Anda di halaman 1dari 26

PENDEKATAN SOSIAL

BUDAYA DALAM PRAKTIK


KEBIDANAN

Nuriya arum sari


PENGANTAR

• Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia


• Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah
kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak
terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat
dimana mereka berada.
• faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi
mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan
kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa
dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
TANTANGAN

• Bidan yang siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar
dalam mengubah pola kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif
tehadap kesehatan masyarakat. Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial
budaya masyarakat.
• Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali
masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang
harus dimiliki bidan
YANG HARUS DILAKUKAN

• Seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan


terhadap masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya
masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan
penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai,
agama, bahasa, kesenian
ASPEK PENDEKATAN MELALUI AGAMA DALAM
MEMBERI PELAYANAN KEBIDANAN DAN
KESEHATAN

1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga


kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi
cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik
bagi dirinya, keluarga, masyarakat, serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa dalam segala aktivitasnya.
4. Agama dapat menghindari umat manusia dari segala atau hal perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.
PENJELASAN TENTANG AGAMA DAN
ASUHAN KEBIDANAN

1. Sedikit referensi tentang spiritual care


2. Asuhan kebidanan yang holistic perlu member penekanan juga pada kebutuhan spiritual
3. Perlu membedakan antara agama dan spiritualitas
4. Agama merujuk pada system kepercayaan yang terorganisasi, kaitannya dengan sang pencipta (Tuhan).
5. Spiritualitas lahir dari pengalaman kehidupan yang unik setiap individu dan usaha pribadinya untuk
menemukan makna dan kegunaan dari hidup /kehidupan.
6. Tujuan asuhan kebidanan spiritual adalah untuk membantu klien menemukan Tuhan mereka sendiri dan
kebenaran, realitas yang bermakna bagi kehidupan mereka dalam hubungannya dengan penyakit yang
mencetuskan kebutuhan untuk asuhan kebidanan.
7. Asuhan kebidanan spiritual meningkatkan kesejahteraan spiritual mereka.
8. Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan tidak dan seharusnya tidak mengenakan keyakinan dan
hukuman agama tertentu.
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL
BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
MELALUI KESENIAN TRADISIONAL.

• Pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art
(Inggris) yang artinya kemahiran.
• Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari
bahasa belanda yang artinya genius atau jenius.
• Sementara kata seni sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
sansekerta yang berarti pemujaan atau persembahan.
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA
DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI
PAGUYUBAN

• Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para


warganya di warnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan ,
bersifat batiniah dan kekal serta jauh dan pamrih- pamrih ekonomi.
• Menurut Ferdinand Tonnies, paguyuban (gemeinschaft) adalah bentuk
kehidupan bersama di-mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut
adalah rasa cinta dan rasa kesehatan. Kehidupan seperti ini bersifat organis dan
sejati.
CIRI-CIRI PAGUYUBAN :

1. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra


2. Private : hubungan bersifat pribadi .
3. Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk "kita"
saja dan tidak untuk orang lain diluar kita.
CONTOH PAGUYUBAN

• Posyandu
• Posyandu merupakan suatu forum komunikasi
alih teknologi dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini.
MANFAAT POSYANDU

1. Sebagai sarana pelayanan terdekat di masyarakat dan mudah dijangkau oleh


masyarakatsetempat.
2. Sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi,masyarakat dalam pembentukan
kader leader dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
3. Memberikan nilai strategis untuk pembangunan sumber daya manusia sejak dini.
4. Mendorong peran serta masyarakat sehingga aktif dalam meningkatkan kesehatan
A SPE K S O SIA L B UD A Y A Y A NG B E R K A IT A N D E N G A N
P E R A N SE O R A N G B ID A N.
A S P E K S O S I A L B U D AYA YA N G B E R K A I TA N D E N G A N
P R A P E R K AW I N A N D A N P E R K AW I N A N

• Masa pra perkawinan adalah masa pasangan untuk mempersiapkan diri ke jenjang perkawinan
• Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan
memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya.
• Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi
kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra
dan pasca kehamilan.
• Promosi Kesehatan
• Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah dianjurkan
• Bidan mencegan pernikah dini
PERKAWINAN

• Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini memerlukan
pengetahuan aspek sosial budaya dalam penerapannya kemudian melakukan pendekatan-
pendekatan untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap kebiasaan-kebiasaan yang
tidak mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak.
• Misalnya pola makan, fakta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana
peran kebudayaan cukup besar.
• Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan
ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran
terhadap beberapa makanan tertentu.
A S P E K S O S I A L B U D AYA YA N G B E R K A I TA N D E N G A N
KEHAMILAN

• Fakta di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari
pentingnya pemeriksaan kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko
tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering
kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.
FAKTOR

• Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.


• Kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan
• Permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh
faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan.
• Masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa
suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam
jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi saat
melahirkan.
CONTOH

• Pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena
adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang
ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak
negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan
kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan
CONTOH

• Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena
akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa Barat, ibu yang
kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi
yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di masyarakat Betawi berlaku
pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat
menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat
badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi
daya tahan dan kesehatan si bayi
A S P E K S O S I A L B U D AYA YA N G B E R K A I TA N D E N G A N
K E L A H I R A N , N I FA S D A N B AY I B A R U L A H I R

1. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Anak Di Indonesia Berkaitan Erat
Dengan Faktor Sosial Budaya Masyarakat
2. Tingkat Pendidikan Penduduk, Khususnya Wanita Dewasa Yang Masih Rendah,
3. Keadaan Sosial Ekonomi Yang Belum Memadai
4. Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Dan Petugas
Kesehatan Yang Masih Rendah
5. Jauhnya Lokasi Tempat Pelayanan Kesehatan Dari Rumah-rumah Penduduk
Kebiasaan-kebiasaan Dan Adat Istiadat Dan Perilaku Masyarakat Yang Kurang
Menunjang Dan Lain Sebagainya.
P E R I L A K U , K E B I A S A A N , D A N A D AT I S T I A D AT YA N G
MERUGIKAN

1. Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan,

2. Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya: ikan asin, telur asin karena bisa membuat ASI jadi asin

3. Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang,

4. Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat keluar,

5. Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah kotor naik ke mata,

6. Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat
dengan mudah melahirkan.

7. Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.
P E N D E K ATA N M E L A L U I B U D AYA D A N K E G I ATA N
K E B U D AYA A N K A I TA N N YA D E N G A N P E R A N S E O R A N G B I D A N

1. Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang
sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di
wilayah kerjanya.

2. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.

3. Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan
khususnya sosial budaya, untuk itu sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan
mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar
pentingnya kesehatan.
M E N U R U T D E PA RT E M E N K E S E H ATA N R I , F U N G S I B I D A N
D I W I L AYA H K E R J A N YA A D A L A H S E B A G A I B E R I K U T:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana,
dan pengayoman medis kontrasepsi.

2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang
sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.

3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.

4. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.

5. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya masyarakat.

6. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan lainnya.

7. Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan
berusaha mengatasi sesuai dengan kemampuannya.
. S e s u a i K e w e n a n g a n Tu g a s B i d a n Ya n g B e r k a i t a n D e n g a n A s p e k
S o s i a l - b u d a y a , Te l a h D i u r a i k a n D a l a m P e r a t u r a n M e n t e r i
K e s e h a t a n N o . 3 6 3 / M e n k e s / P e r / I X / 1 9 8 0 Ya i t u : M e n g e n a i Wi l a y a h ,
Struktur Kemasyarakatan Dan Komposisi Penduduk, Serta Sistem
Pemerintahan Desa

• Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang telah ada pembagian wilayah
pendukuhan/RK dan pembagian wilayah RT serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-
masing RT.

• Mengenali struktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM, karang taruna, tokoh masyarakat,
kelompok pengajian, kelompok arisan, dan lain-lain

• Mempelajari data penduduk yang meliputi: Jenis kelamin, Umur, Mata pencaharian,Pendidikan,
Agama

• Mempelajari peta desa

• Mencatat jumlah KK, PUS, dan penduduk menurut jenis kelamin dan golongan.
CATATAN

• Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara efektif, bidan harus mengupayakan hubungan
yang efektif dengan masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan hubungan yang efektif adalah komunikasi.
Kegiatan bidan yang pertama kali harus dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa
yang digunakan oleh masyarakat setempat.
• Kemudian seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat
pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan
nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
KESIMPULAN

• Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan social dan budaya
yang akurat.
• Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang di anugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara
naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan
kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif.
• Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap kesenian atau kebudayaan seolah kita
memasuki suatu alam rasa yang kasat mata.
• Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif untuk melakukan
promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara
kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut. Misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit melalui
pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir
pertunjukan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai