Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN II FAKTOR DIKETAHUINYA

HUKUM ACARA PIDANA TINDAK PIDANA & PIHAK


YANG TERLIBAT DALAM
PERKARA PIDANA

Fauzi Anshari Sibarani, S.H.,


M.H fauzisibarani@umsu.ac.id
“Faktor diketahuinya Tindak Pidana,
ketika ada korban sebagai Pelapor dan ada
pelaku sebagai Terlapor”
 Adanya perbuatan pidana
 2 Alat Bukti
 2 Saksi
Unus testis nullus testis
ILMU BANTU HAPID

PSIKOLOGI

ILMU
PSIKIATRI
LOGIKA
KUHP

KRIMINOLOG KRIMINALISTIK
ILMU LOGIKA  Ilmu pengetahuan
dan kecapakan untuk berpikir lurus
(tepat) atau ilmu dan kecapakan
menalar, berpikir dengan tepat.

ILMU PSIKOLOGI  Bidang non


medis yang mempelajari perilaku dan
perasaan seseorang, mulai dari pola
pikir, aksi, reaksi, dan juga interaksi.
ILMU PSIKIATRI  Bidang medis
yang mengkhususkan diri pada
kesehatan mental. Mulai dari
diagnosis, pengobatan, dan
pencegahan.

ILMU KRIMINALISTIK  Ilmu


pengetahuan untuk menentukan
terjadinya kejahatan dalam proses
penyidikan guna membuat terang
sebuah kejahatan.
ILMU KRIMINOLOGI Bidang ilmu
untuk mencari suatu alasan atau factor
yang mendorong timbulnya tindak
kejahatan yang melahirkan akibat
hukum/perbuatan pidana
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
PERKARA PIDANA

 Setiap orang (sebagai saksi atau ahli,


tersangka, terdakwa dan terpidana)
 Penyidik atau penyelidik (Polisi & PPNS)
 Jaksa dan Penuntut Umum
 Hakim
 Penasihat Hukum
Setiap Orang
 Saksi adalah adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan
peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia Iihat sendiri dan ia alami sendiri (Pasal 1 ayat
(26) KUHAP)

 Ahli adalah seorang yang memiliki keahlian khusus tentang


hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan

 Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau


keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga
sebagai pelaku tindak pidana (Pasal 1 ayat (14) KUHAP)
Setiap Orang
 Terdakwa adalah seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan. (Pasal 1 ayat (15) KUHAP)

 Terpidana adalah seorang yang dipidana


berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 ayat
(32) KUHAP)
Penyidik /
Penyelidik
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan Pasal
1 ayat (1) KUHAP
Lebih lanjut tentang Kepolisian lihat UU No. 2 Tahun 2002.

Pasal 6 ayat (1) KUHAP Jo. Pasal 2 PP 58/2010 ttg PERUBAHAN


ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983
TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
ACARA PIDANA
Penyidik /
Penyelidik
Penyidik adalah:
a. pejabat polisi negara Republik Indonesia;
b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
Mau jadi penyidik?
Berikut Syaratnya!
a. Pangkat paling rendah Inspektur Dua Polisi dan
berpendidikan paling rendah sarjana strata satu (S1)
atau yang setara;
b. Berpengalaman dalam bidang penyidikan paling
singkat 2 (dua) tahun;
c. Ikut dan lulus pendidikan pengembangan spesialisasi
fungsi reserse kriminal;
d. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan
surat keterangan dokter; dan
e. Memiliki kemampuan dan integritas moral yang
tinggi.
Penyidik Pembantu
Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara
Republik Indonesia yang karena diberi wewenang
tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang
diatur dalam undang-undang ini. Pasal 1 ayat (3)
KUHAP)
Persyaratan (Pasal 3 PP 58/2010):
a. berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi;
b. mengikuti dan lulus pendidikan pengembangan
spesialisasi fungsi reserse kriminal;
c. bertugas dibidang fungsi penyidikan paling singkat 2
(dua) tahun;
d. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter; dan
e. memiliki kemampuan dan integritas moral yang tinggi.
Penyelidik
Pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan
penyelidikan. Pasal 1 ayat (4) KUHAP
Setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia (Pasal 4
KUHAP)
Wewenang Penyelidik (Pasal 5 KUHAP) :
– Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana
– Mencari keterangan & barang bukti
– Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan
menanyakan memeriksa tanda pengenal diri.
– Mengadakan “tindakan lain” menurut hukum yang
bertanggung jawab.
Penyidik Pegawai
Negeri Sipil
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 PP No. 43 Tahun 2012,
yang dimaksud dengan PPNS adalah Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan ditunjuk selaku Penyidik dan
mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang
menjadi dasar hukumnya masing-masing.
Syaratnya:
a. masa kerja sebagai pegawai negeri sipil paling singkat 2 (dua)
tahun;
b. berpangkat paling rendah Penata Muda/golongan III/a;
c. berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau sarjana lain
yang setara;
d. bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum;
dll
Jaksa & Penuntut
Umum
• Pasal 1 ayat (6) KUHAP
• A. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang ini untuk bertindak sebagai penuntut
umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
B. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan
penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.

Tentang jaksa lebih lanjut lihat uu 16 tahun 2004


Hakim
• Pasal 1 ayat (8) KUHAP Hakim adalah pejabat peradilan
negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.

Lebih lanjut tentang Kehakiman lihat UU 48 Tahun 2009


Advokat
• Pasal 1 ayat (13) KUHAP Adalah seorang yang memenuhi
syarat yang ditentukan oleh atau berdasarkan undang-
undang untuk memberi bantuan hukum

• UU Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat


• UU Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum
Sekian &
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai