Pemeriksaan Sistem Sensorik
Pemeriksaan Sistem Sensorik
SENSORIK
Agustina Tiaradita
Pemeriksaan Sensibilitas
Ditanyakan dulu apakah ada keluhan
mengenai sensibilitas
Jenis gangguannya, intensitasnya, apakah
hanya timbul pada waktu-waktu tertentu,
misalnya nyeri kalau dingin, dan juga faktorfaktor yang dapat mencetuskan kelainan ini.
Waktu pemeriksaan perhatikan daerah
daerah kulit yang kurang merasa, sama
sekali tidak merasa atau daerah yang
bertambah perasaannya.
Pemeriksaan sensibilitas
eksteroseptif (sensasi superfisial)
Perlu diperiksa rasa raba, rasa nyeri dan
rasa suhu.
1. Pemeriksaan rasa raba
Stimulus : gumpalan kapas, kertas atau kain
yang ujungnya diusahakan sekecil mungkin
Teknik : Menyentuh pasien dengan alat
stimulus
pada
tubuh
pasien
dan
bandingkan bagian-bagian yang simetris.
Hindarkan
adanya
tekanan
atau
pembangkitan rasa nyeri.
Sebelumnya
perlu
diberitahukan
kepada pasien bahwa yang diperiksa
ialah rasa nyeri dan bukan rasa raba.
Periksa seluruh tubuh dan bagian
bagian yang simetris dibandingkan
dan tusukkan harus sama kuat
Diperiksa seluruh tubuh dan dibandingkan bagianbagian yang simetris, dan harus diusahakan agar
berada dalam kondisi yang sama.
Perubahan rasa suhu dinyatakan dengan kata
anestesia suhu (therm-anesthesia tidak merasa),
hipestesia suhu (therm-hypesthesia, kurang
merasa), atau hiperestesia suhu (thermhyperesthesia, lebih merasa); dan ditambahkan
kata dingin atau panas.
Hipestesia suhu terhadap rasa dingin sering
dijumpai pada lesi talamik.
Prosedur:
1. Selama pemeriksaan mata dipejamkan
2. Badan diistirahatkan dan dilemaskan
3. Semua gerakan volunter dihindarkan
4. Waktu
kita
menggerakan
bagian
ekstremitas pasien, misalnya jari kaki, kita
harus memegang jarinya pada bagian
lateral.
5. Jari yang diperiksa diupayakan agar tidak
bersentuhan dengan jari lainnya.
6. Pasien disuruh mengatakan ya bila ia
merasakan suatu gerakan kemudian
disuruh pula mengatakan ke arah mana
gerakan tersebut atas atau bawah
Prosedur:
1. Sebelumnya beritahu pasien bahwa kita akanmemeriksa
rasa getar
2. Biasanya garpu tala yang digunakan berfrekuensi 128 Hz
3. Garpu tala kita ketok dan ditempatkan pada ibu jari kaki
atau tulang maleolus
4. Pasien ditanya apakah ia merasa getarannya, dan ia
disuruh memberitahukan apabila ia tidak merasakan
getaran lagi
5. Bila getaran mulai tidak dirasakan garpu tala kita
pindahkan ke pergelangan tangan atau sternum atau
klavikula atau kita bandingkan dengan jari kaki kita
sendiri
6. Dengan demikian, kita dapat memeriksa adanya rasa
getar dan sampai berapa lemah masih dapat dirasakan
dengan jalan membandingkan dengan bagian lain dari
tubuh atau dengan rasa getar pemeriksa.
Untuk menyatakan hilangnya rasa getar dapat digunakan
kata pallanesthesia
Rasa Interoseptif
Perasaan dari visera (organ dalam
tubuh) yaitu rasa yang timbul dari
organ organ internal.
Gangguan berupa rasa nyeri, mules
atau kembung
Nyeri viseral iini biasanya difus, tidak
tegas lokalisasinya
Nyeri rujukan
Nyeri rujukan (referred pain) bersamaan
dengan nyeri interoseptif yang diderita
seorang pasien, mungkin pula mengalami
nyeri somatik yang mempunyai asal yang
reflektoris
Nyeri rujukan biasanya didapatkan pada
dermatom yang sama atau yang berdekatan
dengan organ internal, sebagai akibat
persyarafan segmental yang sama, namun
mungkin juga pada tempat yang lebih jauh.
Contoh:
Nervus frenikus mensyarafi diafragma dan jaringan
disekitarnya, yaitu jaringan pleura danjaringan
ekstraperitoneal yang berada di dekatkandung empedu
dan hepar.
Serabut saraf frenikusnya berasal dari saraf spinal srvikal
3,4, dan 5.
Iritasi kandung empedu, hepar atau bagian tengah
diafragma dapat mengakibatkan rasa nyeri dan
hiperestesia di daerah organ tersebut, tetapi disamping
itu didapatkan pula rasa nyeri di kuduk dan bahu, yaitu
daerah kutan (kulit) dari nervus spinal servikal 3,4,5.