CURRICULUM VITAE

Nama
: Dr. Muchtar Machjudin, Sp.S
Temp. / tgl.lahir
: Surabaya, 20 November 1961
Alamat
: Perum. GRIYA MAPAN BROTONEGARAN
Jl. Gatot Subroto 78 E Ponorogo
Status
: Menikah dengan 3 anak
Pekerjaan
: Karyawan RSU Aisyiyah Ponorogo
Pendidikan : Dokter Umum FK-UNS tahun 1990
Dokter Spesialis Saraf FK UNAIR
tahun 2005
Organisasi
: - Ketua IDI Cabang Ponorogo periode
2011 2014
- Anggota PERDOSSI Cab. Surabaya
2005 sampai sekarang

ETIKO-LEGAL
KEDOKTERAN
INDONESIA
MUCHTAR
MACHJUDIN
IDI CABANG PONOROGO

PERMULAAN
SEJARAH
UMAT MANUSIA :

PERADABAN

HUBUNGAN KEPERCAYAAN ANTARA DUA INSAN : SANG PENGOBAT DAN

PENDERITA
PENDERITA MEMPERCAYAKAN BULAT-BULAT DIRINYA KEPADA SANG
PENOLONG (PENGOBAT) KONSEP PROFESI
PROFESI

PENGOBAT

SEKARANG

DISEBUT

DOKTER

TANGGUNG

JAWABNYA ABADI SEPANJANG MASA PELOPOR PROFESI LUHUR

IMHOTEP,

HIPPOCRATES,

GALENUS

SEBAGAI

PERINTIS

PELETAK

MORALITAS DAN TRADISI LUHUR PROFESI KEDOKTERAN DOKTER

SEBAGAI MODEL KETELADANAN TOKOH PANUTAN YANG DIAKUI DUNIA
MORALITAS SEBAGAI SUATU KUMPULAN JANJI PUBLIK DIRUMUSKAN
SEBAGAI NORMA ETIKA

PROFESIONALS
SEKELOMPOK ORANG YANG MENJALANKAN
SUATU KEGIATAN TERTENTU BERDASARKAN
KEAHLIAN MEREKA DALAM BIDANG TERSEBUT
DEMI KEPENTINGAN UMUM

BEBERAPA JENIS PROFESI :

Dokter
Bisnismen
Ahli Hukum
Alim Ulama
Prostitusi

PROFESI KEDOKTERAN SESEORANG YANG

MENJALANKAN KEGIATAN PROSES PENGOBATAN
dan PENYEMBUHAN KEPADA PASIEN
BERDASARKAN ILMU KEDOKTERAN DEMI
KEPENTINGAN UMUM

KARAKTERISTIK PROFESI :

PURNA WAKTU
PENDIDIKAN FORMAL
MEMILIKI IKATAN PROFESI
MEMILIKI KODE ETIK
TETAPKAN BATAS KEMAMPUAN
KENDALIKAN PERILAKU

KEWAJIBAN PARA PROFESIONAL

:

SELF ORGANIZING
SELF PERPETUATING
SELF DICIPLINING
TUNDUK PADA ETIKA UMUM
TAAT PADA ETIKA PROFESI

ETIK
ADALAH PENGETAHUAN STUDI
TENTANG KELAKUAN YANG BENAR DAN
KELAKUAN YANG SALAH

ETIK KEDOKTERAN
ADALAH PENGETAHUAN TENTANG
NILAI-NILAI MORAL DAN AKHLAK
PERILAKU DOKTER

KETENTUAN UMUM TENTANG

ETIK :
ETIKA PROFESI HARUS DIJUNJUNG
SETINGGI-TINGGINYA
TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN
KEUNTUNGAN SEMATA
HARUS BERORIENTASI PADA KEPENTINGAN
PASIEN
MAMPU MEMELIHARA HUBUNGAN DENGAN
PROFESI LAIN

PEMBENTUKAN PERILAKU
ETIS :
AKHLAK BAWAAN
PENGAJARAN ETIKA DARI PARA GURUGURUNYA
SANKSI-SANKSI HUKUM YANG BERLAKU

ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI :

SELALU MENINGKATKAN MUTU
PROFESINYA DENGAN TERUS MENERUS
MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMUNYA
MENJAGA KOMPETENSI DIRINYA DENGHAN
MEMELIHARA FISIK DAN MENTAL FIITNESS
ATAU KESEHATANNYA

ETIKA TERHADAP PASIEN :

WAJIB MELINDUNGI KEPENTINGAN
PASIEN
BERSIKAP TULUS IKHLAS
MENGAMALKAN SEGALA SUMBER
KEILMUANNYA
MENYIMPAN RAHASIA YANG
DIPERCAYAKAN KEPADANYA

ETIKA TERHADAP SESAMA

PROFESI :
MEMPERLAKUKAN SESAMA PROFESI SECARA
RESPEK
TIDAK MEREPUT PASIEN SEJAWAT YANG LAIN
MENJUNJUNG TINGGI KONVENSI JENEWA
TENTANG PROFESIONALISME DAN ETIKA
SESAMA PROFESI

PERMASALAHAN YANG SERING

TIMBUL :
TIDAK SEDIKIT DOKTER YANG
KURANG MAMPU BERKOMUNIKASI
DENGAN BAIK
GUGATAN MALPRAKTEK SEBAGIAN
BESAR HANYALAH KARENA DOKTER
TIDAK MAMPU BERKOMUNIKASI
DENGAN BAIK

CONTOH KASUS :

1. Gadis 15 tahun :

Mengeluh nyeri perut bawah

Oleh Sejawat Dr. Sp.B : Appendisitis akut
Harus segera dioperasi
Perawat ruangan menyodorkan formulir Informed Consent (IC) untuk
ditandatangani pasien
Pasien menolak IC, meminta pacarnya menandatangani IC tersebut
karena orang tua diluar kota
Saat operasi : kista ovarii bilateral beradarah diameter 4 cm kemudian
dilakukan operasi pengangkatan kedua ovarium

2. Paska Operasi :

Mengeluh 3 bulan tidak haid

Berkonsultasi ke Dr.Sp.OG (second opinition)
Dr.Sp.OG menyalahkan dokter pertama
Diberi Pil KB sebagai pemancing
Menggugat dokter pertama (Dr.Sp.B)
Pengacara meminjam rekam medis sebagai data di pengadilan

TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA