Anda di halaman 1dari 10

MEMBACA

KASUS

1 tethadini
Bukan Objek Tidak ada aspek
PPh cfm UU PPh PPh

kasus Tdk memenuhi


syarat
Pengenaan
pajak menurut
penggunaan P3B UU PPh

Objek PPh cfm


UU PPh Pengenaan
Hak pada
pajak sesuai UU
Indonesia
PPh
Memenuhi
syarat P3B
penggunaan P3B
Bukti pot PPh
Hak pada negara
NIHIL (tidak ada
mitra
PPh yg dipot)

2 tethadini
Contoh Kasus D
Perusahaan Jepang memberikan jasa kepada
perusahaan Indonesia. Apakah Perusahaan
Indonesia wajib melakukan pemotongan PPh
Pasal 26 ? Bagaimana ketentuan Tax Treaty
untuk kasus tsb ?
Jika yang dibayarkan oleh Perusahaan
Indonesia adalah royalti, bagaimana
perlakuan perpajakannya ?

3 tethadini
Berdasarkan UU PPh

PPh pasal
> 60 hari BUT 23 / PPh Ps
4(2)
Jasa
Tidak
melebihi 60 Non BUT PPh pasal 26
hari

4 tethadini
Berdasarkan P3B Indonesia -
Jepang
Jasa
konsultan /
pengawasan PPh Ps 4 (2)
terkait > 6 bulan BUT
/ PPh ps 23
dengan
pendirian Tidak
bangunan / melebihi 6 Non BUT No tax
konstruksi / bulan
Jasa proyek
instalasi

Selain jasa
konsultan/pengawasan terkait
dengan pendirian Non BUT No tax
bangunan/konstruksi/proyek
instalasi

5 tethadini
Berdasarkan UU PPh

PPh Ps 17
OP 10%
(2c)
WPDN
Badan / PPh pasal
15%
Royalti BUT 23
PPh Pasal
WPLN 20%
26

6 tethadini
Pasal 12 P3B Indonesia-
Jepang (1)

Royalti yang berasal dari Negara Sumber dan dibayarkan kepada penduduk Negara Domisili,
dikenakan pajak di Negara Domisili.

Royalti tersebut dapat juga dikenakan pajak di Negara Sumber, sesuai dengan perundang-
undangan Negara sumber, tetapi apabila sipenerima adalah pemilik royalti yang
menikmatinya, pajak yang dikenakan tidak akan melebihi 10 persen dan jumlah kotor
royalti.

Istilah "royalti" yang digunakan dalam Pasal ini berarti segala bentuk pembayaran yang
diterima sebagai balas jasa atas penggunaan, atau hak menggunakan setiap hak cipta
kesusasteraan, kesenian atau karya ilmiah termasuk film-sinematografi dan film atau pita-pita
untuk siaran radio atau televisi, paten, merek dagang, pola atau model, rencana, rumus rahasia
atau pengolahan, atau penggunaan atau hak menggunakan perlengkapan-perlengkapan
industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan, atau untuk keterangan mengenai pengalaman
7 tethadini dibidang industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan.
Pasal 12 P3B Indonesia-
Jepang (2)
Ketentuan-ketentuan ayat 1 dan 2 tidak berlaku apabila penerima royalti yang merupakan penduduk
suatu Negara menjalankan usaha di Negara lainnya dimana royalti itu berasal, melalui pendirian tetap,
atau melakukan pekerjaan bebas dengan suatu tempat tertentu, dan hak atau milik sehubungan dengan
mana royalti itu dibayarkan, mempunyai hubungan efektif dengan pendirian tetap atau tempat tertentu
itu.Dalam hal demikian, melihat pada masalahnya, berlaku ketentuan-ketentuan Pasal 7 atau Pasal 14
------Royalti akan diperlakukan sebagai laba usaha (business profit) jika royalti
tsb memiliki hubungan efektif (effectively connected) dengan PE yg berada di
negara sumber.

Royalti dianggap berasal dari suatu Negara, jika pembayaran royalti itu adalah Negara itu sendiri,
Pemerintah Daerah/Lokal atau penduduk Negara tersebut. Namun demikian apabila pembayaran
royalti, tanpa memandang apakah ia merupakan penduduk suatu Negara atau bukan mempunyai
pendirian tetap atau tempat tertentu di Negara lain dimana kewajiban membayar royalti timbul
dan royalti itu dibebankan pada pendirian tetap atau tempat tertentu itu, maka royalti itu dianggap
berasal dari Negara dimana pendirian tetap atau tempat tertentu itu berada.

Apabila karena adanya suatu hubungan istimewa antara pembayar dan penerima royalti atau antara
keduanya dengan pihak ketiga maka jumlah royalti, dengan memperhatikan penggunaan, hak dan
keterangan untuk mana royalti itu dibayar melebihi jumlah yang seharusnya disepakati oleh pembayar
dan penerima seandainya tidak terdapat hubungan istimewa, maka ketentuan-ketentuan pasal ini hanya
akan berlaku terhadap jumlah yang disebut terakhir.Dalam hal demikian, jumlah pembayaran
selebihnya tetap dikenakan pajak menurut perundang-undangan masing-masing Negara dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan lain dalam Persetujuan ini.
8 tethadini
Royalti

UU PPh PPh Pasal 26 20%

Royalti
P3B
Indonesia PPh Ps 26 10%
Jepang

9 tethadini
Thank
you
10 tethadini

Anda mungkin juga menyukai