Anda di halaman 1dari 46

MANAJEMEN KESEHATAN HAJI

Health Care Management of the


Pilgrims
in Indonesia

dr. Hj. Mayang Sari Ayu , MARS


Ilmu Kesehatan Masyarakat /
Kedokteran Komunitas dan Infeksi /
Kedokteran Keluarga
FK UISU MEDAN
2016
PENDAHULUAN

Haji Rukun Islam dengan Syarat (Istithoah) syarat


kesehatan dan syarat biaya
Ibadah Haji Rangkaian kegiatan fisik, mobilitas tinggi,
populasi banyak dan sosial budaya
DASAR HUKUM

1
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelatihan
4. Pembinaan teknis
5. Sistem Informasi
6. Monitoring dan Evaluasi
LINTAS SEKTOR YANKES
HAJI

1. Kementrian Dalam Negeri,


2. Kementrian Kesehatan
3. Kementrian Agama
4. Kementrian Perhubungan
5. Kementrian Luar Negeri
6. Organisasi Profesi dan Masyarakat
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
Kegiatan Pokok Pelayanan Kesehatan Haji :
1. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji
2. Pembinaan kesehatan calon jemaah haji
3. Pelayanan medis
4. Imunisasi
5. Surveilans Kesiapsiagaan Penanggulangan KLB dan
Musibah Masal
6. Kesehatan Lingkungan
TUJUAN PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI

Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji


Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji
sebelum keberangkatan (peran Puskesmas,
sebelum keberangkatan (peran Puskesmas,
Din Kes Kab/Kota dan Provinsi)
Din Kes Kab/Kota dan Provinsi)

Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat


Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat
selama menunaikan ibadah, sampai tiba
selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH)
kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH)

Mencegah terjadinya transmisi penyakit


Mencegah terjadinya transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluar / masuk
menular yang mungkin terbawa keluar / masuk
oleh jemaah haji (peran TKHI, PPIH, Kepmenkes 442 tahun
oleh jemaah haji (peran TKHI, PPIH,
Embarkasi/Debarkasi) 2009
Embarkasi/Debarkasi)
8
PELAYANAN MEDIS PETUGAS
TKHI KLOTER
PENDAHULUAN

1. Pelaksanaan pelayanan medis di tanah air


dilaksanakan BPIH (Badan Penyelenggara Ibadah
Haji)
a. Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.
b. Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah
haji yang wafat.
C. Tindak lanjut untuk perbaikan kesehatan lingkungan
pemondokan, asrama haji Madinatul Hujjaj, jasaboga,
airport dan pesawat dalam penyelenggaraan haji
(Muassasah, Maktab, Majmuah, Konsulat Jenderal, Kabid
Haji dan Kadaker).
2. Puskesmas adalah tempat pemeriksa kesehatan calon
jemaah haji pertama, dan Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota melaksanakan pemeriksaan, rujukan
dan pembinaan kesehatan.
KONSEP DASAR
PENGERTIAN

Pemeriksaan
Pembinaan Kesehatan

RSU &
. Puskesmas RSJ

II. Kabupaten

Prev-Prom
III.Embarkas
Deteksi
Diagnosis
Dini & Terapi
PEMERIKSAAN KESEHATAN
HAJI 1

1. Dilakukan sebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke


Bank Penerima Setoran (BPS)
2. Pemeriksaan kesehatan I dilakukan untuk manajemen faktor risiko CJH
3. Pemeriksaan kesehatan I dilaksanakan di puskesmas oleh dokter
puskesmas
4. Foto sudah ditempel pada lembar Surat Keterangan Kesehatan yang
akan diserahkan ke BPS dan sesuai dengan wajah calon jemaah haji.
setelah memperoleh kursi (seat) atau terdaftar di Siskohat, calon
jemaah haji harus kembali ke puskesmas untuk pembinaan dan
dibuatkan buku kesehatan.
5. Pasfoto yang ditempel pada buku kesehatan dan surat keterangan
kesehatan harus sama dengan pasfoto yang digunakan untuk paspor
haji dan berukuran 4 x 6 cm kemudian dibubuhi stempel puskesmas
dan harus mengenai pasfoto.
6. Calon jemaah haji wanita sebaiknya pemeriksa kesehatan adalah dokter
wanita. Apabila yang memeriksa dokter pria harus didampingi oleh
perawat wanita.
PEMERIKSAAN KESEHATAN
HAJI 1

Calon jemaah haji yang Risti (resiko tinggi) :


1. Usia lanjut (Usia >60 tahun ) pemeriksaan laboratorium (darah
dan urin) perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten/Kota untuk
dilakukan pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah sesuai
indikasi. Hasil pemeriksaan dilampirkan pada Buku Kesehatan
Jemaah Haji
2. Jika batuk lebih dari 3 minggu, dilakukan pemeriksaan
laboratorium Basil Tahan Asam (BTA) dan foto thorak. Apabila
hasilnya positif maka diberi pengobatan sesuai dengan ketentuan
Program Pemberantasan TB Paru Nasional
3. Jemaah haji dengan penyakit kronis mis. Pasca stroke, luka DM
4. Wanita Hamil
JEMAAH HAJI RISTI

RISTI USIA
USIA
TOTAL
JEMAAH
151.47 60
60 TAHUN
TAHUN 21,661
(Tanpa
(Tanpa
RISTI 9 Penyakit)
(14,3%)
RISTI
93.009
(71.5%) PENYAKIT
(61,4%)
(Semua
(Semua Usia)
Usia)
RISTI USIA
>60
>60 TAHUN
TAHUN 36.809
&
BERPENYAKI (24,3%)
BERPENYAKI
T
T

10 PENYAKIT RISTI TERBANYAK


RISTI
RISTI Essential (primary) hypertension 66,20%
PENYAKIT
PENYAKIT Non-insulin-dependent diabetes mellitus 22,23%
Disorders of lipoprotein metabolism and other lipidaemias 14,76%
Cardiomegaly 10,81%
Other rheumatoid arthritis 8,19%
Obesity 7,05%
Gastritis and duodenitis 6,27%
Dyspepsia 5,12%
Hypotension 3,62%
Atherosclerotic heart disease 3,45%
6
PEMERIKSAAN KESEHATAN
HAJI I

Calon Jemaah Haji Wanita (PUS)


1. Pemeriksaan tes kehamilan (bagi puskesmas yang sudah
mampu).
2. Jika tidak hamil mengikuti keluarga berencana (KB).
Kemudian menanda tangani surat pernyataan pada buku
kesehatan jika hamil menjelang bersedia menunda
keberangkatannya ke Arab Saudi
3. Bagi wanita hamil usia kehamilan < 14 minggu dan > 26
minggu harus menunda keberangkatannya (Surat
Keputusan Bersama/SKB Menteri Agama, Menteri
Kesehatan & peraturan penerbangan Internasional)
4. Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan antara 14 s/d 26
minggu dan telah divaksinasi Meningitis sebelum hamil
diizinkan berangkat, syarat menanda tangani surat
pernyataan bersedia menanggung risikonya
PEMERIKSAAN KESEHATAN
HAJI 2

1. Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji


Kabupaten/Kota untuk menentukan layak tidaknya calon
jemaah haji berangkat ke Arab Saudi
2. Tim Pelaksana dokter, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya (dinkes & RS) atau yang pernah bertugas sebagai
TKHI atau Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD ditetapkan
oleh Kepala Dinkes Kabupaten/Kota.
3. Tim Pelaksana Penerima Rujukan Kabupaten/Kota dokter
spesialis yang ditetapkan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota
4. Pemeriksa dengan teliti apakah calon jemaah haji yang
diperiksa sesuai dengan foto yang terdapat dalam BKJH.
5. Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus
dilakukan tes kehamilan sebelum divaksinasi Meningitis
PEMERIKSAAN KESEHATAN
HAJI 2

Data hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji ditulis


lengkap dan benar dalam BKJH (Buku Kesehatan Jemaah Haji)
Tenaga kesehatan mengisi kode diagnosis sesuai dengan
hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji
Calon jemaah haji yang hasil pemeriksaan kesehatannya BAIK
atau KURANG BAIK kesehatannya, tetapi besar harapan dapat
disembuhkan sebelum keberangkatannya, maka buku
kesehatannya dapat ditanda tangani langsung oleh dokter
pemeriksa dengan catatan harus mengikuti pengobatan dan
pembinaan kesehatan secara teratur
Hasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis sesuai kode
diagnosis calon jemaah haji risti maksimal 5 kode dengan
urutan pertama yang terberat.
TARGET

a. Cakupan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji


100 %.
b. Cakupan tes kehamilan calon jemaah haji wanita
(PUS) 100%.
c. Cakupan imunisasi Meningitis 100 %
d. Frekuensi KLB menurun.
e. Menurunnya angka kunjungan dan angka kematian.
f. Seluruh pelabuhan Embarkasi/Debarkasi Haji
melaksanakan pemeriksaan dokumen kesehatan
haji sesuai dengan standar.
g. Cakupan pengumpulan Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) 80 %
SELAMA PERJALANAN DARI
JEDDAH, MADINAH & MAKKAH

Memantau kondisi kesehatan seluruh jemaah haji,


Melapor ke wakadaker pelayanan kesehatan.
Mengambil tas yang berisi paket obat dan alat kesehatan
kloter.
Menganjurkan jemaah haji cukup istirahat makan dan
minum.
Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji yang
memerlukan.
Melakukan rujukan ke BPHI atau rumah sakit Arab Saudi
(RSAS).
Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji
yang wafat.
KARAKTERISTIK JEMAAH HAJI

KELOMPOK
PENDIDIKAN
UMUR
<40 Thn 16,45% DASAR 34,57%
41-50 Thn 29,49% MENENGA
H 36,63%
51-60 Thn 32,48%
TINGGI 28,75%
61-70 Thn 16,55%
LAIN-LAIN 0,05%
>=71 Thn 5,03%

JENIS KELAMIN PEKERJAAN


IBU RUMAH
PRIA 45,20 TANGGA 27,64%
WANITA 54, 80 SWASTA 22,60%
PNS 19,97%
PETANI 13,01%
PEDAGANG 7,77%
TNI / POLRI 0,79%
SISWA , BUMN ,
LAIN-LAIN 8,25%

4
550 C ANTISIPASI PERBEDAAN
MUSIM
Panas
Okt Des Jan Maret
April Juli Agst Sept
Dingin

Heat Stroke
< 50 C
Penyakit__ :
Kulit bersisik & gatal, Mimisan, Bibir pecah-
pecah, Infeksi pernafasan, Peny. Saluran
Cerna, Gangguan otot & Tulang, Dehidrasi

Jantung, DM, Asma, Rheumatik, Stress diluar kendali,


perubahan perilaku, gangguan jiwa
UTILISASI PELAYANAN KESEHATAN HAJI
DI ARAB SAUDI

RAWAT JALAN RAWAT INAP


DAKER
KLOTER SEKTOR BPHI JUMLAH SEKTOR BPHI RSAS JUMLAH

DAKER JEDDAH 13.251 905 4 14.160 - 172 21 193

DAKER MAKKAH 367.878 1.560 515 369.953 530 898 266 1.694

DAKER MADINAH 67.899 591 492 68.982 - 456 138 594

ARAFAH 2.188 - - 2.188 - 119 7 126

MUZDALIFAH - - - - - - - -

MINA 42.019 - 357 42.376 - 134 77 211

JUMLAH 493.235 3.056 1.368 497.659 530 1.779 509 2.818

7
PERSENTASE 10 PENYAKIT TERBANYAK
RAWAT JALAN KLOTER DAN RAWAT INAP
N 10 PENYAKIT TERBANYAK N 10 PENYAKIT TERBANYAK
O RAWAT JALAN KLOTER % O RAWAT INAP %
Acute nasopharyngitis (common 26,2 Non-insulin-dependent diabetes
1 1 10,26
cold) 5 mellitus
Uncute upper respiratory infections 10,6 2 Dispepsia 10,11
2
of multiple and unspecified site 5
Essential (primary)
3 8,16
3 Acute pharyngitis 9,28 hypertension
4 Essential (primary) hypertension 8,83 Pneumonia, organism
4 6,56
unspecified
5 Myalgia 7,23
Stroke, not specified as
Influenza due to indentified 5 4,40
6 7,16 haemorrhage or infarction
influenza virus
6 Congestive heart failure 4,12
7 Dyspepsia 3,25
7 Asthma 3,76
Non-insulin-dependent diabetes
8 2,68
mellitus Other chronic obstructive
8 3,34
pulmonary disease
9 Tension-type headache 1,94
Diarrhoea and gastroenteritis of
10 Gastritis and duodenitis 1,90 9 2,84
presumed infectious origin
20,8
Others Chronic obstructive pulmonary
3
10 disease with acute lower 2,66
respiratory
Others 43,79
8
RAWAT INAP
BPHI BARU DI
MAKKAH

RAWAT INAP BPHI


DI MAKKAH 27
TKELOMPOK PENYEBAB WAFAT
TERBANYAK

SUMBER :SISKOHATKES
Kesimpulannya

Hasil pemeriksaan
Catatan
Surat
Hasil Keterangankesehatan menjadi
Pemeriksaan Kesehatan
IMUNISASI JEMAAH HAJI
MENINGITIS MENINGOKOKUS
Meningitis meningokokus
disebabkan oleh bakteri
Neisseria meningitidis yang
ditularkan secara langsung
melalui percikan cairan
hidung dan tenggorokan pada
saat batuk atau bersin dari
penderita/carrier Meningitis
(Droplet Infection) yang
menyerang selaput otak
(Meningen) dan dapat
menimbulkan cacat dan
kematian.
IMUNISASI MENINGITIS
MENINGOKOKUS
TETRAVALEN

a. Tujuan memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit


Meningitis meningokokus
b. Syarat Imunisasi diberikan minimal 10 hari sebelum
keberangkatan ke Arab Saudi. Bila kurang dari 10 hari sejak
keberangkatan ke Arab Saudi, diberikan profilaksis dengan
Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal
c. Pelaksanaan imunisasi bersamaan dengan pemeriksaan
kesehatan II di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
d. Vaksin diberikan dosis 0,5 cc untuk umur 2 tahun keatas
dan 0,3 cc untuk umur dibawah 2 tahun
e. Kontra indikasi Wanita hamil, panas tinggi serta bagi
mereka yang peka atau alergi terhadap phenol
f. Untuk tindakan pengamanan bagi calon jemaah haji setelah
diimunisasi meningitis meningokokus tetravalen dianjurkan
menunggu 30 menit.
PENCATATAN

a. Setelah imunisasi dicatat pada kartu International


Certificate of Vaccination (ICV) : nama calon jemaah
haji, nomor paspor, tanggal imunisasi, nama vaksin,
nomor vaksin/batch number dan dosis.
b. ICV ditanda tangani oleh dokter (dokter Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau dokter Kepala KKP
Embarkasi atau dokter yang ditunjuk
c. Stempel Port Health Authority (bukan stempel dinkes
kabupaten/kota/puskesmas).
d. Bagi calon jemaah haji yang tidak mempunyai bukti
imunisasi Meningitis harus imunisasi di pelabuhan
Embarkasi dan diberi kartu ICV serta minum
Cyprofloxacin 500 mg dosis tunggal sebagai profilaksis.
VAKSIN INFLUENZA

Vaksin influenza dianjurkan terutama untuk


jamaah haji sebagai berikut:
1. Pengidap penyakit kronis gangguan ginjal,
sakit jantung, gangguan pernapasan, diabetes,
dan gangguan sistem saraf.
2. Pasien imunodefisiensi.
3. Pengidap penyakit metabolik.
4. Pengidap obesitas.
5. Wanita hamil.
ADA DUA HAL YANG HARUS DIPENUHI
PADA VAKSIN

1.ASPEK KEAMANAN DAN EFEKTIFITAS


VAKSIN MEMPUNYAI IZIN EDAR BPOM RI.

2.ASPEK AGAMA YAITU KETERSEDIAAN


VAKSIN HALAL YANG DIBERIKAN KEPADA
JEMAAH HAJI / UMRAH MEMPUNYAI
SERTIFIKAT HALAL DARI MAJELIS ULAMA
INDONESIA

PERSYARATAN KHUSUS
PETUGAS
KESEHATAN HAJI
INDONESIA (PKHI)
PPIH ARAB SAUDI BIDANG KESEHATAN

1. Dokter/Dokter Gigi :
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Paru, Jantung
dan Pembuluh Darah, Saraf, Kedokteran Jiwa, Bedah
dan Anestesi.
3. Perawat
4. Analis Kesehatan
5. Rekam Medik
6. Radiografer
7. Teknik Elektro
8. Nutrisionis dan Dietisian
9. Tenaga kefarmasian
10.Sanitasi Surveilans
PERSYARATAN UMUM PETUGAS
KESEHATAN HAJI INDONESIA (PKHI)

1. Warga Negara Indonesia yang beragama Islam;


2. Pegawai Negeri (PNS/TNI/POLRI) atau pegawai tetap di Rumah Sakit/Klinik
swasta;
3. Bagi pendaftar yang bekerja di Rumah Sakit/Klinik Swasta, melampirkan surat
izin operasional Rumah Sakit/Klinik Swasta.
4. Memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan Ijazah;
5. Berusia maksimal 55 tahun;
6. Berbadan sehat dan khusus wanita tidak dalam keadaan hamil, hasil medical
check up.
7. Berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 tahun pada tempat yang sama dan
dibuktikan dengan SK penempatan atau SPMT, dan surat pernyataan pengalaman
bekerja dari atasan langsung dan diketahui pimpinan instansi;
8. Mendapat persetujuan tertulis dari atasan langsung dan diketahui pimpinan
instansi;
9. Bagi Wanita menikah mendapat persetujuan secara tertulis dari suami;
10.Pasangan Suami-istri tidak boleh mengajukan lamaran pada musim haji yang
sama;
11.Bersedia tidak memahrami suami-istri, orang tua/mertua baik sebagai petuga
/jamaah haji;
12.Bersedia ditempatkan dan ditugaskan sesuai kebutuhan operasional.
13.Tidak sedang terlibat dalam proses hukum.
A. TKHI KLOTER :
1. Dokter :
a. Memiliki Sertifikat kegawat daruratan medik (ATLS, ACLS, ATCLS, ALS, GELS)
b. Memiliki STR/SIP yang masih berlaku.
c. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi

B.PPIH ARAB SAUDI BIDANG KESEHATAN :


1. Dokter/Dokter Gigi :
a. Memiliki STR/SIP yang masih berlaku.
b. Khusus Dokter Umum : Memiliki Sertifikat kegawat daruratan medik (ATLS, ACLS, ATCLS, ALS,
GELS).
c. Khusus Dokter Umum, diutamakan bekerja di Unit IGD, ICU,ICCU
d. Dokter Gigi, diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
e. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi

2. Dokter Spesialis :
a. Memiliki STR/SIP yang masih berlaku.
b. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Paru, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis
Saraf, Spesialis Kedokteran Jiwa, Spesialis Bedah dan Spesialis Anestesi.
c. Diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Kesehatan.
d. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi
TAMBAHAN KETENTUAN YANG PERLU
DIPERSIAPKAN PARA PEMINAT

1. Diutamakan BUKAN PEROKOK


2. Penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa
Arab
3. Memiliki kartu JKN/BPJS-Kesehatan.
4. Tambahan materi Tes Potensi
5. Memperkuat Uji Kompetensi Teknis.
RENCANA PETUGAS HAJI
Seleksi
Administrasi
Calon
Petugas
Seleksi Petuga
Haji Psikometri s Haji
Seleksi
Kompetensi

N PETUGAS JUMLAH
O
1 KLOTER (TPHI, 2.420
TPIHI, TKHI)
2 NON KLOTER 1.576
3 TENAGA MUSIMAN 750
PENUTUP

Tantangan pelayanan kesehatan calon haji :


1. Terjadi peningkatan jumlah calon jemaah haji risiko
tinggi
2. Beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial
budaya
3. Kondisi fisik yang kurang baik
4. Kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda secara
dengan kondisi di tanah air, perbedaan musim (panas,
dingin), kelembaban udara rendah
5. Perbedaan lingkungan sosial budaya
6. Keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji
7. Kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di
Arafah maupun melontar jumrah di Mina.
PEMBINAAN CALON JEMAAH
HAJI

1. Sebelum berangkat, jamaah dianjurkan untuk melakukan aktivitas olahraga rutin.


2. Jaga agar tidak terlalu lelah jelang hari keberangkatan ke Tanah Suci.
3. Menyusun rencana waktu dan pelasanaan ibadah di Tanah Suci dgn kondisi fisik
4. Mengenal proses perjalanan ibadah haji selama di Arab Saudi
5. Selama di tanah suci, memilih ibadah sunah sesuai kemampuan.
6. Pakai masker standar
7. Kebugaran fisik dipertahankan di Tanah Suci dengan mengkonsumsi cukup makan dan
juga cukup istirahat.
8. Menjaga kamar tidur agar tetap lapang dan tidak berdesak-desakan, baik oleh orang atau
barang. Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup dapat mengurangi kuman-kuman
penyakit yang ada di kamar.
9. Jangan makan makanan yang tidak sehat
10. Mengenali letak pos pelayanan kesehatan haji Indonesia dan juga mencatat nomor
telepon yang bisa dihubungi.
PERMASALAHAN KESEHATAN
HAJI dan UMROH
1. Buku Kesehatan Jemaah Haji belum sesuai dengan
kondisi kesehatan jemaah di Arab Saudi .
2. Pembinaan kesehatan jemaah haji di daerah belum
maksimal.
3. Vaksinasi Influenza & Pneumonia Belum Menjadi
Keharusan
4. Belum tersedianya katering khusus jemaah sakit di
Arab Saudi
5. Ruang pelayanan kesehatan belum tersedia di kloter
dan sektor di Arab Saudi

10
WASSALAMUALAIKUM WR.WB.

46

Anda mungkin juga menyukai