Anda di halaman 1dari 14

Rapid Emergency Medicine Score

(REMS) in the trauma population:


a retrospective study
Introduction
Trauma dan cedera yang tak disengaja merupakan penyebab utama kasus
kematian pada orang yang berusia < 44 tahun yang menjadi beban biaya
utama pada sistem perawatan kesehatan.
Saat ini literatur pendukung tentang diagnosis cepat dan pengobatan yang
sesuai, keduanya memperbaiki outcome dan biaya yang efektif.
Dekade terakhir ini, sistem skoring telah digunakan untuk menilai beratnya
cidera dan pengukuran secara objektif untuk pemberian pengobatan dan
tindakan yang tepat.
Acute Physiology And Chronic Health Evaluation (APACHE II) adalah skala
yang akurat untuk menilai keparahan antara penyakit non bedah, bedah dan
pasien ICU. Skor ini menyatuhkan suhu tubuh, respirasi, nadi, MAP, gas
darah, pH darah arteri, sodium dan potassium, kreatinin, hematocrit, leukosit
dan GCS.
Dengan ketergantungan pada tes laboratorium seperti kimia darah, APACHE
II tidak praktis untuk mendiagnosis cepat cedera berat pada emergency
department (ED) atau lapangan.
The Rapid Emergency Medicine Score (REMS), merupakan versi sederhana dari
APACHE II, yang dapat digunakan untuk perhitugan cepat.
REMS tersusun atas GCS, respirasi, SPO2, MAP, hazard ratio dan umur.
Diantara pasien non bedah yang diberikan ke ED, REMS terbukti dapat menjadi
predictor yang valid untuk kematian.
Sementara banyak metodologi skoring ED yang fokus pada outcome jangka pendek,
REMS telah menunjukan prediksi kematian pada 1 minggu (hazard ratio 1.34, 95%
CI 1.30-1.37), 1 bulan (hazard ratio 1.30, 95% CI 1.27-1.32) dan 3 bulan (hazard
ratio 1.26, 95% CI 1.24-1.28).
Penelitian lain membandingkan area under the receiver operating curve
(AUC) antara Rapid Acute Physiology Score (0.64, 95% CI 0.59-0.69) dan
REMS (0.74, 95% CI 0.70-0.78) pada pasien ED yang non bedah menujukan
REMS lebih unggul.
Setelah dipublikasikan secara luas validitas predikatif skor ini pada pasien
non bedah, penggunaan REMS pada populasi trauma belum diteliti.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi REMS sebagai alat stratifikasi
risiko untuk prediksi kematian di rumah sakit pada pasien trauma. Kemudian
untuk membandingkan REMS dengan Revised Trauma Score (RTS), Injury
Severity Score (ISS) dan Shock Index (SI) untuk menentukan skoring mana
yang paling unggul memprediksi kematian, selain itu memeriksa 6 komponen
REMS untuk menentukan mana, jika ada, yang paling prediktif terhadap
angka kematian.
Materials and Methods
Study design: retrospective (Academic American College of Surgeons(ACS))
Study Population
Populasi: 3680 pasien dengan trauma dalam periode 4 tahun terakhir
Berusia 14 tahun
Kriteria eksklusi: Pasien rujukan, luka bakar dan tenggelam
Protocol
Variabel:
Umur Diastolic blood preassure
Tanggal dan waktu MRS Respirasi
Ras Heart rate
Jenis kelamin
SPO2
Systolic blood pressure
(SBP) Lama tinggal
Measurement

Umur di berikan
point 0-6, sedangkan
5 variable sisanya
diberi point 0-4.
Results
Conclusions
REMS sangat baik di gunakan untuk memprediksi kematian di RS pada
pasien trauma
REMS mirip dengan RTS dan lebih unggul dari pada skoring trauma yang
lain, diantaranya ISS dan SI
Kontribusi komponen REMS yaitu heart rate dan RR, tidak terlalu
signifikandalam memprediksi kematian
Sedangkan umur dan GCS dapat menjadi faktor yang memperberat atau
memperingan dalam perhitungan REMS
Lanjut...
Tipe trauma penting dalam memprediksi kematian pada pasien trauma dan
hal tersebut tidak temasuk dalam skoring REMS
Penelitian ini memberi kesempatan untuk penelitian dimasa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai