Anda di halaman 1dari 34

Etika dan

Medikolegal
Rizky Rivonda
2012730090

PROFESI KEDOKTERAN
SUMPAH HIPOKRATES :
LARANGAN-LARANGAN
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
(Hindari perbuatan amoral / non
standar)
UTAMAKAN
KEBEBASAN PROFESI
RAHASIA KEDOKTERAN
ETIKA KEDOKTERAN

Prosedur mediko-legal
Adalah tata-cara atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagai
aspek yang berkaitan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan
hukum.
Secara garis besar prosedur
mediko-legal mengacu kepada
peraturan perundangundangan
yang berlaku di Indonesia, dan
pada beberapa bidang juga
mengacu kepada sumpah dokter
dan etika kedokteran

RUANG LINGKUPNYA

pengadaan visum et repertum,


tentang pemeriksaan
kedokteran terhadap tersangka.
pemberian keterangan ahli
pada masa sebelum
persidangan dan pemberian
keterangan ahli di dalam
persidangan,
kaitan visum et repertum
dengan rahasia kedokteran,
tentang penerbitan Surat
Keterangan Kematian dan Surat
Keterangan Medik ,
tentang fitness / kompetensi
pasien untuk menghadapi
pemeriksaan penyidik,

KEWAJIBAN DOKTER
MEMBANTU
Buat VeR
PERADILAN
PASAL 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk
kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada
ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya

Ps 133 (2-3) KUHAP:


Permintaan keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan
tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat
Mayat yang dikirim kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter
pada rumah sakit harus diperlakukan
secara baik dengan penuh
penghormatan terhadap mayat
tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilak
dengan diberi cap jabatan yang
dilekatkan pada ibu jari kaki atau
bagian lain badan mayat.

SANKSI HUKUM BILA


MENOLAK
PASAL 216 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja tidak
menuruti perintah atau permintaan
yang dilakukan menurut undangundang oleh pejabat yang tugasnya
mengawasi
sesuatu,
atau
oleh
pejabat berdasar- kan tugasnya,
demikian pula yang diberi kuasa
untuk mengusut atau memeriksa
tindak
pidana; demikian pula
barangsiapa
dengan
sengaja
mencegah, menghalang-halangi atau
mengga-galkan
tindakan
guna
menjalankan
ketentuan,
diancam
dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau denda
paling banyak sembilan ribu rupiah.

BEDAH MAYAT (AUTOPSI)


Manfaatnya : (autopsi forensik)
Memperkirakan sebab
kematian
Memperkirakan saat kematian
Untuk kepentingan peradilan
Hukum Pidana
Perkembangan sekarang :
Autopsi klinis Hk.Perdata
Autopsi anatomis
UU kesehatan

KELUARGA TIDAK SETUJU,


GIMANA ?
Sebenarnya BUKAN kewajiban
dokter untuk menjelaskan
Pasal 134 KUHAP ayat (1) :
(1) dalam hal diperlukan dimana
utk keperluan pembuktian bedah
mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik WAJIB
memberitahu terlebih dulu
kepada keluarga korban

Pasal 134 ayat (2-3) KUHAP :


(2) Dalam hal keluarga keberatan,
penyidik WAJIB menerangkan
SEJELAS-JELASNYA tentang maksud
dan tujuan perlu dilakukan
pembedahan tersebut
(3) Apabila dalam waktu 2 hari tidak
ada tanggapan apapun dari keluarga
atau pihak yang perlu diberitahu
tidak ditemukan penyidik segera
melaksanakan ketentuan
sebagaiman dimaksud dalam pasal
133 ayat (3) undang undang ini

MENOLAK
PEMERIKSAAN
MAYAT
PASAL 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja
mencegah, menghalanghalangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk
pengadilan, diancam dengan
pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah

KENYATAANNYA..
Dokter ikut menjelaskan apa
manfaatnya bedah mayat
Pengetahuan tentang UU,
kadang polisipun ada yang
tidak memahami
Dokter dianggap orang yang
paling tahu tentang segala
sesuatu ttg tubuh manusia

PERMINTAAN VISUM ET
REPERTUM
menurut Ps 133 KUHAP
WEWENANG PENYIDIK
TERTULIS (RESMI)
TERHADAP KORBAN, BUKAN
TERSANGKA
ADA DUGAAN AKIBAT PERISTIWA
PIDANA
BILA MAYAT :
IDENTITAS PADA LABEL
JENIS PEMERIKSAAN YANG DIMINTA
DITUJUKAN KEPADA :
AHLI KEDOKTERAN FORENSIK
DOKTER DI RUMAH SAKIT

PEJABAT YG BERWENANG
MEMINTA VISUM ET
REPERTUM
PASAL 133 KUHAP : PENYIDIK
PASAL 6 (1) KUHAP :
PENYIDIK ADALAH :
PEJABAT POLISI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
PEJABAT PNS TERTENTU YG DIBERI
WEWENANG KHUSUS OLEH UNDANGUNDANG

YG MEMBUTUHKAN VISUM ET
REPERTUM ADALAH KASUS
PIDANA UMUM, SEHINGGA
PENYIDIKNYA ADALAH POLISI.
PENYIDIK PNS TIDAK
BERWENANG MEMINTA VISUM ET
REPERTUM

PASAL 11 KUHAP :
PENYIDIK PEMBANTU MEMPUNYAI
WEWENANG SEPERTI TERSEBUT
DALAM PASAL 7 (1), KECUALI
MENGENAI PENAHANAN YANG
WAJIB DIBERIKAN DENGAN
PELIMPAHAN WEWENANG DARI
PENYIDIK.
MENDATANGKAN AHLI ATAU
MEMINTA VISUM ET REPERTUM
BOLEH DILAKUKAN PENYIDIK
PEMBANTU.
JADI, YANG BERWENANG MEMINTA
VISUM ET REPERTUM ADALAH :
PENYIDIK POLISI DAN
PENYIDIK PEMBANTU POLISI

PASAL 2 PP No 27 TAHUN 1983


(2) Penyidik adalah :
a.Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia tertentu yang sekurangkurangnya berpangkat Pembantu
Letnan Dua polisi (Ajun Inspektur
Dua)

PASAL 3 PP No 27 TAHUN 1983


(2) Penyidik pembantu adalah :
a.Pejabat Polisi Negara RI tertentu
yg
sekurang-kurangnya
berpangkat Sersan Dua polisi;
b.Pejabat PNS tertentu yg sekurangkurangnya
berpangkat Pengatur
Muda (golongan II/a) atau yang
disamakan dengan itu.

PASAL 2 (2) PP No 27 TAHUN


1983
(2) Dalam hal di suatu Sektor
Kepolisian
tidak
ada
pejabat
penyidik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a, maka
Komandan
Kepolisian
yang
berpangkat
bintara
di
bawah
Pembantu Letnan Dua Polisi, karena
jabatannya adalah penyidik.

ARTINYA :
TIDAK SEMUA POLISI BERPANGKAT
PELDA KE ATAS ADALAH PENYIDIK
TIDAK SEMUA POLISI BERPANGKAT
SERSAN ADALAH PENYIDIK
PEMBANTU
SETIAP KAPOLSEK PASTI PENYIDIK

JENJANG
KEPANGKATAN POLISI

JENDERAL
KOMISARIS JENDERAL
INSPEKTUR JENDERAL
BRIGADIR JENDERAL

KOMISARIS BESAR
AJUN KOMISARIS BESAR
KOMISARIS
AJUN KOMISARIS
INSPEKTUR SATU
INSPEKTUR DUA

AJUN INSPEKTUR SATU


AJUN INSPEKTUR DUA

BRIGADIR KEPALA
BRIGADIR
BRIGADIR SATU
BRIGADIR DUA
AJUN BRIGADIR
AJUN BRIGADIR SATU
AJUN BRIGADIR DUA
SABHARA
SABHARA SATU
SABHARA DUA

DALAM PRAKTEK

SURAT PERMINTAAN VISUM ET


REPERTUM :
SURAT TERTULIS
SURAT RESMI (KOP SURAT, NOMOR,
TANGGAL, ALAMAT SURAT, ISI,
TANDATANGAN, NAMA JELAS,
PANGKAT, NRP, STEMPEL DINAS)
MENGATAS-NAMAKAN KAPOLSEK
(PENYIDIK) SEBAGAI PEJABAT
ATRIBUTIF.
PENANDATANGAN SURAT
(PEJABAT MANDAT) BOLEH SIAPA
SAJA YANG SECARA
ORGANISATORIS BERWENANG
MENGATASNAMAKAN PEJABAT
ATRIBUTIF.

KEWAJIBAN DOKTER
SEBAGAI SAKSI
PASAL 120 KUHAP
(1)
Dalam
hal
penyidik
menganggap perlu, ia dapat minta
pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus.
PASAL 180 KUHAP
(1) Dalam hal diperlukan untuk
menjernihkan duduknya persoalan
yang timbul di sidang Pengadilan,
Hakim Ketua sidang dapat minta
keterangan ahli dan dapat pula
minta agar diajukan bahan baru
oleh yang berkepentingan

PERMINTAAN
SEBAGAI
SAKSI AHLI (masa
persidangan)

PASAL 179 (1) KUHAP :


Setiap orang yang diminta
pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi
keadilan
PASAL 224 KUHP :
Barangsiapa dipanggil sebagai
saksi, ahli atau juru bahasa
menurut undang-undang dengan
sengaja tidak memenuhi kewajiban
berdasarkan undang-undang yang
harus dipenuhinya, diancam :
dalam perkara pidana, dengan
penjara paling lama sembilan
bulan.

KETERANGAN AHLI

PASAL 1 BUTIR 28 KUHAP :


Keterangan Ahli adalah keterangan
yang diberikan seorang yang
memiliki keahlian khusus tentang
hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan
pemeriksaan.
(Pengertian K.A. secara umum atau
generik)

Agar dapat diajukan ke sidang


pengadilan sebagai upaya
pembuktian, harus dikemas
dalam bentuk ALAT BUKTI SAH

ALAT BUKTI SAH

PASAL 183 KUHAP :


Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya
dua alat bukti sah ia
memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benarbenar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah
melakukannya.

PASAL 184 KUHAP :


Alat bukti yang sah adalah :
(a) Keterangan saksi, (b)
Keterangan ahli, ( c ) Surat, (d)
Petunjuk, (e) Keterangan
terdakwa

KETERANGAN AHLI
DIBERIKAN SECARA
LISAN
PASAL 186
Keterangan ahli adalah apa yang
seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan.

PENJELASAN PASAL 186


Keterangan ahli ini dapat juga sudah
diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum
yang dituangkan dalam suatu bentuk
laporan
dan
dibuat
dengan
mengingat
sumpah
di
waktu
menerima jabatan atau pekerjaan
(BAP saksi ahli).

ALAT BUKTI SAH KETERANGAN


AHLI

KETERANGAN AHLI
DIBERIKAN SECARA
TERTULIS
PASAL 187 KUHAP
Surat sebagaimana tesebut
pada pasal 184 ayat (1) huruf
c , dibuat atas sumpah jabatan
atau
dikuatkan
dengan
sumpah, adalah :
(c) surat keterangan dari seorang
ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau
sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi dari padanya;
ALAT BUKTI SAH SURAT

KETERANGAN AHLI
GENERIK (ps 1 butir 28)
LISAN
DI SIDANG

: (Ps 186)

Ahli memberikan KA di sidang

SEBELUM SIDANG
(Penjelasan 186)
contoh : BAP Saksi Ahli
TERTULIS (PASAL 187) :
contoh : Visum et Repertum

Pembuatan VER dan RM

V. E. R
Adalah keterangan tertulis dari seorang dokter
tentang barang bukti
Berupa tubuh manusia / bagian tubuh manusia
Atas permintaan penyidik utk kepentingan peradilan

KEPENTINGAN V.E.R
1. Sebagai pengganti barang bukti.
2. Sebagai alat bukti sah dipengadilan
3. Sarana untuk analisa proses kejadian

INSTANSI YG BERHAK MINTA V.E.R


* PENYIDIK / PEMBANTU PENYIDIK KEPOLISIAN
* PENYIDIK TNI
* HAKIM ( KHUSUS VER PSIKIATRI )

PEMBUAT VISUM ET REPERTUM


DOKTER / DOKTER SPESIALIS KLINIK/
DOKTER SPESIALIS FORENSIK

PROSEDUR
1. PERMINTAAN TERTULIS
2. KORBAN DIANTAR PETUGAS.

SURAT
PERMINTAAN
VISUM ET REPERTUM

ISI V.E.R
1. PENDAHULUAN

a. Pro yustisia.
b. Identitas pemeriksa, tempat, pemohon
dan korban.
2. PEMBERITAAN
*Bersifat diskriptif & obyektif apa yg

dilihat & ditemukan.


*Tidak mencantumkan istilah medis
*Dapat memasukan hasil lab,
tindakan & perawatan.

3. KESIMPULAN
Berisikan hasil analisa / pendapat
dokter tentang temuan.
Disesuaikan dgn kebutuhan.
4. PENUTUP
Pernyataan dari dokter mengenai
kebenaran dan kesungguhan
dalam pemeriksaan

SURAT KETERANGAN MEDIK


1. Surat yang dikeluarkan oleh dokter
menjelaskan mengenai kondisi kesehatan seseorang
Untuk kepentingan yang sifatnya tidak pro justisia
( non litigasi )
2. Model surat berbeda-beda tergantung kebutuhan.
3. Keterangan tdk terlalu detail dan dapat ditambahkan
penjelasan khusus.
( misalnya pada pemeriksaan hari ini tdk ditemukan
tanda2 penggunaan narkoba )
1. Surat ket. Sehat / sakit
2. Surat ket. Asuransi.
3. Surat ket. Lain yg dibutuhkan pasien
Waspadai ok Rahasia Kedokteran masih melekat erat
pada pasiennya

Anda mungkin juga menyukai