FK USU 2008 SUDDEN DEATH Defenisi: suatu kematian yang disebabkan oleh penyakit alamiah yang terjadi secara tiba tiba dan tidak disangka, dimana faktor keracunan atau trauma tidak ada. Camps menyebutkan batasan waktu kurang dari 48 jam sejak timbul gejala pertama. WHO : sudden death adalah jika seseorang meninggal dunia dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala permulaan penyakit tetapi dari segi forensik, kematian seperti itu mati dalam beberapa menit atau detik setelah onset dari gejala INSIDEN RATE (UI-1997): Frekuensi Undetermined Causes didunia 1-3%. Frekuensi di Indonesia sulit ditentukan krn banyak kasus yg tdk tuntas ditangani penyidik. Bagian Forensik FK-UI: 2461 kasus (1990) 227 (), 50 () 2557 kasus (1991) 228 (), 54 () Terbanyak adalah Kasus Peny. Kardiovaskuler seperti: di Hamburg (1936-1964) sebanyak 61,6% dari 17.653 kasus. Helpern & Rabson = 44,9% dari 2030 kasus. Weyrich = 42% dari 2668 kasus. Lauren = 51% dari 403 kasus. Penyebab Suden Death 1. Miokarditis akut (Difteri,enteristis,infeksi non spesifik). 2. Infark miokard. 3. Gagal jantung kiri, krn penyakit pd katup jantung atau hipertensi. 4. Ruptur aneurisma yg dekat dgn jantung 5. Trombosis mural atau emboli 6. Emboli paru 7. Penyakit jantung kongenital pd bayi baru lahir PEMBAHASAN (1) PENYAKIT SISTEM KARDIOVASKULER PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK
disebut Infark Miokard, yg mrpkn keadaan yg dpt menyebabkan kematian. PEMBAHASAN (2) Hasil Autopsi, temuan: a. 8-12 jam pertama (<24 jam), tdk dijumpai perubahan secara makroskopik, hanya edema pd daerah otot yg tertekan, pemotongan tampak otot yg bergranulat & keras. b. 24 jam s/d hari ke-2 atau ke-3, tampak infark terlokalisasi berwarna kuning. c. Beberapa hari atau minggu, infark mjd lunak & rapuh, disebut jg Miomalacia cordis. d. > 3 minggu, pusat infark mjd seperti gelatin, warna memudar mjd abu-abu. PEMBAHASAN (3) 2. PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI Gejala klinis dari asma kardialis atau paroksismal nokturnal dispnu ok. Oedem paru yg didapat dr gagal jantung kiri krn hipertensi. Oedem yg sama mjd ciri khas autopsi pd penyakit jantung krn hipertensi. Kerja ventrikel kiri yg berat menyebabkan penambahan ukuran panjang & lebar dari serabut otot yg menyebabkan otot jantung bertambah mjd 500-700 gr ( Normal 360 - 380 gr). PEMBAHASAN (4) 3. PENYAKIT KATUP AORTA Keadaan stenosis aorta dgn lesi degenaratif
lebih mematikan daripada insufisiensi.
Pada keadaan kalsifikasi, katup jantung mjd
kaku tebal dgn penyatuan komisura yg
kadang-kadang pd tahap lanjut mjd sulit dinilai. Efek dari stenosis aorta yg berat dlm
hubungannya dgn kematian mendadak
adalah pembesaran ventrikel kiri bahkan dgn ukuran yg lebih besar dari yg disebabkan oleh hipertensi. PEMBAHASAN (5) 4. PENYAKIT KARDIOMIOPATI Ciri ciri utama adalah pembesaran
jantung tanpa adanya hipertensi atau
kelainan katup. Biasa tjd pd org muda & sebagian pd yg
lebih tua oleh krn adanya atherosklerosis
& hipertensi. Jantung umunya besar sekali (> 700
gram) tanpa adanya kelainan katup.
PEMBAHASAN (6)
5. PENYAKIT MIOKARDITIS Disebabkan krn adanya peny. Infeksi
yg akut atau subakut seperti difteri,
trichinosis, tuberkulosis, atau sifilis. Diagnosa ini sering dipakai terutama
bila tidak ditemukan adanya lesi yg
jelas. PEMBAHASAN (7) 5. PENYAKIT MIOKARD SENILIS Pada autopsi orangtua, tdk ada lesi yg
spesifik ditemukan dgn jelas.
Riwayat cara kematian dpt memberi
petunjuk ttg area mana yg mjd prioritas dlm
sebab kematian. Bila autopi senilis tdk didpt & cara kematian
tdk diketahui maka sulit menentukan cara
kematian Selama ahli patologi dpt menyingkirkan
sebab tdk alamiah, maka logis utk kemudian
menganggap kematian krn Degeneratif miokard akibat penuaan / Miokard Senilis. OTOPSI JANTUNG
Jantung dilepas dari pembuluh darah besar yang
keluar dan masuk jantung dengan jalan memegang apex jantung dan mengangkat serta menggunting pembuluh darah tadi sejauh mungkin. Perhatikan besar jantung, bandingkan dengan kepalan tinju kanan mayat dan adakah resapan darah, luka atau bintik perdarahan. Cara Pembedahan Jantung :
Pada prinsipnya membuka jantung seperti mengikuti
aliran darah jantung yaitu mulai dari atrium kanan, ke ventrikel kanan, selanjutnya atrium kiri dan akhirnya ke ventrikel kiri dan aorta. Pertama cari lumen vena cava superior dan inferior, potong dinding belakang kedua vena ini sehingga atrium kanan terlihat. Kemudian masukkan pisau dari lumen vena cava menuju ke apex jantung melalui ventrikel kanan dan dipotong ke arah lateral. Ukur keliling katup trikuspidalis. Dari apex kordis dengan jarak 1 cm lateral dari sekat antar bilik, pemotongan dengan gunting diteruskan ke arah arteri pulmonalis, ukur keliling katup pulmonal.. Cari vena pulmonalis kiri dan kanan lalu gunting dinding posteriornya. Selanjutnya masukkan pisau ke dalam ventrikel kiri dan tusukkan sampai kleluar dari apex dan potong ke arah lateral dan ukur keliling katup bikuspidalis. Dari apex kordis pada jarak 1 cm dari sekat antar bilik, potongan diteruskan sampai aorta. Ukur tebal bilik kanan dan kiri dengan cara membuat potongan tegak lurus 1 cm di bawah katup trikuspid dan katup bikuspid. Septum interventrikuler dan otot jantung disayat sejajar serabut otot dan periksa adakah jaringan infark. Periksa arteri koronaria, apakah ada penebalan dinding, penyempitan lumen atau pelebaran, dan lain lain Cara Pemeriksaan Arteri Koronaria :
Dilakukan pemotongan melintang arteri koronaria
mulai dari muara arteri koronaria di pangkal aorta sampai ke bagian distal dengan jarak setiap cm, tidak dianjurkan pemotongan dengan menelusuri aliran darah. Jangan melakukan sondase dengan sonde, sebab dapat menolak embolus atau trombus ke arah distal. TERIMA KASIH