerata


30 detik.

Tekanan SEB meningkat >26 mmHg atau > 30mmHg.

Relaksasi SEB tidak sempurna.

Aperistalsis korpus esophagus.

Tekanan intraesofagus meningkat lebih dari tekanan

Akalasia

gaster.

kontraksi

spontan,

repetitif

atau

Klasifikasi
Akalasia Primer
Akalasia Sekunder

Akalasia Primer
Akalasia primer: tidak diketahui penyebabnya.
Diduga disebabkan oleh virus neurotropik yang
berakibat lesi pada nucleus dorsalis vagus pada
batang otak dan ganglia misenterikus pada
esophagus. Di samping itu factor keturunan juga
cukup berpengaruh pada kelainan ini.

Akalasia Sekunder
Akalasia sekunder: dapat disebabkan oleh
infeksi contohnya penyakit Chagas, tumor
intraluminer seperti tumor kardia atau
pendorongan ekstra luminer seperti
pseudokista pancreas. Kemungkinan lain dapat
disebabkan oleh obat antikolinergik atau pasca
vagotomi.

Manifestasi Klinis
Disfagia
Regurgitasi
BB
Nyeri dada

Perbandingan gambaran klinis


akalasia primer dan akalasia
sekunder
Gejala

Akalasia primer

Akalasia sekunder

Disfagia

Ringan s/d berat >1tahun

Sedang s/d berat <6 bulan

Nyeri dada

Ringan s/d sedang

Jarang

Berat badan turun

Ringan (5kg)

Berat (15kg)

Regurgitasi

Sedang s/d berat

Ringan

Komplikasi paru

Sedang

Jarang

Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.

Foto thoraks polos


Esofagografi
Barium meal
Monitoring Ph
CT scan

Foto Thoraks

Esofagografi

Penatalaksanaan

Terapi NonBedah

Terapi Medikasi
Injeksi Botulinum Toksin
Pneumatic Dilatation
Obat-Obat Oral

Terapi Bedah

Kesimpulan

Dari penjelasan yang sebelumnya telah dijelaskan dapat


disimpulkan bahwa akalasia merupakan kelainan histologis
dari sffingter esofagus bawah (SEB) yang masih belum
diketahui

penyebabnya

namun

bisa

disebabkan

oleh

berbagai teori dan sumber-sumber penelitian dan juga


adanya

akalasia

membendakan

yang

cara

primer

penanganan

dan
dan

sekunder

untuk

pengobatannya

seperti yang telah disebutkan dan dijelaskan sebelumnya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai