Anda di halaman 1dari 35

POUR POINT DEPRESSANTS

BY MEGA PUSPITASARI

LATAR BELAKANG
Pour point adalah temperatur terendah dimana minyak pelumas masih

mampu mengalir tanpa adanya gangguan mekanis


Bila pada pelumas terdapat kandungan wax yang tinggi maka pada suhu
rendah kristal-kristal wax akan terpisah dari minyak, dan kristal-kristal wax
ini akan menghambat kinerja dari pelumas sebagai fungsi pelumasan.
Kristal wax ketika muncul akan mengubah perilaku aliran suatu fluida
minyak dari kondisi Newtonian menjadi non-Newtonian dan menyebabkan
viskositas dari minyak menjadi lebih tinggi.
Sehingga kemampuan pelumas untuk dapat mengalir pada suhu rendah
adalah penting untuk pengoperasian mesin dan peralatan oleh sebab itu
perlu penambahan aditif untuk menjaga fluiditas, yaitu Pour Point
Depressant.

PEMBENTUKAN KRISTAL WAX

Kritaslisai
molekul wax
pada temperatur
cloud point

Kristal wax
tumbuh menjadi
plates

Kristal wax
semakin
berumbuh
membentuk
jaringan

Terbentuk jaringan
kristal 3D, ukuran
kristal >100m,
minyak berhenti
mengalir

CARA KERJA POUR POINT DEPRESSANT

Co-cystallization
terjadi antara
molekul wax dan
unit kristal PPDs

PPDs membatasi
pertumbuhan
kristal wax

Interlocking
kristal wax
dicegah,
mengarah ke
struktur yang
lebih kecil dan

Tidak ada agregasi


jaringan lilin
seperti gel, minyak
terus mengalir
tanpa yield stress

JENIS POUR POINT DEPRESSANT


Poly alkyl methacrylates (PAMAs),
Polymethacrylates.
Polyacrylates.
Acrylate-styrene copolymers.
Alkylated polystyrene.
Vinyl acetate-fumarate copolymers.

POLY ALKYL METHACRYLATES (PAMAs)


Agar

PAMA secara efektif berinteraksi


dengan wax, kelompok R harus linear dan
mengandung setidaknya 14 atom karbon.
Secara umum, interaksi grup alkil dengan
wax
mengintensifkan
pertambahan
panjangnya, dan interaksi optimal dengan
wax membutuhkan keseimbangan yang
sangat hati-hati dari kelompok alkil wax.
PAMAs memiliki shear stability yang sangat
baik sehingga dapat diterapkan untuk
seluruh jenis pelumas.
PAMAs memiliki berat molekul yang lebih
tingggi
sehingga
dapat
memberikan

POLYALKYLETHYLENEOXIDE POUR POINT


DEPRESSANT ADDITIVE
NORMAN JACOBSON AND HERBERT 1G. BURKARD, ROSELLE, N.J.
PATENTED MAY 7, 1968

DESKRIPSI PENEMUAN

Dimana n adalah 8 16, lebih disukai 10 14. X adalah 6 600,

lebih disukai 10 20.


Polimer 1,2 epoxy alkana mempunyai 10 sampai 18 atom karbon,
dimana berat molekulnya dalam rentang 1.000 1.000.000 adalah
pour point depressant untuk middle distilates dan light lube oil
stock.
Penemuan ini berhubungan dengan meningkatkan laju alir (flow)
pada temperatur rendah dan karakteristik tuang middle distilates

Light lube oils pada penemuan ini mempunyai viskositas dalam

range 100 300 Saybolt seconds pada 100F.


Berat molekul heating oils 1.000 3.000. Sementara minyak
pelumas 59.000 150.000.
Berikut struktur senyawa epoxy.

Senyawa epoxy disiapkan dengan memulai monoolefin yang

mengandung 10 -18 atom karbon dalam molekul, sebaiknya C 14


olefin.
Polimer seperti yang dijelaskan dalam penemuan ini digunakan
dalam base oil dengan konsentrasi kisaran 0,001-0,2% berat,
sebaiknya dalam konsentrasi kisaran 0,005-0,1% berat

METODE PERCOBAAN 1
Campuran liquid 44 ppm benzena, 12,4 ppm 1,2-epoxy dodecane

dan 0,05 ppm air disiapkan dalam sebuah screw cap bottle
dilengkapi dengan teflon coated magnetic stirring bar. Sementara
campuran dicampur, 0,74 ppm diethyl zinc ditambahkan.
Operasi dilakukan dalam nitrogen dry box. Lalu botol ditutup dan
dipindahkan pada temperatur bath 50C selama 24 jam.
Campuran reaksi dilarutkan dalam 2 liter benzena, pertama dicuci
dengan 1 liter air mengandung 10 ml 12 N hydrochloride acid.
Larutan dikeringkan dari anhydrous sodium sulfate dan disaring.
Kemudian benzena dihilangkan dengan nitrogen stripping pada 75
- 85C.
Menghasilkan polimer yang dikeringkan dalam oven vacuum dan

METODE PERCOBAAN 2
Mengikuti prosedur metode 1, campuran dari 44 ppm benzena, 12,4

ppm 1,2-epoxy dodecane dan 0,69 ppm triethyl alumunium


direkasikan pada 70C selama 24 jam.
Produk kembali menggunakan metode 1 memberikan hasil 11,1
ppm polimer yang mempunyai viskositas intrinsik 0,83 dalam
toluena pada 20C.

METODE PERCOBAAN 3
Mengikuti prosedur metode 1, campuran dari 44 ppm benzena, 12,4

ppm 1,2-epoxy dodecane, 0,05 ppm air dan 2,34 ppm trioctyl
alumunium direkasikan pada 70C untuk 24 jam.
Produk kembali menggunakan metode 1 memberikan hasil 11,2
ppm polimer yang mempunyai viskositas intrinsik 0,21 dalam
toluena pada 20C.

METODE PERCOBAAN 4
Mengikuti prosedur metode 1, campuran dari 44 ppm benzena, 12,4

ppm 1,2-epoxy dodecane, 0,05 ppm air dan 1,07 ppm triisobutyl
alumunium direkasikan pada 70C untuk 24 jam.
Produk kembali menggunakan metode 1 memberikan hasil 11,4
ppm polimer yang mempunyai viskositas intrinsik 0,91 dalam
toluena pada 20C.

METODE PERCOBAAN 5
Mengikuti prosedur metode 1, campuran sekitar 12,5 ppm C 11-C15

olefin oxide, 44 ppm benzena, 0,05 ppm air dan 1,07 ppm
triisobutyl aluminium direaksikan pada 70C selama 24 jam.
Dalam upaya melarutkan campuran reaksi ke dalam benzena,
sebagian besar dari produk ditemukan larut. Suspensi benzena
disaring dan 7,05 ppm dari polimer (tidak larut dalam minyak dan
benzena) diperoleh.
Filtrat diperlakukan sesuai dengan teknik dalam metode 1 dan
diperoleh 3.55 ppm polimer.

HASIL PERCOBAAN

Percobaan

Pour Point (F)

Base oil

15

Base oil + 0,1 %


wt polimer dengan
metode
percobaan

-5

-5

-10

-5

SYNERGISTIC POUR POINT DEPRESSANT


COMBINATIONS AND HYDROCARBON LUBE MIXTURES
T REGINALD FORBUS.
PATENTED JUNE 24, 1997

DESKRIPSI PENEMUAN
Penemuan ini berhubungan dengan PPD baru dan campuran

pelumas hidrokarbon yang mengandung PPD baru. Penemuan ini


terutama berhubungan dengan ide sinergis campuran PPD dari
konventional PPD dan PPD yang diproduksi dengan reduksi katalis
chromium oxide polimerisasi campuran 1-alkena yang kaya C 18+ 1alkena.
Sinergis campuran PPD pada penemuan ini terdiri dari PPD pertama
yang terdiri dari residu kopolimer campuran 1-alkena komonomer
dalam kombinasi dengan PPD konvensional, terutama
polymethacrylates.
Aditif dalam pelumas hidrokarbon merupakan tantangan untuk
pekerja lapang dalam membangun peningkatan kemampuan aditif

Aditif terdiri dari residu kopolimer campuran 1-alkena comonomers

yang dipilih dari grup C3 C28 1-alkena.


Kopolimer mengandung sedikitnya 10 % berat C14 C24 1-alkena,

tapi sebaiknya 20 % berat. Berat molekul rata-rata antara 5.000


dan 60.000 dan mengandung antara 300 dan 4500 atom karbon.
Olefin digunakan sebagai feedstock dalam pernemuan ini untuk
menyiapkan kopolimer PPD 1-alkena termasuk ethylene dan C3 C28
1-alkena
Produk kopolimer dalam penemuan ini dipersiapkan dengan
mengkontakkan campuran olefin comonomers yang dipilih dari grup
ethylene dan C3 C28 1-alkena dengan mereduksi kondisi valensi
katalis metal.
Reaksi oligomerisasi untuk kopolimer PPD 1-alkena dikatalis dengan
pendukung katalis metal oxide, seperti senyawa Cr pada silica atau
pendukung lainnya.

Produk copolymerization dipisahkan dan diperoleh kopolimer yang

terdiri dari aditif PPD.


Object pada penemuan ini adalah produksi komposisi hidrokarbon
aditif pelumas baru dengan efektivitas tinggi sebagai PPD dan/atau
dikombinasikan PPD dan Vicosity Index Improver (VII).
Objek lain dari penemuan adalah untuk memberikan peningkatan
pelumas dari PPD terdahulu.

SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF HOMOPOLYMER OF ACRYLATE


OF MIXED ALCOHOLS (DECYL, DODECYL, AND MYRISTYL ALCOHOL) A
POTENTIAL POUR POINT DEPRESSANT FOR LUBRICATING OILS
P. GHOSH, G. KARMAKAR, M. DAS, AND T. DAS
ARTICLE JUNE, 2013

DESKRIPSI PENEMUAN
Sintesis dan evaluasi kinerja dari homopolimer dari akrilat dari

campuran tiga alkohol yang berbeda, desil alkohol, alkohol dodesil,


dan miristil alkohol, dengan antisipasi bahwa morfologi komposisi
rantai akan bertarung lebih baik terhadap pembentukan jaringan
kristal lilin.
Analisis viskometri dalam larutan encer dapat memberikan
informasi berharga tentang interaksi zat terlarut pelarut (misalnya,
kompatibilitas pelarut zat terlarut [aditif]) dapat diprediksi dengan
mudah melalui analisis ini
Viskometri biasanya digunakan untuk melengkapi hasil yang
diperoleh dari teknik lain, umumnya dalam penentuan massa
molekul sampel dengan nilai literatur yang ada dari konstanta yang

Sejumlah hubungan matematika tersedia di literatur untuk studi

tentang sifat viskometri dari larutan polimer pada suhu tertentu


dengan ekstrapolasi grafik. Persamaan yang paling umum
digunakan adalah :

Beberapa hubungan telah diusulkan untuk menentukan viskositas

intrinsik dalam larutan polimer encer dari metode penentuan satutitik. Metode ini memiliki keuntungan menjadi jauh lebih cepat dan
dapat memadai ketika sejumlah besar sampel harus dianalisis
dalam waktu singkat, praktis di laboratorium industri.

Viskometri

adalah teknik sederhana yang digunakan untuk


mempelajari makromolekul dalam larutan dan menentukan berat
molekulnya. Menurut Houwink-Sukurda (MH;. Persamaan [7]), nilai
perubahan viskositas intrinsik dengan berat molekul polimer dalam
pelarut seperti :

Perilaku aditif polimer dalam solvent/basestock tertentu memainkan

peran penting sebagai aditif kinerja. Karena perilaku polimer


terutama kopolimer dalam larutan merupakan fenomena yang
kompleks, perbandingan yang melibatkan nilai-nilai viskositas
intrinsik diperoleh dengan ekstrapolasi grafis.
Kinerja PPD polimer telah diuji sesuai metode ASTM-D97
menggunakan WIL-471 pada basestock yang berbeda dikumpulkan
dari sumber yang berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan
penurunan yang baik di sebagian besar kasus.

METODE PERCOBAAN
Esterifikasi
Menyiapkan Acrylate Ester dari campuran alkohol
Menyiapkan Acrylate Ester dari single alkohol
Purifikasi ester yang telah melalui tahap esterifikasi
Menyiapkan homopolymer

BASE OIL PROPERTIES

KESIMPULAN

PPD SELECTION GUIDE


Faktor yang mempengaruhi

seleksi pour point depressant :


Base stock
Komponen aditif lainnya dalam
pelumas
Pengujian temperatur rendah

PENGGUNAAN POUR POINT DEPRESSANT


Dalam proses penambahan pour

point depressant untuk pelumas,


perlu diperhatikan pemilihan dosis
yang tepat untuk mendapatkan
respon yang optimal.
Penambahan PPD yang melebihi
dosis harus dihindari untuk
mencegah pengembalian sifat pada
suhu rendah.
Pemilihan pour point depressant
yang tepat akan memberikan
peningkatan performa suhu rendah
bahkan pada konsentrasi rendah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai