Anda di halaman 1dari 12

TEORI LEININGER

Bebygia Carolina
Disusun oleh : Kelompok 2 Nadya Ima
Aan Nani Kharisma Dewi Mustika
Ana Nurjanah Kania Suhri
Ari Pratama Muhammad Yesti Narulita
Hizatullah Andi Rusmana
Konsep Teori Leininger
Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah
perawatan yang selaras dengan individu atau kelompok budaya
kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an
diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang,
yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan
praktek. Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila
tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan
care dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur
sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi, sistem
sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-
faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini
berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah
etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur
sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan,
pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang
merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial
(Leininger dan MC Farland 2002).
Beberapa inti dari model teorinya :
Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang
memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-
nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan
dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat
kesejahteraanya.
Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya
variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan
dukungan.
Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan
Hubungan Model dan Paradigma Keperawatan
Manusia
Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.
Kesehatan
didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan
kemampuan individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan
budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.
Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan
interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan
Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan
manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan,
menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok untuk
memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu
menghadapi rintangan dan kematian.
Kelebihan dan Kekurangan Teori
Transcultural dari Leininger
1. Kelebihan
Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang
berbeda.
Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan .
2. Kelemahan
Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri
dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam
konseptual model lainnya.
Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori
lainnya.
Aplikasi Teori Leininger dalam Keperawatan
Komunitas
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klg sesuai dengan latar
belakang
budayanya. ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klg.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991)
Pengkajian Transkultural dalam Keluarga mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and
Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise
Model" yaitu; Faktor teknologi (tecnological factors), Faktor agama dan
falsafah hidup (religious and philosophical factors), Faktor sosial dan
keterikatan keluarga (kinship and social factors), Nilai-nilai budaya dan
gaya hidup (cultural value and life ways), Faktor kebijakan dan
peraturan yang berlaku (political and legal factors), Faktor ekonomi
(economical factors), Faktor pendidikan (educational factors)
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural
(Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki
klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.

Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap
keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan
atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

Anda mungkin juga menyukai