Pipet aids
Rubber bulb / pipet filler
Pipet-aid
Pipet pump
Pipettors
Adjustable volume pipettors
Fixed volume pipetors
Multichannel pipettors
Automatic pippetors
Alat transfer, Pengukur dan Penakar
pH meter dan kertas pH meter
universal.
Timbangan / neraca digital
Labu erlenmeyer
Beaker glass
Gelas ukur / graduated cylinder
Alat penghancur dan penghomogenisasi
Stomacher
Blender
Vortex mixer
rrerHot plate & sti
Mortar & pestle
Alat untuk keperluan sterilisasi dan keadaan
aseptis :
Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF)
Autoklaf
Oven
Filter apparatus dan kertas membran filter
Bunsen burner, loop incinerator dan pembakar spirtus
Gas torch
Sprayer
Alat untuk keperluan inokulasi dan kultivasi
mikroorganisme
Cawan Petri
Tabung reaksi
Botol
Spreader (L rod) / hockey-stick-shape-
glass-rod / glass spreader / Drigalsky
spatulas
Glass beads
Pemutar cawan petri (Petri dish turntable)
Tabung durham
Media dispenser (glass repeating
dispenser)
Jarum inokulum / ose (inoculating loops)
Pinset, gunting, pisau, spatula dan scalpel
Alat untuk penjagaan suhu dan penyimpan
Inkubator
Waterbath
Refrigerator
Freezer
Sample container
Rak tabung reaksi
Desikator
Alat observasi dan penghitung
Mikroskop cahaya
Mikroskop stereo
Object glass dan cover glass
UV Cabinet
Colony counter
Alat-alat lain
Disc dispenser
Freeze-drying
Anaerobic jars
Centrifuge
Spektrofotometer
Cara Pewarnaan
Pewarnaan
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah
untuk :
Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri,
ragi, maupun fungi.
Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan
struktur dalam jasad.
Melihat reaksi jasad terhadap pewarna
yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia dapat diketahui
Langkah-langkah utama teknik pewarnaan
1. Pewarnaan sederhana
pewarnaan positif
pewarnaan negatif
2. Pewarnaan differensial
pewarnaan gram
3. Pewarnaan khusus untuk melihat struktur
tertentu :
. pewarnaan flagel,
. pewarnaan spora,
. pewarnaan kapsul.
Pewarnaan Sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)
tujuan hanya untuk melihat bentuk sel.
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum
digunakan.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum,
dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan
pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan
basa) sedangkan zat-zat warna yang
digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat
yang dilarutkan dalam bahan pelarut.
Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang
cepat untuk melihat morfologi bakteri secara
umum.
Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan
adalah :
biru metilen (30-60 detik),
ungu kristal (10 detik) dan
fukhsin-karbol (5 detik).
Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat
ulasan bakteri di atas object glass
yang kemudian difiksasi.
Jangan menggunakan suspensi
bakteri yang terlalu padat, tapi jika
suspensi bakteri terlalu encer, maka
akan diperoleh kesulitan saat mencari
bakteri dengan mikroskop.
Fiksasi bertujuan untuk mematikan
bakteri dan melekatkan sel bakteri
pada object glass tanpa merusak
struktur selnya.
Cara Kerja :
Bersihkan object glass dengan kapas
Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada
sudut object glass
Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan
setetes biakan dengan pipet tetes atau dapat juga
dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa
biakan dikocok terlebih dahulu. Jika digunakan
biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan
jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi
akuades dan disebarkan supaya sel merata.
lanjutan
Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya
dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali)
Setelah benar-benar kering dan tersebar
selanjutnya ditetesi dengan pewarna (dapat
digunakan Methylen blue, Safranin, Crystal Violet)
dan tunggu kurang lebih 30 detik.
pewarnaan gram
pewarnaan tahan asam
PEWARNAAN GRAM
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah
salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri.
Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (18531938)
yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara
Pneumococcus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram
Positif dan Gram Negatif berdasarkan reaksi
atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.
Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya.
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam,
yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa
spesies tertentu dari genus Nocardia.
Bakteri-bakteri dari kedua genus ini diketahui
memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di
dalam dinding selnya sehingga menyebabkan
dinding sel tersebut relatif tidak permeabel
terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel
bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana
atau Gram.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna
metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain)
ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif
menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding
sel mereka.
Komposisi Larutan untuk pengujian/pewarnaan gram :
P. aeruginosa
P.aeruginosa di pewarnaan gram
pewarnaan flagel,
pewarnaan spora,
pewarnaan kapsul.
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan
pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus.
Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling
banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram.
Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan
supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora ,
seperti halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana
cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa
menembus lapisan lilin asam mycolic dari
Mycobacterium .
Prinsip kerja :
Spora kuman mempunyai dinding
yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori
membesar zat warna fuchsin dapat
masuk, dengan pencucian pori-pori
kembali mengecil menyebabkan
zat warna fuchsin tidak dapat
dilepas walaupun dilunturkan
dengan asam alkohol, sedangkan
pada badan bakteri warna fuchsin
dilepaskan dan mengambil warna
biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin
sama banyak.
Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada
penangas air 80C selama 10 menit.
Dibuat sediaan dan dikeringkan.
Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi
warna merah mengalir.
Sediaan dicuci dengan air.
Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian
dicuci dan dikeringkan.
Diperiksa dibawah mikroskop.
Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton Protokol pewarnaan
diferensial endospores dan sel
vegetatif adalah sebagai
berikut:
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense
koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada
dinding sel dan flagel.
Cara kerja:
Persiapan
Terlebih dahulu dibuat suspensi bakteri
dengan cara menuangkan sekitar 1 ml air
steril ke dalam media kemudian dengan
hati-hati mengocoknya.
Air steril sebanyak satu jarum ose
diletakkan pada sebuah gelas objek yang
telah terlebih dahulu dibersihkan dengan
akohol.
Suspensi bakteri sebanyak 1 jarum ose
diambil dari tabung dan disentuhkan
kepada air suling pada gelas objek
tersebut.
Gelas objek dikering anginkan.
Pewarnaan
Lapisan bakteri pada gelas objek ditetesi
dengan reagen A sampai merata selama 2
4 menit, kemudian dibilas dengan air
suling.
Lapisan bakteri ditetesi dengan reagent B,
selama 30 detik kemudian segera dibilas
dengan aquades