Anda di halaman 1dari 38

PEMERIKSAAN SISTEM

SENSORIK
Agustina Tiaradita

Adanya bahaya dapat diketahui


dengan jalan melihat, mendengar,
mencium, dan merasakan rasa-nyeri,
rasa-raba, rasa-panas, rasa-dingin,
dan sebagainya. Inilah yang disebut
sebagai sistem sensorik.
Sensasi dapat dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu superfisial, dalam, viseral,
dan khusus.

Sensasi superfisial, disebut juga perasaan ekteroseptif


atau protektif, yang mengurus rasa-raba, rasa-nyeri,
rasa-suhu.
Sensasi dalam, yang disebut juga sebagai sensasi
proprioseptif mencakup rasa gerak (kinetik), rasa sikap
(statognesia) dari otot dan persendian, rasa getar
(pallesthesia), rasa tekan-dalam, rasa nyeri dalam
otot.
Sensasi viseral (interoseptif) dihantar melalui serabut
otonom aferen dan mencakup rasa lapar dan rasa nyeri
pada visera
Sensasi khusus, yaitu menghidu, melihat, mendengar,
mengecap dan keseimbangan diatur oleh saraf otak
tertentu

Pemeriksaan Sensibilitas
Ditanyakan dulu apakah ada keluhan
mengenai sensibilitas
Jenis gangguannya, intensitasnya, apakah
hanya timbul pada waktu-waktu tertentu,
misalnya nyeri kalau dingin, dan juga faktorfaktor yang dapat mencetuskan kelainan ini.
Waktu pemeriksaan perhatikan daerah
daerah kulit yang kurang merasa, sama
sekali tidak merasa atau daerah yang
bertambah perasaannya.

Bertambah perasaan dapat disebabkan oleh


iritasi pada reseptor atau serabut saraf.
Kata disestesia digunakan untuk menyatakan
adanya perasaan yang berlainan dari rangsang
yang diberikan, misalnya pasien diraba ia
merasa seolah-olah dibakar atau kesemutan.
Kata parestesia merupakan perasaan abnormal
yang timbul spontan, biasanya ini berbentuk
rasa dingin, panas, semutan, ditusuk-tusuk,
rasa berat, rasa ditekan atau rasa gatal.

Pemeriksaan sensibilitas
eksteroseptif (sensasi superfisial)
Perlu diperiksa rasa raba, rasa nyeri dan
rasa suhu.
1. Pemeriksaan rasa raba
Stimulus : gumpalan kapas, kertas atau kain
yang ujungnya diusahakan sekecil mungkin
Teknik : Menyentuh pasien dengan alat
stimulus
pada
tubuh
pasien
dan
bandingkan bagian-bagian yang simetris.
Hindarkan
adanya
tekanan
atau
pembangkitan rasa nyeri.

Thigmestesia berarti rasa raba halus


Bila rasa raba ini hilang disebut
thigmanesthesia
Instruksi
kepada
pasien
:

beritahukan kepada saya setiap saat


anda merasakannya dan dimana
anda merasakannya. Kami akan
mengujinya dengan mata anda
dalam keadaan tertutup

Pemeriksaan rasa raba kasar (rasa tekan)


Rasa raba kasar atau rasa tekan diperiksa
dengan jalan menekan dengan jari atau
benda tumpul pada kulit, atau dengan jalan
memencet otot tendon dan serabut syaraf
(jangan terlalu kuat karena akan timbul rasa
nyeri)
Kemudian pasien disuruh memberitahu
apakah ia merasakan tekanan tersebut, dan
diminta menentukan tempat (lokasinya)

Kata piesthesia digunakan untuk


menyatakan adanya rasa tekan
Kata baresthesia kadang digunakan
untuk rasa tekan atau rasa berat

2. Pemeriksaan rasa nyeri


Rasa nyeri dibagi atas rasa nyeri tusuk dan
rasa nyeri tumpul; atau rasa nyeri cepat
dan rasa nyeri lamban
Bila kulit ditusuk dengan jarum kita rasakan
nyeri yang mempunyai sifat tajam, cepat
timbulnya tau cepat hilangnyanyeri tusuk
Rasa nyeri yang timbul tidak segera dan
lenyapnya lama sesudah dipijitnyeri
lamban

Sebelumnya
perlu
diberitahukan
kepada pasien bahwa yang diperiksa
ialah rasa nyeri dan bukan rasa raba.
Periksa seluruh tubuh dan bagian
bagian yang simetris dibandingkan
dan tusukkan harus sama kuat

3. Pemeriksaan rasa suhu


Ada dua macam rasa suhu yaitu rasa
panas dan rasa dingin.
Rangsangan rasa suhu yang berlebihan
akan mengakibatkan rasa nyeri.
Rasa
suhu
diperiksa
dengan
menggunakan tabung reaksi yang diisi
dengan air es untuk rasa dingin dan
untuk rasa panas dengan air panas.

Penderita disuruh mengatakan dingin


atau panas bila dirangsang dengan
tabung reaksi yang berisi air dingin
atau air panas.
Untuk rasa dingin: 10-20 derajat
Celcius
Untuk rasa panas: 40-50 derajat
Celcius
Suhu yang kurang dari 5 derajat
celcius dan yang lebih tinggi dari 50

Diperiksa seluruh tubuh dan dibandingkan bagianbagian yang simetris, dan harus diusahakan agar
berada dalam kondisi yang sama.
Perubahan rasa suhu dinyatakan dengan kata
anestesia suhu (therm-anesthesia tidak merasa),
hipestesia suhu (therm-hypesthesia, kurang
merasa), atau hiperestesia suhu (thermhyperesthesia, lebih merasa); dan ditambahkan
kata dingin atau panas.
Hipestesia suhu terhadap rasa dingin sering
dijumpai pada lesi talamik.

Pemeriksaan proprioseptif (sensasi


dalam)
1. Pemeriksaan rasa gerak dan
sikap
Rasa gerak juga disebut sebagai rasa
kinetik. Rasa gerak merupakan rasa
bahwa
seseorang
tahu
bahwa
tubuhnya digerakkan.
Pada rasa sikap atau rasa posisi
seseorang tahu bagaimana sikap
tubuh atau bagian dari tubuh
Biasanya rasa gerak dan rasa posisi

Dilakukan dengan menggerakkan jari


jari secara pasif dan menyelidiki
apakah pasien dapat merasakan
gerakan tersebut serta mengetahui
arahnya.
Pada orang normal : sudah merasakan
arah gerakan bila sendi interfalang
digerakkan sekitar dua derajat atau 1
mm, juga diselidiki apakah ia tahu
posisi dari jari jarinya.

Prosedur:
1. Selama pemeriksaan mata dipejamkan
2. Badan diistirahatkan dan dilemaskan
3. Semua gerakan volunter dihindarkan
4. Waktu
kita
menggerakan
bagian
ekstremitas pasien, misalnya jari kaki, kita
harus memegang jarinya pada bagian
lateral.
5. Jari yang diperiksa diupayakan agar tidak
bersentuhan dengan jari lainnya.
6. Pasien disuruh mengatakan ya bila ia
merasakan suatu gerakan kemudian
disuruh pula mengatakan ke arah mana
gerakan tersebut atas atau bawah

Tes untuk memeriksa ataksia


Misalnya tes tunjuk hidung, tes tumit lutut, bila tes
tersebut dilakukan dengan mata tertutup
merupakan tes rasa gerak dan sikap.
Tes rasa gerak dan sikap dapat pula diperiksa
dengan memperhatikan bagaimana pasien
bergerak dan berjalan.
Seseorang yang menderita gangguan rasa gerak
dan rasa sikap pada ekstremitas bawah tidak
mengetahui
bagaimana
sikap
kaki
atau
badannya, misalnya tes romberg positif

2. Pemeriksaan rasa getar


Pada lesi saraf perifer, rasa getar dan
rasa raba kasar dan halus selalu
bersama sama terganggu.

Pemeriksaan rasa getar


Dilakukan dengan jalan menempatkan
garputala yang sedang bergetar
pada ibu jari kaki, maleolus lateral
dan medial kaki, tibia, spina iliaka
anterior superior, sakrum, prosesus
spinosus
vertebra,
sternum,
klavikula, prosesus stiloideus radius
dan ulna dan jari-jari.

Prosedur:
1. Sebelumnya beritahu pasien bahwa kita akanmemeriksa
rasa getar
2. Biasanya garpu tala yang digunakan berfrekuensi 128 Hz
3. Garpu tala kita ketok dan ditempatkan pada ibu jari kaki
atau tulang maleolus
4. Pasien ditanya apakah ia merasa getarannya, dan ia
disuruh memberitahukan apabila ia tidak merasakan
getaran lagi
5. Bila getaran mulai tidak dirasakan garpu tala kita
pindahkan ke pergelangan tangan atau sternum atau
klavikula atau kita bandingkan dengan jari kaki kita
sendiri
6. Dengan demikian, kita dapat memeriksa adanya rasa
getar dan sampai berapa lemah masih dapat dirasakan
dengan jalan membandingkan dengan bagian lain dari
tubuh atau dengan rasa getar pemeriksa.
Untuk menyatakan hilangnya rasa getar dapat digunakan
kata pallanesthesia

3. Pemeriksaan Rasa nyeri dalam


Tekanan yang kerasa menimbulkan
rasa nyeri dalam yang sulit di
lokalisasi dengan tepat, rinci dan
tidak mempunyai batas yang tegas.

Pemeriksaan rasa nyeri dalam


Diperiksa dengan jalan memencet otot atau
tendon, menekan serabut saraf yang
terletak dekat permukaan.
Prosedur :
1. Kita pencet otot lengan atas, lengan
bawah, paha, betis dan tendon achilles
2. Perhatikan apakah pasien peka terhadap
rangsang nyeri dalam ini. Juga ditekan biji
mata, laring, epigastrium dan testis.

Menghilang rasa nyeri yg dalamkarena


perubahan patologik pada ganglion spinalis.
Sebelum rasa nyeri yang dalam menghilang
biasanya terlebih dahulu didapatkan reaksi
nyeri yang terlambat (Delayed pain
reaction), baik bagi rasa nyeri superfisial
maupun bagi rasa nyeri dalam timbulnya
reaksi terhadap rangsang nyeri tidak segera
terjadi setelah diberikan rangsang, tetapi
beberapa saat kemudian.

Rasa Interoseptif
Perasaan dari visera (organ dalam
tubuh) yaitu rasa yang timbul dari
organ organ internal.
Gangguan berupa rasa nyeri, mules
atau kembung
Nyeri viseral iini biasanya difus, tidak
tegas lokalisasinya

Nyeri rujukan
Nyeri rujukan (referred pain) bersamaan
dengan nyeri interoseptif yang diderita
seorang pasien, mungkin pula mengalami
nyeri somatik yang mempunyai asal yang
reflektoris
Nyeri rujukan biasanya didapatkan pada
dermatom yang sama atau yang berdekatan
dengan organ internal, sebagai akibat
persyarafan segmental yang sama, namun
mungkin juga pada tempat yang lebih jauh.

Contoh:
Nervus frenikus mensyarafi diafragma dan jaringan
disekitarnya, yaitu jaringan pleura danjaringan
ekstraperitoneal yang berada di dekatkandung empedu
dan hepar.
Serabut saraf frenikusnya berasal dari saraf spinal srvikal
3,4, dan 5.
Iritasi kandung empedu, hepar atau bagian tengah
diafragma dapat mengakibatkan rasa nyeri dan
hiperestesia di daerah organ tersebut, tetapi disamping
itu didapatkan pula rasa nyeri di kuduk dan bahu, yaitu
daerah kutan (kulit) dari nervus spinal servikal 3,4,5.

Daerah nyeri reffered pain


lainnyarasa nyeri angina pektoris
dapat dirujuk sampai lengan kiri,
nyeri di ginjal dapat dirujuk ke
daerah inguinal.

Anda mungkin juga menyukai