Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL READING

OVERACTING BLADDER (OAB)


Oleh :
Rizky Rivonda
2012730090

Pembimbing :
dr. Hendrawan, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi


Rumah Sakit Sekarwangi
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Overaktivita Kelainan anatomis
s otot
Etiologi dan neurologis
detrusor saluran kemih bawah

Overactive Bladder
(OAB)

Sindroma yang didefinisikan oleh International Continence Society sebagai


urgensi urin yang biasanya diikuti oleh frekuensi berkemih yang sering dan
nokturia, dengan atau tanpa inkontinensia urin, tanpa infeksi saluran kemih (ISK)
atau keadaan patologis lainnya

OAB wet OAB dry


(Basah) (Kering)
Program NOBLE
tahun 2001

Prevalensi
OAB
16,8%
wanita
Penelitian lain
menemukan : Lebih dari 1/3 wanita ini
18,6% pasien dengan dengan inkontinensia
gejala sering
28,7% dengan
kadang-kadang

OAB menjadi masalah ekonomi yang cukup besar


karena Estimasi menunjukkan bahwa populasi dewasa
AS mengeluarkan biaya tambahan sebesar $24.9 juta
per tahun untuk manajemen gejala-gejala ini
DIAGNOSIS OVERACTIVE
BLADDER
1 2
Kuesioner Pemeriksaan
(kualitas hidup Fisik 3
pasien)
Urinalisis
Riwayat Pemeriksaan
tindakan bedah Sitologi urin
fisik umum
Riwayat Pemeriksaan
pengobatan pelvis
Pemeriksaan
Anamnesis Laboratorium
neurologis
(segmen spinal
S2-S4)

Disfungsi
Evaluasi berkemih
gejala OAB Dugaan OAB
Urodinamika EMG
lanjut dengan
penyebab
neurologis
MANAJEMEN OVERACTIVE
BLADDER
Antibiotik Perbaikan Agen
Intervensi
untuk infeksi Tindakan Penurunan gula darah farmakologis
kebiasaan
saluran bedah berat badan penderita dan terapi
sehari-hari
kemih diabetes invasif

Modifikasi Kebiasaan dan Stimulasi Nervus Tibialis


Terapi Fisik/Pelatihan Otot Perkutaneus
Lantai Pelvis

Pemakaian Obat-obatan
(oral dan injeksi) Neuromodulasi Sakral
Modifikasi Kebiasaan dan Terapi Fisik/Pelatihan Otot Lantai Pelvis
Edukasi pasien mengenai 2
1 efek kafein dan asupan
cairan terhadap frekuensi American
Urological Pelatihan otot lantai dasar
berkemih dan defekasi Association
Bladder training (AUA)
Terapi lini pertama

Pelatihan otot lantai dasar adalah


berdasarkan observasi bahwa
Program ini dibentuk dengan kontraksi detrusor dapat dihambat
tujuan meningkatkan interval oleh kontraksi otot lantai pelvis.
antar berkemih agar dapat Peningkatan kekuatan otot lantai
menekan urgensi dan pelvis dapat meningkatkan durasi
inkontinensia kemampuan pasien menahan
berkemih.
Pemakaian Obat-obatan
Immidiate release
Antikolinergik Oksibutinin dan
(terapi lini Tolterodin
kedua) Extended release

Agonis alfa adrenergik :


efedrin, fenilpropanolamin,
pseudoefedrin
Agonis alfa dan
Oral beta adrenergik
Agonis beta adrenergik :
isoproterenol dan terbutalin

Menurunkan
frekuensi urin dan
Agonis 3- inkontinensia
Mirabegron
Adrenergik secara signifikan
Meningkatkan
kapasitas kandung
kemih
Pemakaian Obat-obatan

Toksin akan bekerja paralitik otot


Toksin Botulinum dengan menginhibisi pelepasan
Injeksi (Botox A) asetilkolin pada presinaps neuron
motorik, sehingga terjadi inhibisi
kontraksi otot

Diinjeksikan dalam jumlah Terapi lini ketiga


kecil ke dalam otot kandung berdasarkan
100 unit pada 20 lokasi untuk rekomendasi AUA
2014
OAB.
Stimulasi Nervus
Neuromodulasi
Tibialis Perkutaneus Sakral

Prosedur ini dilakukan Tahap pertama adalah


dengan penempatan penempatan elektroda
elektroda jarum kecil pada pada foramen sakral di
bagian dalam bawah kaki di dekat persarafan sakral,
dekat malleolus medial biasanya pada S3

Tahap kedua adalah


Terapi dibagi menjadi 12 pemasangan kabel pada
sesi mingguan selama 30 elektroda yang dihubungkan
menit dengan generator impuls
listrik
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai