Anda di halaman 1dari 24

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PEREAKSI LR

DAN HR PADA PENETAPAN KADAR COD


RENTANG KONSENTRASI 91-99 PPM
DENGAN REFLUKS TERTUTUP METODE
SPEKTROFOTOMETRI
Disusun Oleh : Dwipa Bagja Pamungkas / 1211E1064
Dosen Pembimbing : Tuti Rustiana, S.Si., M.M.
DAFTAR ISTILAH
Penetapan Kadar COD
Adalah menetapkan kadar kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD)
yang terdapat dalam air pada rentang kadar tertentu dengan refluks tertutup secara
spektrofotometri.
Perbandingan Penggunaan Pereaksi LR dan HR
Adalah perbandingan penggunaan pereaksi Low Range (LR) dan pereaksi High Range (HR)
yang digunakan untuk pemeriksaan COD. Pada kadar 0-90 ppm (LR) yang diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm dan pada kadar 100-900 nm (HR) pada
600 nm.
Refluks Tertutup
Adalah salah satu cara dalam ilmu kimia untuk mereaksikan suatu senyawa, baik organik
maupun anorganik dalam keadaan tertutup pada waktu dan suhu tertentu.
Spektrofotometri
Adalah metode analisis yang didasarkan pada pengukuran besarnya nilai absorbansi suatu zat
terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Spektrofotometri pada umumnya terdiri dari unsur-
unsur seperti sumber cahaya, monokromator, sel, fotosel, dan detektor.
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan kadar COD (Chemical Oxygen
Demand = KOK) mengacu pada SNI-6989-2-
2009 sampel diuji menggunakan pereaksi LR
(Low Range) untuk COD 0-90 ppm pada
420 nm dan HR (High Range) untuk COD 100-
900 ppm pada 600 nm, sedangkan COD 91-
99 ppm tidak ada ketentuannya.
Apakah terdapat perbedaan hasil pengukuran
RUMUSAN
RUMUSAN cod rentang konsentrasi 90-100 ppm
menggunakan pereaksi LR dan HR mengacu pada
MASALAH
MASALAH metode standar sni

TUJUAN
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
TUJUAN hasil pengukuran COD rentang konsentrasi 90-
100 ppm menggunakan pereaksi LR dan
PENELITIAN
PENELITIAN HRmengacu pada metode standar sni.

MANFAAT
Mendapatkan informasi tentang apakah terdapat
MANFAAT perbedaan hasil pengukuran COD rentang
konsentrasi 90-100 ppm menggunakan pereaksi
PENELITIAN
PENELITIAN lr dan hr mengacu pada metode standar sni.

HIPOTESIS
HIPOTESIS
Pereaksi (LR dan HR) dapat digunakan untuk
pemeriksaan COD rentang konsentrasi 90-100
PENELITIAN
PENELITIAN
ppm.
TINJAUAN PUSTAKA
AIR
SumberAir
Pencemaran Air
LIMBAH CAIR
Sumber Limbah Cair
Komposisi Limbah Cair
Parameter Kualitas Limbah Cair
PENGERTIAN
PENETAPAN KADAR COD

Penetapan Secara Titrimetri


Penetapan Secara Spektrofotometri
PENGERTIAN

SPEKTROFOTOMETRI
REFLUKS TERTUTUP
PEREAKSI LR dan HR
KERANGKA KONSEP
Pemeriksaan Kadar COD

Pereaksi LR dan HR

LR untuk COD 0-90ppm HR untuk COD 100-900 ppm

Pada konsentrasi 91-99 ppm dengan LR dan HR

Hasil

Kesimpulan
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
True Eksperimental
Desain Penelitian
Pretest-Posttest Control Grup Design
Populasi dan Sampel
Populasi
Larutan yang mengandung COD.
Sampel
Larutan standar COD berbagai konsentrasi: 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, dan 99 ppm.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi
Penelitian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Propinsi Jawa Barat. Jalan Sederhana
No. 5 Kota Bandung.
Waktu
Bulan Maret April 2015
Prinsip, Reaksi, Alat, Bahan, dan Cara Kerja
Prinsip
COD adalah jumlah oksidan Cr2O72- yang bereaksi dengan contoh uji dan
dinyatakan sebagai O2 mg/L yang diukur secara spektrofotometri sinar tampak.
Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi
oleh Cr2O72- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Cr2O72- kuat
mengabsorpsi pada 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada 600 nm.
Nilai COD 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O72- pada 420 nm.
Nilai COD 100-900 mg/L ditentukan kenaikan Cr3+ pada 600 nm, pada contoh
uji dengan nilai COD yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu
sebelum pengujian.

Reaksi
ALAT dan BAHAN
Alat
Timbangan analitik.


Spektrofotometer UV-Vis
Kuvet
Bahan
Air suling bebas klorida dan bebas organik
COD reaktor Larutan pencerna (digestion solution) pada kisaran konsentrasi
tinggi (High Range / HR).
Tabung COD
Larutan pencerna (digestion solution) pada kisaran konsentrasi
Labu ukur rendah (Low Range / LR).

Larutan pereaksi asam sulfat.


Gelas kimia
Standar COD: KHP atau standar COD stock solution 200 atau 300
ppm.
Pipet ukur
Pipet seukuran
Buret
PENETAPAN KADAR COD
2,5 mL

+1,5 mL Refluks Tertutup Didiamkan hingga Baca pada 420 nm untuk LR


Contoh Uji Pereaksi LR/HR Selama 2 Jam suhu kamar 600 nm untuk HR
+3,5 mL
Pereaksi Asam Sulfat
HASIL PENGAMATAN
KURVA KALIBRASI
Kurva Kalibrasi Pereaksi LR Kurva Kalibrasi Pereaksi HR
Konsentrasi Konsentrasi
Absorban Absorban
(ppm) (ppm)
0 0 0 0
20 -0,034 20 0,005
40 -0,079 40 0,011
60 -0,106 60 0,019
80 -0,159 80 0,025
100 -0,194 100 0,031
120 0,037

Kurva Kalibrasi LR Kurva Kalibrasi HR


0 0.04
0 f(x) = 20- 0x + 040 60 80 100 120 0.04 f(x) = 0x - 0
-0.05 R = 1
0.03 R = 1
0.03
-0.1
0.02
Absorban Absorban
0.02
-0.15
0.01
-0.2 0.01
0
-0.25 0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi (ppm) Konsentrasi (ppm)
Pengukuran Kadar COD
Pereaksi HR Pereaksi LR
absorban Konsentrasi absorban Konsentrasi
(ppm) (ppm)
0,002 5,5443 -0,184 95,695
0,002 6,3363 -0,19 98,931
0,002 5,9403 -0,183 95,187
0,006 18,217 -0,186 96,901
0 1,1881 -0,182 94,489
-0,002 -7,9204 -0,18 93,728
-0,003 -9,5045 -0,193 100,52
-0,005 -15,445 -0,215 111,88
0,003 9,1085 -0,219 113,84
HASIL UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS
Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi dan terdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah
berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data tidak mengikuti pola sebaran
distribusi normal, maka akan diperoleh taksiran yang bias.
Pereaksi Normalitas Pereaksi Normalitas
Pereaksi HR Ks hitung < Ks tabel Pereaksi HR F hitung < F tabel
Data normal Data Homogen
Pereaksi LR Ks hitung < Ks tabel Pereaksi LR F hitung < F tabel
Data normal Data Homogen
HASIL UJI T
t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances
Hipotesa
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil penggunaan pereaksi HR atau pereaksi LR
pada penetapan kadar COD metode spektrofotometri
H1 : Terdapat perbedaan hasil penggunaan pereaksi HR atau pereaksi LR pada
penetapan kadar COD metode spektrofotometri
Pereaksi LR Kontrol LR Pereaksi HR Kontrol HR
99,61533 Mean 95 3,0362
Mean 95 333 56,49960
42,17286 Variance 7,5 71
Variance 7,5 075 Observations 9 9
Hypothesized Mean
Observations 9 9
Difference 0
Hypothesized Mean
Difference 0 Df 10
34,48653
Df 11
t Stat 086
- 4,97632E
1,964557 P(T<=t) one-tail -12
t Stat 48 1,812461
Pereaksi 0,037613
LR Pereaksi HR
t Critical one-tail 123
P(T<=t) one-tail 665 9,95263E
1,795884 P(T<=t) two-tail -12
PEMBAHASAN
Pereaksi LR dapat digunakan pada penetapan kadar COD
91-99 ppm, hal ini sesuai dengan kriteria uji T dimana
hasil menunjukan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap nilai acuan. Pereaksi LR dapat
digunakan pada penetapan kadar COD 91-99 ppm karena
Cr2O72-pada pereaksi LR bereaksi penuh dengan zat
organik pada contoh uji COD.
Sedangkan pereaksi HR tidak dapat digunakan pada
penetapan kadar COD 91-99 ppm, hal ini sesuai dengan
kriteria uji T dimana hasil menunjukan terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap nilai acuan. Pereaksi
HR tidak dapat digunakan pada penetapan kadar COD 91-
99 ppm karena Cr2O72- pada pereaksi HR tidak bereaksi
penuh dengan zat organik pada contoh uji COD.
KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian yang
dilakukan, pada pereaksi LR diperoleh nilai T
sebesar -1,97 < 2,20 maka sesuai dasar
pengambilan keputusan dalam uji T, maka dapat
disimpulkan Ho diterima dan H1 ditolak, yang
artinya bahwa TIDAK TERDAPAT PERBEDAAN antara
penggunaan pereaksi LR dengan kontrol pada
penetapan kadar COD metode spektrofotometri.
Maka Pereaksi LR dapat digunakan untuk penetapan SARAN
kadar COD rentang konsentrasi 91-99 ppm. Dalam penetapan kadar COD 91-99 ppm sebaiknya digunakan pereaksi LR.
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian yang Untuk penelitian selanjutnya disarankan membandingkan penetapan kadar COD
91-99 ppm menggunakan pereaksi LR metode Spektrofotometri dengan metode
dilakukan, pada pereaksi HR diperoleh nilai T titrimetri.
sebesar 34,49 > 2,23 maka sesuai dasar
pengambilan keputusan dalam uji T, maka dapat
disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, yang
artinya bahwa TERDAPAT PERBEDAAN antara
penggunaan pereaksi HR dengan kontrol pada
penetapan kadar COD metode spektrofotometri.
Maka Pereaksi HR tidak dapat digunakan untuk
penetapan kadar COD rentang konsentrasi 91-99
ppm.

Anda mungkin juga menyukai