KONSEKUENSI : PENAMPILAN
VARIABEL PENAMPILAN
1. PENGATURAN PENAMPILAN
PSIKOLOGIS
2. ASPEK SEREMONIAL : BAJU
PUTIH, STETOSKOP
3.
Beneficence / Kemanfaatan
Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut
juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini
dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.
Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme (perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri
sendirI)
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang lain inginkan
Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri.
Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil
terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,
kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.
Justice mempunyai ciri-ciri :
Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia.
Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri.
Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan
pasien demi dirinya sendiri.
Autonomy mempunyai ciri-ciri:
Hak dan
Kewajiban
Penerima Pelayanan
Proses
Saling
Berkomunikasi
Objek
(Upaya Kesehatan)
Tanggung jawab:
-Inform concent
- Rekam Medik
- SP, SPO, Etika
- Hukum
(Pasien)
Konsumen Jasa
(Subjek Hukum)
Hak dan
Kewajiban
Perdata
Pidana
Administrasi
perjanjian
tindakan/
2.
3.
4.
suatu perikatan/perjanjian
TRANSAKSI TERAPEUTIK
Kewenangan
Teg.Kesehatan
-Peraturan
- SP
- SPO
- Etika
-Sumber Daya Kes
-Preventif
Upaya Kesehatan/Pelayanan Kesehatan
-Kuratif
-Promotif
-Rehabilitatif
Dokter SIP
Bidan SIB
Perawat SIP
Fisioterapis SIF
Perawat Gigi SIPG
Refraksionis Optisien SIRO
Terapis Wicara SITW
Radiografer SIR
Okupasi Terapis SIOT
Nakes lulus
Uji Kompetensi
(Sertifikat Komptensi)
STR
DASAR PEMIKIRAN
Perkembangan sain dan teknologi
kedokteran melesat jauh
Perubahan Tata Nilai di tengah-tengah
masyarakat
Dibutuhkan sikap profesional dan etik
yang baik
Etika Umum
MERUPAKAN KESADARAN DAN PEDOMAN YANG MENGATUR PRINSIPPRINSIP MORAL DAN ETIK DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN
PROFESI KEDOKTERAN, SEHINGGA MUTU DAN KUALITAS PROFESI
KEDOKTERAN TETAP TERJAGA DENGAN CARA YANG TERHORMAT
DEKLARASI HELSINKI:
TUGAS SEORANG DOKTER ADALAH UNTUK
MENJAGA KESEHATAN RAKYAT. KEAHLIAN DAN
HATI NURANINYA DIDEDIKASIKAN UNTUK TUGAS INI
DEKLARASI GENEVA:
KESEHATAN PASIEN AKAN SAYA UTAMAKAN
DISIPLIN KEDOKTERAN
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN
DISIPLIN
ATURAN
PENERAPAN
ETIKA
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ATURAN HUKUM
KEDOKTERAN
ETIKA
HUKUM
PROFESI KEDOKTERAN
NORMA ETIK
NORMA DISIPLIN
NORMA HUKUM
PERATURAN- 2
ADMINISTRASI
UNDANG-UNDANG
MKEK
MKDKI
HUKUM
STANDAR PELAYANAN,
2.
3.
SUMBER: UUPK
Pelanggaran Etik
suatu norma etik adalah norma yang apabila dilanggar hanya akan
membawa akibat sanksi moral bagi pelanggarnya.
PELANGGARAN DISIPLIN
(SERIOUS PROFESSIONAL MISCONDUCT)
KEPUTUSAN KKI No. 17/KKI/KEP/VIII/2006
TIDAK MEMENUHI:
- STANDARD OF CARE, CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL ATTITUDE
DISIPLIN
DRG
SENGKETA HUKUM
MKEK
MKDKI
PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA
SENGKETA
NON HUKUM
PERADILAN TUN
LEMBAGA MEDIASI
(ADR)
MACAM KEPUTUSAN
TIDAK BERSALAH
UU Praktek Kedokteran
Pasal 75 ayat 1 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki STR dapat dipidana penjara paling lama 3 (tiga) th atau denda paling banyak Seratus juta
rupiah
Pasal 76 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki SIP
dapat dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Seratus juta rupiah.
Pasal 79 Setiap dr, drg yang dengan sengaja tidak memasang papan nama, membuat rekam
medis dan tidak memenuhi kewajiban dapat dipidana dengan penjara paling lama 1 th atau denda
paling banyak Lima puluh juta rupiah.
Terima kasih
Dan
Selamat belajar