Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok :

Anggraini Hilda C. (04)


Annisa Fitria S.
(05)
Dewi Setiyoningsih (17)
Famia Regina
()
Moh.Rizal P.
()
Risma F.
()
Qorinike G.
()

Surat Al-Isra' Ayat 23




Arti:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Isi Kandungan
Allah memerintahkan kepada hambahambanya untuk Mengesakan Allah SWT
Kita harus berbakti kepada
orangtua,tidak membantah perkataannya
apalagi membentaknya
( Yang dimaksud disitu bukan hanya orang
tua kandung, namun juga guru dan
mertua termasuk dalam konteks tersebut.
)

Kisah Anak yang Sholeh


Disalah satu pengadilan Qasim. Kerajaan saudi Arabia.
Berdiri Hizan Alfuhaidi dengan air mata yang
bercucuran sehingga membasahi janggutnya karena
perseteruan dengan saudara kandungnya. karena
kekalahannya mengenai perawatan ibunya yang sudah
tua renta dan hanya memakai cincin timah di jarinya
yang telah keriput. Seumur hidupnya, beliau tinggal
bersama Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala
beliau telah manula. Datanglah adiknya yang tinggal
dikota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal
bersamanya. Dengan alasan, fasilitas kenyamanan
kesehatan dan lainnya dikota jauh lebih baik dari pada
didesa. Namun Hizan menolak dengan alasan bahwa ia
selama ini mampu menjaga ibunya. Perseteruan ini
tidak berakhir sampai disini, hingga berlanjut
kepengadilan!. Sidang demi sidang dilalui hingga hakim

Sang Hakim bertanya padanya. Siapakah yang


lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu
memahami pertanyaan sang Hakim lalu
menjawabnya, sambil menunjuk ke Hizan. ini
mata kananku kemudian menunjuk kepada
adiknya. ini mata kiriku!
Sang Hakim berfikir sejenak lalu memutuskan
hak kepada adik Hizan, berdasar kemaslahatakemaslahatan bagi si ibu.
Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh
Hizan!. Air mata penyesalan karena tidak dapat
memelihara ibunya tatkala beliau telah
menginjak usia lanjutnya. Dan betapa terhormat
dan agungnya sang ibu!. Yang diperebutkan oleh
anak-anaknya hingga seperti ini!.

Kisah Anak yang Durhaka


Namanya Dinda. Dinda adalah anak yang cantik dan pintar, tetapi
dia miskin. Dia masih SD. Dia mempunyai ibu yang bermata 1 saja.
Oleh karena itu, dia sering bersikap kasar padanya.
Saat dia sekolah, ibunya menghampiri Dinda saat bermain. Saat
teman-temannya tahu kalau itu ibunya, mereka langsung
menertawainya. Hahaha. Kau cantik dan sempurna, tapi kenapa
ibumu bermata satu yah? Hahaha! Seru teman-temannya. Dinda
hanya mencibirkan bibirnya. Dia berjalan pulang bersama ibunya.
Sampai di rumah, Dinda membentak ibunya. Ibu! Kalau kamu
adalah ibuku, jangan membuat aku menjadi bahan tertawaan!!!
Ibunya hanya terdiam, masuk ke kamarnya, dan menangis. Dinda
tidak peduli pada ibunya.
Suatu saat Dinda sudah lulus kuliah dengan prestasi yang
membanggakan. Dia menikah dengan orang kaya. Dan dia sampai
meninggalkan ibunya yang tidak bisa apa-apa ke Singapura.
Ibu Dinda melihat anaknya yang sukses. Dia ingin sekali bertemu
anaknya. Langsunglah ia membongkar tabungannya, lalu pergi ke
Singapura.
Sampai di Singapura, dia mengunjungi kantor anaknya. Di

Dan yang benar saja, ibu anak kecil itu adalah Dinda. Ibu, ibu! Ada
nenek tua yang menyeramkan! .Dinda langsung memaki ibunya, Untuk
apa kau ke sini?! Pergi! Jangan menakuti anakku! Aku bukan anakmu
lagi! Tapi Dinda PERGI!!! Ibunya tidak bisa berbuat apa-apa. Ia
pulang ke Indonesia dengan tangan hampa.
Suatu hari, Dinda datang ke Indonesia untuk reuni SD. Kebetulan dia
melewati rumah lamanya. Dinda mengetuk pintu rumahnya. Tapi, tidak
ada orang. Lalu ia bertanya pada Bu Sus, tetangganya. Eh, Dinda.
Mencari ibumu? Tanya Bu Sus. Iya bu. Ibu mana ya? Tanya Dinda.
Bu Sus terdiam. Sebenarnya Ibumu sudah meninggal. Kata Bu Sus.
Oh Kata Dinda tanpa kaget, sedih, dan senang. Oh ya, satu lagi! Ini
surat dari ibumu. Kata Bu Sus sambil menyerahkan surat. Dinda
membuka surat itu, lalu membacanya. Anakku Dinda, ini ibumu. Kau
adalah anak yang memaki aku terus.Sebenarnya, kau pernah kecelakaan,
dan matamu rusak sebelah. Aku tidak ingin kau menjadi anak yang tidak
sempurna, makanya aku memberikan mataku kepadamu. Aku harap, kau
sadar setelah membaca ini. Ibu tidak bisa berkata banyak padamu. Dari
ibumu untuk anakku tersayang. Itulah isi surat dari ibu Dinda.
Dinda tidak bisa menepati janjinya. Dia menangis, tetapi dia sadar. Dia
sudah memaki ibunya, padahal ibunya sudah sangat mengasihinya.
Kasih ibunya tidak bisa dibeli. Dinda sadar, harusnya dia berterima kasih,
bukan memaki ibunya.

Anda mungkin juga menyukai