Anda di halaman 1dari 77

LO 1

Riwayat penyakit dahulu

Torch
TORCH adalah singkatan dari toxoplasma,

rubella, citomegalovirus, dan herpes, yaitu


penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa
atau parasit darah dan virus.
Penyebab utama penyakit ini adalah hewan

yang ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing,


anjing, burung, tikus, kambing, sapi dan lainnya.

Penularan
Cara penularannya kepada manusia melalui dua cara, yaitu aktif
(didapat) dan pasif (bawaan).
Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista dan sista, sedangkan
penularan secara pasif terjadi melalui plasenta dari ibu ke anak.
Penularan secara aktif antara lain, makan daging setengah matang
yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung sista) misalnya
daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya.
Kemungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia melalui jalur ini.
Sebagai misal, makan sate setengah matang atau masakan lain yang
dagingnya tidak dimasak sempurna

LO 2
Riwayat kehmailan dan
persalinan

ANC
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah
pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar

Tujuan

Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang janin.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan
bayi.

Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu


maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Tujuan khusus
Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit
yang mungkin diderita sedini mungkin.
Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
Memberikan nasihat-nasihat tentang cara
hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Pemeriksaan kehamilan
Dalam masa kehamilan ibu harus
memeriksakan kehamilan ke tenaga
kesehatan paling sedikit 4 kali :
Trismester I : 1 kali
Trismester II : 1 kali
Trismester III : 2 kali

Persalinan

EPISIOTOMI
EKSTRAKSI CUNAM / FORCEPS
EKSTRAKSI VAKUM
PERSALINAN PER ABDOMINAM
(SECTIO CESAREA)

EPISIOTOMI

Episiotomi adalah suatu tindakan bantuan persalinan berupa insisi pada


perineum yang menyebabkan terpotongnya lapisan selaput lendir vagina,
cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan
fascia perineum, serta kulit sebelah depan perineum.

Prinsip : untuk mencegah trauma persalinan pervaginam yang terlalu


berat, bagi janin maupun bagi ibu.

1. Indikasi janin : janin prematur, janin letak sungsang, janin yang akan
dilahirkan dengan ekstraksi cunam / vakum, dan janin besar. Dapat juga
dilakukan pada janin aterm normal yang direncanakan lahir pervaginam
spontan (berarti pertimbangan berdasarkan indikasi ibu).

2. Indikasi ibu : mencegah robekan perineum yang berat akibat


peregangan perineum yang berlebihan pada saat persalinan pervaginam
spontan maupun dengan tindakan ekstraksi. Umumnya pada primipara,
karena elastisitas jaringan dasar panggul masih kurang, tindakan

EKSTRAKSI CUNAM / FORCEPS


Ekstraksi cunam adalah suatu tindakan bantuan

persalinan di mana janin dilahirkan dengan


suatu tarikan cunam / forceps yang dipasang
pada kepalanya.
Forceps / cunam : Forceps / cunam adalah alat

bantu persalinan, terbuat dari logam, terdiri dari


sepasang (2 buah) sendok yaitu sendok cunam
kiri dan sendok cunam kanan.

EKSTRAKSI CUNAM / FORCEPS


Prinsip : keadaan yang memerlukan pertolongan persalinan kala dua yang dipercepat, karena
jika terlambat dapat membahayakan keadaan ibu dan / atau janin.
Indikasi ibu : preeklampsia / eklampsia, ruptura uteri membakat, penyakit jantung, asma,
dan lain-lain.
Indikasi janin : gawat janin.
Kontraindikasi :
1. Bayi prematur (karena kompresi pada tulang kepala yang belum matang / belum memiliki
kemampuan moulage yang baik dapat menyebabkan terjadi perdarahan periventrikular.
2. Disproporsi sefalopelvik.
Syarat :
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi)
3. Pembukaan serviks sudah lengkap.
4. Kepala janin sudah engaged.
5. Selaput ketuban sudah pecah, atau jika belum, dipecahkan

EKSTRAKSI VAKUM
Ekstraksi vakum adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana janin
dilahirkan dengan ekstraksi menggunakan tekanan negatif dengan alat
vakum (negative-pressure vacuum extractor) yang dipasang di kepalanya.
Pada ekstraksi vakum, keadaan fisiologis yang diharapkan adalah
terbentuknya kaput suksadeneum pada kepala janin sebagai kompensasi
akibat penghisapan / tekanan negatif.
Kemudian setelah kepala menempel pada mangkuk vakum, tarikan
dilakukan dengan bantuan tenaga dari ibu (bersamaan dengan saat his /
gerakan mengejan) mengandalkan penempelan kaput tersebut pada
mangkuk vakum.

EKSTRAKSI VAKUM
Indikasi :
Prinsip : keadaan yang memerlukan pertolongan persalinan kala dua yang dipercepat, karena
jika terlambat dapat membahayakan keadaan ibu dan / atau janin.
Kontraindikasi :
1. Disproporsi sefalopelfik.
2. Ruptura uteri membakat.
3. Keadaan ibu di mana ibu tidak boleh mengejan, misalnya penyakit jantung berat,
preeklampsia berat, asma berat dan sebagainya.
Syarat : (umumnya serupa dengan syarat ekstraksi cunam)
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi)
3. Pembukaan serviks sudah lengkap (pada multigravida, dapat pada pembukaan minimal 7
cm).
4. Kepala janin sudah engaged.
5. Selaput ketuban sudah pecah, atau jika belum, dipecahkan.
6. tambahan, HARUS ada kontraksi uterus (his) dan tenaga mengejan ibu

PERSALINAN PER ABDOMINAM


(SECTIO CESAREA)
Sectio cesarea adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
uterus.
Syarat :
1. Uterus dalam keadaan utuh (karena pada sectio cesarea, uterus
akan diinsisi). Jika terjadi ruptura uteri, maka operasi yang dilakukan
adalah laparotomi, dan tidak disebut sebagai sectio cesarea,
meskipun pengeluaran janin juga dilakukan per abdominam.
2. Berat janin di atas 500 gram.

PERSALINAN PER ABDOMINAM


(SECTIO CESAREA)

Indikasi :
Prinsip : 1) keadaan yang tidak memungkinkan janin dilahirkan per
vaginam, dan/atau 2) keadaan gawat darurat yang memerlukan
pengakhiran kehamilan / persalinan segera, yang tidak mungkin
menunggu kemajuan persalinan per vaginam secara fisiologis.

1. Indikasi ibu : panggul sempit absolut, tumor-tumor jalan lahir yang


menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina, plasenta previa,
disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat.

2. Indikasi janin : kelainan letak, prolaps talipusat, gawat janin.


Umumnya sectio cesarea tidak dilakukan pada keadaan janin mati, ibu
syok / anemia berat yang belum teratasi, atau pada janin dengan
kelainan kongenital mayor yang berat.

LO 3
Tahapan tumbuh kembang
balita normal ( 1- 5
tahun )

Tahap tahap tumbuh kembang


anak
1. Masa pranatal
a. Masa mudigah/embrio : konsepsi 8 minggu
b. masa janin/fetus : 9 minggu lahir
2. Masa bayi : usia 0 1 tahun
a. Masa nonatal : usia 0 28 hari
- Masa neonatal dini : 0 7 hari
- Masa neonatal lanjut : 8 28 hari
b. Masa pasca neonatal : 29 hari 1 tahun
3. Masa pra sekolah : usia 1 6 tahun
4. Masa sekolah : usia 6 18/20 tahun
a. Masa pra remaja : usia 6 10 tahun
b. masa remaja :
1. Masa remaja dini
- wanita, usia 8 13 tahun
- pria, usia 10 15 tahun
2. Masa remaja lanjut
- Wanita, usia 13 18 tahun
- Pria, usia 15 20 tahun.

Perkembangan balita
a) Personal balita yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya
b) Gerakan motorik halus dan motorik kasar, dimana motorik
halus berhubungan dengan bagaimana anak mampu
mengamati sesuatu, sedangkan motorik kasar bagaimana
pergerakan dan sikap tubuh balita
c) Bahasa, kemampuan merespon suara dan dapat dilihat dari
bagaimana balita merespon apa yang ditanyakan dan
menanggapi sesuatu

Pertmbuhan dan perkembangan 1 2 tahun

Umur

Fisik

Motorik kasar

Motorik halus

1 tahun

BB menjadi 3
kali BB lahir,
lingkar kepala
rata rata anak
47 cm,
mempunyai 6
8 gigi susu

Berjalan
dengan satu
tangan
dipegang

Dapat
membalikkan
halaman buku.

2 tahun

BB menjadi 4
kali BB lahir,
lingkar kepala
rata rata anak
49 cm,

Naik dan turun


tangga sendiri
dengan dua
kaki pada
setiap langkah
Berlari dengan
seimbang,
dengan langkah
lebar

Dalam
menggambar,
meniru tekanan
vertikal dan
melingkar

Pertmbuhan dan perkembangan 3- 5 tahun


Usia ( tahun ) Fisik

Motorik
kasar

Motorik halus Bahasa

Penambahan
BB 1,8-2,7 kg
Penambahan
TB 7,5 cm

Mengendarai
sepedaroda
tiga. Melompat
panjang

Secara benar
memasukkan
bijibijian dalam
botol berleher
sempit. Dalam
menggambar
meniru
lingkaran

Menggunakan
kalimat
lengkap dari
tiga sampai
empat kata.
Mengajukan
banyak
pertanyaan

BB rata-rata 16 Melompat dan


kg TB rata-rata meloncat pada
103 cm
satu kaki.
Menangkap
bola dengan
tepat

Menggunakan
gunting
dengan baik
untuk
memotong
gambar. Dapat
memasang
sepatu tapi
tidak mampu
mengikat
talinya

Mengetahui
lagu
sederhana.
Menyebutkan
satu atau lebih
warna.

BB rata-rata
18,7 kg. TB

Mengikat tali
sepatu.

Mengetahui
nama hari

Meloncat dan
melompat

Faktor faktor yang


mempengaruhi tumbuh
kembang balita

Definisi
Pertumbuhan adalah proses pertambahan
ukuran yang tidak dapat kembali ke asal
(irreversibel), yang meliputi pertambahan
volume dan pertambahan massa.
Perkembanganadalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dengan pola yang teratur.

faktor faktor
Faktor internal

faktor internal adalah ras, atau etnik,keluarga, umur,


jenis kelamin, kelainan genetik dan kelainan kromosom.
Faktor eksternal : faktor eksternal adalah faktor yang

berada di luar diri anak. Faktor eksternal di antaranya


sebagai berikut :
- faktor prenatal
- faktor persalinan
- faktor pasca natal

faktor prenatal
1. Faktor prenatal, berhubungan dengan gizi, toksin
dan zat kimia, radiasi, infeksi, psikologi ibu,
endokrin, dan imunologi.
2. Faktor persalinan
3. Faktor pasca natal berhubungan dengan gizi,
penyakit kelainan, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosiologis, ekonomi,
pengasuhan, stimulasi, dan obat obatan

Beberapa faktor yang mempengaruhi


perkembangan fisik balita, diantaranya :
1. Makanan bergizi
2. Gen atau keturunan
3. Jenis kelamin
4. Berat badan lahir

LO 4
Tatalaksana gizi buruk

Definisi
Gizi buruk merupakan status kondisi
seseorang yang kekurangan nutrisi,
atau nutrisinya di bawah standar
rata-rata.

Kriteria anak gizi buruk


1) gizi buruk tanpa komplikasi
a. BB/TB : <-3 SD atau lebih
b. Terlihat sangat kurus
c. Adanya edema
d. LILA<11,5 cm untuk anak 6 59 bulan
2) Gizi buruk dengan komplikasi
gizi buruk dengan tanda tanda tersebut di atas disertai salah satu atau lebih dari
tanda komplikasi medis berikut :
a. Anoreksia
b. Pneumonia berat
c. Anemia berat
d. Dehidrasi berat
e. Demam sangat tinggi
f. Penurunan kesadaran

http://

Langkah pelaksanaan
1. Pelaksanaan rawat jalan di fasilitas kesehatan
a. Tenaga pelaksana
dokter : melakukan pemeriksaan klinis
perawat : pendaftaran
ahli gizi : pemeriksaan antropometri
tenaga promosi kesehatan : penyuluhan
bidan desa : koordinator di wilayah kerjanya
kader : melakukan penemuan kasus
anggota pkk : membantu menemuka kasus
perangkat desa : perencanaan anggaran dan penggerak
masyarakat

Langkah pelaksanaan
b. Waktu dan frekuensi pelaksanaan
. Pelayanan pemulihan anak gizi buruk
dilaksanakan sampai dg berstatus gizi kurang
( -2 SD sampai -3 SD ), dengan frekuensi
. 3 bulan pertama, anak gizi buruk datang dan
diperiksa setiap minggu
. Bulan ke 4 sampai ke 6, anak gizi buruk
datang dan diperiksa setiap 2 minggu

Langkah pelaksanaan
Alur pelayanan penanganan anak secara rawat jalan
1. Pendaftaran
2. Pengukuran antropometri
3. Pemeriksaan klinis
4. Pemberian konseling
5. Pemberian paket obat dan makanan untuk pemulihan gizi
6. Kunjungan rumah
7. Rujukan
8. Drop out
9. Anak yang telah pulih keadaan gizinya

Makanan untuk pemulihan gizi


a. Prinsip
. Makanan padat energi yang diperkaya vit dan mineral
. Diberikan selama masa pemulihan
. Makanan utk pemulihan dpat berupa f 100,makanan lokal dengan
bentuk mulai dr makanan bentuk cair, lumat, lembik, padat
. Bahan dasar utama adl minyak, susu, tepung, gula, kacang
kacangan & sumber hewani
. Makanan lokal dengan kalori 200 kkal/kg BB per hari
. Apabila akan menggunakan makanan lokal tidak dilakukans ecara
tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan makanan formula

Makanan untuk pemulihan gizi


1) Anak gizi buruk dengan tanda klinis diberikan secara
bertahap :
) Fase rehabilitasi awal 150 kkal/kg BB per hari, yang
diberikan 5 7 kali pemberian/hari, diberikan selama
1 minggu dlm bentuk makanan cair ( F 100 )
) Fase rehabilitasi lanjutan 200 220 kkal/Kg BB per
hari, yang diberikan 5 7 kali pemberan/hari (F100)

Anak gizi buruk tanpa tanda klinis


Minggu ke

Formula 100

Makanan
utama + buah

Makanan
selingan

5 kali

1 kali

1 kali

II

4 kali

2 kali

1 kali

III

4 kali

2 kali

1 kali

IV

3 kali

3 kali

2 kali

3 kali

3 kali

2 kali

Anak gizi buruk dengan tanda klinis


Minggu ke

Formula 100

makanan+bua Makanan
h
selingan

6 kali

II

5 kali

1 kali

1 kali

III

4 kali

2 kali

1 kali

IV

4 kali

2 kali

1 kali

3 kali

3 kali

2 kali

VI

3 kali

3 kali

2 kali

Penanganan anak gizi buruk rawat inap

Kegiatan pelaksanaan

1.

Penerapan tatalaksana anak gizi buruk

Pelayanan medis
keperawatan dan konseling gizi

Pemberian formula dan makanan sesuai dg fase berikut :

1)

Fase stabilisasi
diberikan makanan dg FORMULA 75 dg asupan gizi 80 100
Kkal/kgBB/hari dan protein 1 1,5 g/kgBB/hari.

2)

Fase transisi
perubahan pemberian makanan dr f 75 menjadi f 100. diberikan
makanan formula f 100 dg asupan gizi 100 150 kkal/kgBB/ hari dan
protein 2 3 g/kgBB/ hari

3)

Fase rehabilisasi diberikan makanan f 100 dg penambahan makanan utk


anak dg < 7 kg diberikan makanan bayi dan untuk anak dg BB >7 kg

Kriteria sembuh
Bila BB/TB atau BB/PB > - 2 SD dan tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria pulang sbb :
1. Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
2. BB/PB atau BB/TB > -3 SD
3. Komplikasi sudah teratasi
4. Ibu telah mendapat konseling gizi
5. Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut
turut
6. Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan.

Pemantauan dan evaluasi rawat jalan


1. Pemantauan rawat jalan
a. Cara pemantauan dilakukan berdasarkan :
1) Status gizi
pengukuran BB setiap minggu dan TB setiap 1 bulan sekali
2) Konsumsi makanan
pengisian formulir catatan harian konsumsi khusus makanan cair diisi oleh kader/ keluarga
di posyandu atau saat kunjungan rumah
3) Pemeriksaan klinis
diperiksa oleh dr puskesmas setiap kali kunjungan
2. Evauasi rawat jalan
a. Dilakukan selama 6 bulan untuk anak yang mengikuti program pelayanan anak gizi buruk
b. Evaluasi program 1 tahun seklai mencakup jumlah anak yang mengikuti program, lulus,
drop out, dan meninggal

LO 5
Pemeriksaan

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat


dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis rutin,
skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan fisis rutin meliputi pengukuran tinggi
dan berat badan, bentuk dan ukuran lingkar kepala,
kelainan organ-organ lain dan pemeriksaan
neurologis dasar.
Skrining perkembangan dapat menggunakan
kuesioner atau melakukan pengamatan langsung
pada balita

Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP)


Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Jadwat skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada
umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66
dan 72 bulan.
Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta
bu datang kembali pada umur skrining yang terdekat
untuk pemeriksaan rutin.

Alat instrumen yang digunakan adalah:

Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9


- 10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak.
Sasaran KPSP anak umur O-72 bulan.

Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas,


bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus
berukuran sisi 25 cm sebanyak 6 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran
0.5 - 1 cm.

Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP)


Cara menggunakan KPSP:
1. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan umur anak lebih 16 han dibulatkan
menjadi 1 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai
4. KPSP terdini ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
5. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: dapatkah bayi makan kue sendini
6. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada
KPSP. Contoh: Pada possi bayi anda telentang, tariklah bayl pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk.
7. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan
ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
8. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
9. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah bu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.
10.Teliti kembali apakah semua pertanyaafl telah dijawab.

Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP)

Interpretasi hasil KPSP:

1.

Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

2.

Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.

3.

Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah


melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

4.

Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan


tahapperkembangannya (S).

5.

Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

6.

Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

7.

Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).

Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP)

Intervensi:

Bila perkembangan anak sesual umur (S), lakukan tindakan berikut:

a.

Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan balk..

b.

Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

c.

Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.

d.

lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu


secara teratur sebulan I kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKB).Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Kelompok
Bermain dan Taman Kanak-kanak.

e.

Lakukan pemeriksaan/Skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada


anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampal 72bulan.

Kuesioner PraSkrining Perkembangan (KPSP)

a.

Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:


Beri petunjuk pada bu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkln.

b.

Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk


mengatasi penyimpangan /mengeiar ketertinggalannya.

c.

Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungklnan adanya


penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.

d.

Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan


daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.

e.

Jika hasil KPSP ulang jawaban sama dengan Ya tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P).

Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan(P). lakukan tindakan


berikut: Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,

Deteksi Dini Autis Pada Anak


Prasekolah
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada

anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.


Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas

indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada


kecurigaan.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau Iebih keadaan di

bawah ini:
1. keterlambatan berbicara .
2. gangguan komunikasi interaksi sosial

Deteksi Dini Autis Pada Anak


Prasekolah
Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in
Toddlers).
CHAT ini ada pertanyaan, yatu:
1. Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang
tua/pengasuh anak. Pertanyaan diajukan secara berurutan,
satu persatu. Jelaskan kepada orang tua untuk tidak raguragu atau takut menjawab.
2. Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas
seperti yang tertulis CHAT.

Deteksi Dini Autis Pada Anak


Prasekolah
Cara menggunakan CHAT.
1. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tetulis pada CHAT kepada orang tua
atau pengasuh anak.
2. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada CHAT
3. Catat jawaban orang tua pengasuh anak dan kesimpulan
hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti
kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Deteksi Dini Autis Pada Anak


Prasekolah
Interpretasi:
1. Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban Tidakpada pertanyaan A5, A7,

B2, B3, dan B4.


2. Risiko rendah menderita autis: bila jawaban Tidak pada pertanyaan A7 dan

B4
3. Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban Tidak jumlahnya 3

atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.


4. Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2 dan 3.

Intervensi: Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.

Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )


MTBS dalam bahasa inggris integrated
management of childhood illnes ( IMCI ) adalah
suatau manajemen melalui pendekatan
terintegrasi/terpadu dalam tata laksana balita
sakit yang datang di pelayanan kesehatan, baik
mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status
gizi, status imunisasi, maupun penanganan balita
sakit tersebut dan konseling yang diberikan.

Materi MTBS
Materi MTBS terdiri atas langkah :

- penilaian
- klasifikasi penyakit
- identifikasi tindakan
- pengobatan
- konseling
- perawatan di rumah
- dan kapan kembali

Pendekatan MTBS

Penilaian
yang tefokus

klasifikasi

Tanda bahaya
umum
Gejala utama
Status gizi
Status imunisasi
Masalah lain

Perlu di rujuk
Pengobatan
spesifik
Perawatan di
rumah

pengobat
an
Menentuka
n tindakan
pengobata
n

Konseling &
tindak lanjut

Konseling
tindak
lanjut

Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas

yang menguntungkan, yaitu :


1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan

dalam tata laksana kasus balita sakit


2. Memperbaiki sistem kesehatan
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat

dalam perawatan di rumah dan upaya


pencarian pertolongan kasus balita sakit

Strategi menuju MTBS


a. Mengembalikan fungsi posyandu
b. Meningkatkan kemampuan petugas
c. Menanggulangi secara langsung
masalah gizi
d. Mewujudkan keluarga sadar gizi
e. Menggalang kerjasama lintas sector
dan kemitraan dengan swasta

BMR
Energi yang dibutuhkan seseorang ketika
beristirahat disebut nilai metabolisme basal
atau basal metabolic rate (BMR)
Menurut Potter & Perry (1992) yang dikutip
dari Nurachmah (2001), BMR adalah jumlah
energi yang dibutuhkan seseorang pada
tingkat terendah untuk memenuhi fungsi sel

Rumus Harris-Bennedict

Keterangan :
BMR = Basal Metabolic Rate (kkal)
BB = Berat badan (dalam kilogram)
TB = Tinggi badan (dalam meter)
U = Usia (dalam tahun)

Pencegahan gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan

Definisi posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM )
yang di kelola dan di selenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan

Pelayana kesehatan di
posyandu
a. Pelayanan pemantauan
pertumbuhan berat badan balita
b. Pelayanan imunisasi
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
d. Pencegahan dan penanggulangan
diare dan pelayanan kesehatan
lainnya.

Tujuan penyelenggaraan posyandu


a. Menurunkan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (infant
mostality rate)
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sehingga tecapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
f. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.

Fungsi posyandu

Peran dan fungsi posyandu yang holistik tidak terbatas


pada penimbangan dan pemeriksaan ibu hami saja.

Posyandu merupakan media diskusi, medis informasi,


media edukasi/pendidikan, dan media fasilitasi
(pembimbingan) bagi masyarakat/sosial.
Media
edukasi
Media
informasi

Posyan
du

Media
diskusi

Media
fasilitasi

Sasaran posyandu
a. Bayi usia < 1 tahun
b. Anak balita 1 5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu
nifas
d. Wanita usia subur ( WUS )

Kegiatan pokok posyandu


a) KIA
b) KB
c) Imunisasi
d) Gizi
e) penanggulangan diare
Kriteria kader posyandu
1. dapat membaca dan menulis
2. berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3. mengetahui adat-istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. mempunyai waktu yang cukup
5. bertempat tinggal di wilayah posyandu
6. berpenampilan ramah dan simpatik
7. diterima masyarakat setempat

PAUD
PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
PAUD bertujuan mengembangkan berbagai potensi anak sejak
dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.

Area Perkembangan
Ada 4 area yang perlu ditingkatkan dalam PAUD:
Perkembangan fisik, yang bertujuan agar anak
mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan
untuk keseimbangan, mengontrol gerakan halus
Perkembangan sosial-emosional, yang bertujuan
untuk mengetahui diri sendiri dan orang lain,
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang
lain, berperilaku sesuai dengan perilaku prososial

Perkembangan kognitif yang bertujuan


untuk belajar dan memecahkan masalah,
berfikir logis
Perkembangan bahasa bertujuan agar anak
mampu mendengar secara aktif dan
berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa, memahami sesuatu dapat
diwakilkan dengan tulisan dan dapat dibaca

TUJUAN
Menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak agar dapat tumbuh dan berkembang yang
optimal
- dilaksanakan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
- melalui pemberian stimulasi pendidikan
dalam suasana bermain
- dapat melanjutkan kejenjang yang lebih lanjut

fungsi
Pengembangan segenap potensi anak
Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan
Pembentukan dan pembiasaan prilaku-prilaku yang
diharapkan
Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar
Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang
positif

Kesimpulan
Tercapainya tumbuh kembang yang optimal anak merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan,yaitu faktor internal
dan eksternal . Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Dunia anak tidak
dapat dipisahkan dengan dunia bermain. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal dan kesehatan mendukung terhadap aktivitas bermain anak,
pemenuhan gizi anak yang cukup dapat membantu perkembangan
anak guna menjadi penerus bangsa yang berkualitas.

Saran
Tumbuh kembang harus menjadi
perhatian utama supaya anak
Indonesia dapat mencapai kesehatan
yang optimal.
Diharapkan kepada orangtua dan
keluarga agar memperhatikan asah,
asih dan asuh anak untuk mencegah
terjadinya masalah dalam pertumbuh
kembangan anak.

Daftar pustaka
Kementrian kesehatan
RI.2011.pedoman pelayanan anak
gizi buruk.Jakarta;balai pustaka
Arsita E. P.2012.kesehatan ibu dan
anak,Yogyakarta;mulia medika

Anda mungkin juga menyukai