Geokimia Umum
Wahab, S.Si., MT.
Nia Sasria, S.Si., MT.
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo
Course Outline
Hukum termodinamika, entropi
Kecepatan reaksi, substitusi atom, ikatan atom,
jari-jari atom dan nomor koordinasi
Struktur kristal dan struktur silikat
Hukum
Termodinamika,
Entropi
Termodinamika
Dalam studi geokimia asumsi dasar yang dipakai
adalah
terjadinya
suatu
kesetimbangan
(equilibrium).
Dengan adanya asumsi ini maka kondisi
setimbang
ini
bisa
diprediksi
dengan
menggunakan pendekatan thermodinamika.
Dalam thermodinamika elemen yang terlibat
adalah energi (panas dan kerja), suhu, tekanan,
massa dll.
Sistem Termodinamika
Dalam thermodinamika dikenal adanya sistem
dan lingkungan.
Sistem
thermodinamika
diklasifikasikan
berdasarkan apakah enerji (panas dan kerja) dan
material bisa berpindah dari sistem ke lingkungan
melewati batas yang melingkupinya atau tidak.
Sistem Termodinamika
1. Sistem terbuka.
2. Sistem tertutup.
3. Sistem terisolasi.
Sistem Termodinamika
Sistem thermodinamika yang terkait dengan
geologi pada umumnya adalah sistem terbuka.
Sistem Termodinamika
Material di dalam sistem thermodinamika
tersusun oleh fase yang mempunyai properti
fisika maupun fisika tertentu.
Di dalam geokimia fase terdiri dari: mineral
penyusun batuan, fluida yang terdiri dari uap, air,
magma yang kontak dengan mineral.
Setiap bagian dari fase tersebut tersusun oleh
unit rumus kimia yang disebut komponen kimia.
Sistem Termodinamika
Di dalam kesetimbangan kimia akan lebih
menguntungkan kalau didiskripsikan dengan
intensive properties dari sistem ybs, seperti
temperature, tekanan chemical potential.
Sistem Termodinamika
Untuk mendeskripsikan kesetimbangan kimia
dalam hal temperature, tekanan dan potensial
kimia maka digunakan suatu fungsi yang bisa
menggabungkan ketiga hal tsb yaitu: energi
bebas Gibbs (G).
Untuk menyusun hubungan antar ketiga hal tadi
maka dibutuhkan dua fungsi lagi yaitu: internal
energi (E) dan entropi (S).
Hukum I Termodinamika
Melambangkan hubungan antara panas (Q) dan
kerja (W).
Hukum kekekalan enerji, enerji tidak dapat
dimusnahkan atau hilang tetapi berubah
dalam bentuk yang lain.
Perubahan pada internal energi (E) adalah sama
dengan perbedaan antara panas (Q) yang
ditambahkan dan kerja (W) yang berlangsung.
Hukum I Termodinamika
Secara matematika dapat digambarkan sbb:
E = Efinal Einitial = Q W
dE = dQ - dW
Hukum I Termodinamika
Panas (heat): Sesuatu yang ditransformasikan
sebagai akibat adanya perbedaan suhu.
Energi panas selalu berpindah dari sistem panas
ke sistem dingin.
Satuan SI untuk panas adalah Joule.
1 Joule = 0.239 kalori
Hukum I Termodinamika
Entalpi (kalor sistem)
Dari hukum 1 thermodinamika:
E = Qp + W
dimana, W = P V + P V
Sistem pada tekanan tetap :
E = Qp P V
E2 E1 = Qp P (V2 V1)
Qp = (E2 + PV2) (E1 + PV1)
H = E + PV (entalpi)
Qp = H2 H1
Qp = H = (E + P V)
Hukum I Termodinamika
Termokimia
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan atau
pembentukan ikatan kimia selalu berhubungan
dengan penyerapan atau pelepasan panas.
Panas reaksi: banyaknya panas yang dilepas atau
diserap ketika reaksi berlangsung.
Reaksi eksotermik: reaksi yang melepaskan
panas, sistem kehilangan panas (H negatif).
Reaksi endotermik: reaksi yang membutuhkan
panas, sistem memperoleh panas (H positif).
Hukum I Termodinamika
Kapasitas Panas (C)
Banyaknya panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu zat sebesar 1C.
Panas dapat diserap dalam keadaan volume tetap
atau tekanan tetap.
Cv = ((dE)/dT)v
Cp = ((dH)/dT)p
Cp Cv = P (dV/dT)p
Untuk gas
P(dV/dT)p = nR sehingga Cp Cv = nR dimana n
adalah jumlah mol.
Hukum I Termodinamika
Reaksi spontan dan entropi
Reaksi yang terjadi tanpa bantuan dari luar sistem.
Reaksi akan berhenti jika terjadi kesetimbangan.
Reaksi eksotermis biasanya terjadi secara spontan,
sedangkan reaksi endotermis bisa terjadi jika
ditambahkan panas.
Pada awalnya digunakan entalpi sebagai kriteria
penilaian apakah reaksi terjadi secara spontan
atau tidak. Ternyata tidak berjalan secara umum.
Kemudian digunakan derajat ketidakteraturan.
Keadaan awal mempunyai derajat ketidakteraturan
yang tinggi.
Hukum I Termodinamika
Reaksi spontan dan entropi
Keadaan
setimbang
mempunyai
derajat
ketidakteraturan (entropi) paling tinggi.
Makin tinggi ketidakteraturan makin tinggi nilai
entropi.
S = Scampuran (SA + SB)
S positif maka reaksi berlangsung spontan.
Hukum I Termodinamika
Reaksi spontan dan entropi
Ada 4 kriteria yang menyebabkan S > 0
a. Padatan menjadi cairan atau larutan
b. Cairan menjadi gas
c. Jumlah molekul gas dalam suatu reaksi kimia
meningkat
d. Suhu zat bertambah
Hukum II Termodinamika
Setiap proses spontan dalam suatu sistem yang
terisolasi akan meningkat entropinya.
Setiap proses yang terjadi dalam suatu sistem
isolasi akan menaikkan entropi total sistem tsb.
S = Qreversibel/T
G = H TS
G = H T
S
T adalah temperatur dalam Kelvin
Gsistem < 0, Reaksi akan spontan
G = 0, berarti sistem berada pada keadaan setimbang
G > 0, reaksi tidak terjadi kecuali ada tambahan energi
Kecepatan reaksi,
subtitusi atom, ikatan
atom, jari-jari atom
dan nomor koordinasi
Kecepatan Reaksi
Definisi kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi merupakan perubahan konsentrasi
(reaktan dan produk) terhadap perubahan waktu.
Perhatikan reaksi berikut.
NO(g) + O3(g)
NO2(g) + O2(g)
Dari reaksi di atas kecepatan reaksinya dituliskan sebagai
berikut.
Konsentrasi
Konsentrasi reaktan
reaktan (C
(CNO
atau
NO atau
C
CO3
)
O3)
Negative
gradient
Konsentrasi
Konsentrasi produk
produk (C
(CNO2
atau
NO2 atau
C
CO2
)
O2)
Kecepatan Reaksi
dc
d
t
Positive
gradient
Kecepatan Reaksi
Persamaan laju
k
= tetapan laju reaksi
cNO = konsentrasi NO
= konsentrasi O3
Subtitusi Atom
Beberapa mineral mempunyai komposisi yang
bervariasi dan wajar terjadi subtitusi antar elemen.
Contohnya Olivin : senyawa padat Mg 2SiO4(Fo) dan
Fe2SiO4(Fa) komposisi Olivin dapat dituliskan
Fo85Fa15 sebagai (Mg0,85Fe0,15)SiO4.
Dalam subtitusi atom, faktor valensi atau muatan
listrik selalu dipertahankan dengan subtitusi
elemen yang cocok. Contohnya subtitusi Na + oleh
Ca2+ di dalam Albite (NaAlSi3O8) menjadi Anorthite
(CaAl2Si2O8) dipertahankan dengan subtitusi Si oleh
Al.
Subtitusi Atom
Menurut
hukumnya,
jika
ion-ion
memiliki
perbedaan muatan listrik > 1 meskipun r nya
sesuai, maka tidak terjadi subtitusi atau
kalaupun terjadi hanya sedikit saja.
Penyebabnya adalah kesulitan mendapatkan
kesetimbangan muatan dalam subtitusi.
Berkaitan
dengan
ukuran
r,
persyaratan
terjadinya subtitusi adalah: ukuran r ion dalam
subtitusi tidak boleh berbeda > 15%.
Ikatan Atom
1. Ikatan ion
2. Ikatan kovalen
3. Ikatan logam
Ikatan Atom
1. Ikatan ion
Ion adalah atom yang bermuatan.
Muatan terjadi karena melepas satu atau lebih
elektron kulit terluarnya (membentuk ion positif).
Bila atom menerima satu atau lebih elektron
pada kulit terluarnya, maka akan membentuk ion
positif.
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara ion
positif dengan ion negatif.
Karena terjadi antara partikel-partikel bermuatan,
maka gaya tarik menarik yang terjadi antara ion
adalah gaya tarik menarik elektrostatik.
Ikatan Atom
1. Ikatan ion
Konfigurasi elektron masing-masing atom:
11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Gambar 2. Pembentukan kristal ion
Ikatan Atom
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena
pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom.
Ikatan kovalen terjadi pada unsur-unsur elektronegatif
atau unsur-unsur yang cenderung melepaskan elektron
pada kulit terluarnya.
Ikatan kovalen disebut juga ikatan homopolar.
Pada
ikatan
kovalen,
masing-masing
atom
meminjamkan satu atau lebih elektron pada kulit
terluarnya untuk dipakai bersama.
Dengan
demikian
masing-masing
atom
yang
membentuk ikatan kovalen memperoleh konfigurasi
elektron gas mulia.
Ikatan Atom
3. Ikatan logam
Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi karena
adanya pergerakan elektron bebas dari masingmasing atom logam.
Logam mudah ditempa karena adanya elektron
bebas dalam strukturnya.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti ke kulit
(orbital) terluar.
Nomor Koordinasi
Coordination numbers atau sebagai bilangan
koordinasi (BK) adalah suatu bilangan yang
menunjukkan berapa jumlah atom-atom tetangga
terdekat (atom-atom yang bersentuhan).
Pada umumnya, bilangan koordinasi tergantung
pada penumpukan atom dalam suatu kristal
BK atom logam dalam kristal BCC = 8,
yaitu bola di pusat dikelilingi 8 bola
lain, satu setiap sudut kubus
Struktur Kristal
dan
Struktur Silikat
Struktur Kristal
kristal
Kisi kristal
Unit sel
Struktur Kristal
a
Kristal logam
Kristal ion
Jenis-jenis struktur
kristal
c Kristal kovalen raksasa
Kristal molekul
Struktur Kristal
a. Kristal logam
Di dalam kristal logam, partikel-partikel penyusun
kisi kristal adalah atom-atom logam.
Atom-atom tersusun dalam bentuk yang teratur
menghasilkan pola-pola tertentu.
Atom-atom logam berikatan satu dengan yang
lainnya di dalam kristal logam menggunakan
ikatan logam.
Contoh :
Kristal logam Mg, Zn, Cd yang
mempunyai kisi kristal berbentuk heksagonal.
Struktur Kristal
b. Kristal ion
Di dalam kristal ion, partikel-partikel penyusun
kisi kristal adalah ion-ion (positif atau negatif).
Ion-ion di dalam kisi kristal terikat satu sama lain
dengan gaya-gaya elektrostatik.
Susunan ion-ion di dalam kristal tergantung pada
ukuran dan besarnya muatan ion. Contohnya :
kristal NaCl dan CsCl.
Struktur Kristal
b. Kristal ion
Struktur Kristal
c. Kristal kovalen raksasa
Di dalam kristal kovalen ini, partikel-partikel
penyusun kisi kristal adalah atom-atom yang
saling berikatan kovalen satu dengan yang
lainnya.
Masing-masing atom berikatan dengan beberapa
atom lainnya sehingga berbentuk molekul
raksasa.
Struktur Kristal
c. Kristal kovalen raksasa
Contoh kristal kovalen raksasa :
lapisan ketiga
lapisan kedua
3,41 Ao
Kristal intan
lapisan pertama
1,42 Ao
Kristal grafit
Struktur Kristal
d. Kristal molekul
Di dalam kristal molekul, partikel-partikel penyusun
kisi kristal adalah molekul yang terikat satu sama
lain oleh gaya yang sangat lemah, seperti gaya Van
Der Waals
Gaya ikatan antar
molekul yang
disebabkan oleh
molekul yang
terpolarisasi
Struktur Kristal
d. Kristal molekul
Contoh kristal molekul :
= karbon
= oksigen
c
c
a
a=b=c
= = = 90o
a=b=c
= = = 90o
kubus
tetragonal
a=b=c
= = 90odan = 120o
a=b=c
= = = 90o
heksagonal
rombohedral
c
b
a
b
b
a=b=c
= = = 90o
a=b=c
= = 90o = 90o
ortorhombis
monoklin
a=b=c
= = = 90o
triklin
Struktur Silikat
Pada umumnya, dalam semua struktur silikat,
unsur silikon berada di antara 4 atom oksigen
(kecuali yang terbentuk pada tekanan ekstrem)
Struktur Silikat
Klasifikasi silikat didasarkan pada tipe ikatan
sebagai berikut :
1. GRUP TETRAHEDRAL BEBAS :
Tetrahedral silikon-oksigen yang benar-benar
terpisah dari tetrahedral silikat sejenisnya.
Komposisinya berupa SiO4 mineral khasnya
Forsterit
Mg2SiO4.
silikat
ini
disebut
Nesosilikat.
Struktur Silikat
2. GRUP TETRAHEDRAL TERIKAT BEBAS :
2 tetrahedral dihubungkan oleh 1 atom oksigen
yang merupakan milik bersama.
Komposisinya
Si2O7
mineral
khasnya
Akermanit
Ca2MgSi2O7.
silikat ini
disebut
Sorosilikat.
Struktur Silikat
Jika terdapat ikatan > 2 tetrahedral akan terbentuk
struktur lingkaran tertutup dengan komposisi SinO3n.
Ikatan jenis ini disebut Siklosilikat.
Struktur Silikat
3.STRUKTUR RANTAI :
tetrahedral saling berhubungan membentuk rantai yang
tak terbatas yang berkembang memanjang ke arah
sumbu C kristal dan saling terikat oleh elemen/unsur
logam.
Tipe ikatan ini disebut Inosilikat.
ada 2 modifikasi dengan komposisi agak berbeda :
a. Rantai Tunggal : dimana Si:O =1:3 misalkan mineral
Piroksen.
b. Rantai Ganda : 2 rantai tunggal paralel dengan posisi
tetrahedra berselang-seling terikat menyilang dengan
ratio Si:O =4:11 dicirikan oleh mineral Amfibol.
(Piroks
en)
(Amfib
ol)
Struktur Silikat
4. STRUKTUR LAPISAN (SHEET STRUCTURE) :
3 oksigen dari tiap tetrahedra dibagi sama oleh
tetrahedra di sekitarnya, membentuk lapisan datar
yang luas.
Tipe ikatan ini berasal dari inosilikat yang
berkembang tak terbatas ke arah 2 dimensi.
Ikatan ini memberi ratio Si:O = 2:5 dan sebagai unit
dasar struktur mika dan lempung.
Lapisan tersebut membentuk jaringan bidang segi 6,
disebut selubung pseudohexagonal dan membentuk
belahan sempurna yang sejajar dengan lapisan.
Ikatan ini disebut PHILLOSILICATE.
Struktur Silikat
Struktur Silikat
5. JARINGAN 3 DIMENSI :
Setiap tetrahedron SiO4 membagi sama semua pojokpojoknya dengan tetrahedron yang lain membentuk
jaringan 3 dimensi dengan ratio Si:O = 1:2.
Ada beberapa bentuk silika: Kwarsa, Tridimit, Kristabolit
memiliki susunan 3 dimensi tersebut. Silikon [+4]
seimbang dengan 2 oksigen [-2]. Dalam silikat tipe ini,
sebagian Si terganti oleh Al membentuk (Si, Al)O 2.
Pengganti Si4+ oleh Al3+ perlu tambahan ion positif untuk
memulihkan kenetralan muatan listrik.
Contohnya:
Felspar,
Zeolit.
Tipe
ini
disebut
TEKTOSILIKAT.