Anda di halaman 1dari 25

TERAPI BERMAIN DAN

OKUPASI
Oleh: Ns. La Rakhmat Wabula, S.Kep

LATAR BELAKANG TERAPI BERMAIN

Diawali dengan pendapat Sigmund Freud


bahwa suatu pendekatan pendidikan dan
merupakan teknik-teknik penyembuhan
dengan cara bermain dan dapat dilihat
melalui analisa kejiwaan.
Terapi berasal penyembuhan, pengobatan
jasmani.
Caplan tahun 1974 : terapi permainan bisa
dilakukan dengan cara menggunakan alat
yang tidak berbahaya, misal : Buku cerita
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
pola komunikasi antara siswa dengan
gurunya.

Konsep
Terapi permainan merupakan terapi
kejiwaan namun dalam pelaksanaannya
faktor ekspresi-gerak menjadi titik
tumpuan bagi analisa terapeutic dengan
medianya adalah bentuk-bentuk permainan
yang dapat menimbulkan kesenangan,
kenikmatan dan tidak ada unsur paksaan
serta menimbulkan motivasi dalam diri
sendiri yang bersifat spontanitas, sukarela
dan mempunyai pola atau aturan yang
tidak mengikat.

Bermain bagi anak merupakan


kebutuhan sebagaimana makan,
minum, kasih sayang, dsb.
Bermain harus seimbang antara
bermain aktif (kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat)
dan bermain pasif (kesenangan
diperoleh dari orang lain).

Bermain perlu:

Energi ekstra
Waktu
Alat permainan
Ruang
Pengetahuan cara bermain
teman

Permainan disini merupakan suatu


kesibukan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dari diri anak
berkebutuhan khusus dan berguna
bagi dirinya dalam kehidupannya
yang mandiri kelak.

Pengertian terapi bermain


1.

2.

3.

Teknik penyembuhan terhadap anak berkebutuhan khusus,


dengan menggunakan media berbagai macam bentuk
permainan, baik tanpa maupun memakai alat yang tidak
membahayakan dirinya, dan dapat dilaksanakan di alam
terbuka sepanjang membantu program pembelajaran.
Semula terapi bermain diterapkan berdasarkan ajaran dan pola
kerja dari sigmund freud dengan titik tolaknya pada analisa
kejiwaan sebagai alat untuk kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan kemampuan : berbicara, rasa interest,
kebenaran mengungkapkan perasaan diri.
Terapi bermain berkembang menjadi suatu terapi yang menitik
beratkan pada gerak seseorang (psychomotor performance)
dengan alatnya berbagai bentuk permainan. Bentuk permainan
ini pun diharapkan dapat memacu anak yang bersangkutan
dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Misalnya : kegiatan toilet
training.

Terapi bermain disusun untuk


menunjang :
Keterampilan mengurus diri sendiri
(Self help skills)
Kemampuan untuk melakukan
kegiatan tertentu (psycho-motor
performance)
Penyesuaian diri terhadap
lingkungannya (social adaptation)
Keterampilan diri bagi kesiapan kerja
di masyarakat (prevocational skills)

Unsur-unsur dalam bermain


Melepas ketegangan-ketegangan yang menghimpit hatinya
Melatih keterampilan melalui panca inderanya atau
sensomotorik
Dilakukan dengan gembira, bahagia dengan fantasinya
dapat berkembang
Kebebasan memilih dan menentukan alat bermainnya
Membantu melancarkan dan mengembangkan fungsi faal
tubuhnya (fisiologi) Misal : pernafasan, peredaran darah
dan pencernaan makanan (psikomotorik)
Mampu mengembangkan kemampuan diri anak semaksima
mungkin sesuai dengan prestasi dirinya.

Tujuan Terapi permainan untuk mengembangkan aspek :


1. Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh,
peningkatan ketahanan otot-otot dan organ tubuh,
pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang
baik.
2. Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi,
menghitung angka dalam suatu permainan sehingga
dapat dikatakan menang atau kalah dll.
3. Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana
ia memimpin dll.
4. Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama,
meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok.

Contoh Sasaran terapi bermain


bagi anak tunagrahita :
a.

b.
c.

Tunagrahita ringan : memiliki kemampuan koordinasi


motorik yang baik, persepsi yang baik, berkreasi, fantasi,
mengikuti pelajaran yang formal, untuk dapat
berprestasi.
Tunagrahita sedang : memiliki koordinasi gerak yang
baik, kemampuan motorik halus yang baik, kemampuan
persepsi dan sensomotorik yang baik.
Tunagrahita berat dan sangat berat kita harus lebih hatihati menyusunnya, yang terpenting agar mereka : dapat
memiliki gerak dasar (locomotor), mempergunakan
persepsi geraknya bagi kehidupan sehari-hari, ikut dan
memiliki suasana gembira, dapat bersosialisasi seoptimal
mungkin sesuai dengan keberadaannya.

Ruang Lingkup terapi bermain hendaknya


disesuaikan dengan tujuan dan sasarannya:
Permainan yang berkaitan dengan sensomotoris :
membedakan halus kasar, menyusun bentuk.
Permainan yang berguna bagi pengembangan
kekuatan : mengangkat dan menaruh benda,
bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya dengan
tempo tertentu.
Permainan yang bersifat simbolis : role play
dokter-dokteran, mencangkul di sawah dsbnya.
Permainan yang berhubungan dengan kegiatan
lomba : gobag dosor, sunda manda dsbnya. Baik
permainan tradisional maupun yang sudah
dimodifikasi bentuk pertandingan.

Dua prinsip pokok saat pelaksanaan


terapi bermain :
1. Prinsip Kegunaan :
a. Prinsip pengembangan :
Fungsi fisik (melancarkan peredaran darah, dan bagian
tubuh lainnya)
Fungsi intelektual (pengembangan daya fikir atau nalarnya,
daya kreasi serta ekspresi dirinya)
Fungsi emosi (melatih menahan diri, mampu menyatakan
perasaan dirinya)
Fungsi sosialisasi (mengenal orang lain atau lingkungannya,
dapat bekerja sama dengan orang lain)
b. Prinsip rekreatif : perolehan kesenangan dan kegembiraan
c. Prinsip aktifitas : munculnya self activity sesuai dengan
keinginan dan kesenangannya.
d. Prinsip penyembuhan :dapat memperbaiki kelainan atau
kekurangan yang dialami oleh anak.

2. Prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaannya:


a. Prinsip Korelasi dianjurkan bahan bagi terapi
bermain tidak hanya dipergunakan bagi latihan
tertentu saja melainkan berhubungan dengan
peningkatan fungsi gerak lainnya. Misal media
tanah liat bisa digunakan pengembangan latihan
motorik maupun peningkatan kreatifitas anak.
b. Prinsip skala perkembangan mental, bahan atau
materi hendaknya disesuaikan dengan
kemampuannya sesuai dengan keberadaannya
serta sesuai dengan kebutuhan dari anak
(individual needs)
c. Prinsip pengulangan, hendaknya dilakukan
secara berulangulang. Karena anak-anak
berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita
berkesulitan berkonsentrasi pada satu tujuan
serta mudah lupa.

Perkembangan Bermain
Tahapan perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat
perkembangan sosial :

1.
2.
3.

Unoccupied Play : anak tidak terlibat bermain hanya


mengamati kejadian di sekitarnya yang menarik
perhatian anak.
Solitary Play (Bermain Sendiri) anak sibuk bermain sendiri
sehingga tidak memperhatikan kehadiran anak-anak lain
di sekitarnya.
Onlooker Play (Pengamat) kegiatan bermain dengan
mengamati anak-anak lain melakukan kegiatan bermain
dan tampak ada minat yang semakin besar terhadap
kegiatan anak lain yang diamatinya.
Ketiga jenis permainan di atas termasuk nonsosial play
karena amat minimalnya faktor interaksi sosial yang
terjadi dalam kegiatan bermain tersebut.

4. Paralel Play (Bermain Paralel) tampak saat dua anak


atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang
sama dan melakukan gerakan atau kegiatan yang
sama.Misal :main mobil-mobilan, lego, balok-balok dll
5. Assosiative Play (Bermain Asosiatif) ditandai dengan
adanya interaksi antar anak yang bermain, saling tukar
alat permainan, padahal jika diamati anak sebenarnya
tidak terlibat dalam kerjasama.Misal : menggambar.
6. Cooperative Play (Bermain bersama) bermain bersama,
ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian
tugas dan pembagian peran antara anak-anak yang
terlibat dalam permainan untuk mencapai satu tujuan
tertentu. Misal : bermain dokter-dokteran, bekerjasama
membuat suatu karya bangunan dari balok-balok
dsbnya.

Peran dan Fungsi Terapi Bermain Dalam Permainan


1.
2.
a.
b.

c.
d.

e.

f.

Fungsi : untuk membantu kelancaran belajar dengan kegiatan dalam


bentuk permainan yang menyenangkan dan tidak membosankan.
Peran dalam pendidikan ;
Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan
menghmbat proses belajarnya.
Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai
sarana belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang ber7an
mengembalikan fungsi fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku,
mengembangkan fungsi sosial, melatih bicara, mempertajam atau
latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena
itu dilatih bekelompok dalam permainan.
Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk
menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk,
jarak dll.
Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan
bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan
gembira dan menyenangkan.
Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak,
berdagang, rumah-rumahan dll.

Permainan sebagai terapi


Bermain : setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan
secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban.
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak ;
1.
Perkembangan fisik mengembangkan oto dan melatih seluruh bagian
tubuhnya.
2.
Dorongan berkomunikasi dengan sesama agar dapat bermain
bersama.
3.
Penyaluran energi emosional yang terpendam
4.
Penyaluran kebutuhan dan keinginan
5.
Sebagai sumber belajar
6.
Rangsangan bagi kreatifitas
7.
Perkembangan wawasan diri
8.
Belajar bermasyarakat
9.
Standar moral
10.
Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin
11.
Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan

Sasaran Terapi Bermain


1.

2.

3.
4.

5.

6.
7.

8.

9.

Anak gangguan mental dengan penyerta gangguan psikis, sosial


emosi dan komunikasi, sasaran pada mental, psikologi, sosial
emosional dan komunikasinya.
Anak berkesulitan belajar dengan gangguan penyerta psikologis,
sosial emosional, gerak kurang koordinasi, tremor, kelayuhan atau
kaku.
Anak gangguan perilaku atau emosi
Anak gangguan bahasa penyertanya psikis, sosial emosional dan
ada kalanya terbelakang mental.
Anak gangguan pendengaran penyertanya berbahasa atau bicara,
psikis, sosial emosional, dan terkadang mental.
Anak gangguan penglihatan penyerta psikis dan sosial emosional.
Anak gangguan fisik dan kesehatan penyertanya psikis, sosial
emosional.
Anak cacat ganda penyerta majemuk seperti sensorik, psikis, sosial
emosional, komunikasi dan kadang penyimpangan perilaku.
Anak dengan kecerdasan luar biasa atau berbakat, efeknya
psikologis dan sosial emosional.

Materi Terapi Bermain

Permainan dengan berbagai alat atau benda


misal; pasir, tanah liat, bola dll
Permainan dengan berbagai bentuk gerakan,
seperti : jongkok, berdiri, loncat, jalan, lari,
merangkak, melempar dll.
Permainan dengan berbagai macam ketepatan
arah atau sasaran seperti : kelereng, halma,
catur, bola sodok, karambol, panahan, baseball
dll
Permainan dengan memerlukan keberanian
seperti : meniti papan, loncatan, lari mundur dll.
Aktifitas kesenian seperti : menari, menyanyi,
melukis, deklamasi, drama atau sandiwara dll.

DESAIN TERAPI BERMAIN


Perlu memperhatikan :

Tujuan terapi

Jenis kelainan anak serta penyimpangan


atau gangguan dan potensi yang masih
dapat dikembangkan

Media yang diperlukan

Jenis permainan yang disediakan

Desain alat evaluasi

Revisi bahan pelajaran

Model Dick and Carrey yang diterapkan terapi bermain :


1.
2.
3.

Mengidentifikasi tujuan umum pengajaran


Melaksanakan analisis pengajaran
Mengidentifikasi tingkah laku masukan dari
karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pengajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

Contoh Program Terapi Bermain :


I.

Tujuan Umum : Memperbaiki fungsi organ tubuh tertentu yang


menyimpang agar mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari
seoptimal mungkin.
II.
Tujuan Khusus :
1. Mengalihkan pemusatan pikiran/perhatian anak yang selalu tertuju
pada dirinya. Menunjang Penyembuhan unsur
psikologis/fisik/sosial/komunikasi
2. Meningkatkan derajat gerak fungsi sendi siku
III.
Materi Kegiatan :
1. Memberikan kesibukan tangan yang mengutamakan gerakan fungsi
sendi siku :
a. Menyikat tali rapia dengan sikat kawat
b. Menangkap dan melempar bola
c. Memukul dengan palu
d. Memukul dengan alat musik (perkusi,drum,gong)
2. Kelompok terapi bersama untuk motivasi latihan :
a. Bermain musik bersama (musik terapi)
b. Permainan menarik beban dengan tangan
c. Senam irama dengan alat beban pada tangan (pilih salah satu
yang cocok)

IV. Waktu Kegiatan :


Antara 30 menit-40 menit setiap pertemuan
V. Urutan Kegiatan :
1.
Relaksasi/penenangan
2.
Pelatihan merupakan observasi/evaluasi kemampuan
yang telah dimiliki anak
3.
Pelaksanaan latihan : berapa kali anak harus melakukan
gerakan sendi siku diberikan bertahap : misal untuk
pertemuan 1 :10X,pertemuan2 : 15X dstnya. Berapa kali
anak harus melakukan kegiatan dengan dua belah
tangan. Berapa pertemuan anak harus melakukan
pengulangan yang sama. Alat-alat apa yang dapat
digunakan atau perlu dimodifikasi
4.
Evaluasi :tes perbuatan.
5.
Peninjauan kembali latihan
Hendaknya setiap anak punya satu buku catatan
perkembangan.

Dalam terapi bermain Guru,terapis, instruktur perlu :


1.

2.

3.

4.

Merancang tujuan umum dan khusus yang akan


dicapai setelah pembelajaran berakhir
Menganalisis materi pembelajaran sebagai
bahan yang akan diproses dalam mencapai
tujuan
Memahami karakteristik siswa sebagai subyek
yang akan diberi pembelajaran terapi bermain
agar dapat melakukan kegiatan terapi dengan
lancar.
Guru, terapis, instruktur dapat merumuskan
tujuan yang dapat dilakukan anak dan
merancang strategi pembelajaran terapi bermain
serta mendesain evaluasi formatif /sumatif.

Anda mungkin juga menyukai