Anda di halaman 1dari 40

DESY

DIANIT
A
PRIMI

DYAH
WORO

ENDA
H
KAMIL
A

ENDA
H
SUSA
N

MAGISTER KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

METRONIDAZOLE
DEFINI
SI

Gol nitroimidazole yg
mrp amebisida
campuran terpilih
untuk pengobatan
infeksi amebic, juga
merupakan obat anti
protozoa, anti bakteri
kuat terhadap anaerob

Gambar Formula
Struktural obat
Metronidazole

Indikasi
pengobatan infeksi intra abdomen anaerob
vaginitis (trichomonas, vaginosis bakteri),
enterokolitis yang terkait antibiotik dan abses
otak
penyakit akibat infeksi Infeksi menular seksual,
dan infeksi Infeksi kuman amoeba (misal pada
diare akibat amoeba)
tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah
mengalami alergi terhadap antibiotik ini, juga
tidak boleh diberikan untuk wanita hamil dan
menyusui

Interaksi Obat Metronidazole


Metronidazole Alkohol
Metronidazole antikoagulan
Metronidazole Kloramfenikol
(Chloromycetin, Mychel)
Metronidazole Disulfiram (Antabuse)

Penggunaan Klinis
Amebiasis

Trikomonias
is

Giardiasis

DOSI
S
Dosis tipikal :
500 mg, 3x1
per oral atau
intravena (30
mg/kg/hari)

terapi
infeksi :
7,5 mg/kg
BB
sebanyak 34 kali sehari
selama 7-10
hari.

Sedangkan
untuk diare
akibat amoe
ba, 750 mg,
2-3 kali
sehari
selama 5-10
hari.

tablet
500mg,
3x1hari
selama 7 hari
Infus: 15
mg/kg berat
badan.

infeksi
kelamin
dan diare
(trichomon
as) : 500
mg, 2x1
hari
selama 7
hari.

bayi < 7
hari: 7,5
mg/kg
berat
badan/har
i

anakanak: 15
mg/kg
BB/hari
3x1
hari.

Dosis
maksi
mal 4
gram
per hari.

SKEMATIS PENGGUNAAN OBAT TABLET

Mekanisme Kerja
Metronidazole

Metronidazole
didistribusikan
secara baik
hingga seluruh
jaringan dan
cairan tubuh.

Metronidazole
terabsorbsi
sepenuhnya dan
cepat pada
pemberian oral

Metronidazole
oral dengan
cepat diabsorpsi
dan menembus
seluruh jaringan
melalui difusi
yang sederhana.
Konsentrasi
intraseluler
dengan cepat
mendekati kadar
ekstraseluler

Cont
Metabolisme obat

bergantung pada
oksidase fungsicampuran, diikuti
oleh glukuronilasi.
Oleh sebab itu,
pengobatan secara
bersama dengan
pengaktif sistem
enzimatik ini,
seperti
Phenobarbital,
meningkat laju
metabolisme.

Sebaliknya, obatobat penghambat


sistem ini,
seperti
cimetidine,
memperpanjang
waktu paruh
Metronidazole
dalam plasma.
Obat induk dan
metabolitnya
disekresikan
dalam urine

PROSES BIOKIMIAWI DAN FISIOLOGIS


METRONIDAZOLE SAMPAI TIMBUL EFEK PADA
TINGKAT SEL SUB SELULER

DNA merupakan materi


genetic yang penting
yang ada di makhluk
hidup. Termasuk pada
bakteri, DNA
mengandung gen-gen
untuk diekspresikan
yang merupakan salah
satu faktor untuk
pertumbuhan sel.

mekanisme dari obat


metronidazole
menghambat fungsi
dari DNA tersebut

Gambar Tempat kerja dari obat metronidazole

Cont
Metronidazole mempunyai
spektrum sangat luas dan aktif
melawan bakteri anaerob serta
beberapa protozoa. Beberapa
parasit protozoa anaerobic
(termasuk amoeba) mempunyai
protein transport-elektron
berpotensi redoks-rendah miripferrodoxin yang berpartisipasi
dalam reaksi pembuangan electron
metabolik.

Gugus nitro pada Metronidazole


mampu berperan sebagai penerima
elektron, membentuk senyawa
sitotoksik tereduksi yang berikatan
dengan protein dan DNA, secara
kimia menghambat sintesis DNA
dan/atau merusak DNA sehingga
mengganggu fungsinya
menyebabkan kematian sel.

EFEK METRONIDAZOLE
EFEK UTAMA :
Efek utama dari Metronidazole
menghambat sintesis DNA dan/atau
merusak DNA sehingga terjadi kematian
sel.
Obat Metronidazole memiliki kegunaan
yang luas dalam pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh Giardia lamblia,
Trichomonas vaginalis, kokus anaerobic,
dan basil gram-negatif anaerobic sebagai
contoh Bacterroides species) dan juga
untuk pengobatan infeksi amebic.

EFEK
EFEK SAMPING
SAMPING ::
mual,
mual, sakit
sakit kepala,
kepala,
mulut
mulut kering,
kering, atau
atau
kecapan
kecapan logam
logam
(metallic
(metallic taste)
taste) pada
pada
mulut
mulut biasanya
biasanya terjadi,
terjadi,
muntah,
muntah, pusing,
pusing,
insomnia,
insomnia, lemah,
lemah,
sariawan,
sariawan, disuria,
disuria, urin
urin
keruh,
keruh, vertigo,
vertigo,
parestesi
parestesi dan
dan
neutropenia.
neutropenia.

TINIDAZOLE
Antibiotik ini hanya
mengobati infeksi bakteri
dan protozoa, tidak akan
berpengaruh pada infeksi
viral seperti demam dan
influenza. Mengonsumsi
antibiotik yang tidak
diperlukan menyebabkan
kurangnya efektivitas
obat ini.

DEFINI
SI

Tinidazole bekerja
dengan
menghentikan
pertumbuhan
bakteri dan
protozoa.

Tinidazole adalah obat


yang digunakan untuk
mengobati beberapa tipe
infeksi vagina tertentu
(bacterial vaginosis,
trichomoniasis).
Obat ini juga
digunakan untuk
mengobati
beberapa tipe
infeksi parasit
tertentu
(giardiasis,
amebiasis).

Obat ini termasuk


dalam kelas
antibiotik yang
dikenal sebagai
nitroimidazole.

INTERAK
SI
Disulfiram

Fluorouracil
alkohol
atau
tembakau
(Ethanol)

Obat dan makanan

penyakit darah atau


riwayat yang terkait
tinidazole dapat
memperburuk kondisi
ini
em saraf
t
s
i
s
it
k
a
peny
sariawan atau infeksi
epilepsy
k
u
s
a
m
r
ragi vagina
pusat, te azole dapat
tinidazole dapat tinid ingkatkan
n
memperburuk infeksi me an kejang atau
in
ragi
kemungk samping sistem
efek-efek f pusat lain
syara

penyakit hati, berat


pasien dengan
penyakit hati berat
dapat mengalami
peningkatan efek
samping

Kondisi kesehatan yang dapat berinteraksi


dengan tinidazole

DOSIS
Dosis untuk
Trichomoniasis
Pada Orang
Dewasa

2 g oral sekali pada waktu makan


pasangan seksual Anda juga harus diobati
dengan dosis yang sama pada saat yang sama
Dosis untuk Giardiasis Pada Orang Dewasa
2 g oral sekali pada waktu makan

Dosis untuk
Amebiasis Pada
Orang Dewasa

Intestinal: 2 g oral sehari sekali pada waktu


makan selama 3 hari
Abses hati amebic: 2 g oral sehari sekali pada
waktu makan selama 3-5 hari

Dosis untuk
Bacterial Vaginosis
Pada Orang
Dewasa

Wanita dewasa, tidak hamil: 2 g oral sekali


sehari pada waktu makan selama 2 hari atau 1
g oral sekali sehari pada waktu makan selama
5 hari

DOSIS
Dosis untuk
Trichomonia
sis Pada
Anak-anak

2 g oral sekali
pada waktu
makan

Dosis untuk
Giardiasis
Pada Anakanak

Usia 3 tahun ke atas: 50


mg/kg (hingga 2 g) oral
sekali pada waktu
makan

Dosis
untuk
Amebiasis
Pada
Anak-anak
Tinidazole
tersedia
Tablet 250
mg

pasangan seksual juga


harus diobati dengan dosis
yang sama pada saat yang
sama

Usia 3 tahun ke atas:


Intestinal: 50 mg/kg (hingga 2 g) oral sekali sehari pada waktu makan selama 3
hari
Abses hati amebic: 50 mg/kg (hingga 2 g) oral sehari sekali pada waktu makan
selama 3-5 hari
Pengawasan ketat disarankan saat durasi pengobatan melebihi 3 hari

EFEK SAMPING
Efek samping
ringan, termasuk:
ruam;
kesulitan
bernapas;
pembengkak
an pada
wajah, bibir,
lidah, atau
tenggorokan.

demam,
menggigi
, nyeri
tubuh,
gejala flu

mati rasa,
rasa sakit
seperti
terbakar,
kesemuta
n

KEJANG

gatal pada vagina


atau keluarnya
cairan
mual, muntah,
kehilangan nafsu
makan, gangguan
pencernaan
konstipasi, diare,
kram perut
merasa lemah atau
lelah
sakit kepala, pusing,
rasa logam atau
pahit di mulut

Tidak semua
orang
mengalami
efek samping
di atas.
Mungkin ada
beberapa
efek samping
yang tidak
disebutkan di
atas.

IDENTIFIKASI JURNAL
Penulis : Zahra Abbaspoor1 ,
Zeinab Rabee2 and Shahnaz
Najjar
Publikasi : International Journal of
Judul : EfficacyResearch
and safety of oral
Pharmacological
tinidazole and metronidazole in
treatment of bacterial vaginosis: a
randomized control trial

DISKRIPSI
JURNAL
Tujuan : penelitian ini dirancang untuk

membandingkan efek dari tinidazol 2 gr peroral


sekali sehari selama 2 hari dengan metronidazol
peroral, selama 7 hari pada wanita Iran dengan
pengobatan bakterial vaginosis.

SAMPEL
Satu kelompok (n = 55) menerima 2
gr oral tinidazol dengan waktu
paruh selama 2 hari dan kelompok
kedua (n = 55) menerima 500 mg
metronidazol oral dua kali sehari
pada waktu paruh selama tujuh
hari.

BAHAN
Pengambilan sampel secara randomized,
controlled, double-blind, comparative, clinical trial,
dengan studi banding dua kelompok terkontrol
pada 110 wanita sudah menikah usia 15-45 tahun
yang tidak hamil, yang terbukti mengalami BV di
rumah sakit pemerintah dan klinik Quds, kota
Kangan, Iran, 2012.

KRITERIA
Untuk diagnosis
Bakterial
Vaginosis
adalah adanya
tiga dari empat
standar kriteria
Amsel
diagnostik yang
meliputi:

Keputihan homogen
Tes whiff positif
Clue cell (sel epitel yang
dikelilingi oleh bakteria) >
20% pada hapusan sekret
vagina
pH vagina 4.5.

Setelah pemeriksaan panggul (besline), sekresi vagina


dikumpulkan dari dinding lateral vagina dikultur dan
dievaluasi untuk whiff test, pewarnaan gram dan

Cont
Kriteria eksklusi adalah penyakit kronis (diabetes,
penyakit jantung, dll), tidak ada riwayat hipersensitivitas
terhadap metronidazole dan turunannya, penggunaan
metronidazole dan antibiotik lain dalam masa 2 minggu,
pengobatan dengan obat imunosupresif.

Cont
Satu kelompok (n = 55)
diberikan 2 gr tinidazol
peroral sebelum tidur selama
2 hari dan kelompok kedua (n
= 55) diberikan 500 mg
metronidazol peroral dua kali
sehari sebelum tidur selama
tujuh hari. Obat sudah diberi
kode A atau B, pasien
pertama yg memenuhi syarat
diberi obat A, pasien
berikutnya diberikan obat B
dan dijelaskan cara
mengkonsumsinya

Pasien dilarang untuk


mencuci vagina, hubungan
seksual dan menggunakan
obat vaginal selama
perawatan saja. Pengobatan
didefinisikan sebagai
adanya kurang dari tiga
kriteria Amsel. Pengukuran
diulangi pada minggu ke 2
(2 kali kunjungan ulang)

Cont
Pasien yang tidak sembuh dalam tahap ini dirujuk ke
dokter kandungan untuk pengobatan dan sisanya (44
pasien dalam kelompok tinidazol dan 41 pasien dalam
kelompok metronidazole) dievaluasi 4 minggu setelah
pengobatan untuk kekambuhan (kunjungan ke 3).
Gejala BV, efek samping dan kepatuhan pengobatan
tercatat. Sebelum memulai sampling, informedconsent
tertulis diperoleh dari masing-masing pasien.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tiga buah pap smear
dibuat dari mukosa
vagina. Pada slide
pertama, sedikitnya
sebanyak 10% kalium
hidroksida (KOH)
berbau amis dan
busuk diteteskan dan
tercatat positif, smear
yang diperiksa untuk
Candida Albicans
terutama pada bentuk
Hiff, dengan
mikroskopis.

Beberapa mukosa vagina tersebut diswab


di kertas pH (merek Merck, Jerman,
dengan sensitivitas 0,5) yang
dibandingkan dengan standar. Beberapa
mukosa vagina dicampur dengan 2 tetes
saline normal untuk pemeriksaan
mikroskopis. Clue cells dan pergerakan
trichomonas vaginalis dicari mealui smear
vagina. Kedua pap terbuat dari mukosa
vagina dan pewarna gram. Satu smear
dibacakan oleh asisten peneliti di lokasi
penelitian. Smear kedua dibacakan oleh
ahli patologi untuk melihat adanya clue
cells dan trichomonas vaginalis
permanen.

METODE PENELITIAN
Metode
Analisis
mengg
unakan
SPSS
versi
16.

Analisis statistik menggunakan


independent t test dan chi- square,
untuk membandingkan karakteristik
dasar pasien dan menganalisis
perbedaan proporsi pasien yang positif
whiff test dengan positif clue cells pada
kelompok perlakuan secara
crossectional. Mann-Whitney dan Fisher
Exact Test juga digunakan untuk
membandingkan rata-rata kesembuhan
dan kekambuhan pada kelompok
perlakuan.

ETIK
Penelitian ini menggunakan studi RCT
yang telah disetujui oleh Komite Etik
Penelitian fakultas ilmu kedokteran
Universitas Ahvaz Jundishpur dan
terdaftar dengan Clinical Trial
dilakukan pada klinik di Iran

HASIL
PENELITIAN

1. Demographic and clinical characteristics at baseline by treatment gr

Hasil kelompok perlakuan dibandingkan dengan


beberapa karakteristik demografi dan karakteristik
reproduksi klinis dan terdapat perbedaan yang tidak
signifikan secara statistik (p> 0,05)

Cont
3.1 Homogenitas sekret vagina

Keluhan yang paling umum dari pasien pada kedua kelompok adalah keluaran dari
vagina berbau busuk (80,8% dalam kelompok Tinidazol, dan 72,9% pada kelompok
metronidazole). Keluhan umum kedua pasien adalah keputihan yg banyak (19,2%
dalam kelompok tinidazol dan 27,1% pada kelompok metronidazole). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keputihan homogen tidak berbeda secara signifikan pada
kelompok perlakuan 2 dan 4 minggu setelah pengobatan (p = 0,7, p = 6, masingmasing 0), Tetapi dalam kunjungan tindak lanjut ada kecenderungan dari insiden
lebih rendah di keluaran vagina homogen debit.

Cont
3.2 Whiff Test

There was not significant different in positive whiff tests


across treatment groups (p=0.8, p=0.7 respectively,
and at follow-up visits.

Cont
3.3 Perubahan tingkat pH vagina

Tabel 4 menyajikan turun tingkat pH yang lalu, tapi perubahan


tersebut tidak berbeda secara signifikan di seluruh tinidazol dan
metronidazole kelompok (p = 0,3, p = 0,6, masing-masing).

Cont
3.4 Clue cell

tinidazol dan metronidazol tablet memiliki efek yang sama pada


persen clue sell 2 dan 4 minggu setelah pengobatan dan tidak
ada perbedaan yang signifikan di seluruh kelompok perlakuan (p
= 0,8, p = 0,5) masing-masing.

Cont
3.5 tingkat kesembuhan dan kekambuhan

Dua minggu setelah


pengobatan angka
kesembuhan pada
kelompok tinidazol
adalah 84,6%, dan pada
kelompok metronidazole
adalah 85,4% tapi, tidak
ada perbedaan yang
signifikan di seluruh
kelompok perlakuan (p =
0,9).

Minggu depannya
setelah tingkat
kekambuhan
pengobatan pada
kelompok tinidazol
adalah 6,9% dan pada
kelompok metronidazole
adalah 12,1%, tetapi
juga perbedaan ini tidak
signifikan (p = 0,3).

Hari pertama pasien juga


merasakan gejala
kesembuhan mereka setelah
memulai pengobatan dalam
kelompok tinidazol adalah 4,4
hari dan dalam kelompok
metronidazole adalah 7,3
hari. Uji Mann-Whitney
menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kedua
kelompok (p = 0,0001) dan
tinidazol tablet mampu
membuat perasaan lsehat

Cont
3.6 Kemampuan toleransi dan keamanan

Efek samping yang lebih sedikit dalam


kelompok tinidazol (5,8%) dibandingkan
(20,8%) pada kelompok metronidazole.
Perbedaan ini bermakna secara statistik
(p = 0,025). Efek samping dalam
kelompok tinidazol meliputi: mengantuk
(satu kasus), dan rasa logam di mulut
(dua kasus) dan pada kelompok
metronidazole yang mencakup urine
keruh, rasa logam di mulut dan kantuk.

Meskipun pilihan
KESIMPULAN
ISISelain
JURNAL
pengobatan untuk
itu,
bakteri vaginosis
adalah
metronidazoel 500
mg selama 7 hari,
dengan tingkat
kesembuhan 8090% (CU-Uvin, et
al, 2001), tetapi
50-70% wanita
setelah
pengobatan akan
mendapat
pengobatan ulang
dalam 4-6 minggu,
70% akan
mendapatkan
tingkat
kesembuhan pada
90 hari berikutnya
(Geller, et al,

penggunaan
Metronidazole
berpotensi untuk
mengakibatkan
efek samping
selama terapi,
termasuk rasa
panas dan ruam
kulit. Komplikasi
lain termasuk
kejang, neuropati,
muntah, diare dan
leukopenia dan
beberapa pasien
dapat mengalami
vaginitis yang
lebih parah
(Abbaspoor,et al,
2010).

Kriteria untuk
diagnosis Bakteri
Vaginosis dapat
diperoleh melalui 4
standar diagnosis
dari kriteria Amsal,
antara lain melalui
cairan vagina yang
homogen, uji bau, sel
petunjuk >20% pada
apusan vagina, dan
pH vagina > 4,5.
Setelah pengujian
pada panggul,
sekresi vagina
dikumpulkan kultur
dinding vagina
lateral dan uji bau
serta pengukuran
pH. (Abbaspoor,et al,
2014).

Cont
Bakteri vaginosis adalah sebuah perubahan flora bakteri normal pada vagina oleh
peningkatan cairan vagina homogen, viskositas rendah dan lapisan lembut pada
mukosa vagina (Thomson, et al, 2000).
Lactobasilus dapat menghambat pertumbuhan organisme patogen seperti Bakteri
Vaginosis dan Metronidazole adalah obat gold standar pada pengobatan Bakteri
Vaginosis dengan aktivitas antimikroba yang melawan anaerobs sehingga dapat
menghambat laktobasilus. Kadang-kadang karena masa pengobatan yang panjang
dengan Metronidazole, pasien tidak dapat menjalankan pengobatannya sampai
selesai. Penelitian setelah pengobatan dengan Metronidazole gel, dalam 60%
mempunyai sel petunjuk <20% pada sekret vagina (Abbaspoor,et al, 2010).
Penggunaan tinidazole tablet 2 g satu kali sehari selama 2 hari masa pengobatan
Bakteri Vaginosis sama efektif dengan penggunaan Metronidazole tablet 500 mg 2 kali
sehari selama 7 hari masa pengobatan. (Abbaspoor,et al, 2014).

Anda mungkin juga menyukai