Anda di halaman 1dari 52

DIABETES MELITUS TIPE II

HIPERTENSI GRADE II

Dipresentasikan Oleh:
Asep Darussalam
Rossy Iftah Nurdiyana

Pembimbing:
dr. Primahati Riana Rosy, Sp. PD

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD CIAMIS
TAHUN 2017
Identitas Pasien

Nama : Tn. I
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bojong Sari, Cijeungjing, Ciamis
Suku/Bangsa : Sunda
No CM : 189-410
Tgl masuk RS : 03 Oktober 2017
Tgl keluar RS : 08 Oktober 2017
Anamnesa

Keluhan Utama:

Kaki kesemutan

MASUK IGD RSUD CIAMIS 03 Oktober 2017, jam 18.30 wib


Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke IGD RSUD Ciamis rujukan dari klinik keluarga


dengan keluhan kaki sering kesemutan sejak 1 hari yang lalu dengan
gula darah sewaktu 600 mg/dl

Os sebelumnya menderita penyakit DM 7 tahun terkontrol namun


os sering lupa minum obat. Os kadang sering merasa lemas, cepat
merasa lapar dan merasa sering haus, os juga mengeluh sering buang air
kecil pada malam hari. Bisa > 4x dalam semalam. BAB mencret (-) tidak
ada keluhan, mual muntah (-) demam (-) nyeri kepala (-) berat badan
turun (+).
Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat Hipertensi (+)


Riwayat DM tipe2 (+)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga ayah os menderita DM


Riwayat Pengobatan :
Pasien rutin berobat DM sejak 7 th yll, pasien minum
obat Metformin dan Glimepirid
Pasien rutin berobat Hipertensi

Riwayat Alergi:
Os tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan
atau obat

Riwayat habituasi:
- Sering makan berminyak dan santan
- Sering makan makanan manis dan asin
- Jarang berolahraga
Penilaian awal IGD RSUD Ciamis:

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital
Tekanan darah: 161/102 mmHg
Nadi: 86 x/m regular
Respirasi: 20 x/m
Suhu: tidak diukur
Status generalisata

Kepala : normocephali

Mata : conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-


pupil bulat, isokor

Hidung : pernafasan cuping hidung (-)


mukosa hiperemis (-)
sekret (-)

Mulut : sianosis (-)


perdarahan gusi (-)
lidah kotor (-)
Telinga : otorea (-)
Leher : jvp : jvp (-)
kgb : pembesaran kgb (-)
tiroid : pembesaran tiroid (-)
Thorax : inspeksi : normochest, b/g simetris
palpasi : krepitasi (-)
perkusi : sonor kedua lapang paru
auskultasi : vbs ki = ka, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Jantung : inspeksi : tidak tampak iktus kordis
palpasi : tidak teraba iktus kordis
perkusi : batas kanan atas : ics ll, parasternal dex
batas kanan bawah : ics IV, parasternal dex
batas kiri atas : ics II, parasternal sin
batas kiri bawah : ics V, mid clavikula
auskultasi : bunyi jantung s1, s2 murni, regular gallop (-),
murmur (-)
Abdomen : inspeksi : simetris, datar, benjolan(-).
auskultasi : bising usus (+) normal
palpasi : Soepel, BU (+) NT(-)
perkusi : timpani (+)

Ekstremitas anterior :
look : deformitas (-), oedem (-/-),

feel : krepitasi (-)


move : crt < 2 detik, nyeri sumbu(-)
posterior :
look : deformitas (-), oedem (-/-)
feel : krepitasi (-)
move : crt < 2 detik, nyeri sumbu(-)
IGD RSUD Ciamis, jam 19.05 wib

Th / - IVFD RL 20 tpm
- Metformin 3 x 500 mg
- Glimepiride 1 mg 0-0-1
- Amlodipine 5 mg 1 x 1

Anjuran pemeriksaan : Cek Lab


- Hematologi (Hb,Ht, Leukosit, Tromobit)
- Kimia Darah ( GDS)

Th / - IVFD RL 20 tpm
Konsul dokter
- inj Insuline 20 IU sliding scale
Setyo Sp.pd
( mulai besok Novomix 2 x 12 IU sebelum makan )
GDS: 713
- Amlodipine 5 mg 1 x 1

4 oktober 2017, alih ruang perawatan (kenanga)


Hasil lab 03 oktober 2017
Follow up Ranap Kenanga
Rabu 04 Oktober 2017, hari-1

Td: 160/90 mmHg Th/: - IVFD RL 20 /tpm


- inj Novomix 2 x 12 IU
N : 82x/m
- Amlodipine 5 mg 1x1
R : 20x/m - Osteocal 1-0-0
S : 36,7 C - Sohobion 0-1-0

S/: Lemas, tangan dan kaki kesemutan

O/: DBN

A/ Diabetes melitus tipe II


Hipertensi grade II
Follow up Ranap Kenanga
Kamis 05 Oktober 2017, hari-2

Td: 140/100 mmHg Th/: - IVFD RL 20 /tpm


- inj Novomix 2 x 12 IU
N : 86x/m
- Amlodipine 5 mg 1x1
R : 20x/m - Osteocal 1-0-0
S : 36,6 C - Sohobion 0-1-0

S/: Tangan dan kaki kesemutan, ngilu di kedua


kaki

O/: DBN

A/ Diabetes melitus tipe II


Hipertensi grade II
Follow up Ranap Kenanga
Jumat 06 Oktober 2017, hari-3

Td: 140/90 mmHg Th/: - IVFD RL 20 /tpm


- inj Novomix 2 x 12 IU
N : 80x/m
- Amlodipine 5 mg 1x1
R : 20x/m - Osteocal 1-0-0
S : 36,7 C - Sohobion 0-1-0
Pemeriksaan lab :
- LED
S/: Tangan dan kaki kesemutan, ngilu di kedua - GDS
kaki - Ureum
- Kreatinin

O/: DBN

A/ Diabetes melitus tipe II


Hipertensi grade II
Hasil lab 06 oktober 2017
Follow up Ranap Kenanga
Sabtu 07 Oktober 2017, hari-4

Td: 130/90 mmHg Th/: - IVFD RL 20 /tpm


- inj Novomix 2 x 12 IU
N : 87x/m
- Amlodipine 5 mg 1x1
R : 20x/m - Osteocal 1-0-0
S : 36,7 C - Sohobion 0-1-0
Pemeriksaan lab :
GD2PP
S/: Tangan dan kaki kesemutan (-), ngilu di
kedua kaki (-).

O/: DBN

A/ Diabetes melitus tipe II


Hipertensi grade II
Hasil lab 07 oktober 2017
Tgl. 8 Oktober 2017 Pulang.
DIAGNOSIS

- Diabetes Melitus
tipe II
- Hipertensi grade II
Dokumentasi pasien
Pembahasan kasus

1. Mengapa Os Didiagnosis Diabetes Melitus?


2. Apa Yang Dimaksud Dengan Diabetes Melitus?
3. Klasifikasi Dari Diabetes Melitus?
4. Penyebab Os Mengalami Diabetes Melitus?
5. Epidemiologi Dari Diabetes Melitus?
6. Komplikasi Dari Diabetes Melitus?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Pada Kasus Ini ?
8. Bagaimana Prognosis Penyakit Ini?
Mengapa Os didiagnosis?

Os sebelumnya menderita penyakit DM


terkontrol namun os sering lupa minum obat. Os
Anamnesa kadang sering merasa lemas, cepat merasa lapar
dan merasa sering haus, os juga mengeluh
sering buang air kecil pada malam hari. Bisa >
4x dalam semalam

Pemeriksaan Tidak ada kelainan


fisik

Laboratorium GDS : 713 () mg/dl


Definisi Diabetes Melitus

Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau ke
dua-duanya.
Epidemiologi dari diabetes melitus?

Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi


Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang
(Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab
kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan
daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Klasifikasi DM
DM tipe 1 vs DM tipe 2

DM Tipe 1 DM Tipe 2

Onset masa kanak-kanak Pada usia tua, umumnya


dan remaja, > 40 tahun
ada juga pada
masa dewasa < 40 tahun
Keadaan klinis saat Berat Ringan
diagnosis
Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal

Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal

Pengelolaan yang Terapi insulin, diet, Diet, olahraga,


disarankan olahraga hipoglikemik oral
Manifestasi Klinis

Gejala klasik :
Polifagia
Poliuria
Polidipsia
BB menurun
Gejala lain - lain :
Luka tak sembuh
Lemah badan
Mata kabur
kesemutan
Penyebab mengalami diabetes melitus?
Patofisiologi diabetes melitus?

Sel pancreas rusak /


terganggu

Glukagon Defisiensi insulin

hiperglikemia Viskositas darah Mengganggu


metabolisme
protein dan lemak
glukosuria
Darah lambat
bergerak
Penurunan berat badan
Diuretik osmotik
Darah yg kembali
ke jantung Jumlah simpanan
poliuria kalori

dehidrasi Darah perifer


polifagia

polidipsi kesemutan
Komplikasi
Komplikasi

Komplikasi akut Komplikasi kronis

Hiperglikemi
Mikrovaskular Makrovaskular
Hipoglikemi

KAD
Retinopati Penyakit
jantung
SHH
Nefropati

Neuropati
Penyakit
pembuluh
darah perifer
Penatalaksaan DM
Penatalaksanaan
4 Pilar pengelolaan DM
1. Diet
2. Latihan jasmani
3. Edukasi
4. Medikamentosa

A. OHO (Obat Hypoglicemic Oral)


Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue):
sulfonilurea dan glinid
tiazolidindion
Biguanid : metformin
Penghambat absorbsi glukosa: penghambat
glukosidase alfa
DPP-IV inhibitor
B. SUNTIKAN
Insulin
Indikasi OHO

1. Diabetes melitus Tipe 2


2. Usia > 40 tahun
3. Berat badan normal / gemuk
4. Mnderita DM <5 thn
5. Belum pernah mendapat insulin atau pernah tapi < 40 IU
Pemicu Sekresi Insulin
Sulfonilurea
1st generation : Acetohexamide
Chlorpropamide
Tolbutamide
Tolazamide
2nd generation : Glimepiride
Glipizide
Gliclazide
Glyburide

Pengobatan lini pertama pada pasien dengan BB normal atau BB turun.


Cara kerja : stimulasi receptor pada sel dengan cara menutup kalium
chanel dan membuka calsium chanel insulin release meningkat
plasenta mengosongkan insulin pada pankreas janin
Glimepiride
Dapat menembus
Efek samping : hipoglikemia, penambahan BB, reaksi kulit, dan keluhan pada
perut.
Glinid
Terdiri atas 2 macam obat :
Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin).

Cara kerja : sama dengan gol. Sulfonilurea.


diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara
cepat melalui hati.
Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial.
Peningkatan sensitivitas terhadap insulin
Tiazolidindion (pioglitazon) berikatan pada Peroxisome Proliferator
Activated Receptor Gamma (PPAR-g), suatu reseptor inti di sel otot dan sel
lemak.
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa di perifer.

Tiazolidin dikontraindikasikan pada pasien gagal jantung kelas I-IV karena


dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada gangguan fungsin
hati. Pada pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan
pemantaun fungsi hati secara berkala.
Biguanid
Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), di samping itu juga memperbaiki ambilan
glukosa perifer.
Menambah sensitifitas terhadap insulin
Metformin dapat memberikan efek samping mual. Untuk
mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah
makan.
Penghambat glukosidase Alfa (Acarbose)

Obat ini bekerja dengan mengurangi absorbsi glukosa di


usus halus.
sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah
sesudah makan. Acarbose tidak menimbulkan efek samping
hipoglikemia.
Dipeptidyl peptidase 4 inhibitors

. Sitagliptin
Causes increased Incretin
levels . linagliptin
Insuli basal
Timbul hiperglikemia
pada keadaan puasa
insulin

Insulin prandial Insulin yg digunakan


adalah insulin kerja
sedang atau panjang
Timbul
hiperglikemia
setelah makan

Kombinasi :
1. Subkutan 1 kali insulin basal + 2 kali insulin
Insulin yg digunakan prandial atau 1 kali insulin basal + 1 kali prandial
adalah insulin kerja 2. Isulin basal dapat dikombinasikan dengan OHO
cepat atau pendek untuk menurunkan gula darah prandial
Indikasi Insulin
DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta
tidak ada atau hampir tidak ada.
Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis
lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke.
DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet
saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
Ketoasidosis diabetik.
Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara
bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa
darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin.
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
Jenis-jenis insulin
Tempat
Tempat penyuntikan insulin
penyuntikan
PENCEGAHAN

Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan
kepada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni
mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk
mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa.

Program penurunan berat badan, diet sehat, latihan


jasmani, berhenti merokok.
Pencegahan sekunder:
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau
menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah
menderita DM.
pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi
dini penyulit sejak awal pengelolaan penyakit DM.

Pencegahan tersier
Ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya
kecacatan lebih lanjut.
Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat
dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.
Prognosis

Diabetes tipe 1
Banyak orang dengan diabetes tipe 1 memiliki kesehatan yang baik namun ada
peningkatan risiko gangguan penglihatan yang parah, penyakit ginjal stadium
akhir, penyakit kardiovaskular dan, dalam beberapa kasus, kematian dini.
Mengontrol glukosa darah, lipid, tekanan darah dan berat adalah faktor
prognostik yang penting.

Diabetes tipe 2
75% penderita diabetes tipe 2 akan meninggal karena penyakit jantung dan
15% stroke.
Tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat hingga lima kali
lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan orang yang tidak menderita
diabetes.
Untuk setiap kenaikan 1 juta di tingkat HbA1c, risiko kematian akibat diabetes
terkait meningkat 21%.

Anda mungkin juga menyukai