Anda di halaman 1dari 11

BENTUK DAN KEPOLARAN MOLEKUL

Molekul Nonpolar dan Molekul Polar


Pembagian molekul-molekul berdasarkan kepolarannya diberikan pada Gambar 1.

Gambar l Pembagian Molekul-Molekul Berdasarkan Kepolarannya


Suatu molekul dapat bersifat nonpolar atau polar. Suatu molekul bersifat nonpolar apabila:
(1) tersusun atas atom-atom yang sama seperti P 4, S8, dan C60 (fulerena) dengan ikatan-ikatan
yang ada merupakan ikatan kovalen nonpolar, atau (2) tersusun atas atom-atom yang berbeda
dengan ikatan-ikatan yang ada merupakan ikatan kovalen polar, namun karena bentuknya maka
ia bersifat non-polar seperti molekul-molekul CO 2, CH4 PCl5, dan SF6. Suatu molekul bersifat
polar apabila tersusun atas atom-atom yang berbeda dan bentuknya tidak menyebabkan ia
bersifat nonpolar seperti H2O dan NH3. Suatu molekul yang tersusun atas atom-atom yang sama
dapat juga bersifat polar, misalnya ozon (O3).

Gambar 2 Molekul P4, S8, dan C60 (fulerena)


Kepolaran suatu molekul ditentukan oleh harga momen dipolnya (). Suatu molekul
bersifat polar bila > 0 atau 0 dan nonpolar bila = 0. Adanya perbedaan keelektronegatifan
antara dua atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang lebih elektropositif
kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan
elektron. Akibatnya pada atom yang lebih elektropositif terjadi muatan parsial positif (+),
sedangkan pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial negatif (-), seperti yang
terdapat pada molekul HF.

Adanya perbedaan muatan parsial ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya
dari atom dengan muatan parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom
yang lebih elektropositif ke atom yang lebih elektronegatif. Arah momen ikatan ditunjukkan
dengan tanda . Tanda ini menunjukkan ke atom mana pasangan elektron ikatan kovalen atau
rapatan elektron ikatan kovalen lebih tertarik.
Momen ikatan timbul bila ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom merupakan ikatan
kovalen polar. Ikatan kovalen polar terjadi antara dua atom yang memiliki keelektronegatifan
berbeda. Dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda ini dapatberupa atom yang sama
seperti atom H dan atom F dalam HF, atau atom-atom yang sama seperti atom-atom C pada 1kloropropuna.

Garabat 3. 1-kloropropuna
Tiga atom karbon pada 1-kloropropuna memiliki keelektronegatifan yang berbeda, karena
jenis orbital-orbital hibrida yang digunakan oleh atom-atom tersebut dalam membentuk ikatanikatan kovalen berbeda. Di samping itu, perbedaan kelektronegatifan atom-atom karbon dapat
berbeda karena jenis atom yang diikatnya berbeda. Dalam membentuk ikatan-ikatan kovalen,
atom C(kiri) dan atom C(tengah) menggunakan orbital hibrida sp, sedangkan atom C (kanan)
menggunakan orbital hibrida sp3. Atom C(sp) memiliki karakter s sebesar 50%, sedangkan atom
C(sp3) memiliki karakter s sebesar 25%. Keelektronegatifan atom C bertambah dengan
bertambahnya karakter s dalam orbital hibridanya sehingga keelektronegatifan atom C(sp) >
C(sp3). Keelektronegatifan atom C juga bertambah apabila ia mengikat atom yang lebih
elektronegatif. Atom C(kiri) mengikat atom Cl yang memiliki keelektronegatifan tinggi,
sedangkan atom C(tengah) mengikat atom C(kanan) yang kelektronegatifannya lebih rendah dari
keelektronegatifan atom Cl. Oleh karena itu, pada 1-kloropropuna keelektronegatifan atom
C(kiri) > C(tengah) > C(kanan) sehingga arah momen-momen ikatan yang terjadi adalah dari
atom C(kanan) ke atom C(tengah) dan dari atom C(tengah) ke atom C(kiri).
Pada molekul yang memiliki pasangan elektron bebas, selain momen ikatan di dalamnya
juga terdapat momen pasangan elektron bebas (momen PEB) yang arahnya menuju ke pasangan
elektron bebas. Jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas
dalam suatu molekul disebut dengan momen dipol. Molekul yang tersusun atas atom-atom
yang sama seperti H2, N2, P4, S8, dan fulerena, dengan ikatan-ikatan yang ada merupakan ikatan
kovalen nonpolar adalah tidak memiliki momen ikatan dan momen dipol, sehingga bersifat
nonpolar. Pada molekul NH3, atom N lebih elektronegatif daripada atom H sehingga pasangan
elektron ikatan N-H lebih tertarik ke atom N. Arah momen ikatan N-H adalah dari atom H
menuju ke atom N. Pada H2O atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga pasangan
elektron ikatan O-H lebih tertarik ke atom O. Arah momen ikatan adalah dari atom H menuju ke
atom O. Momen pasangan elektron bebas (PEB) arahnya dari atom O menuju ke PEB. Momen
3

dipole H2O merupakan jumlah vektor dari dua momen ikatan H-O dan 2 momen PEB yang
arahnya ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Jumlah Vektor 2 Momen Ikatan HO dan 2 Momen PEB pada H20
Menghasilkan Momen Dipol beserta Arahnya
Pada molekul H2O jumlah vektor dari momen ikatan OH dan momen PEB lebih besar
daripada nol sehingga momen dipolnya lebih besar daripada nol dan H 2O bersifat polar. Arah
momen dipol adalah dari pusat muatan positif ke pusat muatan negatif. Pada H 2O pusat muatan
positif terletak di tengah jarak antara dua atom H, sedangkan pusat muatan negatif terletak pada
atom O.
Ukuran kepolaran molekul dinyatakan dengan momen dipol () dengan satuan Debye (D)
atau Coulombmeter (Cm) dengan 1D=3,336 x 10 30 Cm. Momen dipol sering kali dinyatakan
dalam satuan Debye (D) dibandingkan satuan Coulombmeter (Cm). Harga momen dipol
beberapa senyawa diberikan pada Tabel 1.

Tabel 1.
Bentuk dan Momen Dipol Beberapa Molekul

Makin besar harga momen dipol suatu senyawa maka kepolarannya juga semakin tinggi.
Molekul HF lebih polar daripada HCl, karena momen dipol HF lebih tinggi daripada momen
dipol HCl.
Meskipun tersusun atas atom-atom yang sama akan tetapi Ozon (O 3) merupakan molekul
polar dengan momen dipol, = 0,58 D. Ozon memiliki dua struktur kanonis seperti diberikan
pada Gambar 5.

Gambar 5 Dua Struktur Kanonis dari Ozon


Pada pembentukan ikatan kovalen, atom oksigen jembatan atau atom pusat menggunakan
orbital hibrida sp2 dengan karakter s sebesar 33,3%. Untuk struktur kanonis I, pada pembentukan
ikatan kovalen atom oksigen terminal kiri menggunakan orbital hibrida sp3 dengan karakter s
sebesar 25%, sedangkan untuk struktur kanonis II menggunakan orbital hibrida sp2 dengan
karakter s sebesar 33,3%. Dengan demikian karakter s orbital hibrida atom oksigen terminal kiri
yang digunakan untuk membentuk ikatan kovalen adalah 29,1%. Karakter s orbital hibrida atom
oksigen kanan yang digunakan dalam membentuk ikatan kovalen juga sebesar 29,1%. Oleh
5

karena itu keelektronegatifan atom O(pusat) > O(kiri) = O(kanan), sehingga terdapat dua momen
ikatan yang arahnya dari atom O(terminal) ke atom O (pusat). Ozon berbentuk huruf V dan
jumlah vektor dua momen ikatan tersebut tidak sama dengan nol sehingga ozon bersifat polar.

Gambar 6 Arah Momen Dipol pada Ozon


Pusat muatan positif pada ozon terletak di antara dua atom oksigen terminal kiri dan kanan;
pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen (pusat) seperti ditunjukkan pada Gambar
Harga momen dipol suatu senyawa diperoleh berdasarkan hasil eksperimen. Dengan
mengetahui harga momen dipol suatu senyawa, maka besarnya muatan parsial pada molekul
tersebut dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan = q x d dengan q adalah besarnya
muatan parsial dalam satuan Coulomb (C) dan d adalah jarak antara pusat muatan positif dan
pusat muatan negatif dalam satuan meter (m), contohnya molekul HE Momen dipol HF adalah
1,78 D dan panjang ikatan H-F adalah 91,7 pm.

Jadi besarnya muatan parsial pada HF adalah 6,48 x 10"20 C.


Momen Dipol dan Karakter Ionik
Harga momen dipol suatu senyawa polar dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya
karakter ionik pada senyawa tersebut. Pada molekul HF bila ikatannya dianggap 100% ionik,
maka muatan pada ion H+ dan ion F' adalah sebesar 1,6 x 10"19 C. Harga momen dipolnya
adalah:

adalah

momen dipol HF berdasarkan

data eksperimen

(lihat Tabel 11.2) Jadi karakter

ionik HF adalah

40,05 %.

Pengaruh Arah

Momen PEB dan Momen

Ikatan

terhadap Kepolaran

Molekul
Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul dapat
ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH3 dan NF3. Kedua molekul tersebut
merupakan molekul polar dengan arah momen ikatan dan momen PEB ditunjukkan pada Gambar
7.

Gambar 7 Arah momen ikatan dan momen PEB padaNH3danNF3


Pada NH3 momen tiga ikatan H-N dan momen PEB searah, sedangkan pada NF 3 momen
tiga ikatan N-F dan momen PEB arahnya berlawanan sehingga momen dipol NH 3 lebih besar
daripada momen dipol NF3 akibatnya kepolaran NH3 lebih tinggi daripada kepolaran NF3.
Penentuan Kepolaran Molekul Hanya Berdasarkan Momen-Momen Ikatan
Meskipun memiliki ikatan kovalen polar, tetapi molekul BeCl 2, BF3, PC15, dan SF6
merupakan molekul-molekul nonpolar karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah vektor
dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebasnya sama dengan nol. Secara sederhana,
dalam menentukan polar atau tidaknya suatu molekul cukup hanya dengan menjumlahkan secara
vektor momen-momen ikatan yang ada tanpa harus memperhatikan adanya momen-momen
pasangan elektron bebas. Bila jumlah vektor momen-momen ikatan yang ada lebih besar dari
nol, maka molekul yang bersangkutan bersifat polar, sebaliknya bila jumlah vektor momenmomen ikatan yang ada sama dengan nol maka molekul yang bersangkutan bersifat nonpolar.
7

Pada H2O dan NH3 dengan menjumlahkan secara vektor momen-momen ikatan yang ada akan
diperoleh harga > 0 sehingga molekulnya bersifat polar.
Pada CC14 muatan parsial positif terdapat pada atom karbon, sedangkan muatan parsial
negatif pada atom klorin. Arah momen ikatan adalah dari atom C ke atom Cl. Pada Gambar 8
ditunjukkan bahwa jumlah vektor momen dua ikatan C-C1 atas, yaitu momen ikatan 1 dan 2,
menghasilkan resultan yang arahnya ke atas, sedangkan jumlah vector momen dua ikatan C-Cl
bawah,yaitu momen ikatan 3 dan 4, menghasilkan resultan yang arahnya ke bawah. Dua resultan
ini besarnya sama, tetapi berlawanan arah sehingga bila dijumlahkan menghasilkan resultan total
sebesar nol. Momen dipol CC14 adalah nol dan molekul tersebut bersif at nonpolar.

Gambar 8 Jumlah Vektor Momen-Momen Ikatan pada CC14


Dalam molekul nonpolar pusat muatan positif dan pusat muatan negatif berimpit,
sedangkan dalam molekul polar pusat muatan positif dan negatif dipisahkan oleh jarak tertentu.
Dalam buku-buku "General Chemistry", "College Chemistry", atau "Fundamental Chemistry"
molekul nonpolar digambarkan dengan lingkaran yang ditengahnya terdapat tanda yang
menunjukkan bahwa pusat muatan positif dan negatifnya berimpit. Molekul polar digambarkan
dengan ellips dengan tanda positif (+) dan negatif (-) pada tempat yang berbeda, yang
menunjukkan bahwa pusat muatan positif dan pusat muatan negatif dipisahkan oleh jarak
tertentu.

Gambar 9 Gambar (a) Molekul Nonpolar dan (b) Molekul Polar


Pada molekul nonpolar, pusat muatan positif dan pusat muatan negatif terletak di bagian
tengah molekul. Bagian tengah molekul ini dapat terletak di suatu atom, di bagian tengah ikatan
kovalen, atau di antara tiga atau lebih atom. Pada BF 3, CH4, XeF4, PCl5, dan SF6 pusat muatan
8

positif dan negatif terletak di bagian tengah atom-atom pusat yang ada; pada molekul etilena dan
trans-1,2-dikloroetilena pusat muatan positif dan negatif terletak di tengah-tengah ikatan C=C;
pada benzena terletak di bagian tengah cincin benzena.
Pada molekul polar diatomik seperti H-X (X=F, Cl, Br, I) pusat muatan positif terletak
pada atom H, sedangkan pusat muatan negatif pada atom halogen. Pada air pusat muatan positif
terletak di antara dua atom hidrogen, sedangkan pusat muatan negatif terletak pada atom
oksigen, Pada amoniak pusat muatan positif terletak di antara tiga atom hidrogen sedangkan
pusat muatan negatif pada atom nitrogen. Untuk senyawa heterodihalogen seperti CIF dan BrCl,
pusat muatan positif terletak pada atom yang lebih elektropositif sedangkan pusat muatan
negatif pada atom yang lebih elektronegatif.
Isomerisme dan Kepolaran Molekul
Suatu molekul tertentu dapat menunjukkan gejala isomerisme atau keisomeran tertentu.
Molekul demikian akan memiliki beberapa isomer. Isomer-isomer yang mungkin terjadi dalam
suatu molekul dapat memiliki kepolaran yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada
dikloroetilena. Senyawa ini memiliki tiga isomer, yaitu cis-l,2-dikloroetilena, trans-l,2dikloroetilena dan 1,1-dikloroetilena. Cis-l,2-dikloroetilena dan 1,1-dikloroetilena adalah bersifat
polar dengan arah momen ikatan dan besarnya momen dipol seperti ditunjukkan pada Gambar
10.
Trans-l,2-dikloroetilena bersifat nonpolar ( = 0) karena momen-momen ikatan yang ada
saling meniadakan. Perbedaan kepolaran ini menyebabkan perbedaan titik lebur dan titik didih
senyawa. Untuk senyawa-senyawa yang berisomer titik didih dan titik leburnya bertambah
dengan bertambahnya kepolaran molekul. Momen dipol cis-l,2-dikloroetilena > 1,1dikloroetilena > trans-1,2-dikloroetilena sehingga kepolaran cis-l,2-dikloroetilena > 1,1dikloroetilena > trans-l,2-dikloroetilena, akibatnya titik didih dan titik lebur cis-l,2-dikloroetilena
> 1,1-dikloroetilena > trans-l,2-dikloroetilena.
Molekul diklorobenzena memiliki tiga isomer yaitu isomer orto (o~), meta (m-), dan para
(p-) seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Isomer orto dan meta bersifat polar sedangkan isomer
para bersifat nonpolar. Perbedaan sifat fisik seperti titik lebur, titik didih, dan tekanan uap dari
senyawa-senyawa yang berisomer dapat dijelaskan berdasarkan harga momen dipolnya.

Gambar 11.10 Arah Momen-Momen Ikatan dan Momen Dipol


pada 1,1-, cis- dan trans-1,2-Dikloroetilena

Gambar 11.11 Momen Dipol o-, m-, dan p-Diklorobenzena


Rangkuman
Suatu molekul dapat bersifat polar atau nonpolar. Ukuran kepolaran molekul dinyatakan
dengan momen dipol. Momen dipol () merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan
momen pasangan elektron bebas yang terdapat dalam suatu molekul tersebut. Molekul bersifat
polar bila memiliki > 0 atau 0, dan bersifat nonpolar bila memiliki = 0. Molekul nonpolar
dapat tersusun atas atom-atom yang sama. Molekul nonpolar dapat juga tersusun atas atom-atom
yang berbeda. Sifat nonpolar molekul yang tersusun atas atom-atom yang berbeda ini disebabkan
oleh bentuk molekulnya sehingga jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan
10

elektron bebasnya sama dengan nol. Molekul polar selalu tersusun atas atom-atom yang berbeda,
kecuali ozon, dan bentuknya menyebabkan jumlah vektor dari momen ikatan dan momen
pasangan elektron bebasnya tidak sama dengan nol. Karakter ionik dari suatu senyawa dapat
diperkirakan berdasarkan harga momen dipolnya. Untuk seny awa-seny awa yang berisomer titik
didih dan titik leburnya bertambah dengan bertambahnya kepolaran molekul.
Sumber: Effendy. 2010. Teori VSEPR, Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul. Malang: Bayumedia
Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai