Anda di halaman 1dari 48

SUPRAVENTRICULAR TACHYCARDIA

Devina Noviani Pramono, dr.


RSUD dr. R. Soetrasno Rembang

TINJAUAN PUSTAKA

Aritmia

Gangguan irama jantung karena gangguan


pembentukan impuls, penghantaran impul, atau
keduanya.
(Bonow, et al, 2012)

Aritmia Emergensi
Takiaritmia (HR > 150 x/menit)
Bradiaritmia (HR < 50 x/menit)

Tachyarrhythmia

Takiaritmia secara garis besar dibedakan menjadi 2


kelompok
1. Supraventricular tachycardia
2. Ventricular tachycardia
(Bonow, et al, 2012)

Supraventricular tachycardia (SVT)

Segala takikardia yang berasal dari level diatas


ventrikel, antara lain SA node, atrium, AV node,
(Bonow, et Bundle
al, 2012)
ataupun
of His.

Supraventricular Tachycardia
Symptoms

Palpitations: A trigger is usually not identified.


Feeling of heart pounding in the chest and neck.
Anxiety, light-headedness, dyspnea.
Syncope and chest pain are uncommon, but may
indicate CAD, especially in older patients.
Psychological stress is very common.

Supraventricular Tachycardia
Mechanisms

Ferguson JD. Contemporary Management of Supraventricular Tachycardia. Circulation. 2003

Tipe-tipe SVT

AV nodal reentrant tachycardia (AVNRT)


AV reentrant tachycardia (AVRT)
Junctional ectopic tachycardia (JET)

(Bonow, et al, 2012)

AVNRT (AV nodal reentrant tachycardia)

Merupakan jenis tersering pada SVT (selain AF dan AFL).


Sebagian besar tidak didapatkan kelainan struktur
jantung.
Paling sering menyerang wanita sehat, dan muda.
Beberapa kelainan jantung yang dapat mendasari:
pericarditis, riw. Infark, prolapse katup mitral.

(Bonow, et al, 2012)

AVNRT (AV nodal reentrant tachycardia)

Karakteristik EKG
1. Typical AVNRT (slow-fast):
Gelombang P biasanya hilang
karena tenggelam di dalam
QRS. Bisa tampak sebagai
pseudo R di V1 atau pseudo S di
di lead inferior
2. Atypical AVNRT (fast-slow):
Gelombang P dapat jg muncul
setelah QRS complex.

AVNRT tipikal

(Bonow, et al, 2012)

AVNRT atipikal

(AHA, 2015)

Tatalaksana Takiaritmia

(Putranto, et al, 2014)

Tatalaksana Takiaritmia

(Putranto, et al, 2014)

Obat-obatan antiaritmia untuk


narrow QRS complex tachycardia

Maneuver vagal menghentikan 25% SVT, sisanya hanya


memperlambat rate ventrikel secara transien.
Adenosin 6 12 mg bolus iv cepat menhilangkan 90% dari
kejadian SVT.
Betablocker bukan terapi lini pertama, melainkan alternative
dari adenosine dan CCB.
Obat antiaritmia lain (Amiodaron, procainamide, sotalol)
memiliki toksisitas tinggi dan mempunyai efek proaritmia.
Amiodaron dapat menterminasi SVT dengan onset lebih lama.
(Putranto, et al, 2014)

Daftar Pustaka

Putranto, B.H. et al. 2014. Buku Panduan Kursus Bantuan


Hidup Jantung Lanjut, ACLS Indonesia, Edisi 2014. Jakarta:
PERKI
Bonow, R.O. et al. 2012. Braunwalds Heart Disease: A
Textbook of Cardiovascular Medicine, 9th Edition.
Philadephia: Elsevier
Valentin Fuster, Richard Walsh , Robert Harrington. Hurst's
the Heart, 13th Edition: Two Volume Set 13th Edition

Click icon to add picture

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia
: 48 tahun
Alamat
: Rembang
Pekerjaan
:Petani
Pendidikan
: SD
Tanggal MRS : 24 Agustus 2016

Anamnesis

Keluhan utama : sesak


Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh sesak sejak 30 menit SMRS. Sesak dirasakan muncul
tiba-tiba saat sedang membersihkan rumah. Sesak terus menerus, tidak
membaik dengan perubahan posisi baik duduk maupun miring ke salah
satu sisi. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas, dan tidak didapatkan mengi.
Sesak tidak menghilang dengan istirahat.
Pasien juga mengeluh dada berdebar bersamaan dengan sesak. Dada
berdebar dirasakan terus menerus.
Nyeri dada dirasakan seperti tertindih. Tidak menjalar dan tidak tembus
punggung.
Tidak didapatkan batuk, panas badan, maupun mual muntah
sebelumnya. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat DM, HT, Jantung, ginjal disangkal.

Riwayat penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.


Riwayat DM, HT, Jantung, Ginjal pada keluarga disangkal

Pemeriksaan Fisik

Primary Survey
A : Airway bebas.
B : Pernafasan spontan, gerak dada simetris, frekuensi
nafas 30x/menit, suara nafas vesikuler/ vesikuler,
rhonkhi -/-, wheezing -/-. SpO2 98% dengan O2 bebas.
C : akral hangat, kering, merah; CRT < 2 detik, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 190x/ menit.
D: Kesadaran compos mentis, GCS 456.

Terapi primer

1. O2 nasal kanul 3 lpm


2.
3.
4.
5.

Pasang i.v. line RL


Pasang monitor
Pasang kateter
Planning diagnostic: lab lengkap, EKG, thorax x-ray PA

Secondary Survey
Keadaan Umum
Keadaan : Lemah
Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-5-6
Tek.darah : 144/94 mmHg, berbaring, pada lengan kanan
Nadi
: 191 kali per menit, regular, kuat angkat
Pernafasan : 30 kali per menit
Suhu axiler : 36,7C
Kulit
: tonus normal, turgor normal
SpO2
: 100% (nasal kanul 3 lpm)

KEPALA/LEHER

Anemia -, Ikterus -, Cyanosis -, Dyspnea +


Pembesaran KGB: JVP tidak meningkat

THORAX

Bentuk normal, simetris, retraksi (-)

PARU PARU
PARU

Inspeksi

Simetris, retraksi (-)

Palpasi

Pergerakan simetris
Fremitus raba simetris

Perkusi

son/son
son/son
son/son

Auskultasi

Ves/ves
Ves/ves
Ves/ves
Wheezing -/- -/- Rhonkhi -/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-

JANTUNG

Inspeksi

Iktus: Tidak Tampak

Palpasi

Iktus: Teraba, di ICS V Midclavicular line sinistra


Thrill: Tidak Didapat

Perkusi

Batas kanan: di ICS IV, linea parasternal dextra


Batas kiri: ICS V, Midclavicular line sinistra

Auskultasi

S1, S2: Tunggal, Regular, Murmur (-) Gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi

Bentuk: Cembung
Umbilicus: Masuk Kedalam

Auskultasi

Bising Usus: Positif, Normal

Perkusi

Timpani

Palpasi

Supel, Turgor Normal, Tonus Normal, Nyeri Tekan (-),


Hepar: Tidak teraba
Lien: Tidak teraba

EKSTREMITAS

Akral dingin, kering, merah


CRT < 2
Edema - / -/-

LABORATORIUM

Hb 13,2 gr/dl
WBC 15,3 x 103/ml
LYM 24,7 %
MON 5,2 %
EOS 8,1 %
BAS 0,6 %
NEU 61,4 %
RBC 5,11 x 106/ml
PLT 150 x 103/ml
HCT 42,2 %
GDS 143 mg/dL

ECG

ECG

ECG

Irama supraventrikular takikardi 190 bpm, axis normal

DIAGNOSIS

SVT hemodinamik stabil

PLANNING
Diagnosis: CXR
Terapi:
1. Bed rest
2. Oksigenasi nasal kanul 3 lpm
3. IV line RL 10 tpm
4. Pasang kateter urin ukur urin inisial
5. Manuver vagal (carotid massage, ocular massage, valsava
maneuver) gagal
6. Inj. Amiodarone 150 mg (diencerkan dalam 10 cc NaCl 0,9%)
bolus IV pelan
7. Amiodaron 3 x 200 mg tab p.o
8. ISDN 3 x 5 mg tab p.o

PLANNING

9. Inj. Lasix 1 A./8 jam IV


10.Inj. Ranitidin 1 A./12 jam IV
11.Inj. Ceftriaxon 2 gr./24 jam IV (skin test)
12.MRS ICU
Monitoring:
13.Vital sign, kesadaran, produksi urin.
14.ECG
15.GDS

Lab icu 24/8/2016

Troponin I : negative
Elektrolit
Natrium : 142,2
Kalium : 4,39
Chlorida : 105,6

Follow up
icu 25/8/2016

S : sesak (-), berdebar (-), nyeri dada (-)


O : KU lemah, CM GCS 456
TD: 150/80 N: 72
C/P dbn
A : SVT (perbaikan)
P : inj. Lasix 1 A/8 jam IV
inj. Ranitidin 1 A/12 jam IV
inj. Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
ISDN 3 x 5 mg PO
amiodarone stop

Ecg 25/8/2016

Ecg 25/8/2016

Follow up
HND 26/8/2016

S : sesak (-), berdebar (-), nyeri dada (-), mual (+), muntah (+)
O : KU lemah, CM GCS 456
TD: 115/80 N: 84 GDS 113
C/P dbn
A : SVT (perbaikan)
P : inj. Lasix stop
inj. Ranitidin 1 A/12 jam IV
inj. Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
A inj. Ondansetron 1 A k/p
ISDN 3 x 5 mg PO
vometa 3 x 1 PO

Ecg
26/8/2016

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai