Anda di halaman 1dari 17

Torsio Testis

Pembimbing Referat :
dr. muhammad fikri dan dr indah .B

Nama :
Muhammad amroji
Definisi
Terpeluntirnya
funikulus spermatikus
yang berakibat
terjadinya gangguan
aliran darah pada
testis.
Jenis Jenis Torsio Testis
Epidemiologi
Torsio testis merupakan kegawat daruratan urologi
yang paling sering terjadi pada laki-laki dewasa muda,
dengan angka kejadian 1 diantara 400 orang dibawah usia
25 tahun dan paling banyak diderita oleh anak pada masa
pubertas (12-20 tahun). Janin yang masih berada di dalam
uterus atau bayi baru lahir tidak jarang menderita torsio
testis yang tidak terdiagnosis, sehingga mengakibatkan
kehilangan testis baik unilateral ataupun bilateral.
(Cuckow, 2000).
Etiologi
Torsio testis terjadi bila testis dapat bergerak dengan sangat
bebas. Contoh :
Mesorchium yang panjang.
Kecenderungan testis untuk berada pada posisi horizontal.
Epididimis yang terletak pada salah satu kutub testis.

Etiologi Lain :
Perubahan suhu yang mendadak (seperti saat berenang)
Ketakutan
latihan yang berlebihan
Batuk
celana yang terlalu ketat
Defekasi
trauma yang mengenai scrotum
Manifestasi Klinis
Nyeri hebat yang mendadak pada salah satu testis
Scrotum yang membengkak pada salah satu sisi
Mual atau muntah
Pemeriksaan Fisik
Bengkak
Hiperemis
Nyeri Palpasi
Terlihat lebih tinggi di sisi testis yang torsio
Bila dilakukan Prehn Sign tetap nyeri
Hilangnya reflex cremaster
Transluminasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Hilangnya reflex cremaster
Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler <- Gold Standart
Color Doppler ultrasonogram
showing acute torsion
affecting the left testis in a
14-year-old boy who had
acute pain for four hours.
Note decreased blood flow in
the left testis compared with
the right testis.

Lab Urin Lengkap -> DD infeksi traktus urinarius


Diagnosa Banding
Epididimitis
akut
Hidrokel
Hernia
Incarserata
Tumor Testis
Torsio Appendix
testis
Terapi Non Operatif
Detorsi manual dari funikulus spermatikus
Terapi Operatif
Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk
mengembalikan posisi testis pada arah yang benar
(reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah testis
yang mengalami torsio masih viable (hidup) atau sudah
mengalami nekrosis

Orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos


kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral.
Orkidopeksi dilakukan dengan mempergunakan benang
yang tidak diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar
testis tidak terpluntir kembali, sedangkan pada testis yang
sudah mengalami nekrosis dilakukan pengangkatan testis
(orkidektomi) dan kemudian disusul orkidopeksi pada
testis kontralateral.
Prognosis
Onset :
< 6 jam Baik
-> 8 jam kemungkinan pulih kembali
-> 12 jam meragukan
-> 24 jam orkidektomi
Komplikasi
Komplikasi klinis dari torsio testis adalah
Infeksi

Deformitas Kosmetik
kesuburan yang menurun
Kesimpulan
Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat
terjadinya gangguan aliran darah pada testis.
Dari anamnesis biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum
serta mengalami pembengkakan pada testis. Sedangkan dari pemeriksaan
fisis, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada
testis sisi kontralateral serta dari pemeriksaan Ultrasonografi Doppler
berwarna merupakan pemeriksaan noninvasif yang merupakan gold
standard.
Terapi pada torsio testis dengan detorsi manual, yaitu mengembalikan
posisi reposisi ke asalnya. Jika detosi manual berhasil ataupun gagal harus
tetap dilakukan operasi(orkidopeksi/fiksasi testis)pada tunika dartos.
Keberhasilan dalam penanganan torsio dengan mencegah testis mengalami
atrofi, dimana hal tesebut berhubungan secara langsung dengan durasi dan
derajat dari torsio testis. Keterlambatan intervensi pembedahan akan
memperburuk prognosis serta meningkatkan angka kejadian atrofi testis.
Apabila ditemukan torsio testis yang sudah iskemik atau nekrosis, maka
dilakukan orkidektomi dan orkidopeksi kontralateral.
Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat R, Wim De Jong.Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2004. 799.
Cuckow, PM. 2001. Torsion of Testis. BJU International (2000). The Hospital for Sick Children ;
Bristol, United Kingdom
Purnomo, Basuki P. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto. 2003. 8,145-148.
Scott, Roy, Deane, R.Fletcher. Urology Ilustrated. London and New York : Churchill Livingstone.
1975. 324-325.
Ringdahl, Erika MD ; Teague, Lynn MD. 2006. Testicular Torsion. American Family Physician.
University of MissouriColumbia School of Medicine: Columbia, Missouri 15;74(10):1739-1743.
Wilson, Lorraine M. Hillegas, Kathleen B. 2006. Gangguan Sistem Reproduksi Laki-Laki dalam
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta: EGC.
Minevich.E. 2007. Testicular Torsion, Department of Surgery, Division of Pediatric urology, akses
di http://www.emedicine.com/med/topic2780.htm
Rupp.T.J. 2006. Testicular Torsion, Department of Emergency Medicine, Thomas Jefferson
University, akses di http://www.emedicine.com/med/topic2560.htm
David Paushter, MD. Testicular Torsion Imaging, Chair and Professor of Radiology, Department of
Radiology, University of Chicago Pritzker School of Medicine, akses di
http://emedicine.medscape.com/article/381204-overview
Greenberg, Michael. 2005. Testicular Torsion page 329. Greenbergs Text Atlas of Emergency
Medicine. Lippicott Williams Willkins : Philadelphia
Graham; Townell, Nick. 2010. Testicular Torsion. British Medical Journal (Overseas & Retired
Doctors Edition;7/31/2010, Vol. 341 Issue 7767, p249
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai