7&10.kromatografi 2, Gass
7&10.kromatografi 2, Gass
Si
KROMATOGRAFI GAS
OUTLINE KROMATOGRAFI GAS
Pendahuluan kromatografi gas
Prinsip dasar kromatografi gas
Fase diam dan fase gerak
Instrumentasi dan fungsi-fungsi
Aplikasi
KROMATOGRAFI GAS
Teknik kromatografi GC diperkenalkan pertama kali oleh
Martin dan Synge (1952).
Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk
keperluan pemisahan, identifikasi dan kuantifikasi
senyawa.
Teknik kromatografi GC secara umum biasanya digunakan
untuk senyawa yang mudah menguap baik senyawa
organik maupun anorganik.
Pemisahan terjadi akibat partisi komponen bersangkutan
pada fs.gerak dan fs.diam yang terdapat di dalam kolom.
Setiap komponen akan bergerak melalui kolom dengan
kecepatan berbeda-beda dalam membentuk pita-pita
kromatografi.
Sampel berupa cairan disuntikkakan pada lubang
injeksi kemudian sampel akan diuapkan pada
pengaturan suhu, kemudian gas pengangkut
(fs.gerak) akan membawa cuplikan ke dalam kolom
(tanpa bereaksi), kemudian pelarut dalam kolom
akan memisahkan komponen dari cuplikan dan
dideteksi oleh detektor dan sinyal dalam bentuk
puncak
Fasa diam : padatan penyangga berupa material
dengan ukuran butiran seragam, berpori, luas
permukaan besar, inert, non volatil yang stabil
terhadap panas, tidak mudah bereaksi, mempunyai
harga K stabil sehingga tidak berubah sepanjang
kolom.
Fasa gerak : gas yang bersifat inert sehingga hanya
berfungsi sebagai pembawa (biasanya menggunakan
helium, argon, nitrogen, hidrogen, dll).
Kelebihan dan Kekurangan GC
Kelebihan :
1. Daya pisah tinggi
2. Sensitif (tingkat nanogram dan pikogram)
3. Akurasi dan reproduksibilitas tinggi
4. Waktu analisis pendek
Kekurangan :
1. Hanya untuk zat-zat yang mudah menguap
2.Untuk zat yang stabil terhadap perubahan suhu
Tujuan : identifikasi suatu komponen atau
Aspek lebih dari satu cuplikan sampel.
Cara : membandingkan data retensi dari
Kualitatif sampel dengan data retensi dari standar.
Mr (molekul relatif)
Semakin kecil ukuran sebuah komponen dan semakin kecil nilai massa
molekul relatifnya maka sebuah komponen akan lebih cepat bergerak dan
keluar dari kolom.
Kepolaran Fs.diam
Jika fasa diam non polar maka komponen yang akan terelusi lebih cepat
adalah komponen yang polar, karena ikatan dengan fasa diamnya relatif
lebih lemah.
Panjang Kolom
Jika semakin panjang kolom maka Tr akan menjadi lambat karena jarak
yang harus ditempuh oleh senyawa cenderung lebih jauh.
T kolom
Apabila T kolom terlalu rendah daripada TD larutan, maka tidak akan
timbul puncak karena kalor tidak mampu untuk menguapakan senyawa.
APLIKASI
ANALISIS KUALITATIF
Tujuan :
untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar komponen
organik dengan menggunakan kromatografi gas.
W W1/ 2
Langkah-langkah :
Nilai N di tentukan pada setiap komponen.
Berati diketahui sampel berjumlah ada 4 jenis, maka nilai N yang
didapatkan sejumlah 4 jenis.
Kemudian lakukan rata-rata nilai pada 4 jenis komponen tersebut.
Lanjutan.
Tentukan Luas Kromatogram Standar (1:1:1:1)
Lt1 = La + Lb + Lc + Ld + .
Tentukan Luas Kromatogram Cuplikan (a:b:c:d)
Lt2 = L1 + L2 + L3 + L4 + .
Perhitungan komposisi sampel
Lakukan perbandingan berdasarkan nilai luas kromatogram
(L1/Lt2) (L2/Lt2) (L3/Lt2) (L4/Lt2)
: : :
(La/Lt1) (Lb/Lt1) (Lc/Lt1) (Ld/Lt1)
APLIKASI
ANALISIS KUANTITATIF
Larutan dianalisis
dengan kondisi yang Ada nilai faktor respon
sama saat menganalisis (F) rasio luas
sampel
Standarisasi Eksternal
Dimana,
Wc dan Wa = berat komponen hexanol dan pentanol
Ac dan Aa = luas puncak hexanol dan pentanol
Mr c dan Mr a = Massa atom relatif hexanol (102) dan pentanol (88)
F = faktor respon
Perhitungan :
Retensi
Efisiensi Kolom
Selektivitas Fase Diam dalam Kolom
Resolusi (Daya Pisah)
Kapasitas Cuplikan
Gambar Kromatografi Gas
Cara Penggunaan Kromatografi Gas
1. Sampel diinjeksikan ke injektor yang suhunya telah
diatur.
2. Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh
aliran gas pembawa menuju kolom.
3. Sehingga komponen akan terabsorbsi oleh fase
diam sampai terjadi pemisahan.
4. Komponen yang terpisah menuju detektor akan
menghasilkan sinyal listrik yang besarnya
proporsional.
5. Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.
6. Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa
puncak.
PROSES KROMATOGRAFI
Gas pembawa
Pengatur aliran dan tekanan
Tempat injeksi cuplikan
Kolom
Detektor
Pencatat
Lanjutan
Gas pembawa, dengan tekanan tertentu dialirkan secara
konstan melalui kolom yang berisi fase diam.
Sistem injeksi (gerbang injeksi), digunakan untuk
memasukkan sampel ke dalam kolom dengan alat penyuntik
(syringe) melalui gerbang injeksi yang suhunya cukup tinggi.
Dengan demikian, sampel akan teruapkan dan selanjutnya di
bawa ke dalam kolom oleh gas pembawa.
Kolom, terjadi pemisahan komponen-komponen pada sampel.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan distribusi/partisi dari
maisng-masing komponen tersebut.
Oven, digunakan untuk pengaturan suhu. Pada teknik
kromatografi GC, suhu merupakan parameter utama yang harus
diatur dengan baik.
Detektor, mendeteksi komponen-komponen yang telah
dipisahkan di dalam kolom.
ASPEK-ASPEK PERCOBAAN GC
Gas Pembawa (Pengemban)
Sistem Pengambilan Sampel
Jenis-jenis Detektor : - Konduktivitas Termal
- Pengionan Nyala
Karakteristik Detektor : Detektor Integral
Detektor Diferensial
Kepekaan
Stabilitas
Kelinieran
Keserbagunaan
Waktu Respons
Kolom : - Kolom Isian
- Kolom Kapiler
Gas Pembawa
Gas yang telah digunakan dalam GC : Hidrogen, helium,
nitrogen, argon, karbon dioksida.
Gas pembawa yang cocok bergantung pada karakteristik
detektor tersebut.
Gas hidrogen dan helium digunakan pada detektor
kinduktivitas termal sedangkan nitrogen digunakan pada
detektor pengionan nyala.
Gas Pembawa Detektor
H2 TCD, FID
He TCD, FID
N2 FID, ECD
Ar FID
Ar + CH4 ECD
Sampel-sampel cair : diinjeksikan melalui suatu karet
septum dengan memakai suntikan syringe.
Sampel-sampel gas : diinjeksikan atau dimasukkan
dengan memakai bermacam-macam alat pengambilan
sampel gas (gas tight syringe).
Kolom Kapiler
- Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari kaca atau
bahan lainnya seperti baja tahan karat.
- Hanya dapat menangani sampel-sampel yang sangat kecil,
dan penggunaannya secara luas menunggu pengembangan
detektor yang sangat sensitif.
Kolom Isian
Fasa stasioner dalam GC adalah cairan, tetapi cairan itu
tidak boleh dibiarkan bergerak-gerak di dalam tabung.
Cairan tersebut harus diimobilisasi, biasanya dalam bentuk
suatu lapisan tipis dengan luas permukaan besar. Ini paling
lazim dilakukan dengan mengimpregnasi suatu bahan
padat dengan fase cair kolom diisi.
T kolom terprogram T di kontrol kenaikannya untuk
setiap menit selama proses pemisahan dengan
kenaikan 10oC/menit.
T injektor dibuat lebih tinggi dari T kolom
T detektor dibuat lebih tinggi dari suhu injektor
Detektor Integral
Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari jumlah
total bahan yang dielusi yang telah melewatinya sampai
waktu itu.
Detektor Diferensial
Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri dari
puncak- puncak dan bukan langkah-langkah.
VoR = . VR
Pada praktiknya aliran gas pembawa diukur di luar kolom yang suhunya tidak
sama dengan suhu kolom, sehingga harus dikonversikan : Fc = Fc . Tc / TR
Untuk KGC :
VoR = VoG + K. VL
Dimana ,
VoR = . TR. Fc TR = VoR / .Fc
TR = VoG + K. VL / .Fc
= K2 / K1 = TR2 / TR1
VR TR K K
K = Jumlah total mol X fs.diam/Jumlah total mol X pada fs.gerak
Untuk KGC :
K = VL . K / VG
Hubungan K dengan TR :