ORANG PRIBADI
Aturan sebelumnya
→ Hanya menyebutkan kriteria orang pribadi, tanpa menyebutkan status
kewarganegaraan.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
Pasal 2 (4) UU PPh:
Aturan sebelumnya
Dikenakan PPh atas penghasilan baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia.
OBYEK PAJAK
❑ Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima/diperoleh
❑ Baik yang berasal dari Indonesia maupun luar
Indonesia
❑ Yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WP yang bersangkutan
❑ Dengan nama dan dalam bentuk apapun,
termasuk:
OBYEK PAJAK
✓ LABA USAHA
✓ KEUNTUNGAN KARENA PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
✓ PENERIMAAN KEMBALI PEMBAYARAN PAJAK YANG TELAH DIBEBANKAN
SEBAGAI BIAYA
✓ BUNGA TERMASUK PREMIUM, DISKONTO, DAN IMBALAN KARENA
JAMINAN
✓ DEVIDEN DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN TERMASUK
DEVIDEN DARI PERUSAHAAN ASURANSI PADA PEMEGANG POLIS DAN
PEMBAGIAN HASIL USAHA KOPERASI
✓ ROYALTI
✓ SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
HARTA
OBYEK PAJAK
✓ KEUNTUNGAN KARENA PEMBEBASAN UTANG, KECUALI SAMPAI DENGAN JUMLAH TERTENTU
YANG DITETAPKAN DENGAN PP
✓ TAMBAHAN KEKAYAAN NETO YANG BERASAL DARI PENGHASILAN YANG BELUM DIKENAKAN
PAJAK
PENGHASILAN SECARA
KESELURUHAN
Penghasilan yang
Dikenakan Pajak
Bersifat Final
1. Penghasilan yang diterima/diperoleh tidak
dihitung kembali pajaknya pada saat
penghitungan pajak akhir tahun.
2. Pajak yang telah dibayar/dipotong pada saat
perolehan penghasilan/saat transaksi tidak dapat
dikreditkan dengan pajak terutang yang dihitung
pada saat penghitungan pajak akhir tahun
3. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
perolehan penghasilan yang dikenakan pajak
bersifat final tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan sebagai dasar penghitungan pajak
terutang
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPH FINAL
Jenis Penghasilan Dasar Hukum Tarif
Bunga Tabungan/Deposito PP 131 Th 2000 20%
b. Warisan
c. ……………….
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
f. Dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri sepanjang dividen tersebut diinvestasikan diwilayah
NKRI dalam jangja waktu tertentu; (UU 11 Tahun 2020)
i. Bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima atau diperoleh anggota dari koperasi, perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma,
dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif
l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
m. ............;
n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib
Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
CARA HITUNG PAJAK PENGHASILAN
Dikenakan Pajak secara Umum (Tarif x Penghasilan Kena Pajak)
PENGUSAHA 1. Usaha Non Final dengan omset melebihi Rp 4,8 Milyar
PROFESIONAL/
FREELANCE 2. Pekerjaan Bebas: dokter, notaris, agen asuransi, narasumber,
dll
KARYAWAN 3. Pekerjaan
USAHA OMSET > 4,8 MILYAR PEMBUKUAN TARIF X (P.NETO - KOMP. RUGI - PTKP)
PEKERJAAN BEBAS OMSET > 4,8 MILYAR PEMBUKUAN TARIF X (P.NETO - KOMP. RUGI - PTKP)
Penjelasan
Pengertian pembukuan telah diatur dalam Pasal 1 angka 29.
Pengaturan dalam ayat ini dimaksudkan agar berdasarkan pembukuan tersebut dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
Selain dapat dihitung besarnya Pajak Penghasilan, pajak lainnya juga harus dapat dihitung dari
pembukuan tersebut. Agar Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat
dihitung dengan benar, pembukuan harus mencatat juga jumlah harga perolehan atau nilai impor,
jumlah harga jual atau nilai ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah, jumlah pembayaran atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah
pabean di dalam daerah pabean, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan yang tidak dapat
dikreditkan.
Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim
dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan
perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas data yang
dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto
dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang
dikenai pajak yang bersifat final.
Penjelasan
Pencatatan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
dan pekerjaan bebas meliputi peredaran atau penerimaan bruto dan
penerimaan penghasilan lainnya, sedangkan bagi mereka yang semata-mata
menerima penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan bebas, pencatatannya
hanya mengenai penghasilan bruto, pengurang, dan penghasilan neto yang
merupakan objek Pajak Penghasilan.
Di samping itu, pencatatan meliputi pula penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
A. Contoh penghitungan PPh dengan PEMBUKUAN
(misal Agen Asuransi)
KETERANGAN PEMBUKUAN
PENDAPATAN 300.000.000
HARGA POKOK PENDAPATAN 100.000.000
LABA KOTOR 200.000.000
BIAYA USAHA 80.000.000
LABA USAHA 120.000.000
PENDAPATAN (BIAYA) LUAR USAHA (10.000.000)
LABA BERSIH 110.000.000
Zakat Penghasilan/iuran wajib keagamaan (2.000.000)
KOMPENSASI KERUGIAN (3.000.000)
PTKP : K/1 (63.000.000)
PENGHASILAN KENA PAJAK 42.000.000
PAJAK PENGHASILAN 2.100.000
Note: utk penghasilan dari pekerjaan bebas
B. Contoh Penghitungan PPh dengan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto
2016
PER- 17 /PJ/2015 KEP-536/PJ.2/2000
KETERANGAN IBU KOTA 10 IBU KOTA
10 IBUKOTA PROPINSI DAERAH IBUKOTA PROPINSI DAERAH
PROPINSI LAINNYA LAINNYA PROPINSI LAINNYA LAINNYA
ORTU MERTUA
CK AA : Anak Angkat
CK CT
AT : Anak Tiri
Pajak Penghasilan:
-5% x Rp 50.000.000 400.000
-15% x Rp 200.000.000 0
-25% x Rp 250.000.000 0 Note:
-30% x Rp ...dst. 0 Jika Pemberi Kerja telah
memotong pajaknya
Jumlah Pajak Penghasilan terutang 400.000 dengan benar,
Kredit Pajak (pengurang pajak):
-PPh Pasal 21 dari gaji karyawan (400.000)
pada akhir tahun si
karyawan tidak pernah
Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar akhir tahun NIHIL kekurangan bayar lagi
…untuk karyawan
yang memiliki penghasilan lainnya
Penghasilan Neto Lainnya:
-Gaji dan penghasilan Karyawan 80.000.000
-Honor Mengajar 10.000.000
Jumlah Penghasilan Neto 90.000.000
Dikurangi dengan:
-Kompensasi Rugi Usaha tahun lalu 0
-Zakat atas Penghasilan 0
-Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) (72.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 18.000.000
Pajak Penghasilan:
-5% x Rp 50.000.000 900.000
-15% x Rp 200.000.000 0
-25% x Rp 250.000.000 0
-30% x Rp ...dst. 0
Note:
Pada akhir tahun, hanya
Jumlah Pajak Penghasilan terutang 900.000 membayar PPh atas
Kredit Pajak (pengurang pajak): penghasilan yang belum
-PPh Pasal 21 dari gaji karyawan (400.000) dikenakan pajak, yaitu
Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar akhir tahun 500.000 Honor
CARA HITUNG PAJAK
TARIF PAJAK PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP)
(Pasal 17 UU PPh) X (Phsl. Neto – Zakat – Kompensasi Rugi - PTKP)
TARIF PAJAK
→ Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
→ Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15%
→ Di atas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 25%
→ Di atas Rp 500.000.000 30%
BERIKUT PENGHASILAN TAHUN 2020
YANG DITERIMA ALIMAN
USAHA/PEK.BEBAS PEMBUKUAN
PENCATATAN/NORMA
Mobil
Royalty 2.000.000 -500.000 1.500.000
(misal ada biaya)
1. yaitu suami-isteri yang tidak menghendaki untuk KK kewajiban Apabila Penghasilan istri
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya hanya dari 1 pemberi kerja
perpajakan secara terpisah. Isteri dalam melaksanakan menggunakan NPWP maka dianggap penghasilan
hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya suami atau kepala bersifat final SPT 1770 S
menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga. keluarga. lamp II angka 13 , SPT 1770
2. WP tidak kawin mempunyai penghasilan selain dari usaha lamp III angka 15
dan/atau pekerjaan bebas.
3. WP tidak kawin menerima penghasilan dari
usaha/pekerjaan bebas
suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim HB Isteri memiliki Penghasilan dan pajaknya
(HB); kewajiban dilakukan
mendaftarkan diri sendiri-sendiri (Tidak ada
untuk penggabungan
diberikan NPWP penghasilan)
sehingga menjadi
Dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan PH
Wajib Pajak Orang
perjanjian pemisahan harta dan
Pribadi tersendiri.
penghasilan (PH); atau
Penggabungan penghasilan
Dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak MT
proporsional
dan kewajiban perpajakannya
sendiri (MT).
PENGHASILAN ISTRI DARI SATU
PEMBERI KERJA
Contoh 1
ISTRI MEMILIKI NPWP SENDIRI
A. DATA PENGHASILAN
Status: K/1 Suami Istri
NPWP 07.777.672.2-542.000 09.999.999.9-542.000
Gaji, dll. 110,000,000 90,000,000
Biaya Jabatan 5% (5,500,000) (4,500,000)
Penghsl Neto 104,500,000 85,500,000
PTKP (63,000,000) (54,000,000)
Penghsl Kena Pajak 41,500,000 31,500,000
PPh Terutang:
5% x 50 juta 2,075,000 1,575,000
15% x 200 juta
25% x 250 juta
30% x ……dst
Jumlah PPh 2,075,000 1,575,000
Jumlah Pajak yang dipenuhi sendiri-sendiri 3,650,000
B. LAPORAN SPT TAHUNAN
SPT Suami SPT Istri
Penghsl Neto Suami (S) 104,500,000 104,500,000
Penghsl Neto Istri (I) 85,500,000 85,500,000
Jumlah Penghsl Neto SI 190,000,000 190,000,000
PTKP Gabungan K/I/1 (117,000,000) (117,000,000)
Penghsl Kena Pajak SI 73,000,000 73,000,000
PPh Terutang:
5% x 50 juta 2,500,000 2,500,000
15% x 200 juta 3,450,000 3,450,000
25% x 250 juta
30% x ……dst
Jumlah PPh Gabungan SI 5,950,000 5,950,000
PPh Porsi Suami / Istri 3,272,500 2,677,500
PPh yang sudah dipotong:
- PPh 21 (2,075,000) (1,575,000)
PPh yang kurang dibayar 1,197,500 1,102,500
Note:
PORSI PPH SUAMI/ISTRI :
P.NETO S atau I X PPh Gabungan SI
TOTAL P.NETO SI
Contoh 2
ISTRI TIDAK MEMILIKI NPWP SENDIRI
A. DATA PENGHASILAN
Status: K/1 Suami Istri
NPWP 07.777.672.2-542.000 x
Gaji, dll. 110,000,000 90,000,000
Biaya Jabatan 5% (5,500,000) (4,500,000)
Penghsl Neto 104,500,000 85,500,000
PTKP (63,000,000) (54,000,000)
Penghsl Kena Pajak 41,500,000 31,500,000
PPh Terutang:
5% x 50 juta 2,075,000 1,575,000
15% x 200 juta
25% x 250 juta
30% x ……dst
Jumlah PPh 2,075,000 1,575,000
Jumlah Pajak yang dipenuhi sendiri-sendiri 3,650,000
B. LAPORAN SPT TAHUNAN
SPT Suami dikenakan PPh Final
Penghsl Neto Suami (S) 104,500,000
Penghsl Neto Istri (I) 85,500,000
Jumlah Penghsl Neto 104,500,000
PTKP K/1 (63,000,000)
Penghsl Kena Pajak 41,500,000
PPh Terutang:
5% x 50 juta 2,075,000
15% x 200 juta
25% x 250 juta
30% x ……dst
Jumlah PPh 2,075,000 1,575,000
PPh yang sudah dipotong:
- PPh 21 (2,075,000)
PPh yang kurang dibayar -
Tidak perlu bayar pajak lagi
Penghasilan Istri dianggap sudah selesai pemajakannya
PENYAJIAN HARTA DI SPT
TAHUNAN
Bagian ini digunakan untuk melaporkan harta usaha serta harta non usaha pada akhir
Tahun Pajak yang dimiliki atau dikuasai Wajib Pajak sendiri dan anggota keluarganya.
Dalam hal:
1. Isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim (HB);
2. Isteri melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH);
3. Isteri menghendaki untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri (MT);
CATATAN PENTING
FORM 1770 SS
Suami-isteri yang mempunyai penghasilan selain dari usaha
dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak
lebih dari Rp 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) setahun,
namun memiliki status perpajakan PH atau MT wajib melaporkan
penghasilan dengan menggunakan Formulir SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi 1770 S, bukan menggunakan Formulir SPT Tahunan
PPh Orang Pribadi 1770 SS ini.
GO TO SPT:
KESIMPULAN:
• Bagi Wanita Kawin yang memiliki penghasilan hanya semata-mata dari satu
pemberi kerja sebaiknya mengajukan penghapusan NPWP (Apabila telah
memiliki NPWP) dan menggunakan NPWP Suami dalam melakukan kewajiban
perpajakannya.
• Analisis Hasil penyusunan SPT Melalui Fungsi Pendapatan Y= C+I+S untuk
melihat kewajaran dari Penyusunan SPT
• Hindari Sanksi Bunga akibat kesalahan perhitungan