Anda di halaman 1dari 24

KEGAGALAN KB

Dr Andri Pradyaksanti
Puskesmas Gemaharjo
Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan
Latar belakang
Jumlah penduduk Indonesia th 2015
diperkirakan 270 juta jiwa
Target pemerintah : menekan jumlah
penduduk 1% per tahun
Salah satu upaya dengan program
KB
Pengertian KB ( keluarga
berencana )
Menurut WHO, keluarga berencana
adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk :
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
Mendapatkan kelahiran yang diinginkan
Mengatur interval kelahiran
Mengontrol waktu kelahiran sehubungan
dengan usia suami dan istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Hartanto 2004)
Keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera
Tujuan
Mengendalikan pertumbuhan
penduduk melalui usaha penurunan
tingkat kelahiran
Meningkatkan kesejahteraan
keluarga
Tujuan Khusus
Meningkatkan jumlah penduduk yg
menggunakan alat kontrasepsi
Menurunnya jumlah kelahiran bayi
Meningkatkan kesehatan keluarga
melalui penjarangan kelahiran
Sasaran

Pasangan usia subur


Tempat Pelayanan
Pelayanan keluarga berencana dapat
diberikan di berbagai tempat
pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit, klinik,
praktek dokter, praktek bidan, dll
Kontrasepsi
Adalah upaya untuk menghalangi
pertemuan sel telur dan sperma
Alat Kontrasepsi
Pil
Suntik
AKDR
Implant
Operasi pria/wanita
Kondom
kalender
Cara Kerja Alat Kontrasepsi
Hormonal
Mekanik
Kegagalan KB
Adalah suatu kasus gagalnya
akseptor KB dalam melakukan
program KB ditandai dengan
kehamilan yang tidak terencana .
Dengan kata lain seorang wanita
dapat mengalami kehamilan pada
saat masih aktif menggunakan alat
kontrasepsi
Kegagalan Kb
Hamil pada saat masih aktif
menggunakan alat kontrasepsi
Hamil disaat menghentikan
sementara alat kontrasepsi yg
bermasalah
Data Kegagalan KB tahun 2015 Kab
Pacitan
Gagal IUD :8
Gagal MOW :2
Gagal suntik/ pil kebanyakan masih
rancu dengan penggunaan yang
tidak konsisten
Contoh Kasus
Kegagalan KB
di Wilayah Puskesmas Gemaharjo

Kasus tahun 2014


Identitas Akseptor KB
Nama : Ny WS
Usia : 40 tahun
Alamat : Desa Tahunan kec Tegalombo kab
Pacitan
Status KB : MOW sejak 2 tahun y.l (tahun
2012)
Status sosial :
Ibu rumah tangga dengan 3 orang anak, usia 16
th, 13 th, 10 th
Suami PNS guru agama SD Negeri
Riwayat Pemakaian KB
MOW sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat pemakaian kontrasepsi
sebelumnya adalah suntik kb (setelah
kelahiran anak pertama kedua ketiga).
Hamil anak kedua dan ketiga setelah
beberapa bulan berhenti suntik KB.
Kehamilan ketiga kurang direncanakan,
berhenti suntik KB karena badan
bertambah gemuk
Kasus
Tgl 20 bulan April 2014 Ibu diantar suami
datang ke puskesmas dengan keluhan
tidak haidh selama 5 bulan dan perut
membesar
Riwayat haidh teratur, lancar, lama haidh
5-8 hari
Saat ini masih menggunakan KB (MOW
masal tahun 2012 di Pacitan )
Tidak ada keluhan nyeri perut, BAK BAB
lancar dalam batas normal
Dilakukan pemeriksaan laboratorium
hcg urine +
Dilakukan pemeriksaan fisik :
TD 120/80 mmhg
bb 58 kg,
Palpasi uterus : tinggi fundus setinggi
pusat, teraba bagian bagian janin, DJJ +
142x/mnt, letak kepala
HPHT lupa, untuk konfirmasi
dilakukan pemeriksaan USG 2
dimensi di Puskesmas, tampak janin
tunggal hidup 21-22 minggu, disertai
gambaran hipoecoic (hitam), suspek
gumpalan darah
Ragu ragu apakah janin intra atau
extra uterine, Px dirujuk ke dokter Sp
Og di Ponorogo
Setelah dari Ponorogo tidak ada
keterangan, hp tidak dapat dihubungi,
akhirnya dilacak oleh bidan desa setempat,
didapatkan keterangan sbb : ibu hamil intra
uterin, terdapat bekuan darah dan dioperasi
utk menyedot bekuan darah pd tgl 27 April
2014, janin dipertahankan hingga aterm
Setelah melahirkan secara SC tgl 25
Agustus 2014 ibu dilakukan MOW ulang
oleh dr sp Og tersebut
Kesimpulan
Ibu mengalami kegagalan KB MOW
(hamil)
Analisis Masalah
Menurut pemikiran kami, kegagalan
MOW (tuba dipotong atau dicincin)
kemungkinan sebab sebab berikut :
Pemotongan tidak dilakukan di tuba,
mungkin dilakukan pada organ lain yang
mirip tuba, mengingat saat MOW masal
tidak dilakukan laparotomi tetapi hanya
laparoskopi
Cincin untuk mengikat kendur sehingga
sel telur/sperma masih bisa lolos
melewatinya

Anda mungkin juga menyukai