Anda di halaman 1dari 43

KOLPOSKOPI

Oleh :
Anna Sari
Oleh : Dewi
Anna Sari Dewi

Pembimbing :
Pembimbing
dr. H. Armyn :
Oesman, SpOG

dr. H. Armyn Oesman, SpOG


Pendahuluan

Penggunaan kolposkop pertama kali


Hinselmann, 1925.
Kolposkop mikroskop binokular stereoskopik
memperjelas dan memperbesar 6 60 kali.
Keuntungannya mempelajari porsio dan
epitelnya lebih terinci membantu menegakkan
diagnosa neoplasia serviks secara klinis.

Selain itu beberapa kolposkopi dilengkapi dengan


kamera
Cara kerja evaluasi stereoskopik pada
zona transformasi.

Zona transformasi peralihan dari


epitel kolumnar epitel squamous
melalui proses metaplasia.

Pertumbuhan neoplasia serviks terjadi di


zona transformasi akibat metaplasia
atipik.
Zona transformasi diantara original SCJ dan
physiologic SCJ
Menegakkan diagnosa neoplasia serviks
didasarkan pada empat hal utama : sifat dan
intensitas warna acetowhitening, tepi dan kontur
permukaan area acetowhite, pola vaskuler serta
reaksi thd pewarnaan iodin.

Biopsi dengan panduan kolposkopi gold


standard dalam menegakkan diagnosa prekanker
serviks.

Kolposkopi memiliki sensitivitas 87 99% dan


spesifitas 23 87% dalam mendiagnosa neoplasia
serviks
Indikasi
Penampakan serviks yang mencurigakan

Pada pemeriksaan sitologi didapatkan :


- NIS 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma invasif
- Abnormalitas derajat rendah (NIS 1) yg persisten (>12 18 bln)
- Kualitas yang tdk memuaskan (unsatisfactory) secara persisten

Infeksi HPV onkogenik

Acetopositif pada inspeksi visual dengan menggunakan asam


asetat atau asam asetat + pembesaran

Positif pada inspeksi visual dengan larutan iodin.


Terminologi Kolposkopi
Normal colposcopic findings : epitel skuamous orisinal, epitel
kolumnar normal, dan zona transformasi.

Abnormal colposcopic findings : zona transformasi yang atipik,


gambaran neoplasia serviks spt puntasi, mosaik, p.d. atipik,
epitel acetowhite.

Suspect frank invasive cancer : secara kolposkopik jelas kanker


invasif, namun tidak ada bukti pada pemeriksaan klinis.

Unsatisfactory colposcopic : SCJ tidak dapat dilihat

Other colposcopic findings : inflamasi, epitel yang atrofi, erosi,


kondiloma, atau papilloma.
Prinsip Prosedur Pemeriksaan
Koloskopi

Tujuan utama menilai gambaran epitel


serviks setelah diusap dgn - Larutan salin
- Asam asetat 3 5%
- Larutan iodin.
Tes Salin

Pemberian larutan salin dapat menilai lebih


mendetail arsitektur/susunan vaskuler subepitelial.
Untuk memperjelas pembuluh darah
digunakan filter hijau terlihat kontras.
Tes Asam Asetat

Asam asetat 3-5% mengkoagulasikan


protein inti dan sitokeratin epitel kolumnar
dan epitel skuamous yang abnormal
membengkak
Koagulasi yang reversibel bergantung
pada jumlah protein inti dan
sitokeratin yang terdapat pada epitel :

Epitel skuamous normal


sedikit koagulasi

NIS terjadi koagulasi maksimal

mengandung protein inti


menghalangi cahaya
menembus per-mukaan epitel
epitel tampak putih (acetowhitening).
NIS derajat rendah : asam asetat
berpenetrasi pada 1/3 bawah lapisan epitel
warna keputihan timbul dengan lambat
dan samar.

NIS derajat tinggi/kanker invasif : warna


putih tebal dan opak segera timbul
gambaran ini bertahan sampai >1 menit.
Efek acetowhite bertahan beberapa menit
saja tes ini dapat diulangi beberapa kali.

Adanya gambaran kolposkopi yang


abnormal biopsi terarah.

Jika SCJ tidak terlihat atau lesi meluas


sampai di kanalis endoservikal kuretase
endoservikal (ECC).
Tes Iodin (Schillers`s Test)

Iodin zat yang bersifat glikofilik.

Pemberian larutan iodin penyerapan larutan


tsb pada lapisan epitel yang mengandung glikogen
(epitel skuamous yang normal) warna
coklat/kehitaman
NIS, sel kanker invasif,
epitel skuamous
metaplasia imatur dan
epitel kolumner tidak
mengandung/sedikit
mengandung glikogen
warna kekuningan.
Penilaian Kolposkopi

Setelah melakukan anamnesa pasien


diposisikan dalam posisi litotomi dan di pasang
spekulum bivalve kolposkop difokuskan pada
serviks. Pada pemeriksaan rutin biasanya
digunakan pembesaran 13,5 kali.
Usai pemberian larutan salin, hal-hal
yang perlu dinilai :
1. Pembuluh darah
gambaran puntasi, mosaik, maupun
pembuluh darah yang atipik.
2. Kapiler
3. Leukoplakia lesi putih, berbatas tegas dan dapat
dilihat dengan mata telanjang sebelum pemberian asam
asetat. Warna putih disebabkan oleh keratinisasi.

4. Kondilomata lesi yang eksofitik dan multipel,


jarang ditemui pada serviks, warna pink muda - putih.
Dibawah kolposkop vaskuler papilliferus atau
permukaan seperti daun pakis dimana setiap elemennya
mengandung kapiler sentral.
Setelah pemberian asam asetat, sangat
penting mengamati area acetowhite yang
opak, tebal dan berbatas tegas pada zona
transformasi.

Pemeriksaan ini pemeriksaan yang paling


utama hallmark dari diagnosa neoplasia
serviks pada kolposkopi.
Derajat penyerapan asam asetat pada epitel
intensitas warna, kesuraman
permukaan, lamanya efek tsb dan
selanjutnya dengan derajat neoplasia lesi.
Pada metaplasia immatur dan lesi inflamasi
tampilan acetowhiteningnya tidak
tebal, translusen dan batas dengan epitel
yang normal difus.
Pada NIS lesi acetowhite selalu berada di
dalam zona transformasi, berasal dari area
squamocolumnar junction, bertumbuh
secara sentrifugal menjauhi ostium uteri
eksterna.
Lesi derajat rendah tipis, tidak luas, tepi
irreguler, dengan gambaran puntasi atau
mosaik yang halus

Pembuluh darah atipik jarang ditemukan.


Sementara lesi derajat tinggi tebal, opak,
mengalami penebalan berwarna putih
keabuan/putih kapur dengan cepat (dramatis)

Tepi reguler dan jelas

Gambaran puntasi/mosaik yang kasar dan


adakalanya mengandung p.d. yang atipik

Lesi ini biasanya melibatkan serviks anterior


dan posterior sampai kanalis endoservikal
Larutan iodin dioleskan dengan
menggunakan kapas lidi. Selanjutnya
diamati sampai epitel berubah warna
menjadi coklat tua atau kehitaman.
Epitel squamous serviks, vagina, dan epital
metaplasia yang matur mengandung sel-sel
yang kaya akan glikogen sehingga dapat
menyerap iodin warna coklat/hitam.

Sementara epitel yang mengalami displasia


hanya mengandung sedikit atau tidak
mengandung glikogen sehingga tidak dapat
diwarnai dengan iodin berwarna kuning
kunyit.
Gambaran Diagnosa Kolposkopi

Pada pasien dengan hasil kolposkopi abnormal,


harus dilakukan biopsi ditempat yang paling
mencurigakan dibawah tuntunan kolposkopi untuk
diagnosa histopatologi.

Perubahan histopatologi berhubungan dengan


puntasi, mosaik, dan acetowhite mulai dari
metaplasia squamous immatur sampai karsinoma
insitu.
Usai melakukan kolposkopi diagnosa
atau prediksi histologi berdasarkan hasil
pemeriksaan kolposkopi yaitu normal atau
negatif, NIS derajat rendah, NIS derajat
tinggi, kanker invasif, inflamasi, atau tidak
memuaskan (unsatisfactory colposcopy).
Tabel 1. Modified Reid Colposcopic Index (RCI)
Feature 0 Point 1 Point 2 Point
Colour of AW Low intensity; snow Grey white AW with Dull, oyster white; grey
white, shiny AW, shiny surface
area indistinct AW,
transparant AW, AW
beyond the TZ

AW lesion, Feathered margins; Regular lesion with Rolled, peeling edges;


angular, jagged lesions smooth, straight internal demarcations
margin & with indistinct margins, outlines
surface conf. microconylomatous or
micropapillary surface

Vessels Fine/uniform vessels; Absent vessels Well defined coarse


poorly formed pattern of punctation or coarse
fine and/or fine mosaic; mosaic
vessels beyond the
margins of TZ

Iodine staining Positive iodine uptake Partial iodine uptake by Negative iodine uptake
giving mahogany brown a lesion scoring 4 or of significant lesions,
color; negative uptake more points on above i.e., yellow staining by a
of lesions scoring 3 three categories lesion scooring 4 or
points or less on the variegated, specled more points on the first
first criteria appearance three criteria
Tabel 2. Prediksi diagnosis histologi
RCI Scoring Histology

0-2 Likely to be CIN 1

Overlapping lesion : likely to be CIN 1 or


3-4
CIN 2

5-8 Likely to be CIN 2 or CIN 3


Penutup
Manfaat utama kolposkopi adalah dalam
mengevaluasi pasien dengan hasil sitologi
abnormal.
Kolposkopi memungkinkan pemeriksa
untuk menetapkan lokasi lesi, mengevaluasi
perkembangannya dan melakukan biopsi
terarah agar diagnosa histopatologi dapat
ditegakkan..
Seorang kolposkopist yang berpengalaman dapat
membedakan displasia ringan, berat, dan
karsinoma secara akurat namun tetap perlu
dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologi.

Keterbatasan kolposkopi : ketidakmampuannya


mendeteksi lesi di dalam kanalis endoservikal
pada kasus dimana SCJ tidak terlihat.

Pada kondisi seperti ini kolposkopi tidak negatif


tapi unsatisfactory ECC atau konisasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai