Anda di halaman 1dari 51

Assalamu Alaikum

Warahmatullah
Wabarakatuh

KAIDAH TATA TULIS ARTIKEL


ILMIAH (GAYA SELINGKUNG)

Muhammad Amin Rasyid


FBSS Universitas Negeri Makasar
Kampus Parangtambung, 90224
Tel. (0411) 861510 867787
E-Mail marasyid@indosat.net.Id

A. TUJUAN PENYAJIAN

Memahami pengertian artikel


ilmiah
Memahami tujuan penulisan
artikel ilmiah
Memahami kerangka umum
penyajian artikel ilmiah
Memahami fitur gaya
selingkung jurnal ilmiah
Memahami kendala umum
dalam penulisan artikel ilmiah

B. PENGERTIAN ARTIKEL
ILMIAH
Artikel ilmiah adalah tulisan lengkap, yang
dipaparkan secara sistematis, jelas, singkat,
obyektif, jujur, dari hasil penelitian/temuan atau
gagasan, dan dimuat dalam terbitan berkala
(periodical) khususnya jurnal ilmiah untuk
khalayak akademik atau khalayak profesional.
Artikel ilmiah dapat juga dimuat dalam majalah,
surat kabar, dan media sejenisnya.

C. TUJUAN PENULISAN
ARTIKEL ILMIAH

Mengomunikasikan temuan baru


dan/atau gagasan dalam bentuk
informasi tulis secara jelas
(clearly), singkat (concisely), dan
jujur (honestly).

D. KERANGKA UMUM PENYAJIAN


ARTIKEL ILMIAH

Judul
Baris Kepemilikan
Pendahuluan
Tubuh naskah
Pembahasan dan Simpulan
Rujukan

1. JUDUL
Judul dinyatakan secara singkat, jelas, informatif,
dan menarik.
Padat makna
Mencerminkan keseluruhan isi
Sebaiknya tidak lebih 10 buah kata/satuan
makna untuk naskah yang berbahasa Inggris
Sebaiknya tidak lebih 12 buah kata/satuan
makna untuk naskah yang berbahasa
Indonesia
Menghindari penggunaan kata-kata klise,
misalnya studi perbandingan, dan studi
eksperimen

1. JUDUL (Lanjutan)

Menghindari kata kerja transitif sebagai


awal judul
Judul ditulis dengan huruf besar (upper
case) pada bagian tengah atas halaman
(dengan font size yang ditetapkan oleh
tim redaksi, biasanya dengan regular font
style)
subjudul ditulis dengan huruf besar
(upper case), dimulai pada marjin kiri (I
point lebih kecil daripada font size judul,
biasanya dengan regular font style)

1. JUDUL (Lanjutan)

Subsubjudul ditulis dengan huruf besarkecil (title case), dimulai pada marjin kiri (I
point lebih kecil daripada font size judul,
biasanya dengan regular font style)

Subsubsubjudul ditulis dengan huruf besarkecil (title case), dimulai pada marjin kiri (I
point lebih kecil daripada font size judul,
biasanya dengan italic font style)

ENGLISH LANGUAGE TEACHING ACTIVITIES WITH DIFFERENT STARTING POINTS


Muhammad Amin Rasyid
FPBS IKIP Ujung Pandang
Kampus Parang Tambung, 90224
INTRODUCTION
The learning input presentation in ELT classroom usually starts either with a reading or a listening activity.
Speaking and writing as ELT classroom activitystarters have not been given much attention to. Yet statrting the ELT activity
with speaking or writing, if used properly, will be more challenging and at the same time allowing the students to use the
language, and hence activating the students previous learning experience. This writing attempts to illustratean ELT session
which begins with a speaking activity from which other activities may flow, clinging on the same theme or topic. This gives
room for variety in the integrationj of skills to teach at a session.
SPEAKING AS STARTER
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Interaction Mode
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pair Work
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. BARIS KEPEMILIKAN

Nama Pengarang tanpa pangkat, kedudukan, dan gelar


akademik. Nama Keluarga (family name) tidak disingkat
karena ia dijadikan sebagai lema (entry).
Nama Lembaga disertai dengan alamat pos yang
lengkap (dan E-mail address kalau ada).
Kalau sebuah karya ilmiah ditulis oleh lebih dari seorang
pengarang ,dan mereka berasal dari lembaga yang
berbeda , semua nama pengarang dan nama lembaga
harus ditulis lengkap. Pencantuman hanya satu nama
pengarang disertai dkk., atau et al untuk karya ilmiah
yang ditulis oleh lebih dari satu orang tidak memenuhi
norma dan kode etik ilmiah yang berlaku.

3. PENDAHULUAN

Mengantar pembaca kepada inti permasalahan,


pentingnya masalah, dan sasaran yang ingin dicapai.
Karya ilmiah yang berhipotesis menyuratkan simpulan
sementara uji empiris
Sari pati telaah pustaka yang selektif dan menjurus
Menyambut dan menyuguhkan informasi yang dibutuhkan
pembaca, yang selanjutnya menuntun mereka menuju ke
sasaran berupa temuan dan simpulan.

4. TUBUH NASKAH

Isi (What=apa, bahan)


Metode dan teknik yang digunakan
Rancangan percobaan untuk kajian eksperimen
Cara penganalisisan data (how=bagaimana)
Gambaran lokasi (where=di mana)
Hasil penelitian (inti tulisan ilmiah) sebagai dasar
penyimpulan, bahkan ia dapat menjadi dasar
pembangunan suatu teori baru.Hasil penelitian hendaknya
diformulasikan secermat dan seefisien mungkin, baik
secara tekstular maupun dalam perangkum informasi
(tabel, grafik,dan gambar).

5. PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Argumentasi logis dan bentangan arti hasil/temuan


penelitian.
Untuk penelitian eksperimen, peneliti diharapkan
menyatakan secara cermat dan jujur sumbangan keilmuan
hasil penelitiannya terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi, dan implikasi penerapannya untuk pemasalan
manfaat.
Untuk penelitian noneksperimen, peneliti diharapkan
mengemukakan secara cermat dan jujur kesahihan
deskripsi/gambaran situasi dan keadaan yang diteliti untuk
dijadikan dasar penelitian lanjutan atau untuk suatu
perlakuan tertentu.
Simpulan sebagai produk inferensi terhadap hasil/temuan
dan argumentasi logis peneliti.

6. RUJUKAN

Menginformasikan kepada pembaca mengenai jenis,


jumlah, kebergayutan, dan kemutakhiran bahan acuan
atau karya pembanding yang digunakan oleh peneliti.
Rujukan, kepustakaan, daftar pustaka, bibliografi, daftar
bacaan adalah senarai semua karya yang menurut
pendapat penulis/peneliti berkaitan dengan isi naskah
yang ditulisnya.
Rujukan Acuan adalah daftar karya tulis , baik yang terbit
maupun yang belum/tidak terbit, yang diacu naskahnya
secara nyata oleh penulis/peneliti.
Pustaka Acuan adalah daftar karya tulis yang terbit dan
tersimpan di perpustakaan, dan naskahnya secara nyata
diacu oleh penulis/peneliti.
Muatan Kategori Informasi terdiri atas author, title, and
facts of publication.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Istilah author mencakup pengarang/ penulis (author),
penyunting (editor), penyusun (compiler),penerjemah
(translator), badan atau lembaga (institution), yang dapat
terdiri atas satu atau lebih orang /lembaga.
Untuk penulisan author dalam lema (entry), nama author
diinversi yakni nama keluarga ditulis lebih dahulu diikuti oleh
tanda koma(,), kemudian nama awal (first name). Bila author
lebih satu orang, hanya nama author pertama yang diinversi
penulisannya. Nama author lainnya tidak diinversi, dan
diantarai dengan koma (,) untuk setiap nama author.
Urutannya disesuaikan dengan nama yang ada pada
halaman judul.

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Title mencakup judul dan subjudul. Judul utama diantarai tanda titik dua
(:) ditambah satu spasi dengan subjudul.Penulisan judul dan subjudul
dapat bervariasi menurut aliran (school).

Facts of publication mencakup kota tempat terbit, nama penerbit, dan


tahun penerbitan. Kalau penerbit mencantumkan nama beberapa kota
tempat terbit, kota yang pertama dipilih, yang lainnya tidak. Kalau
diterbitkan oleh dua penerbit secara bersama, penerbit yang pertama
dipilih, atau keduanya dan diantarai dengan titik koma. Nama penerbit
dapat disingkat, misalnya U of Chicago P., dan OUP. Kalau penerbitan
dinyatakkan dalam beberapa tahun pencetakan (printings) tanpa edisi
baru (terakhir), tahun pencetakan pertama yang dipilih. Tahun
pencetakan untuk setiap edisi terakhir (the most recent edition) harus
menjadi pilihan. Singkatan seperti n.p. (no place), n.p. (no publisher),
n.d. (no date), n.pag. (no page or unpaginated) ditulis pada tempat yang
sesuai bila salah satu informasi tersebut tidak didapatkan pada pustaka
yang dirujuk.

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Setiap jurnal ilmiah menetapkan style atau sistematika


penulisan rujukan acuan atau pustaka acuannya yang
menjadi pedoman bagi penulis yang ingin menyumbangkan
karya tulis ilmiahnya untuk dimuat dalam jurnal tersebut.

Sistematika rujukan yang umum digunakan:


Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI)
American Psychological Association (APA)
Modern Language Association (MLA)

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Sistematika Penulisan Buku Rujukan menurut TBBI,APA, dan


MLA

TBBI
Nama penulis. Tahun.Judul. Kota tempat terbit: Penerbit.
Brown, H.Douglas.1994. Teaching by Principles. Englewood:Prentice
Hall Regents.
APA
Nama penulis.(Tahun).Judul. Kota tempat terbit:Penerbit.
Brown, H.Douglas.(1994). Teaching by principles. Englewood:Prentice
Hall Regents.
MLA
Nama penulis. Judul. Kota tempat terbit: Penerbit, Tahun.
Brown, H.Douglas. Teaching by Principles. Englewood:Prentice
Hall Regents,1994.
Catatan: Dalam penulisan judul, TBBI dan MLA menggunakan title case,
sedangkan APA menggunakan sentence case. TBBI, APA, dan MLA
ketiga-tiganya menggunakan italic font style.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Kalau sebuah karya buku sudah diedit/disunting, atau
dikompilasi, atau diterjemahkan oleh seseorang selain
penulis aslinya, kita harus menentukan sikap terhadap
nama yang dipilih untuk dimasukkan dalam lema
(entry).
Kalau kita tetap lebih menekankan pada penulis
aslinya, nama penulisnya
terlebih dahulu ditulis
dengan cara inversi, diikuti oleh judul yang diakhiri
dengan titik (.) kemudian diikuti oleh singkatan yang
sesuai yakni ed., untuk editor /penyunting, trans.,
untuk translator/ penerjemah, yang selanjutnya diikuti
nama
editor, atau translator yang ditulis secara
normal. Kalau editor dan translator lebih satu orang,
mereka disingkat menjadi eds., dan trans..

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Contoh:
TBBI
Hayes, William C. 1965. Most Ancient Egypt.Ed.Keith C.Seele. Chicago:
University of Chicago Press.
Furtado, Celco. 1965. Diagnosis of the Brazillian Crisis.Trans. Suzette
Macedo.Berkeley: Univ. of California Press.
APA
Hayes, William C. (1965). Most ancient Egypt. Ed. Keith C.Seele.
Chicago:University of Chicago
Furtado, Celco. (1965). Diagnosis of the Brazillian crisis.Trans. Suzette
Macedo.Berkeley: Univ. of California Press.
MLA
Hayes, William C. Most Ancient Egypt. Ed. Keith C.Seele.Chicago:University
of Chicago, 1965.
Furtado, Celco. Diagnosis of the Brazillian Crisis.Trans. Suzette
Macedo.Berkeley: Univ. of California Press, 1965.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Kalau sebuah buku sudah diedit/disunting, atau
diterjemahkan oleh seseorang selain penulis
aslinya, dan kita lebih menekankan pada
editornya, atau penerjemahnya, nama editor,
atau penerjemah terlebih dahulu ditulis dengan
cara inversi, diikuti oleh singkatan yang sesuai
yakni ed., untuk editor, trans., untuk translator ,
kemudian diikuti oleh judul yang diakhiri
dengan titik (.) kemudian diikuti oleh nama
penulis asli yang ditulis secara normal.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Contoh:
TBBI
Seele, Keith C. Ed. 1965. Most Ancient Egypt. By William C.Hayes. Chicago:
University of Chicago Press.
Macedo, Suzette.Trans.. 1965. Diagnosis of the Brazillian Crisis. By Celco
Furtado.Berkeley: Univ. of California Press.
APA
Seele, Keith C. Ed. (1965). Most ancient Egypt. By William C.Hayes.
Chicago: University of Chicago Press.
Macedo, Suzette.Trans. (1965). Diagnosis of the Brazillian crisis. By Celco
Furtado.Berkeley: Univ. of California Press.
MLA
Hayes, William C. Most Ancient Egypt. Ed. Keith C.Seele.Chicago:University
of Chicago, 1965.
Macedo, Suzette.Trans. Diagnosis of the Brazillian Crisis. By Celco
Furtado.Berkeley: Univ. of California Press, 1965.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Untuk buku(antologi) yang berisi kumpulan
artikel yang sudah disunting atau sebagai hasil
kompilasi, nama penyunting (editor disingkat
ed., untuk satu orang penyunting, eds., untuk
lebih satu orang penyunting) atau nama
pengompilasi/penyusun (compiler disingkat
comp., untuk satu orang penyusun, comps.,
untuk lebih satu orang penyusun) ditulis
secara inversi, kemudian diikuti oleh muatan
informasi lainnya sesuai dengan sistematika
yang dianut.

6. RUJUKAN (Lanjutan)
Contoh:
TBBI
Nama penyunting/penyusun. (Ed.atau Eds., Comp., atau Comps.). Tahun.
Judul. Kota tempat terbit: Penerbit
Mukhan, Abdul Munir.(Ed.). 1992. Khutbah-khutbah Islam. Yogyakarta:
SIPRESS
Carrel,P.I., J. Devine & D. Eskey (Eds.).1988.Interactive Approaches to
Second Language Reading. Cambridge:Cambridge University
Press.
APA
Mukhan, Abdul Munir. (Ed.). (1992). Khutbah-khutbah Islam. Yogyakarta:
SIPRESS
Carrel,P.I., J. Devine & D. Eskey (Eds.).(1988).Interactive approaches to
second language reading. Cambridge:Cambridge University Press.
MLA
Mukhan, Abdul Munir. (Ed.). Khutbah-khutbah Islam. Yogyakarta:
SIPRESS,1992.
Carrel,P.I., J. Devine & D. Eskey (Eds.).Interactive Approaches to
Second Language Reading. Cambridge:Cambridge University
Press,1988.

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Sistematika Penulisan Artikel Rujukan menurut


TBBI,APA, dan MLA

TBBI
Artikel yang dirujuk dari Jurnal Ilmiah
Nama penulis.Tahun. Judul. Dalam Nama Jurnal.Volume (Nomor),
Halaman.
Rasyid, Muhammad Amin.1994. Karya Tulis Ilmiah Ditinjau dari Aspek
Penyuntingan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Keguruan IKIP
Ujung Pandang.2(1),1-13.
APA
Nama penulis (hanya nama keluarga yang ditulis penuh, nama pertama
dan kedua disingkat dan dinversi). (Tahun).Judul. Nama Jurnal
ditulis dengan title case dan volume. Halaman inklusif artikel
dengan tidak menyingkat nomor halaman penutup.
Dornbush, S.M.,Carlsmith, J.M.,Bushwall, S.J.,Ritter, P.L., Leiderman,
H.,Hastorf, A.H., & Gross, R.T. (1985). Single parents, extended
households, and the control of adolescents. Child Development,
56, 326-341.

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Sistematika Penulisan Artikel Rujukan menurut


TBBI,APA, dan MLA

Artikel yang dirujuk dari Jurnal Ilmiah

MLA
Nama penulis (Nama keluarga ditulis penuh, nama pertama
dan kedua boleh disingkat boleh tidak, dan diinversi).
Judul. (Dua spasi sesudah nama penulis) Nama
Jurnal. Volume (Tahun) : Halaman inklusif artikel yang
nomor penutup halamannya dapat disingkat.
Aron, Raynond. The Education of the Citizen in Industrial
Society. Daedalus 91 (1962) : 249-63.
Harding,D.W. Regulated Hatred: An Aspect of the Work of
Jane Austen. Scrutiny 8 (Mar. 1940) : 346-62.

6. RUJUKAN (Lanjutan)

Sistematika Penulisan Artikel Rujukan menurut


TBBI,APA, dan MLA yang Dirujuk dari Majalah atau
Surat Kabar.

Tuchman, Barbara W. The Decline of Quality. New York


Times Magazine, 2 Nov. 1980, 38-57.
Notosusanto, Tam. Seeing the impossible in Eschers
drawings. The Jakarta Post, 15 Aug. 1999 :10.

E. FITUR GAYA SELINGKUNG

Judul pelari (running title)


Abstrak
Kata Kunci
Tanggal
penerimaan/perevisian/penerbitan
naskah
Ucapan terima kasih

1. JUDUL PELARI

Judul pelari biasanya dicantumkan pada


bagian header atau footer, yang terdiri
atas empat atau lima kata , atau sesuai
dengan jumlah yang disepakati oleh tim
redaksi jurnal yang bersangkutan

2. ABSTRAK: Jenis dan Muatannya


Abstrak

Informatif
Miniatur dokumen dengan menampilkan secara
representatif data-data kualitatif dan kuantitatif.
Lap. Penelitian tujuan, metode, hasil, & kesimpulan
Abstrak

Indikatif
Pernyataan umum tentang dokumen dan
isi/cakupannya secara singkat.
Dokumen berbentuk tinjauan luas, laporan organisasi,
kumpulan data
Abstrak

Indikatif-Informatif
Perpaduan abstrak indikatif dan informatif

2. ABSTRAK: Bahasa dan Panjang Abstrak


(Lanjutan)

Untuk situasi Indonesia, artikel yang ditulis dalam


Bahasa Indonesia sebaiknya abstraknya ditulis
dalam bahasa Inggris. Artikel yang ditulis dalam
bahasa asing, khususnya bahasa Inggris
sebaiknya abstraknya ditulis dalam Bahasa
Indonesia.
Panjang abstrak informatif sebaiknya tidak
melebihi 250 kata. Abstrak indikatif, atau abstrak
informatif-indikatif selalu lebih singkat daripada
abstrak informatif.

3. KATA KUNCI
Kata kunci (key words) adalah kata-kata yang
mencirikan tulisan. Kata kunci ini dicantumkan
di bawah abstrak, yang panjangnya tidak lebih
daripada satu baris.

4. TANGGAL PENERIMAAN/ PEREVISIAN /


PENERBITAN NASKAH
Ada jurnal ilmiah yang secara teliti mencantumkan
tanggal penerimaan naskah karya oilmiah dari
penulis menurut stempel pos, tanggal penerimaan
naskah karya ilmiah yang sudah direvisi oleh
penulisnya menurut saran penyunting, dan tanggal
penerbitan naskah tersebut. Pencantuman tanggaltanggal tersebut, yang biasanya ditempatkan di
bawah kata kunci, dimaksudkan untuk menghindari
praktek penjiplakan.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Ada jurnal ilmiah yang memperkenankan
pencantuman ucapan terima kasih kepada badan
atau lembaga yang mensponsori atau individu yang
sangat berjasa dalam pelaksanaan penelitian yang
hasilnay dilaporkan . Ucapan terima kasih ini
dicantumkan sebelum Rujukan.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

Kendala Kebahasaan yang meliputi


Penyimpangan Kaidah EYD
Penyimpangan Kaidah Pembentukan Kata
Ketidakapikan dan Ketidakcermatan dalam
Pengalimatan dan Pemaragrafan

Kendala Sistematikan Penulisan Rujukan dalam


Tulisan

Contoh Kasus Penyimpangan Kaidah EYD

Tidak Mengikuti Kaidah

antar-bagian
sub-seksi
non-struktural
disamping
negatip
prosentase
MA, MS
koordinir
atau pun
manca negara
pasca sarjana
nara pidana
tri darma
tri dharma

Mengikuti Kaidah

antarbagian
subseksi
nonstruktural
di samping
negatif
persentase
M.A., M.S.
koordinasi
ataupun
mancanegara
pascasarjana
narapidana
tridarma

Contoh Kasus Penyimpangan Kaidah


Pembentukan Kata

Tidak Mengikuti Kaidah PUPI


membom
mencat
menyintai
menyolok
menyoret-nyoreti
mengkelasifikasi
mengelasifikasi
mengkomandokan
mengkonsep
melap
memperkarakan
memperkosa
memposisikan
mentes

Mengikuti Kaidah PUPI


mengebom
mengecat
mencintai
mencolok
mencoret-coreti
mengkalsifikasi

mengomandokan
mengonsep
mengelap
memerkarakan
memerkosa
memosisikan
mengetes

Contoh Kasus Ketidakapikan dan Ketidakcermatan dalam


Pengalimatan dan Pengalineaan
Kasus 1
Dengan orang yang banyak menghasilkan penemuan baru atau
menciptakan sesuatu bagi orang sesamanya adalah orang yang punya
kreasi. Atau lazim disebut kretivitas.
Suntingan
Orang yang menghasilkan banyak temuan baru atau sering menciptakan
sesuatu adalah orang kreatif.
Kasus 2
Protein
Amat penting untuk membangun seluruh jaringan tubuh baik bagi
usia muda hingga usia dewasa sampai tua
Suntingan
Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun seluruh jaringan
tubuh bagi mereka yang berusia muda, dewasa, dan tua.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)

Kendala Sistematikan Penulisan Rujukan dalam


Tulisan
Cara merujuk kutipan langsung : Kutipan kurang dari 40
kata (kurang lima baris penuh), kutipan 40 atau lebih
kata, kutipan yang sebagian dihilangkan.

Cara Merujuk kutipan tidak langsung


Nama author mengawali dan dinyatakan terpadu dalam
naskah
Nama author ditempatkan dalam kurung dan
mengakhiri rujukan tidak langsung.

Penggunaan verba yang tepat yang mengantar


kutipan.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Merujuk Kutipan Langsung (kurang dari 40 kata )
dapat ditulis dengan cara:
menyatakan nama pengarang dalam teks secara
terpadu, yakni nama akhir (tahun:halaman) verba
pengantar/penyata kutipan.
Contoh:
Rasyid (1992:108) hypothesized, Students
having good language aptitude develop their
communicative performance more significantly than
those having average or low language aptitude.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Merujuk Kutipan Langsung (kurang dari 40 kata)
Pengantar, kutipan (Pengarang,tahun:halaman).
Contoh:
It was hypothesized, Students having good
language aptitude develop their communicative
performance more significantly than those having
average or low language aptitude (Rasyid,1992:
108).

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM PENULISAN


ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Merujuk Kutipan Langsung (lebih dari 40 kata) dinyatakan dengan nama

akhir pengarang (tahun:halaman) verba pengantar /penyata kutipan


Kutipan tanpa tanda petik (with indention)
Contoh:
Rasyid (1999:1-2) menyatakan harapannya terhadap hasil didikan guru /
pendidik sebagai berikut.
Hasil didikan guru/pendidik tersebut diharapkan dapat
membuahkan perubahan-perubahan yang bermakna dan
signifikan, yakni terciptanya keadaan hari ini yang lebih baik
daripada keadaan hari kemarin, dan keadaan hari esok yang
lebih baik daripada keadaan hari ini (reformasi). Ini berarti bahwa
perubahan-perubahan yang bermakna dan signifikan tersebut
harus berlangsung secara terus menerus dengan berpijak pada
apa yang selama ini telah dicapai dengan baik, menuju ke realita
yang lebih baik pada semua aspek yang membingkai kehidupan,
termasuk bidang pendidikan dan kependidikan itu sendiri.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM PENULISAN


ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Merujuk Kutipan Langsung ( yang ada kata atau kalimat yang dihilangkan)

dilakukan seperti dengan contoh yang diberikan sebelumnya dengan catatan


bahwa kalau ada kata-kata yang dihilangkan, kata kata tersebut diganti
dengan 3 (tiga) tanda titik (). Kalau ada kalimat yang dihilangkan, kalimat
tersebut diganti dengan 4 (empat) tanda titik (.). Kalau kata-kata yang
dihilangkan itu adalah bagian akhir sebuah kalimat, kita harus menggantinya
dengan 4 (empat) tanda titik, yakni 3 (tiga) tanda titik untuk pengganti kata-kata
yang dihilangkan, dan 1 (satu) tanda titik untuk mengakhiri kalimat.
Contoh:
Rasyid (1999:3) berpendapat bahwa kalau dalam proses mengajar tersebut guru
menyertakan bahkan mendasarinya dengan upaya penanaman, pembentukan dan
pembinaan moralpenyifatan ahlakul karimah pada diri anak itu, guru tersebut
melakukan kegiatan mengajar sekaligus mendidik.
Naskah Asli:
Kalau dalam proses mengajar tersebut guru menyertakan bahkan mendasarinya dengan
upaya penanaman, pembentukan dan pembinaan moral, dan, yang paling penting,
penyifatan ahlakul karimah pada diri anak itu, guru tersebut melakukan kegiatan
mengajar sekaligus mendidik.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM PENULISAN


ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Rasyid (1999:4) mengemukakan beberapa pertimbangan mengenai paradigma
pendidikan sebagai berikut.
Sejalan dengan tuntutan reformasi/globalisasi, guru harus memahami
paradigma pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman.... Oleh karena itu,
dari sejak dini paradigma belajar untuk belajar (learning to learn) sangat
perlu mendapatkan penekanan dan pembinaan yang berlanjut. Dengan
menyadari bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kewajiban, anak didik
harus belajar secara optimal untuk meraih ilmu dan keterampilan sebanyakbanyaknya, yang mencakup keapaan, kemengapaan, dan kebagaimanaan ilmu
yang sedang dipelajari. Bila hal ini dapat dilakukan oleh anak berarti
guru/pendidik telah menerapkan paradigma learning to know. Paradigma
learning to know ini menuntut anak untuk belajar mengetahui/ memahami
sebanyak-banyaknya fenomena, dan mereka akan
lebih
termotivasi
untuk
mengetahui rangkaian dan kaitan
pengetahuan yang telah
diketahuinya itu, sehingga mereka akan senantiasa merasa betapa
terbatasnya pengetahuan yang dimilikinya.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM PENULISAN


ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Rasyid (1999:4) mengemukakan beberapa pertimbangan mengenai paradigma
pendidikan sebagai berikut.
Sejalan dengan tuntutan reformasi/globalisasi, guru harus memahami
paradigma pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman. Paradigma
pendidikan yang dijabarkan oleh guru dalam interaksi belajar mengajar di
sekolah harus mampu menanamkan dalam diri anak bahwa belajar adalah
kebutuhan dan kewajiban. Oleh karena itu, dari sejak dini paradigma belajar
untuk belajar (learning to learn) sangat perlu mendapatkan penekanan dan
pembinaan yang berlanjut. Dengan menyadari bahwa belajar adalah suatu
kebutuhan dan kewajiban, anak didik harus belajar secara optimal untuk
meraih ilmu dan keterampilan sebanyak-banyaknya, yang mencakup keapaan,
kemengapaan, dan kebagaimanaan ilmu yang sedang dipelajari. Bila hal ini
dapat dilakukan oleh anak berarti guru/pendidik telah menerapkan paradigma
learning to know. Paradigma learning to know ini menuntut anak untuk belajar
mengetahui / memahami sebanyak-banyaknya fenomena, dan mereka akan
lebih termotivasi untuk mengetahui rangkaian dan kaitan pengetahuan yang
telah diketahuinya itu, sehingga mereka akan senantiasa merasa betapa
terbatasnya pengetahuan yang dimilikinya.

F. BEBERAPA KENDALA UMUM DALAM


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH (Lanjutan)
Cara

Merujuk kutipan tidak langsung

Merujuk tidak langsung berarti penulis menggunakan katakatanya sendiri sesuai dengan interpretasinya terhadap
tulisan yang dirujuknya tanpa penggunaan tanda petik.
Sistematika rujukan tidak langsung sama dengan
sistematika rujukan langsung.
Dalam merujuk langsung atau tidak langsung, kalau tulisan
yang dirujuk tersebut ditulis oleh lebih dari satu orang,
hanya satu nama akhir yang ditulis, yakni nama pengarang
yang urutan namanya berada pada posisi awal, diikuti oleh
dkk., atau et al..
Penggunaan

kutipan.

verba yang tepat yang mengantar

G. PENUTUP
Penutup tulisan ini merangkum bahwa kaidah
tata tulis artikel ilmiah memiliki kaidah universal dan
kaidah selingkung (house style) yang hanya menciri
pada jurnal tertentu, dan penguasaan yang belum
mantap terhadap aspek-aspek kebahasaan masih
sering menjadi kendala bagi penulis artikel ilmiah.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat
dan taufikNya kepada kita sekalian.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

KEPUSTAKAAN
Campbell,William Giles, Stephen Vaughan Ballou, Carole Slade. 1990.
Form And Style:Theses, Reports, Term Papers. Boston: Houghton
Mifflin Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1992a.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
-----------------------------------------------------------------------------------. 1992b.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
-----------------------------------------------------------------------------------. 1992c.
Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Rasyid, Muhammad Amin. 1994. Karya Tulis Ilmiah Ditinjau dari Aspek
Penyuntingan. Dalam Jurnal Pendidikan dan Keguruan IKIP Ujung
Pandang. 2(1),1-13.
----------------------------------. 1999. Metode Penulisan referensi. Makalah
disajikan pada Latihan Pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Tingkat SLTA
se-Sulawesi Selatan.UKM Penalaran IKIP Ujung Pandang, Ujung
Pandang,29 April.

KEPUSTAKAAN
Gupte, Pranay. The Blood of the Prophet. Newsweek: The International
Newsmagazine, 2 Aug. 1999,35.
Dokumen Resmi Pemerintah (tanpa pengarang dan lembaga):
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta
Jaya.
Lembaga yang ditulis atas nama lembaga:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Disertasi:
Rasyid, Muhammad Amin. 1992. Developing Communicative Competence
through Topics of Interest and Learning Styles Using the Integrated Skills
Approach. Dissertation unpublished.Ujung Pandang Program
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

KEPUSTAKAAN

Anda mungkin juga menyukai